11/08/2025
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo merupakan pondok yang berada tepat di dusun Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo bagian timur. Dengan jumlah santri sekarang mencapai puluhan ribu, pesantren ini menjadi salah satu pesantren terbesar di Jawa Timur.
Menurut hikayat, pondok Sukorejo berawal dari hutan belantara yang di dalamnya terdapat beragam binatang buas. Kemudian oleh KHR. Syamsul Arifin digubah dan dibangun menjadi pondok pesantren dengan dibantu oleh putranya KHR. Asad Syamsul Arifin. Sejak tahun 1914, pondok pesantren berkembang bersamaan dengan datangannya santri. Pada tahun yang sama juga ditetapkan sebagai tahun berdirinya pondok pesantren tersebut.
Kiai Syamsul mengajari santri yang ada pada waktu itu. Tidak hanya berperan sebagai pengajar, beliau juga membantu masyarakat ketika butuh pertolongan seperti halnya pengobatan dan hajat. Nah, sejak itu beliau mulai banyak dikenal orang, baik dari kalangan Sukorejo sampai di luar Sukorejo.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Pesantren Sukorejo tidak hanya menjadi pusat belajar, tapi juga sebagai pusat perjuangan kemerdekaan. Para pejuang banyak yang ditampung di pesantren, sekaligus sebagai markas penyusunan strategi melawan penjajah.
Pada tahun 1951, KHR. Syamsul Arifin wafat. Pada waktu itu yang ditetapkan sebagai pengasuh pondok pesantren yaitu KHR. As’ad Syamsul Arifin. Pada saat berganti pengasuh, hari demi hari santri mulai bertambah, sehingga kiai yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional itu sibuk dengan memperbesar tempat buat santri-santrinya.
Proses belajar mengajar baru bisa dilaksanakan melalui sistem sorogan dan bandongan. Setelahnya, mulai dikembangkan sistem klasikal dengan didirikannya beberapa lembaga pendidikan, seperti Madrasah ibtidaiyah, tsnawiyah, aliyah, hingga peguruan tinggi seperti Ma’had 'Aly.
Lahirnya lembaga Ma’had Aly Situbondo didasari oleh kegelisahan kiai Asad Syamsul Arifin. Kemudian kegelisahannya disampaikan di forum lokal. Forum tersebut dilaksanakan di kediaman kiai As’ad sendiri pada tahun 1989 bertepatan dengan pelaksanaan haul KHR. Syamsul Arifin bin Ruham.
Lanjut kolom komentar >>>>>