Perhiasan Duniawi

Perhiasan Duniawi Situs hiburan kreator video � tempat lucu lucuan , video viral, video lucu, video kreatif

Situs Web Hiburan Berita Agama Kreatifitas Musik Lucu lucuan Video Viral Kata Motivasi Inspirasi Kata Mutiara

22/08/2024
🎉 Baru saja menyelesaikan level 3 dan saya sangat bersemangat untuk terus berkembang sebagai kreator di Facebook!
04/08/2024

🎉 Baru saja menyelesaikan level 3 dan saya sangat bersemangat untuk terus berkembang sebagai kreator di Facebook!

25/07/2024

**Belajar Membedakan Murah Hati, Irit, Pelit**

Suatu sore, setelah lelah berkeliling pasar, saya bertemu seorang pedagang tanaman bunga yang sudah tua menawarkan dagangannya dalam perjalanan menuju parkiran mobil.

**Pedagang:** "Neng, beli Neng dagangan Bapak, bibit bunga mawar 5 pot cuma Rp. 25.000 per pot."

Awalnya, saya cuek, tetapi teringat pekarangan kecil di rumah yang kosong. Wah, murah, pikir saya, hanya Rp. 25.000 per pot. Namun, saya berpikir pasti bisa ditawar.

**Saya:** "Ah, mahal banget Pak Rp. 25.000, udah Rp. 10.000 per pot," saya menawar dengan gaya cuek.

**Pedagang:** "Jangan Neng, ini bibit bagus. Bapak jual udah murah, Rp. 15.000 aja gimana Neng, Bapak udah sore mau pulang."

Saya ragu sejenak, memang murah. Di toko, bibit bunga mawar paling tidak Rp. 45.000 per pot. Tapi saya tetap berusaha.

**Saya:** "Halah udah Pak, Rp. 10.000 aja per pot, kalau nggak dikasih ya nggak apa-apa," saya berlagak hendak pergi.

**Pedagang:** "Eh Neng...," dia ragu sejenak dan menghela nafas. "Ya sudah Neng nggak apa-apa Rp. 10.000, tapi Neng ambil semuanya ya, Bapak mau pulang udah sore."

Saya bersorak dalam hati. "Oke Pak, jadi Rp. 50.000 ya untuk 5 pot. Bawain sekalian ya Pak ke mobil saya, tuh yang di ujung parkiran."

Saya pun melenggang pergi menyusul suami yang sudah duluan. Si Bapak pedagang mengikuti dari belakang. Sesampainya di parkiran, si Bapak membantu menaruh pot-pot tadi ke dalam mobil. Saya membayar Rp. 50.000 lalu si Bapak pergi. Lalu terjadilah percakapan dengan suami.

**Saya:** "Baguskan Yang, aku dapat 5 pot bibit bunga mawar harga murah."

**Suami:** "Oohh... berapa kamu bayar?"

**Saya:** "Rp. 50.000."

**Suami:** "Hah...!!! Itu semua 5 pot?" dia kaget.

**Saya:** "Iya d**g... hebatkan aku nawarnya? Tadi dia nawarin Rp. 25.000 per pot." Saya tersenyum lebar dan bangga.

**Suami:** "Gila kamu, sadis amat. Pokoknya aku nggak mau tahu. Kamu susul itu si Bapak sekarang, kamu bayar dia Rp. 125.000 tambah upah bawain ke mobil Rp. 25.000 lagi. Nih..., kamu kejar kamu kasih dia Rp. 150.000," sambil menyodorkan uangnya.

Suami membentak keras dan marah. Saya kaget dan bingung.

**Saya:** "Tapi... kenapa?"

**Suami:** "Cepetan susul sana, tunggu apa lagi."

Tidak ingin dibentak lagi, saya langsung turun dari mobil dan berlari mengejar si Bapak tua. Saya lihat dia hendak naik angkot di pinggir jalan.

**Saya:** "Pak... tunggu Pak."

**Pedagang:** "Eh, Neng kenapa?"

**Saya:** "Pak, ini uang Rp. 150.000 Pak dari suami saya katanya buat Bapak. Bapak terima ya, saya nggak mau dibentak suami, saya takut."

**Pedagang:** "Lho, Neng kan tadi udah bayar Rp. 50.000, bener kok uangnya," si Bapak keheranan.

**Saya:** "Udah Bapak terima aja. Ini dari suami saya. Katanya harga bunga Bapak pantesnya dihargain segini," sambil menyerahkan uang Rp. 150.000 ke tangannya.

**Pedagang:** Tiba-tiba menangis dan berkata: "Ya Allah Neng... makasih banyak Neng... *ini jawaban do'a Bapak sedari pagi, seharian dagangan Bapak nggak ada yang beli, yang noleh pun nggak ada. Anak istri Bapak lagi sakit di rumah nggak ada uang buat berobat.*

Pas Neng nawar Bapak pikir nggak apa-apa harga segitu ...asal... *ada uang buat beli beras aja buat makan.*

Ini Bapak mau buru-buru pulang kasian mereka nunggu. Makasih ya Neng... suami Neng orang baik. Neng juga baik jadi istri nurut sama suami, Bapak pamit Neng mau pulang," dan si Bapak pun berlalu.

**Saya:** (Speechless dan kembali ke mobil).

Sepanjang perjalanan saya diam dan menangis. *Benar kata suami,* *tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah mungkin hanya karena kita pelit.* Berapa banyak usaha si Bapak sampai bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh saya.

Sejak itu, saya berubah dan tak pernah lagi menawar sadis kepada pedagang kecil manapun. Percaya saja bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah.

Ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat untuk kita yang kadang tidak adil dalam memperlakukan orang lain semena-mena. Semoga tidak terjadi pada Anda. Jika itu terjadi, dapat menjadi bahan pertimbangan.

*JANGAN LELAH UNTUK BERBUAT KEBAIKAN*

*Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi buat kita semua.*

Address

Bone

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Perhiasan Duniawi posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Perhiasan Duniawi:

Share

Category