Kabar Pondok Pesantren Darul Qur'an Wadda'wah

Kabar Pondok Pesantren Darul Qur'an Wadda'wah Kabari aku

SANG PENJAGA CAHAYACerita seorang anak dari Genteng, Banyuwangi.Hujan turun pelan di sore itu, membasahi tanah halaman k...
31/07/2025

SANG PENJAGA CAHAYA
Cerita seorang anak dari Genteng, Banyuwangi.

Hujan turun pelan di sore itu, membasahi tanah halaman kecil di depan rumah. Seorang anak laki-laki berdiri di ambang pintu, tasnya sudah dipanggul, dan mushaf di dadanya dipeluk erat. Namanya Rafif, 12 tahun. Hari itu, ia pamit kepada ibu dan ayahnya untuk berangkat mondok.

Tak banyak yang diucapkan. Hanya pelukan yang lebih lama dari biasanya… dan suara ibu yang bergetar:

“Jaga diri, Nak… dan jaga Qur’an-mu. Itu cahaya hidupmu nanti.”

Langkah Rafif kecil, pelan. Tapi berat. Karena sejak hari itu, ia tahu hidupnya tak akan sama lagi.

Hari-hari pertama di pondok adalah dunia baru.

Jam 4 pagi sudah dibangunkan. Suara alarm, langkah kaki, sendal beradu. Rafif mengantuk, bingung, kadang tersesat mencari kamar mandi. Saat subuh tiba, ia duduk mengantuk di barisan belakang. Tapi itu baru permulaan.

Setiap pagi setelah shalat, ia harus menyetor hafalan. Tangan Rafif gemetar memegang mushaf. Huruf-huruf yang tadi malam ia hafal, pagi ini seakan lenyap. Guru tahfidz menatap tenang, menunggu, dan Rafif hanya bisa terdiam.

Hari itu, ia kembali ke kamar dalam diam. Malu. Gagal. Hampir menangis. Tapi tidak satu pun teman tahu, bahwa malamnya, Rafif duduk lama di pojok masjid… membuka mushaf yang mulai basah oleh air matanya.

Waktu berlalu, pelan. Teman-temannya mulai menyelesaikan juz demi juz. Tapi Rafif masih tertahan di surat yang sama.

Ia pernah hampir menyerah.

Tapi suatu malam, saat lampu-lampu asrama mulai padam, Rafif melihat seorang santri senior duduk sendirian di serambi masjid. Tangan kanannya memegang mushaf, dan mulutnya mengulang ayat-ayat dengan suara pelan, penuh cinta, seperti sedang berbicara dengan Tuhan.

Saat selesai, Rafif memberanikan diri bertanya, “Kenapa kakak murojaah sendirian tiap malam?”

Santri itu tersenyum, lalu menjawab:

“Karena kalau kita nggak jaga Al-Qur’an, maka cahaya itu akan padam…
Dan hidup kita ikut gelap.”

Sejak malam itu, Rafif berubah.

Ia bangun lebih awal. Ia mengulang hafalan di sela waktu makan. Ia duduk di pojok masjid sambil membisikkan ayat-ayat kecil berulang kali. Ia tidak lagi memikirkan siapa yang sudah khatam duluan. Karena ia tahu, ini

Untuk Para Orang Tua yang Menitipkan Buah Hatinya di Pondok PesantrenWahai Ayah, wahai Bunda…Kami tahu, tak mudah menaha...
10/07/2025

Untuk Para Orang Tua yang Menitipkan Buah Hatinya di Pondok Pesantren

Wahai Ayah, wahai Bunda…

Kami tahu, tak mudah menahan rindu.
Tak mudah melepas anak yang selama ini tidur di pelukan,
Kini hanya bisa didoakan dari kejauhan.

Bukan tidak cinta...
Tapi karena terlalu cinta, maka engkau izinkan ia pergi,
Bukan karena tak sayang...
Tapi karena menyayangi dengan cara yang lebih dalam dan berani.

Kami tahu...
Ada malam-malam yang sunyi,
Di mana mata sulit terpejam,
Karena terbayang wajah kecil yang biasanya duduk di sampingmu saat makan,
Kini hanya hadir dalam doa dan ingatan.

Kami tahu...
Setiap suara adzan di kejauhan mengingatkanmu pada suara lantunan hafalan yang dulu sering ia baca,
Dan setiap lipatan sajadah menyisakan tempat kosong yang biasa ia tempati.

Namun wahai Ayah, wahai Bunda…

Ketahuilah…
Anak yang kini jauh dari pandangan,
Sedang dekat dengan penjagaan Allah.

Ia sedang belajar bersujud tanpa disuruh,
Menjaga adab tanpa selalu diawasi,
Menghafal firman-Nya dengan air mata,
Dan mengenal Rasulullah melalui kisah-kisah cinta para ulama.

Ia tidak sedang dibuang jauh,
Tapi sedang dipersiapkan untuk menjadi cahaya keluarga,
Pemimpin bagi umat,
Penyejuk mata di dunia dan akhirat.

Tangisan yang engkau tahan,
Rindu yang engkau telan,
Akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa engkau adalah orang tua yang kuat,
Yang lebih mementingkan masa depan anaknya daripada kenyamanan hatinya sendiri.

Engkau bukan orang tua biasa,
Engkau adalah pejuang cinta yang tulus,
Yang merelakan peluk untuk mendekatkan anak kepada Rabb-nya.

Maka teruslah berdoa…
Walau hanya bisa mendengar kabar lewat pesan singkat,
Walau hanya bisa menatap wajahnya lewat foto usang,
Percayalah, setiap sujud anakmu adalah hadiah untukmu,
Setiap hafalan yang ia jaga adalah bekal untukmu di akhirat.

Dan kelak…
Di hari tua yang mulai melemahkan tubuhmu,
Engkau akan melihat anak itu berdiri gagah,
Dengan akhlak mulia dan ilmu agama yang menyejukkan jiwa,
Lalu kau akan berbisik dalam hati:

"Rinduku hari ini telah terbayar lunas dengan banggaku hari esok."

Address

Jln, Kecubung Desa Pengulon Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng
Buleleng
81155

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kabar Pondok Pesantren Darul Qur'an Wadda'wah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kabar Pondok Pesantren Darul Qur'an Wadda'wah:

Share

Category