24/07/2025
Ular berganti kulit melalui proses yang disebut ecdysis, yaitu proses alami pengelupasan lapisan luar kulit (epidermis) yang terjadi secara berkala sepanjang hidupnya. Tidak seperti manusia, kulit ular tidak tumbuh atau meregang, sehingga saat tubuhnya bertambah besar, kulit lamanya menjadi terlalu kecil dan harus dilepaskan. Proses ini juga terjadi karena kulit lama bisa mengalami kerusakan, menumpuk kotoran, atau menjadi tempat menempelnya parasit. Dengan berganti kulit, ular tidak hanya memungkinkan pertumbuhan tetapi juga menjaga kesehatan kulit dan kebersihan tubuhnya.
Proses pergantian kulit ini diawali dengan terbentuknya lapisan kulit baru di bawah lapisan lama. Mata ular biasanya tampak keruh atau kebiruan karena lapisan cairan yang memisahkan kulit lama dari mata dan tubuh. Ini merupakan tanda bahwa ular akan segera berganti kulit. Beberapa hari kemudian, ular akan menggesekkan tubuhnya ke permukaan kasar seperti batu atau ranting untuk merobek bagian kulit lama, biasanya dimulai dari kepala. Setelah itu, ular secara bertahap akan merangkak keluar, meninggalkan kulit lamanya dalam bentuk utuh seperti kaus kaki yang dibalik.
Frekuensi pergantian kulit bergantung pada spesies, usia, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Ular muda yang sedang tumbuh cepat bisa berganti kulit setiap beberapa minggu, sementara ular dewasa bisa hanya beberapa kali dalam setahun. Proses ini sangat penting dalam siklus hidup ular karena tidak hanya mendukung pertumbuhan, tetapi juga menjaga kesehatan dengan menyingkirkan parasit eksternal. Jika ular gagal berganti kulit dengan sempurna, misalnya karena kelembapan yang rendah atau kondisi tubuh yang lemah, hal ini bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan.