Berbagi Rezeki Itu Indah

Berbagi Rezeki Itu Indah Open donasi via
Bank /Dana/Ovo/Shopeepay

308901042088532/BRI

901155082718/seabank

Terimakasih ❤️

09/11/2025

08/11/2025

Opendonasi 🔥🔥🔥

08/11/2025

Open donasi

02/11/2025

Open donasi

Jual Peyek Jarang Laku, Mbah Tunik Sering Kelaparan dan Terancam Diusir Dari KontrakanMbah Tunik atau akrab disapa Mbah ...
29/10/2025

Jual Peyek Jarang Laku, Mbah Tunik Sering Kelaparan dan Terancam Diusir Dari Kontrakan

Mbah Tunik atau akrab disapa Mbah Tu harus pasrah dengan keadaan. Lansia 71 tahun itu hidup sebatang kara di kontrakan kecil 3x4 meter di Denpasar, Bali dengan rasa was-was.

Tidak ada lagi mampu membantu Mbah Tu, suaminya meninggal sejak lama dan ia tidak memiliki anak. Satu-satunya cara bertahan hidup ya dia sendiri harus bekerja.

Sambil membawa keranjang biru berisi peyek, Mbah Tu berjalan pelan sambil berteriak semampunya.. “Yek..Peyek…Peyeknya…”

Sebungkus peyek dijual Mbah Tu seharga 2 ribu perak. Harga sudah terbilang murah, harapan Mbah Tu dagangannya bisa laris manis namun hasilnya berbanding terbalik. Keuntungan sehari belum tentu mencapai Rp 10.000.
Mbah Tu mengusap p**i keriputnya yang basah karena air mata. Sedih, marah, dan hancur menjadi satu.

“Mbah rutin puasa senin dan kami buat hemat makan sehari-hari. Jadi makan cuman sekali”, ungkap Mbah.

Penghasilan yang didapat Mbah Tu bukan untuk keperluan makan tetapi bayar kontrakan Rp 550.000 per bulan! Akhir-akhir ini dagangannya semakin sepi membuat ia sulit bayar sewa kontrakan.

“Nak, kalau mbah keseringan nunggak, mbah bisa diusir. Mbah bingung harus tinggal dimana”, lanjutnya.






28/10/2025

Saya mendapat lebih dari 6.500 tanggapan pada salah satu postingan saya minggu lalu! Terima kasih semuanya atas dukungan Anda! 🎉

Saya mendapatkan 15.354 tanggapan dan 304 balasan di postingan populer terbaru saya! Terima kasih atas dukungan berkelan...
25/10/2025

Saya mendapatkan 15.354 tanggapan dan 304 balasan di postingan populer terbaru saya! Terima kasih atas dukungan berkelanjutan Anda. Saya tidak mungkin menyelesaikan ini tanpa Anda. 🙏🤗🎉

Sebatang Kara, Kakek Difabel Jualan Sapu Lidi Demi Upah 2 RibuGa mudah untuk lansia ini berjuang mencari sesuap nasi den...
24/10/2025

Sebatang Kara, Kakek Difabel Jualan Sapu Lidi Demi Upah 2 Ribu

Ga mudah untuk lansia ini berjuang mencari sesuap nasi dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Kondisi tangan dan kakinya tak bisa berjalan secara normal sejak lahir.

Hidup sebatang kara, itulah yang dirasakan Kakek Bambang (69) di usia senjanya kakek harus berjuang mencari rezeki untuk kehidupan sehari-harinya.

Agar bisa makan, kakek mencari nafkah dengan keliling berjualan sapu lidi milik orang lain.
Sapu lidi yang dijual harga nya 5 ribu, dalam sehari kakek hanya di upah 2 ribu dari setiap sapu yang terjual.

Dengan jalan jongkok, setiap hari kakek menawarkan sapu lidi yang dijual nya kepada orang-orang yang ditemui nya dijalan.

Kakek Bambang cerita kalau ia jualan dari jam 8 pagi hingga sore. Setiap hari kakek harus berjalan sekitar 5 KM. Walaupun kakek sering kesulitan berjalan, kakek tetap semangat berjualan untuk bisa makan.

Saat ini kakek tinggal sendirian, sebenarnya kakek pernah menikah namun istri dan anak nya pergi entah kemana jadi, kakek harus berjuang sendirian mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup.





24/10/2025

Open donasi 🔥🔥🔥

Anak Gangguan Jiwa dan Lansia Renta Hidup di Kandang Kambing"Mbah sedih melihat anak Mbah yang gangguan jiwa harus tingg...
19/10/2025

Anak Gangguan Jiwa dan Lansia Renta Hidup di Kandang Kambing

"Mbah sedih melihat anak Mbah yang gangguan jiwa harus tinggal di kandang kambing" - Mbah Kamisih, 73 Tahun
Mbah Kamisih tinggal bersama dengan Anaknya, Mbak Wiji (42 tahun) yang memiliki gangguan jiwa. Tepatnya di Desa Cengkir, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro.

Sehari hari Mbah Kamisih menggembala kambing. Kambing ini didapat dari bantuan pemerintah. Mbah Kamisih juga tinggal satu atap dengan Mbak Wiji dan juga kambingnya.
Kondisi rumah Mbah Kamisih pun begitu memprihatinkan. Bau kotoran kambing, lantai tanah yang lembap, dipan tanpa alas, serta tembok triplek yang sudah bocor di mana-mana.

Kini, Mbah Kamisih harus hidup dalam ketakutan akan rumahnya yang dapat roboh sewaktu-waktu. Belum lagi, rumah Mbah Kamisih belum terhubung dengan listrik. Sehingga saat malam, hanya gelap yang keluarga kecil ini rasakan.
Mbah Kamisih selalu sedih jika musim hujan tiba. Rumahnya akan bocor dan bahkan lantainya akan penuh dengan lumpur.




Dibuang Orang Tua, Kakak Beradik Kerja Cari Keong Demi Bisa Makan dan SekolahKisah 2 bocah ini sungguh buat hatimu terge...
18/10/2025

Dibuang Orang Tua, Kakak Beradik Kerja Cari Keong Demi Bisa Makan dan Sekolah
Kisah 2 bocah ini sungguh buat hatimu tergetar! Kedua orang tuanya m*mbvang mereka begitu saja. Di usia yang masih sangat belia, mereka terpaksa m4t12an bekerja sebagai pengumpul keong di sawah hanya demi bisa bertahan hidup dan bisa sekolah!

“Waktu itu aku dan adik lagi nyari keong agak gerimis. Tiba-tiba adikku teriak k*s*kitan, ternyata kakinya d1gi2t ular sawah. Aku bingung, aku cuma bisa teriak minta tolong. Untung ada Bapak-Bapak nolongin adikku, untungnya lagi ularnya nggak berbisa. Meski malamnya demam, adikku masih selamat”, ucap Awan.

Tak seperti kebanyakan anak-anak seumurannya yang bisa istirahat atau bermain bersama sepulang sekolah, Dermawan (7) dan sang adik Haikal (4) harus langsung mengganti seragam sekolahnya untuk bersiap mencari keong di sawah dekat tempat tinggal mereka.
Dengan wajah dan tubuh lemas karena belum makan dari kemarin, Awan dan Haikal mulai menelusuri sawah dan mengambil keong-keong yang mereka lihat. Bukan tanpa sebab mereka lakukan itu. Mereka lakukan itu demi bisa merawat Neneknya yang sudah renta dan demi bisa melanjutkan sekolah.

Kedua orang tua Awan dan Haikal sudah sejak lama meninggalkan mereka tanpa pernah ada kabar sampai sekarang. Mereka pun akhirnya dirawat oleh Neneknya seorang diri. Keong yang sudah mereka kumpulkan, nantinya akan diolah oleh sang Nenek dan dijual demi mendapatkan upah 15 ribu untuk mereka bisa makan. Ataupun kadang-kadang mereka memakan keong tersebut untuk dijadikan lauk
“Anak-anak ini luar biasa semangatnya, hatinya lembut. Mereka pernah bilang ke saya, Nenek ngga usah ke sawah lagi, biar kami yang cari keong, nanti malam kita masak sama-sama biar besok pagi siap dijual. Hati saya sakit mendengarnya. Meski Ayah Ibunya entah kemana, mereka tak pernah nampak sedih…”, ucap Nenek Maryun.

Ketika ditanya uang hasil jualan keongnya untuk apa, dengan lantang mereka menjawab “untuk Nenek beli beras dan untuk kami sekolah Kak!”
Namun, dibalik senyum dan semangat mereka yang tinggi, ada kepedihan yang begitu mendalam. Sebenarnya mereka tak ingin bekerja sebagai pencari keong seperti ini. Apalagi kejadian dimana Haikal d1gi2t ul4r, sungguh membuat hati Awan takut. Takut kalau adiknya sampai kenapa-kenapa.
"Kalau lihat temen-temen main gitu, ya pengen rasanya ikut main juga. Tapi kita ngga bisa kalau ngga cari keong. Nanti Nenek ngga bisa makan Kak. Apalagi Haikal pernah digigit ular, aku takut kalau kejadian kayak gitu lagi..."

Meski sering kepanasan, kehujanan, pegal-pegal, hingga demam, mereka tak punya pilihan lain. Hanya pekerjaan ini lah yang bisa dilakukan kedua bocah ini untuk meringankan beban Neneknya dan lanjutkan sekolahnya.
“Kami ngga mau putus sekolah, Kak. Nenek pernah bilang, apapun yang terjadi, pendidikan itu yang paling penting. Kamu bisa jadi orang yang sukses kalau sekolahmu lancar katanya.”







Siti Fatimah, seorang ibu dititipkan di panti jompo oleh keempat anaknya, kini ia menangis tersedu merasa dibuang.Kisah ...
25/07/2025

Siti Fatimah, seorang ibu dititipkan di panti jompo oleh keempat anaknya, kini ia menangis tersedu merasa dibuang.

Kisah Siti Fatimah tengah menjadi perhatian publik setelah video penjemputannya oleh pengelola Griya Lansia Husnul Khatimah, Arief Camra, viral di media sosial.

Anak Siti Fatimah pun sempat buka suara setelah video viral tersebut. Ia mengaku tidak ada niat membuat sang ibu ke panti jompo.

Semenjak kedatangannya, Siti Fatimah langsung dirawat oleh tim perawat yang berada di Griya Lansia tersebut.

Mulai dari dimandikan, potong rambut, gunting kuku dan lainnya. Kini, Siti Fatimah juga tampak sudah mulai mengikuti kegiatan pokok Griya Lansia Husnul Khatimah.

Siti Fatimah tampak menangis saat mengikuti kegiatan dzikir pagi.

Arief menyebut, Fatimah merasa nelangsa setelah dibuang oleh anak-anaknya.

"Mbah Fatimah menangis saat mengikuti dzikir pagi di Griya Lansia. Beliau merasa 'nelangsa' dibuang anak-anaknya," tulis Arief.

Address

Jalan Mangku Negara
Central Jakarta

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Berbagi Rezeki Itu Indah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share