
22/09/2025
Bangsa Mesir Kuno dikenal sebagai para pemuja kucing. Dari patung berukuran raksasa hingga perhiasan rumit, bukti kecintaan mereka terhadap hewan ini bertahan ribuan tahun setelah masa kejayaan para Firaun.
Mereka memumikan tak terhitung banyaknya kucing, bahkan membuat kompleks pemakaman hewan peliharaan pertama di dunia yang sebagian besar berisi kucing dengan kalung besi dan manik-manik.
Namun, di balik penghormatan ini, ada sisi gelap: jutaan anak kucing dibudidayakan hanya untuk dikorbankan dan dikuburkan bersama manusia.
Bagi bangsa Mesir Kuno, sifat-sifat kucing tampaknya dianggap mendekati sifat ketuhanan. Oleh karenanya, mereka dikenal sangat mencintai segala hal yang berhubungan dengan kucing.
Bukti kecintaan ini berlimpah: dari patung-patung raksasa hingga perhiasan rumit bertema kucing yang masih bertahan selama ribuan tahun sejak masa para Firaun berkuasa di tepi Sungai Nil.
Mereka memumikan tak terhitung banyaknya kucing dan bahkan menciptakan kompleks pemakaman hewan peliharaan pertama di dunia — sebuah area pemakaman berusia hampir 2.000 tahun yang sebagian besar berisi kucing dengan kalung besi dan manik-manik yang mengagumkan.
Namun, mengapa kucing begitu dihormati di Mesir Kuno? Mengapa, seperti dicatat sejarawan Yunani Kuno Herodotus, orang Mesir mencukur alis mereka sebagai tanda duka ketika seekor kucing keluarga mati?
Sebagian besar penghormatan ini berasal dari keyakinan bahwa para dewa dan penguasa mereka memiliki sifat seperti kucing. Menurut pameran tahun 2018 di Smithsonian National Museum of Asian Art di Washington, D.C., kucing dianggap memiliki dua sisi sifat yang diinginkan: di satu sisi mereka bisa melindungi, setia, dan penuh kasih; tetapi di sisi lain mereka bisa galak, mandiri, dan sulit dikendalikan.
Bagi bangsa Mesir Kuno, sifat ganda ini membuat kucing terlihat sebagai makhluk istimewa yang layak dihormati. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa mereka membangun patung-patung berbentuk kucing.
Kucing begitu dihormati di Mesir Kuno hingga mereka turut dimumikan untuk menemani pemiliknya di alam baka.