16/10/2023
Gini si hidup 🙁JUDUL: Benih Terlarang Kakak Angkat
WARNING 18+!
****
Malam itu, Yugo kakak angkatku mabuk. Dia memaksaku untuk melakukannya. Bukan cuma itu, aku pun disakiti, disiksa hingga lemas dan akhirnya tidak sadarkan diri. Yang aku tahu saat saat tidak sadar, Yugo sudah merenggut kesucianku, memuaskan hasratnya hingga pada akhirnya aku sadari … benih darinya tumbuh di rahimku.
****
Untuk beberapa saat Junior tidak tahu harus berkata apa ada perasaan menyengat dalam hatinya yang tidak bisa dia definisikan perasaan semacam apa ini.
Mahes yang masih berbaring di bed hospital setelah diperiksa hanya meringkuk tidak berani menatap wajah Junior saat ini.
"Dokter pasti salah. Nggak mungkin adik saya hamil."
Dokter meyakinkan dengan pasti bahwa hasil pemeriksaannya benar. Junior bahkan diminta untuk pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakannya sekali lagi.
"Adik kamu memang hamil dan kondisi janinnya lemah. Pertimbangkan ini dengan keluarga kalian." Hanya itu kata terakhir yang dokter ucapkan Junior benar-benar dibuat bingung dengan apa yang terjadi saat ini.
Ya apa pun itu, saat ini faktanya sudah tidak bisa dielak. Junior kemudian mengajak Mahes untuk pulang. Asih yang menemani seperti bisa menebak apa yang terjadi dengan Mahes. Perempuan paruh baya itu bersedih tapi tidak berani melakukan apa pun.
Junior membawa Mahes pulang. Tapi, di tengah jalan dia meminta agar sopir berhenti.
Junior menarik Mahes untuk keluar, dia mau tanya apa yang tejadi pada gadis itu kenapa bisa sampai hamil begini.
"Den?"
"Bibi duduk di sini aja dulu, Bi. Aku cuma mau tanya ke Mahes apa yang terjadi."
"Tapi, Den."
"Apa Bibi tahu yang terjadi?"
Asih seketika diam, tidak bisa memberikan jawaban. Dia memangn memergoki Yugo keluar dari sebuah kamar lalu saat ditengok sudah ada Mahes di dalamnya yang terkapar. Tapi, setelah itu Yugo yang selalu bersikap dingin mendadak agresif lalu menyuruh agar Asih tutup mulut kalau tidak mau Mahes semakin hancur.
Asih takut dipecat dari pekerjaannya bukan karena soal materi, tapi dia kasihan pada Mahes. Kalau sampai Asih tidak ada di rumah itu siapa nanti orang dewasa yang akan menjaganya. Asih kasihan padanya karena dia gadis lugu yang lemah.
Saat ini Asih hanya bisa menjawab tidak tahu apa-apa.
"Bibi minta maaf, Den."
"Ya sudah kalau Bibi nggak tahu apa-apa, aku mau ngomong dengan Mahes berdua. Kalian tunggu di sini!"
Sopir dan Asih hanya bisa menuruti. Melihat Mahes ditarik keluar cukup keras Asih hanya bisa menatapnya iba.
Junior terus menarik Mahes sampai mereka tiba di tempat yang cukup sepi di sana dia bisa bicara.
"Siapa pelakunya?"
Mahes sudah pucat wajahnya, dia hanya bisa mengurai air mata tidak mau bilang apa yang menimpanya.
"Mahes, lo tinggal di rumah keluarga gue! Lo nggak mikir apa, kalau yang kayak gini malu maluin banget!" Junior menahan suaranya agar tidak terdengar ke mana-mana, tapi tetap saja itu tidak menutupi kalau dia sedang marah besar.
"Lo, tuh!" Habis kata-kata Junior untuk bicara. "Lo malu-maluin keluarga gue. Lo nggak mikir apa kalau ini bisa buat kehidupan keluarga gue rusak! Mama pasti bakal marah banget dengan lo!"
Mahes terima makian itu. Dia memang sudah membawa masalah sejak awal datang. "Aku janji nggak akan buat malu keluarga Pak Sudibja, tapi boleh aku minta tolong untuk terakhir kalinya, Kak?"
Junior tidak bertanya, hanya menatap bingung. Mahes segera menjelaskan apa niatnya.
"Biarkan aku pergi dari rumah itu. Aku janji nggak akan mengaku pernah tinggal di rumah Pak Sudibja. Tolong bantu aku untuk bawa barang-barang milikku."
"Lo mau pergi ke mana, Mahes?" Junior kesal. "Lo itu gaul kelabasan! Sudah begini baru nyesel dan pergi."
Junior mengacak rambut. Dia juga jengkel dengan laki-laki yang bisa membuat Mahes hamil. Perempuan itu polos dan lugu, pasti anak berandalan yang bisa menghamilinya.
"Lo bilang sama gue siapa yang hamilin lo. Gue bakal suruh dia tanggung jawab!"
"Nggak."
"Mahes!" Junior hampir membentak. "Lo lebih baik bilang di sini ke gue karena dengan gini gue bisa bantuin lo. Apa lo mau diem aja teruses gugurin anak ini?"
Junior memukul udara karena merasa kesal. "Lo udah buat dosa dengan perbuatan kotor, terus mau nambah lagi dengan gugurin anak. Lo kalau gini udah sama aja kayak iblis tau nggak!"
Iblis perempuan, kotor, orang yang sangat tercela. Mahes yang harusnya masih jadi gadis suci dan lugu dinodai oleh Yugo dan sejak saat itu hidupnya berubah. Dia bukan hanya bersedih, tapi juga ketakutan setiap kali terbayang apa yang Yugo lakukan.
Sayangnya, yang orang tahu dialah yang salah. Mahes baru mengerti sakitnya jadi korban pelecehan karena hanya dia yang disalahkan.
"Yugo ...."
Junior mendenngar ucapan itu samar. Matanya membulat, dia mematung hampir tidak bisa bergerak mendengar Mahes menyebut nama kakaknya.
"Apa, lo bilang?"
Mahes semakin larut dalam kesedihan dan luka. Dia menatap Junior pias. "Kalau Kak junior mau tahu siapa pelakunya, Yugo pelakunya!"
Junior tertawa pahit. "Lo jangan ngarang. Kakak gue nggak bakal ngelakui