11/09/2025
J***y Indo, yang nama aslinya Yohanes Hubertus Eijkenboom (juga disebut sebagai Yohanes Hubertus Setyo Eijkenboom dalam beberapa sumber), adalah salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah kriminal Indonesia. Ia lahir pada 6 November 1948 di Garut, Jawa Barat, dan meninggal dunia pada 26 Januari 2020 di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Tangerang, Banten, akibat komplikasi hernia usus yang sudah lama dideritanya. Dijuluki "Robin Hood Indonesia" karena kebiasaannya membagikan hasil rampokan kepada masyarakat miskin, J***y mewakili campuran antara kejahatan brutal dan solidaritas sosial di era Orde Baru. Kisah hidupnya penuh dengan liku-liku dramatis: dari anak yatim piatu yang miskin, menjadi penjahat legendaris, aktor film, hingga da'i mualaf di akhir hayatnya.
J***y Indo lahir dari keluarga campuran Belanda-Indonesia. Ayahnya, Hubertus Eijkenboom, adalah seorang tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) asal Belanda yang bertugas di Hindia Belanda. Ibunya, seorang wanita Indonesia asal Garut, bekerja sebagai penjual makanan di pasar. Kehidupan masa kecil J***y tragis: ayahnya meninggal saat J***y masih sangat kecil, meninggalkannya sebagai anak yatim piatu. Ia dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan ekstrem di lingkungan kumuh Garut. Untuk bertahan hidup, J***y sejak usia remaja terlibat dalam kegiatan kriminal kecil-kecilan, seperti mencuri barang di pasar atau ikut geng jalanan. Pengalaman ini membentuk karakternya yang tangguh tapi penuh dendam terhadap ketidakadilan sosial.Pada usia 18 tahun, J***y pindah ke Jakarta untuk mencari peluang lebih baik. Ia sempat bekerja sebagai buruh serabutan, termasuk di pabrik dan sebagai sopir ojek. Namun, kemiskinan terus menghantuinya, dan ia mulai bergaul dengan kalangan preman di kawasan Tanah Abang dan Glodok. Di sinilah ia bertemu dengan anggota geng yang nantinya membentuk kelompok perampokannya. J***y memiliki dua adik perempuan, tapi hubungan keluarganya renggang karena gaya hidup kriminalnya. Ia tidak pernah menikah secara resmi, meski dikabarkan memiliki hubungan dekat dengan beberapa wanita selama masa jayanya.
Puncak karier kriminal J***y terjadi pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, saat ia memimpin kelompok perampok bernama "Pachinko". Nama "Pachinko" diambil dari permainan judi Jepang, mencerminkan gaya operasi mereka yang cepat, berisiko tinggi, dan seperti lotre. Kelompok ini terdiri dari 5-7 orang inti, termasuk sahabat dekat J***y seperti Darto (si tukang las yang ahli membobol brankas) dan beberapa mantan narapidana. Mereka terkenal merampok toko-toko emas mewah di Jakarta, terutama di kawasan elit seperti Cikini, Menteng, dan Blok M, serta menargetkan orang kaya asing (seperti turis Eropa atau pengusaha Cina).Secara keseluruhan, J***y dan Pachinko berhasil merampok sekitar 129 kg emas, senilai miliaran rupiah pada masa itu (setara puluhan miliar sekarang). Aksi paling terkenal adalah perampokan di Toko Emas Kim San di Jalan Cikini pada 1980, di mana mereka membawa kabur 50 kg emas dalam waktu kurang dari 10 menit. Metode mereka canggih untuk zamannya: menggunakan senjata rakitan, bom asap buatan sendiri, dan rute pelarian melalui got atau atap rumah. Meski sadis,mereka hanya sering mengikat dan memukul korban tanpa menghabisinya . J***y punya kode etik ketat: tidak boleh membunuh, memperkosa, atau melukai perempuan dan anak-anak. Hasil rampokan dibagi: 50% untuk kelompok, sisanya dibagikan secara diam-diam ke warga miskin di kampung-kampung kumuh Jakarta, seperti di Tanah Abang atau Betawi. Ini yang membuatnya dijuluki Robin Hood , ia melihat dirinya sebagai "pembalas" bagi rakyat kecil terhadap "penindas kaya".Aksi mereka mengguncang Jakarta, membuat polisi membentuk tim khusus "Operasi J***y". J***y ditangkap pertama kali pada 1981 setelah perampokan di Cikini, di mana sidik jarinya tertinggal di tempat kejadian.
J***y dijatuhi hukuman 14 tahun penjara di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah , penjara paling berbahaya di Indonesia saat itu, dijuluki "Nusa Kambangan" karena banyaknya kasus kematian tahanan. Namun, ia hanya menjalani tiga tahun sebelum kabur pada 1984. Pelariannya legendaris: dibantu tahanan lain, ia memanjat tembok lapas menggunakan tali dari kain kafan, lalu berenang menyeberang selat ke pantai. Setelah kabur, J***y bersembunyi di Jakarta, melanjutkan aksi kecil-kecilan sambil hidup layak rendah.Polisi, yang sudah frustrasi, menawarkan hadiah Rp 10 juta untuk penangkapannya. J***y tertangkap lagi hanya 12 hari kemudian di sebuah warung makan di Jakarta Selatan, setelah dikhianati oleh informan. Ia dieksekusi hukumannya hingga selesai pada 1995. Di penjara, J***y belajar membaca dan menulis lebih baik, serta mulai merenungkan hidupnya. Pengalaman ini mengubahnya dari penjahat garang menjadi sosok yang lebih reflektif.
Setelah bebas pada 1995, J***y banting setir ke dunia hiburan. Dengan karisma alaminya, ia langsung ditawari peran di film aksi. Kariernya melejit: ia membintangi 14 film antara 1985-1990an, kebanyakan sebagai pemeran utama antagonis atau anti-hero. Film biografi resminya, J***y Indo (1987) disutradarai oleh Ackles T. S., memerankan dirinya sendiri dan menjadi box office hit. Film lain termasuk Perampok dan Pendekar (1986), Si Buta dari Gua Hantu (1987, cameo), dan Ratu Ilmu Hitam (1988). Gaya aktingnya kasar tapi autentik, sering mengandalkan pengalaman nyata sebagai stuntman. Pendapatan dari film ini membuatnya hidup nyaman, meski ia tetap rendah hati.Pada 2000-an, J***y mulai menjauh dari layar lebar dan fokus pada kegiatan sosial. Ia membuka usaha kecil-kecilan, seperti warung makan di Tangerang, dan sering bercerita tentang masa lalunya di acara TV seperti Hitam Putih atau Jejak Crime.
Titik balik spiritual J***y terjadi pada 2010, saat ia memeluk Islam dan berganti nama menjadi Umar Billah. Proses mualafnya dipicu oleh pertemuan dengan seorang ulama di masjid dekat rumahnya, yang membuatnya sadar akan dosa masa lalu. Sebagai Umar Billah, ia aktif berdakwah, terutama di kalangan mantan narapidana dan pemuda rawan kriminal. Ia sering mengunjungi lapas, memberikan ceramah tentang taubat, dan mendirikan pondok pesantren kecil di Tangerang untuk anak yatim,mirip nasibnya sendiri dulu. Dakwahnya sederhana: "Jahatlah kalau mau, tapi bagi hasilnya ke yang miskin, dan taubatlah sebelum terlambat." Ia juga menulis otobiografi berjudul Jejak Perampok Emas (2015), yang menjadi bestseller.Umar Billah meninggal pada 26 Januari 2020 di usia 72 tahun. Jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, dengan prosesi sederhana dihadiri keluarga dan mantan rekan. Kematiannya ramai diberitakan, dengan ribuan orang mengenangnya sebagai legenda yang "jahat tapi baik hati". Warisannya tetap hidup: kisahnya menginspirasi film, buku, dan diskusi tentang keadilan sosial di Indonesia.J***y Indo bukan sekadar penjahat; ia simbol perlawanan rakyat kecil terhadap kemiskinan sistemik. Meski kontroversial, ceritanya mengajarkan pelajaran tentang penebusan dan empati.
Demikian cees tentang Johni Indo, bila ada yg mau ditambahkan atau koreksi silahkan tulis di kolom komentar ya es .
semua orang