Jejak Nusantara

Jejak Nusantara Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Jejak Nusantara, Digital creator, kp. Cilaku Rt/Rw 01/02 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku, Cianjur.
(3)

Jejak Nusantara Channel Menyajikan informasi :
》Wisata Ziarah Makam Keramat
》Riwayat Ulama Daerah
》Vlog Pedesaan
》Sejarah Dan Budaya Leluhur
》Review Pondok Pesantren

07/11/2025
Jalan Raya Pos, juga dikenal sebagai De Groote Postweg atau Jalan Anyer-Panarukan, adalah jalan utama yang membentang se...
13/09/2025

Jalan Raya Pos, juga dikenal sebagai De Groote Postweg atau Jalan Anyer-Panarukan, adalah jalan utama yang membentang sepanjang Pulau Jawa, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808–1811). Jalan ini merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar pada zamannya, dengan tujuan utama untuk mempercepat komunikasi, transportasi militer, dan perdagangan antara wilayah barat dan timur Pulau Jawa.
Jalan ini dibangun untuk memperkuat kontrol Belanda atas Jawa, terutama dalam menghadapi ancaman Inggris selama Perang Napoleon. Daendels membutuhkan jalur transportasi yang efisien untuk menggerakkan pasukan, mengangkut hasil bumi (seperti kopi, tebu, dan nila), serta mempercepat pengiriman surat dan informasi.
Dimulai pada tahun 1808 dan sebagian besar selesai dalam waktu kurang dari tiga tahun, meskipun beberapa bagian terus diperbaiki setelahnya.
Jalan ini membentang sekitar 1.000 kilometer dari Anyer (di pesisir barat Jawa, Banten) hingga Panarukan (di pesisir timur Jawa, dekat Situbondo, Jawa Timur).
Jalan ini melewati berbagai kota penting di Jawa, seperti Batavia (Jakarta), Cirebon, Semarang, Surabaya, hingga Panarukan.
Jalur ini sebagian besar mengikuti garis pantai utara (Pantura), karena daerah ini lebih datar dan lebih mudah untuk pembangunan dibandingkan daerah pegunungan di pedalaman.
Beberapa bagian melintasi daerah rawa, hutan, dan sungai, yang memerlukan pembangunan jembatan dan pengerasan jalan.
Jalan ini dinamakan "Jalan Raya Pos" karena di sepanjang jalur terdapat pos-pos (stasiun) untuk pergantian kuda, penginapan, dan penyampaian surat. Pos-pos ini berjarak sekitar 4-10 kilometer satu sama lain.
Memungkinkan pergerakan cepat pasukan Belanda untuk menjaga keamanan dan menekan pemberontakan.
Memfasilitasi perdagangan hasil bumi dari pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan utama seperti Batavia dan Surabaya.
Jalan dibuat dengan lebar bervariasi, umumnya sekitar 6-8 meter, dengan permukaan yang diperkeras menggunakan batu atau kerikil.
Beberapa bagian jalan dilengkapi dengan saluran drainase untuk mencegah banjir.
Jembatan-jembatan kayu atau batu dibangun untuk melintasi sungai, seperti Jembatan Kali Progo dan Kali Brantas.
Pembangunan melibatkan ribuan pekerja pribumi, yang sebagian besar bekerja secara paksa melalui sistem rodi (kerja wajib).
Banyak pekerja yang meninggal akibat kondisi kerja yang berat, wabah penyakit (seperti malaria di daerah rawa), dan kelaparan.
Medan yang sulit, seperti hutan lebat di Priangan (Jawa Barat) dan rawa-rawa di Jawa Timur.
Resistensi dari penduduk lokal, termasuk beberapa pemberontakan kecil karena beban kerja rodi yang berat.
Daendels dikenal kejam dalam mengawasi proyek ini, dan pembangunan jalan ini sering dikaitkan dengan penderitaan besar rakyat pribumi.
Banyak bagian dari Jalan Raya Pos masih digunakan hingga kini, meskipun telah diperbarui dan menjadi bagian dari jalan nasional, seperti Jalur Pantura.
Beberapa peninggalan fisik, seperti jembatan tua atau bangunan pos, masih dapat ditemukan, meskipun banyak yang sudah rusak atau hilang.
Jalan ini menjadi simbol penting dalam sejarah infrastruktur Indonesia dan sering disebut dalam studi sejarah kolonial.

Jalan Raya Pos tidak hanya berfungsi pada masa Belanda, tetapi juga dimanfaatkan pada masa penjajahan Inggris (1811–1816) dan setelah kemerdekaan Indonesia.
Saat ini, jalur ini masih relevan sebagai tulang punggung transportasi di Pulau Jawa, meskipun telah dilengkapi dengan jalan tol modern seperti Tol Trans-Jawa.








semua orang

J***y Indo, yang nama aslinya Yohanes Hubertus Eijkenboom (juga disebut sebagai Yohanes Hubertus Setyo Eijkenboom dalam ...
11/09/2025

J***y Indo, yang nama aslinya Yohanes Hubertus Eijkenboom (juga disebut sebagai Yohanes Hubertus Setyo Eijkenboom dalam beberapa sumber), adalah salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah kriminal Indonesia. Ia lahir pada 6 November 1948 di Garut, Jawa Barat, dan meninggal dunia pada 26 Januari 2020 di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Tangerang, Banten, akibat komplikasi hernia usus yang sudah lama dideritanya. Dijuluki "Robin Hood Indonesia" karena kebiasaannya membagikan hasil rampokan kepada masyarakat miskin, J***y mewakili campuran antara kejahatan brutal dan solidaritas sosial di era Orde Baru. Kisah hidupnya penuh dengan liku-liku dramatis: dari anak yatim piatu yang miskin, menjadi penjahat legendaris, aktor film, hingga da'i mualaf di akhir hayatnya.

J***y Indo lahir dari keluarga campuran Belanda-Indonesia. Ayahnya, Hubertus Eijkenboom, adalah seorang tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) asal Belanda yang bertugas di Hindia Belanda. Ibunya, seorang wanita Indonesia asal Garut, bekerja sebagai penjual makanan di pasar. Kehidupan masa kecil J***y tragis: ayahnya meninggal saat J***y masih sangat kecil, meninggalkannya sebagai anak yatim piatu. Ia dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan ekstrem di lingkungan kumuh Garut. Untuk bertahan hidup, J***y sejak usia remaja terlibat dalam kegiatan kriminal kecil-kecilan, seperti mencuri barang di pasar atau ikut geng jalanan. Pengalaman ini membentuk karakternya yang tangguh tapi penuh dendam terhadap ketidakadilan sosial.Pada usia 18 tahun, J***y pindah ke Jakarta untuk mencari peluang lebih baik. Ia sempat bekerja sebagai buruh serabutan, termasuk di pabrik dan sebagai sopir ojek. Namun, kemiskinan terus menghantuinya, dan ia mulai bergaul dengan kalangan preman di kawasan Tanah Abang dan Glodok. Di sinilah ia bertemu dengan anggota geng yang nantinya membentuk kelompok perampokannya. J***y memiliki dua adik perempuan, tapi hubungan keluarganya renggang karena gaya hidup kriminalnya. Ia tidak pernah menikah secara resmi, meski dikabarkan memiliki hubungan dekat dengan beberapa wanita selama masa jayanya.

Puncak karier kriminal J***y terjadi pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, saat ia memimpin kelompok perampok bernama "Pachinko". Nama "Pachinko" diambil dari permainan judi Jepang, mencerminkan gaya operasi mereka yang cepat, berisiko tinggi, dan seperti lotre. Kelompok ini terdiri dari 5-7 orang inti, termasuk sahabat dekat J***y seperti Darto (si tukang las yang ahli membobol brankas) dan beberapa mantan narapidana. Mereka terkenal merampok toko-toko emas mewah di Jakarta, terutama di kawasan elit seperti Cikini, Menteng, dan Blok M, serta menargetkan orang kaya asing (seperti turis Eropa atau pengusaha Cina).Secara keseluruhan, J***y dan Pachinko berhasil merampok sekitar 129 kg emas, senilai miliaran rupiah pada masa itu (setara puluhan miliar sekarang). Aksi paling terkenal adalah perampokan di Toko Emas Kim San di Jalan Cikini pada 1980, di mana mereka membawa kabur 50 kg emas dalam waktu kurang dari 10 menit. Metode mereka canggih untuk zamannya: menggunakan senjata rakitan, bom asap buatan sendiri, dan rute pelarian melalui got atau atap rumah. Meski sadis,mereka hanya sering mengikat dan memukul korban tanpa menghabisinya . J***y punya kode etik ketat: tidak boleh membunuh, memperkosa, atau melukai perempuan dan anak-anak. Hasil rampokan dibagi: 50% untuk kelompok, sisanya dibagikan secara diam-diam ke warga miskin di kampung-kampung kumuh Jakarta, seperti di Tanah Abang atau Betawi. Ini yang membuatnya dijuluki Robin Hood , ia melihat dirinya sebagai "pembalas" bagi rakyat kecil terhadap "penindas kaya".Aksi mereka mengguncang Jakarta, membuat polisi membentuk tim khusus "Operasi J***y". J***y ditangkap pertama kali pada 1981 setelah perampokan di Cikini, di mana sidik jarinya tertinggal di tempat kejadian.

J***y dijatuhi hukuman 14 tahun penjara di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah , penjara paling berbahaya di Indonesia saat itu, dijuluki "Nusa Kambangan" karena banyaknya kasus kematian tahanan. Namun, ia hanya menjalani tiga tahun sebelum kabur pada 1984. Pelariannya legendaris: dibantu tahanan lain, ia memanjat tembok lapas menggunakan tali dari kain kafan, lalu berenang menyeberang selat ke pantai. Setelah kabur, J***y bersembunyi di Jakarta, melanjutkan aksi kecil-kecilan sambil hidup layak rendah.Polisi, yang sudah frustrasi, menawarkan hadiah Rp 10 juta untuk penangkapannya. J***y tertangkap lagi hanya 12 hari kemudian di sebuah warung makan di Jakarta Selatan, setelah dikhianati oleh informan. Ia dieksekusi hukumannya hingga selesai pada 1995. Di penjara, J***y belajar membaca dan menulis lebih baik, serta mulai merenungkan hidupnya. Pengalaman ini mengubahnya dari penjahat garang menjadi sosok yang lebih reflektif.

Setelah bebas pada 1995, J***y banting setir ke dunia hiburan. Dengan karisma alaminya, ia langsung ditawari peran di film aksi. Kariernya melejit: ia membintangi 14 film antara 1985-1990an, kebanyakan sebagai pemeran utama antagonis atau anti-hero. Film biografi resminya, J***y Indo (1987) disutradarai oleh Ackles T. S., memerankan dirinya sendiri dan menjadi box office hit. Film lain termasuk Perampok dan Pendekar (1986), Si Buta dari Gua Hantu (1987, cameo), dan Ratu Ilmu Hitam (1988). Gaya aktingnya kasar tapi autentik, sering mengandalkan pengalaman nyata sebagai stuntman. Pendapatan dari film ini membuatnya hidup nyaman, meski ia tetap rendah hati.Pada 2000-an, J***y mulai menjauh dari layar lebar dan fokus pada kegiatan sosial. Ia membuka usaha kecil-kecilan, seperti warung makan di Tangerang, dan sering bercerita tentang masa lalunya di acara TV seperti Hitam Putih atau Jejak Crime.

Titik balik spiritual J***y terjadi pada 2010, saat ia memeluk Islam dan berganti nama menjadi Umar Billah. Proses mualafnya dipicu oleh pertemuan dengan seorang ulama di masjid dekat rumahnya, yang membuatnya sadar akan dosa masa lalu. Sebagai Umar Billah, ia aktif berdakwah, terutama di kalangan mantan narapidana dan pemuda rawan kriminal. Ia sering mengunjungi lapas, memberikan ceramah tentang taubat, dan mendirikan pondok pesantren kecil di Tangerang untuk anak yatim,mirip nasibnya sendiri dulu. Dakwahnya sederhana: "Jahatlah kalau mau, tapi bagi hasilnya ke yang miskin, dan taubatlah sebelum terlambat." Ia juga menulis otobiografi berjudul Jejak Perampok Emas (2015), yang menjadi bestseller.Umar Billah meninggal pada 26 Januari 2020 di usia 72 tahun. Jenazahnya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, dengan prosesi sederhana dihadiri keluarga dan mantan rekan. Kematiannya ramai diberitakan, dengan ribuan orang mengenangnya sebagai legenda yang "jahat tapi baik hati". Warisannya tetap hidup: kisahnya menginspirasi film, buku, dan diskusi tentang keadilan sosial di Indonesia.J***y Indo bukan sekadar penjahat; ia simbol perlawanan rakyat kecil terhadap kemiskinan sistemik. Meski kontroversial, ceritanya mengajarkan pelajaran tentang penebusan dan empati.

Demikian cees tentang Johni Indo, bila ada yg mau ditambahkan atau koreksi silahkan tulis di kolom komentar ya es .







semua orang

Raden Kian Santang, juga dikenal sebagai Prabu Kiansantang, Raden Sanggara, atau Syekh Sunan Rohmat Suci, adalah tokoh l...
10/09/2025

Raden Kian Santang, juga dikenal sebagai Prabu Kiansantang, Raden Sanggara, atau Syekh Sunan Rohmat Suci, adalah tokoh legendaris dari Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat, yang dikenal sebagai putra bungsu Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) dari pernikahannya dengan Nyi Subang Larang. Ia lahir sekitar tahun 1427M dengan nama kecil Radja Sangara.

Raden Kian Santang adalah anak ketiga dari Prabu Siliwangi dan Nyi Subang Larang, yang merupakan putri Syekh Quro, seorang ulama penyebar Islam dari Karawang. Dari pernikahan ini, lahir tiga anak:
1. Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana, pendiri Kesultanan Cirebon),
2.Rara Santang (ibu Sunan Gunung Jati), dan
3.Raden Kian Santang.
Nyi Subang Larang mendidik anak-anaknya dalam ajaran Islam, sehingga Kian Santang tumbuh sebagai Muslim yang taat sejak kecil, meskipun ayahnya, Prabu Siliwangi, memeluk agama Hindu.
Sejak kecil, Kian Santang menunjukkan keistimewaan, seperti kemampuan membaca Al-Qur’an, meramal kejadian masa depan, membaca pikiran orang lain, serta keberanian dan kesaktian yang luar biasa. Konon, ia tidak pernah terluka hingga melihat darahnya sendiri karena tak ada yang mampu mengalahkannya dalam pertarungan.

Menurut beberapa sumber, Kian Santang memeluk Islam sejak kecil, namun ada p**a narasi yang menyebutkan bahwa ia memeluk Islam secara resmi setelah berdialog dengan kakaknya, Pangeran Walangsungsang, saat pelantikan Walangsungsang sebagai Tumenggung Cirebon. Setelah itu, ia menikah dengan Nyai Halimah (atau Nyai Kalimah Sapujagad menurut beberapa sumber) dan diperintahkan kakaknya untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Di sana, ia belajar agama Islam lebih mendalam dan konon mengganti namanya menjadi Haji Mansur atau Galantrang Setra (berani dan suci).Salah satu cerita legendaris menyebutkan bahwa Kian Santang ingin mencari lawan yang mampu mengalahkannya. Seorang peramal mengatakan bahwa hanya Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi Muhammad SAW, yang bisa menandinginya. Meskipun Ali hidup pada abad ke-7, konon Kian Santang bertemu dengannya secara gaib di Mekkah. Dalam pertemuan itu, ia kehilangan kesaktiannya dan memeluk Islam. Ia juga bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya secara spiritual, yang memperkuat keimanannya.

Kian Santang berusaha mengajak ayahnya, Prabu Siliwangi, memeluk Islam, namun ditolak. Dengan izin ayahnya, ia menyebarkan Islam di wilayah Priangan, termasuk Limbangan, Garut, dan pesisir utara Jawa Barat. Ia berhasil mengislamkan Raja Galuh Pakuwon (Sunan Pancer) dan turut mendukung berdirinya Kadipaten Cirebon di bawah Walangsungsang. Ia juga menjadi Dalem Bogor ke-2, sebagaimana tercatat dalam prasasti Batu Tulis Bogor.

Kian Santang dikenal sebagai ksatria pemberani, mahir bela diri, dan tak terkalahkan. Ia mampu membaca Al-Qur’an, memanah, dan memiliki sifat rendah hati serta dekat dengan rakyat, terutama kaum miskin. Dalam cerita rakyat, ia sering menghadapi musuh seperti Nini Durga, seorang penyihir, dan selalu menang berkat kecerdikannya.

Kian Santang menetap di Garut hingga wafat. Makamnya, yang dikenal sebagai Makam Keramat Godog di Desa Lebak Agung, Karangpawitan, Garut, menjadi tempat ziarah. Makam ini diyakini menyimpan peninggalan seperti keris dan golok, dengan ritual tahunan diadakan setiap 12 Rabiul Awal (Maulid Nabi).

Wallahualam







semua orang

Prabu Siliwangi adalah tokoh legendaris dalam sejarah dan budaya Sunda, sering dikaitkan dengan masa kejayaan Kerajaan P...
08/09/2025

Prabu Siliwangi adalah tokoh legendaris dalam sejarah dan budaya Sunda, sering dikaitkan dengan masa kejayaan Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat. Namun, karena sifatnya yang semi-mitologis, cerita tentangnya bercampur antara fakta sejarah dan legenda yang diwariskan melalui tradisi lisan, pantun Sunda, dan naskah seperti Carita Parahyangan, Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, serta prasasti seperti Batutulis ,
Prabu Siliwangi, yang nama aslinya Raden Pamanah Rasa saat muda, lahir sekitar tahun 1401 di Kawali, Galuh (sekarang Ciamis). Ia adalah putra Prabu Dewa Niskala dan cucu Niskala Wastu Kancana, dua raja penting dalam sejarah Sunda. Nama “Siliwangi” berarti “pengganti Prabu Wangi,” merujuk pada leluhurnya, Maharaja Linggabuana, yang gugur dalam Perang Bubat (1357M) melawan Majapahit. Sri Baduga dinobatkan sebagai raja Galuh, lalu menjadi raja Pajajaran di Pakuan (sekarang menjadi Bogor) setelah mertuanya, Prabu Susuktunggal, menyerahkan takhtanya.

Prabu Siliwangi memimpin Pajajaran pada masa keemasan. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil, dengan beberapa pencapaian utama:
1.Penyatuan Kerajaan: Ia menyatukan Sunda dan Galuh menjadi Kerajaan Pajajaran yang kuat, dengan ibu kota di Pakuan.
2.Kemakmuran Rakyat: Ia membebaskan rakyat dari beberapa pajak, membangun irigasi, jalan, dan memperkuat pertanian serta perdagangan.
3.Militer: Pajajaran memiliki pasukan besar, termasuk 100.000 prajurit dan gajah perang, meskipun angkatan lautnya lemah.
4.Toleransi Agama: Meskipun Hindu, ia mengizinkan anak-anaknya memeluk Islam dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan tetangga, termasuk Cirebon dan Demak.

Prabu Siliwangi memiliki banyak istri, salah satunya Nyai Subang Larang, seorang Muslim, yang melahirkan tiga anak penting:
1.Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuwana), pendiri Kesultanan Cirebon.
2.Nyimas Rara Santang, ibu Sunan Gunung Jati, pendiri Kesultanan Banten.
3.Raden Kian Santang, yang konon mengajak ayahnya masuk Islam.
Dari istri lain, seperti Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, ia memiliki Surawisesa, yang menjadi penerusnya. Ia dikenal tampan, mahir seni, pencak silat, dan memanah, sehingga dijuluki “Pamanah Rasa” (pemanah rasa cinta).

Dalam tradisi Sunda, Prabu Siliwangi dikenal sakti. Ia konon bisa menghilang, bergerak cepat, bahkan terbang, dan memiliki pasukan gaib. Simbolnya adalah macan putih (maung bodas), yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Legenda terkenal menyebutkan bahwa saat Pajajaran diserang Cirebon dan Banten, yang dipimpin anak-anaknya yang Muslim, ia memilih mundur ke Gunung Salak atau Leuweung Sancang. Di sana, ia ngahyang (menghilang atau moksa) dan berubah menjadi macan putih, bersama pengikutnya yang menjadi macan sancang.

Prabu Siliwangi diperkirakan meninggal pada tahun 1521, dan takhtanya diteruskan oleh Surawisesa. Ibukota Pakuan jatuh setelah serangan Cirebon dan Banten, tetapi ia memilih menghindari perang untuk mencegah konflik dengan anak-anaknya.
Warisannya sangat besar,seperti
1.Budaya Sunda: Ia menjadi simbol identitas Sunda, diabadikan dalam nama Kodam III Siliwangi, jalan, dan institusi.
2.Peninggalan Sejarah: Prasasti Batutulis (1533) oleh Surawisesa memuji kejayaannya. Petilasan di Cirebon juga menjadi situs bersejarah.
3.Keturunan: Anak-anaknya, seperti Walangsungsang dan Sunan Gunung Jati, berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa Barat.

Demikian es informasi tentang Prabu Siliwangi, apabila cees mau menambahkan apa yang kurang atau mengkoreksi yang salah silahkan tulis di kolom komentar ya







semua orang

Maung Bodas, dalam bahasa Sunda, berarti "macan putih" dan merujuk pada makhluk mitologi dalam budaya SundaMaung Bodas a...
05/09/2025

Maung Bodas, dalam bahasa Sunda, berarti "macan putih" dan merujuk pada makhluk mitologi dalam budaya Sunda
Maung Bodas adalah legenda harimau putih yang dianggap sebagai khodam (pengawal spiritual) Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Pajajaran yang terkenal bijaksana dan sakti. Menurut cerita rakyat, Maung Bodas bukan sekadar hewan biasa, melainkan sosok gaib, sering dianggap sebagai penjelmaan roh leluhur atau raja dari kawanan macan putih gaib yang hidup di alam lain.
Legenda Maung Bodas sering dikaitkan dengan peristiwa di Curug Sawer, Majalengka, di mana Prabu Siliwangi menghadapi dan menaklukkan Maung Bodas dalam pertempuran sengit. Setelah dikalahkan, Maung Bodas bersumpah setia dan menjadi pengawal setia sang raja, melindungi tanah Sunda dari ancaman fisik maupun gaib.
Maung Bodas melambangkan keberanian, kesucian, kekuatan, dan kesetiaan dalam budaya Sunda. Ia juga dianggap sebagai penjaga hutan yang menjaga keseimbangan ekologi dan harmoni antara manusia dan alam. Selain itu, Maung Bodas mencerminkan kearifan lokal dan penghormatan terhadap warisan leluhur.
Simbol Maung Bodas sering muncul dalam seni, sastra, dan budaya Sunda, seperti pada gagang pusaka kujang milik Prabu Siliwangi, patung-patung di berbagai wilayah Jawa Barat, dan bahkan julukan untuk klub sepak bola Persib Bandung ("Maung Bandung").
Maung Bodas bukan hanya cerita mistis, tetapi juga bagian integral dari identitas budaya Sunda, mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, kesetiaan, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur. Legenda ini masih dikenang dan diwariskan melalui cerita lisan, seni, dan media modern untuk menjaga warisan budaya Sunda.







semua orang

Pohon Kaboa adalah jenis pohon langka yang hanya tumbuh di kawasan Hutan Sancang (Leuweung Sancang), Kecamatan Cibalong,...
03/09/2025

Pohon Kaboa adalah jenis pohon langka yang hanya tumbuh di kawasan Hutan Sancang (Leuweung Sancang), Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Pohon ini menjadi bagian penting dari ekosistem mangrove di pesisir pantai, terutama di area rawa-rawa dan bibir pantai Karanggajah, di mana ia tumbuh sekitar 500 meter dari garis pantai.
Pohon ini memiliki ciri khas berupa batang kecil yang tidak pernah melebihi ukuran betis manusia meskipun sudah tua, tinggi sedang (sekitar 6 meter), daun hijau muda yang rimbun, bunga wangi, dan buah berbentuk melengkung seperti kuku harimau (disebut juga Kukumaung). Akarnya kuat dan menjalar, mampu bertahan di lingkungan pasang surut air payau dan berombak, sehingga berfungsi sebagai pelindung alami dari abrasi ombak.
Pohon ini tumbuh berkelompok seperti bambu, dengan kulit batang berwarna abu-abu hingga coklat kemerahan yang bercelah. Bunganya mirip kuku macan, dan bijinya dapat beradaptasi di air laut, memungkinkan penyebaran alami.
Secara alami, spesies serupa pohon ini ada juga ada di wilayah seperti Sri Lanka, Malaysia, Australia, dan Cina selatan, tapi varietas Sancang dianggap endemik dan unik secara budaya.

Pohon Kaboa bukan hanya tanaman biasa; ia sarat dengan mitos dan kepercayaan masyarakat Sunda. Menurut legenda turun-temurun, pohon ini terkait erat dengan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja), raja Kerajaan Pajajaran yang konon menghilang (tilem atau moksa) di Hutan Sancang. Kisah populer menyebutkan bahwa saat dikejar anaknya, Raden Kian Santang (yang baru p**ang dari Tanah Arab), Prabu Siliwangi menancapkan tongkatnya ke pohon Kaboa sebelum berubah menjadi harimau gaib (Maung Sancang). Prajurit-prajurit setianya yang memilih ikut sang raja pun berubah menjadi pohon Kaboa, sementara yang mengikuti Kian Santang tetap menjadi manusia. Asal nama "Kaboa" konon dari kata Sunda "Kai Naon Boa?" yang berarti "Kayu apa itu?", merujuk pada keanehannya tumbuh di atas batu karang.
Masyarakat setempat meyakini ,
1.Setiap ruas kayu Kaboa dihuni harimau gaib yang melindungi pemiliknya dari gangguan fisik (lahir) maupun batin (gaib), membawa keberuntungan, dan menangkal hal buruk saat memasuki hutan.
2.Pohon ini sakral dan dilindungi; merusaknya bisa mendatangkan sial, termasuk serangan harimau gaib.
3.Digunakan dalam ritual spiritual, seperti penjagaan keselamatan atau simbol kekuatan.

Namun sayangnya pohon ini terancam punah karena kombinasi faktor lingkungan, aktivitas manusia, dan statusnya yang langka
1.Pohon Kaboa hanya tumbuh di kawasan spesifik Hutan Sancang, terutama di area mangrove dengan kondisi unik (air payau, ombak, dan tanah berbatu). Keterbatasan lokasi ini membuatnya rentan terhadap perubahan lingkungan lokal, seperti abrasi pantai atau perubahan pasang surut akibat kenaikan permukaan laut.
2.Karena nilai mistis dan budayanya, kayu Kaboa sering diambil untuk dijadikan kerajinan, jimat, atau barang bertuah (seperti gelang, tongkat, atau ukiran). Pengambilan yang tidak terkendali mengurangi pop**asi pohon.
3.Aktivitas manusia seperti pembangunan, polusi air, atau perubahan salinitas di area mangrove dapat mengganggu pertumbuhan Kaboa, yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan tertentu.
Pohon Kaboa memiliki tingkat regenerasi alami yang lambat. Biji yang menyebar melalui air laut sering kali tidak menemukan kondisi ideal untuk tumbuh, terutama jika habitatnya terganggu. Selain itu, penebangan pohon dewasa mengurangi sumber biji untuk pertumbuhan baru.
Meskipun Hutan Sancang adalah kawasan konservasi, pengawasan terhadap eksploitasi pohon Kaboa masih lemah. Aktivitas wisata yang tidak terkelola dengan baik juga dapat merusak ekosistemnya, seperti pengunjung yang menginjak akar atau membuang sampah.

Jadi cees , apabila sedang berkunjung ke leweung Sancang, jangan asal buang sampah sembarang dan jangan asal tebang atau merusak pohon ini .







semua orang

Kami dari tim Jejak Nusantara mengucapkan turut prihatin atas segala kejadian beberapa hari terakhir di Tanah Nusantara ...
30/08/2025

Kami dari tim Jejak Nusantara mengucapkan turut prihatin atas segala kejadian beberapa hari terakhir di Tanah Nusantara ini .
Mudah-mudahan pemerintah bisa segera bertindak dan mau Mendengarkan Rakyat . Jangan sampai ada korban lagi seperti Alm.Affan
Buat warga yang masih menyuarakan aspirasinya tolong tetap jaga diri masing-masing. Jangan terprovokasi dan jadi korban berikutnya
Stay safe semuanya . Pray for Indonesia





semua orang

Kerajaan Pajajaran, adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Barat sekitar abad ke-10 hingga abad ke-16.Kerajaa...
29/08/2025

Kerajaan Pajajaran, adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Barat sekitar abad ke-10 hingga abad ke-16.
Kerajaan Pajajaran didirikan oleh Sri Jayabhupati pada tahun 923 M, menurut prasasti Sanghyang Tapak. Pusat kerajaan awalnya berada di Galuh (sekitar Ciamis modern), namun kemudian berpindah ke Pakuan (sekitar Bogor) pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi, raja paling terkenal.

Di bawah Prabu Siliwangi (1482–1521), Pajajaran mencapai puncak kejayaan. Kerajaan ini menguasai wilayah Jawa Barat, bagian barat Jawa Tengah, dan memiliki pelabuhan penting seperti Sunda Kelapa dan Banten. Ekonomi berkembang melalui perdagangan lada, beras, dan hasil bumi, serta hubungan diplomatik dengan Portugis.
Pajajaran memiliki sistem monarki dengan struktur pemerintahan yang terorganisir, termasuk dewan menteri (Sapta Prabu). Agama Hindu dan Buddha menjadi pengaruh utama, tercermin dalam seni, sastra, dan tradisi seperti upacara keagamaan di situs-situs suci.
Pada abad ke-16, Pajajaran menghadapi tekanan dari Kesultanan Banten dan Demak. Pada 1579, pasukan Banten di bawah Maulana Yusuf menaklukkan Pakuan, menandai akhir Kerajaan Pajajaran. Banyak bangsawan melarikan diri ke daerah pedalaman seperti Baduy.
Pajajaran meninggalkan warisan budaya seperti seni tari, musik, dan tradisi Sunda. Naskah-naskah seperti Carita Parahyangan dan Kidung Sunda menjadi sumber sejarah penting.








semua orang

Batu Satangtung di situs makam walahir merupakan tujuh batu tegak (menhir) yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan spir...
28/08/2025

Batu Satangtung di situs makam walahir merupakan tujuh batu tegak (menhir) yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan spiritual yang tinggi .
Ada tujuh batu satangtung yang disebut secara kolektif sebagai Linggabuana, dinamai sesuai nama Prabu Maharaja Linggabuana, salah satu tokoh penting Kerajaan Galunggung yang dimakamkan di situs ini. Istilah "satangtung" berasal dari bahasa Sunda kuno, merujuk pada batu-batu tegak yang biasanya memiliki fungsi ritual atau simbolik dalam tradisi megalitik.
Batu-batu ini adalah menhir berukuran besar, berdiri tegak di area kompleks makam. Ukurannya bervariasi, namun umumnya cukup besar untuk menonjol di antara makam-makam lainnya. Batu-batu ini tidak diukir dengan simbol atau tulisan, melainkan dibiarkan dalam bentuk alami, mencerminkan tradisi megalitik Sunda kuno.
Batu satangtung diyakini sebagai tempat musyawarah atau pertemuan penting antara Prabu Siliwangi (tokoh legendaris Kerajaan Sunda) dan para resi (tokoh spiritual) pada masa Kerajaan Galunggung. Tempat ini dianggap sebagai pusat kegiatan spiritual dan intelektual, di mana para pemimpin membahas urusan politik, keagamaan, dan keilmuan. Dalam konteks budaya Sunda kuno, batu-batu tegak seperti ini sering digunakan sebagai penanda tempat suci (kabuyutan) atau sebagai simbol penghormatan kepada leluhur.
Dalam tradisi lokal, batu satangtung dianggap memiliki aura sakral. Peziarah sering mempercayai bahwa batu-batu ini menyimpan energi spiritual atau karomah, sehingga menjadi titik fokus selama ziarah. Batu-batu ini juga dikaitkan dengan ritual pemujaan leluhur sebelum masuknya Islam, yang kemudian diadaptasi ke dalam tradisi Islam setempat.
Batu satangtung adalah bagian dari tradisi megalitik Sunda kuno, yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Barat, seperti situs Gunung Padang atau Batu Mahpar. Tradisi ini mencakup pembangunan struktur batu untuk keperluan ritual, seperti pemujaan arwah leluhur atau penanda tempat suci. Keberadaan batu satangtung di Walahir menunjukkan bahwa situs ini awalnya adalah punden berundak atau tempat religi pra-Islam sebelum menjadi kompleks makam Islam.
Setelah Islam masuk ke Priangan Timur sekitar abad ke-11 atau setelahnya , situs ini diadaptasi menjadi makam dengan orientasi kiblat (utara-selatan). Namun, batu satangtung tetap dipertahankan sebagai bagian dari warisan budaya, menunjukkan perpaduan antara tradisi Sunda

Batu-batu ini dianggap sebagai saksi bisu kejayaan Kerajaan Galunggung, yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Tempat ini diyakini sebagai pusat kabuyutan, yaitu tempat pendidikan dan penyebaran ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan tata cara pemerintahan, di mana tokoh-tokoh seperti Prabu Siliwangi dan para resi berkumpul.
Batu satangtung tidak hanya memiliki nilai religi, tetapi juga menjadi objek penelitian arkeologi dan sejarah. Keberadaannya memberikan wawasan tentang tradisi megalitik Sunda, peralihan budaya dari pra-Islam ke Islam, dan peran Kerajaan Galunggung dalam sejarah Jawa Barat. Batu-batu ini juga menjadi simbol kearifan lokal leluhur dalam menjaga harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Jika cees berencana mengunjungi situs ini untuk melihat batu satangtung, disarankan untuk menghubungi juru kunci terlebih dahulu agar mendapatkan panduan yang lebih mendalam tentang sejarah dan makna batu-batu ini. Pastikan juga untuk menjaga sikap hormat selama berada di area yang dianggap keramat ini.










semua orang

Kerajaan Sunda-Galuh merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri di wilayah Jawa Barat , mencak...
28/08/2025

Kerajaan Sunda-Galuh merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri di wilayah Jawa Barat , mencakup daerah seperti Banten, Jakarta, Jawa Barat, Lampung, dan sebagian barat Jawa Tengah. Kerajaan ini lahir dari pecahan Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-7 Masehi dan sering disebut sebagai Kerajaan Sunda saja dalam banyak sumber sejarah, meskipun secara formal merupakan penyatuan dua entitas: Kerajaan Sunda (berpusat di Pakuan Pajajaran, kini Bogor) dan Kerajaan Galuh (berpusat di Kawali, Ciamis). Nama "Sunda-Galuh" mencerminkan kesatuan kedua wilayah tersebut, dengan batas alami Sungai Citarum.
Kerajaan Sunda-Galuh berasal dari kemunduran Kerajaan Tarumanagara, kerajaan Hindu-Siwa yang berkuasa sejak abad ke-5 hingga ke-7 Masehi. Pada masa Raja Linggawarman (sekitar 666-669 M), Tarumanagara mulai melemah akibat serangan Sriwijaya. Setelah kematiannya, kekuasaan jatuh ke tangan menantunya, Sri Maharaja Tarusbawa, yang memindahkan pusat pemerintahan ke Sundapura (dekat Bogor) dan mengubah nama kerajaan menjadi Sunda pada 670 M.
Hal ini memicu pemberontakan dari Wretikandayun, seorang keturunan Raja Kendan (bawahan Medang Kamulan di Jawa Tengah) yang diutus kakeknya untuk menguasai wilayah timur. Didukung oleh Kerajaan Kalingga (melalui pernikahan putranya, Mandiminyak, dengan putri Ratu Shima), Wretikandayun menuntut pemisahan wilayah.
Tarusbawa, yang sedang lemah, menyetujui pembagian pada 669 M: wilayah barat menjadi Kerajaan Sunda (dengan ibu kota di hulu Sungai Cipakancilan, Bogor), dan wilayah timur menjadi Kerajaan Galuh (dengan ibu kota awal di Karangkamulyan, Ciamis). Sungai Citarum menjadi batas kedua kerajaan .
Wretikandayun menjadi raja pertama Galuh dengan gelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa.Penyatuan pertama terjadi pada 723 M oleh Sanjaya (atau Prabu Harisdarma), cicit Wretikandayun dan suami Tejakencana (putri Tarusbawa). Sanjaya merebut Galuh dari Purbasora (sepupu yang kudeta) dan menyatukannya dengan Sunda. Namun, ia juga mewarisi Kalingga dan mendirikan Mataram Kuno (Wangsa Sanjaya) pada 732 M, menyerahkan Sunda-Galuh kepada putranya,yaitu Rakeyan Panaraban .
Pada 739 M, kerajaan terpecah lagi menjadi Sunda (di bawah Sang Bangga) dan Galuh (di bawah Sang Manarah, alias Ciung Wanara).Selama berabad-abad, kedua kerajaan sering bersaing dan terlibat perang saudara, tetapi tetap terkait secara dinasti.
Penyatuan kedua kerajaan terjadi pada 819 M di bawah Prabu Gajah Kulon, dan terpecah lagi pada 1382 M. Penyatuan permanen baru tercapai pada 1482 M melalui pernikahan Jayadewata (dari Galuh) dengan Ambetkasih (dari Sunda), yang menyandang gelar Sri Baduga Maharaja. Saat itu, kerajaan berganti nama menjadi Pajajaran (Pakuan Pajajaran) dengan ibu kota di Pakuan.







semua orang

Address

Kp. Cilaku Rt/Rw 01/02 Desa Sukasari Kecamatan Cilaku
Cianjur
43285MENGEDIT...APALOKASIAHLIRIWAYAT?

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Jejak Nusantara posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share