Berbagi Ilmu Syar'i

Berbagi Ilmu Syar'i Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Berbagi Ilmu Syar'i, Media, Jalan S. Parman No. 25 Dusun Penembahan RT 6/4 Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, Cilacap Regency.

JANGAN ENGKAU BATALKAN SHOLATMU!Rosululloh shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Allah tidak melihat seorang hamba yang...
14/03/2025

JANGAN ENGKAU BATALKAN SHOLATMU!

Rosululloh shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah tidak melihat seorang hamba yang tidak meluruskan punggungnya ketika rukuk dan sujudnya"

"Sungguh ada seseorang yang sholat selama 60 tahun tetapi tidak ada satupun sholatnya yang diterima, bisa jadi karena dia menyempurnakan rukuk tetapi tidak menyempurnakan sujud atau menyempurnakan sujud tapi tidak menyempurnakan rukuk"

09/03/2025
28/11/2024

Mari perbanyak sholawat di hari jum'at

03/11/2024

TENAGA DALAM! DIMANA UNSUR JINNYA?

⏩ Bismillah walhamdulillah, washolaatu wasalaamu 'alaa Rosulillah.

✔ Dari semenjak SD sampai sekarang saya hobi dengan belajar beladiri, dulu sangat s**a nonton film yang berlatar beladiri seperti Jaka Sembung, Wiro Sableng dll. Lalu mulai belajar beladiri, berujung mempelajari pelengkap Beladiri yaitu Ilmu Tenaga Dalam, yang saya pelajari dari berbagai aliran tenaga dalam, mulai dari latihan teknik pernafasan, teknik Wirid, Asmaul Husna, Asmak Kurung, Jawa Kewalian, Ilmu Hikmah, Kejawen, Ilmu Metafisika Modern, Psikotronika dan sebagainya. Saya juga mengkoleksi banyak buku tenaga dalam, Ilmu-ilmu Ghoib dan semua yang berhubungan dengan Metafisika.

✔ Sempat punya perguruan tenaga dalam Tahun 1997-an pertama Bada'tubi Inti Taqwa, kemudian berganti Bda'tubi Inti Prana, setelah berguru di Jawa Tengah dalam sebuah meditasi bertemu sosok yang mengaku bernama Ki Cakraningkrat dari Cirebon saya diberi sebuah tongkat yang bermakna Alif, yang artinya jalan lurus. Semenjak itu perguruan saya beri nama Cakra Nur Alief, karena tidak punya sistem manajemen marketing yang bagus, anggota tenaga dalam saya hanya terbatas bagi rekan-rekan yang kenal dan dari mulut ke mulut, jumlah Murid pun tidak terlalu banyak tak sampai ratusan Orang.

✔ Dari sinilah saya terus mengembangkan kemampuan Tenaga Dalam, lalu saya perdalam lagi, belajar lagi, sampai mengikuti p**a latihan Kultivasi Falun Gong di Senayan. Berbagai meditasi saya ikuti, sampai-sampai selalu ada dalam fikiran saya bahwa semua Agama itu sama yang penting kita berbuat kebaikan dan Akhlaq yang mulia. sampai pada tingkat keyakinan Wihdatul Wujud, Manunggaling Kawulo Gusti (menyatunya hamba dan dzat Sang Pencipta).

✔ Waktu terus berjalan sekitar Tahun 2002, karena hobi membaca saya beli sebuah Majalah bertemakan Metafisika “Majalah Ghoib, Mengimani yang Ghoib sesuai Syari'at”. Sebelumnya saya hobi membaca, mengkoleksi majalah/tabloid metafisika seperti Majalah misteri, liberti, posmo, mistik dan lain sebagainya.

✔ Nah.. melalui majalah ini, Hidayah pun datang. Saya jadi memahami bahwa yang selama ini saya pelajari ternyata ditimbang dari sisi Syari'at telah menyimpang dan SESAT! Sebelum kenal majalah Ghoib saya orang yang paling menentang banget yang namanya pemahaman Sunnah yang murni, saya menganggap mereka orang-orang syari'at yang tidak mengenal Torikat Ilallah, Hakikat apalagi Ma'rifat. Mengenal Agama hanya kulitnya saja, saya menganggap pemahaman Agama saya sudah sampai derajat Ma'rifat.

👉 Kembali ke majalah Ghoib, semenjak membaca artikel-artikel di Majalah Ghoib wawasan saya mengenai hal yang ghoib sesuai syari'at mulai mengalami pencerahan, akhirnya saya menemukan Toko Kaset Muslim Fatahillah, saya beli kaset Ruqyah Ustadz Fadhlan Adham Hasyim Lc.

Saya setel.. lalu yang terjadi MasyaAllah..!!!

Di luar dugaan kepala saya pening, tubuh, tangan bergerak-gerak dengan sendirinya (bukan bergerak karena permainan silat stroom), mual-enegh semua menjadi satu, saya tidak berani mendengarkannya lagi. Ketika itu saya mulai bertanya-tanya dalam hati berarti Ilmu-ilmu yang saya pelajari berasal dari Jin, akhirnya saya tinggalkan semua Ilmu-ilmu tersebut, kecuali tenaga Dalam Pernafasan dan Getaran karena saya masih meyakini pernafasan murni tak ada unsur Jinnya.

👉 Pemahaman tentang Ruqyah terus meningkat, sering ikuti acara Ruqyah, belajar Ruqyah dan mempraktekan Ruqyah untuk diri sendiri.

👉 Sampai suatu saat saya mencoba bermeditasi untuk terakhir kalinya sebelum memutuskan membuang semua Ilmu-ilmu yang saya pelajari.

👉 Dalam alam meditasi inilah saya mendapatkan dialog secara ghoib dengan suatu sumber (saya tidak meyakini ini malaikat, tapi saya meyakini ini mungkin salah satu Jin yang telah ber-Islam dengan benar wallahu'alam).

🔊 “Berawal saya mengadu argumen, saya katakan okelah kalau tenaga dalam yang berasal dari Mantera, Ritual dan lainnya adalah SESAT dan SALAH.”

✔ Pertanyaan saya adalah, “Bukankah setiap Manusia secara alami memiliki dan memancarkan gelombang elektromagnetik tubuh, mengapa ini dianggap SESAT dan salah menurut Islam? Bukankah jika kita memanfaatkan energi ini berarti memanfaatkan apa yang sudah diberikan Allah?”

✔ Tiba-tiba suara itu mengatakan :

🔊 “Ya.. Manusia memang memiliki pancaran energi elektromagnetik tubuh secara alami, tetapi ketahuilah biarkanlah energi itu mengalir apa adanya, tanpa direkayasa. Jika energi magnetik tubuh ini direkayasa, di olah di himpun dan divisualisasikan, inilah yang akan menjadi kekuatan Sihir, dan kami akan masuk ke dalamnya. Ingatlah jika kamu memakan buah Anggur dalam bentuk aslinya, tanpa direkayasa, tanpa divermentasi maka buah Anggur itu HALAL bagimu, namun jika sudah direkayasa dan divermentasi buah Anggur itu akan menjadi Khamr yang memabukkan dan hukumnya HARAM. Begitu p**a dengan energi tubuh yang direkayasa, di latih, dihimpun, divisualisasikan akan menjadi kekuatan yang namanya Sihir dan itu hukumnya HARAM.”

👉 Setelah itu saya terbangun dari meditasi saya, saya tercengang.. Yaa Robb.. berarti benar kata Ibnul Qoyim Aljauziyah dalam Kitabnya, bahwa “Sihir adalah perpaduan antara energi alam dan roh-roh jahat (Jin).”

💡 Pengalaman di atas benar saya alami dan saya lakukan. lalu apa kesimp**annya?

☑ Semua Energi metafisika apapun sebutannya (Tenaga Dalam, Prana, Chi, Ki, Mana, Nur, Aura dll) adalah menjadi sebab kendaraan Syaithon untuk menciptakan sihir.

☑ Jujur Energi ini bisa dirasakan, getarannya, rasanya, setiap orang bisa merasakan dengan teknik tertentu.

☑ Jadi semua Orang yang mempraktekkan, melatih Energi Tenaga Dalamnya, pada hakikatnya sedang mengumpulkan Energi kekuatan Sihir di dalam tubuhnya, karena bangsa Jin bisa masuk melalui latihan ini.

☑ Kenapa Sihir? Ya! Karena pada akhirnya Energi ini bisa divisualisasikan untuk berbagai keperluan yang melanggar batas syari'at. Bisa digunakan untuk bertelepati mempengaruhi fikiran Orang lain, bisa untuk mengirimkan visualisasi penyerangan secara Ghoib, menciptakan aneka bentuk perwujudan Ghoib, seperti Harimau, Singa, dll. Bisa p**a untuk di alirkan menjadi KEKEBALAN TUBUH, bisa digunakan untuk mempengaruhi seseorang agar Jatuh Cinta (pelet), bisa digunakan untuk menembus dimensi Alam Ghoib, Alam Jin, Siluman dan sebagainya.

🔎 Pertanyaanya, adakah dalam syari'at Agama kita di dalam Al-Qur’an ataupun Hadits yang mengajarkan hal-hal tersebut di atas?

❎ TIDAK ADA! Maka sudah jelas semua itu permainan Syaithon jenis Jin..!!! Wallahu a'lam.

⏩ Maaf saya tidak sedang menyudutkan suatu pihak, saya hanya bercerita tentang pengalaman saya, semoga bisa diambil manfaatnya bagi sahabat yang ingin memurnikan Aqidah, ingin berIslam secara Kaffah, cukuplah Al-Qur’an dan Sunnah sebagai solusi hidup kita!

💡 Barakallahufikum, wasalamu'alaikum.

📝 Dan untuk semua yang pernah menjadi Muridku, bertaubatlah dan buanglah semua Ilmu-ilmu kalian, dan mohon maaf atas kesalahan dan kebodohaku.

🔽➖➖➖🔽➖➖➖🔽

Penulis : Abi Faqieh Elwastafy (dulu bernama Ki Maulana Cakra)

+Pengalaman Pribadi Admin dahulu kala

🔽🔽🔻 Gabung Yuk 🔻🔽🔽

Facebook : https://facebook.com/AdaYangBertanya
Instagram : https://instagram.com/AdaYangBertanya
Telegram : https://t.me/AdaYangBertanya

Hasan al-Basri –rahimahullah- dan Sikapnya Terhadap Pemberontakan Kepada HajjajHasan mengatakan:“Hajjaj (bin Yusuf ath-T...
25/08/2024

Hasan al-Basri –rahimahullah- dan Sikapnya Terhadap Pemberontakan Kepada Hajjaj

Hasan mengatakan:
“Hajjaj (bin Yusuf ath-Thaqafi) adalah azab Allah, jangan menolak azab Allah dengan tangan-tangan kalian, tetapi kalian harus tunduk dan merendahkan (kepada Allah), karena Allah mengatakan:
وَلَقَدْ أَخَذْنَاهُم بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri” (Al-Mu’minun: 76)”.
Ibnu Sa’d: 7/164 dengan sanad yang sahih dengan beberapa perbedaan redaksi; Ibnu Taimiyah: Minhaj as-Sunnah: 4/529.
------------------------------------------------
Fawaid:
1. Hasan al-Basri adalah seorang tabi’in yang terkenal dengan ketokohannya dalam ilmu dan amal, dan ketulusannya memberikan nasehat kepada umat sesuai dengan dalil yang benar.
2. Cara yang benar menolak kezaliman menurut Hasan adalah tunduk, patuh, dan meminta kepada-Nya dengan merendah. Maka janganlah api dibalas dengan api, hendaklah ia dibalas dengan air yang memadamkan dan menyejukkan.
3. Sikap yang benar jika mendapati kezaliman penguasa adalah bersabar, sebagaimana disebut Hasan al-Basri.
4. Hajjaj bin Yusuf dikatakan oleh Rasulullah dengan mubir (penumpah darah) dalam hadist Asma di Sahih Muslim (6443), Rasulullah bersabda:
أَنَّ فِي ثَقِيفٍ كَذَّابًا وَمُبِيرًا
“Sungguh di Tsaqif ada pendusta dan penumpah darah”.
فَأَمَّا الْكَذَّابُ فَرَأَيْنَاهُ وَأَمَّا الْمُبِيرُ فَلَا إِخَالُكَ إِلَّا إِيَّاهُ قَالَ فَقَامَ عَنْهَا وَلَمْ يُرَاجِعْهَا
Asma mengatakan: adapun pendusta itu sudah kita lihat (Mukhtar bin Abi Ubaid at-Tsaqafi), adapun penumpah darah aku menduganya adalah engkau, perawi mengatakan: Hajjaj kemudian bangkit meninggalkannya tanpa menyalahkan perkataannya.
Dikatakan bahwa Hajjaj membunuh 120.000 orang! Apatah pemimpin kita sampai batas ini hingga harus memberontak?.
5. Hal ini menunjukkan konsistennya aqidah Ahlu Sunnah, dari masa Rasulullah dan shahabatnya, tabi’in hingga sekarang, hal itu dikarenakan berpegangnya mereka pada dalil. Sebaliknya, pengekor bid’ah dan hawa nafsu akan diombang-ambingkan oleh syubuhat dan syahwat.
Wallahua’lam.
-----------
Bahan Bacaan
Sahih Muslim
Mawaqif Mu’aradhah fi ‘Ahdi Yazid bin Muawiyah karya Muhammad bin Abdul Hadi asy-Syaibani.

Pangkalan Bun, 14 Syawal 1440/16 Juni 2019 M. Tulisan awal ditulis di Ngangkruk, 14 Ramadhan 1440 H/18 Mei 2019.
----------------------
Sumber:

sumber gambar: https://www.ennaharonline.com/ Hasan mengatakan: “Hajjaj (bin Yusuf ath-Thaqafi) adalah azab Allah, jangan menolak...

26/07/2024

Imam Asy-Syafi’i

(Wafat 198 H)







Di kampung miskin di kota Ghazzah (orang Barat menyebutnya Gaza ) di bumi Palestina, pada th. 150 H (bertepatan dengan th. 694 M) lahirlah seorang bayi lelaki dari pasangan suami istri yang berbahagia, Idris bin Abbas Asy-Syafi`ie dengan seorang wanita dari suku Azad. Bayi lelaki keturunan Quraisy ini akhirnya dinamai Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie .



Demikian nama lengkapnya sang bayi itu. Namun kebahagiaan keluarga miskin ini dengan kelahiran bayi tersebut tidaklah berlangsung lama. Karena beberapa saat setelah kelahiran itu, terjadilah peristiwa menyedihkan, yaitu ayah sang bayi meninggal dunia dalam usia yang masih muda.



Bayi lelaki yang rupawan itu pun akhirnya hidup sebagai anak yatim.



Sang ibu sangat menyayangi bayinya, sehingga anak yatim Quraisy itu tumbuh sebagai bayi yang sehat. Maka ketika ia telah berusia dua tahun, dibawalah oleh ibunya ke Makkah untuk tinggal di tengah keluarga ayahnya di kampung Bani Mutthalib. Karena anak yatim ini, dari sisi nasab ayahnya, berasal dari keturunan seorang Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam yang bernama Syafi’ bin As-Sa’ib.



Dan As-Sa’ib ayahnya Syafi’, sempat tertawan dalam perang Badr sebagai seorang musyrik kemudian As-Sa’ib menebus dirinya dengan uang jaminan untuk mendapatkan status pembebasan dari tawanan Muslimin. Dan setelah dia dibebaskan, iapun masuk Islam di tangan Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Maka nasab bayi yatim ini secara lengkap adalah sebagai berikut:



Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .



Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam bersabda:



“Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 – 66).



Di lingkungan Bani Al-Mutthalib, dia tumbuh menjadi anak lelaki yang penuh vitalitas. Di usia kanak-kanaknya, dia sibuk dengan latihan memanah sehingga di kalangan teman sebayanya, dia amat jitu memanah. Bahkan dari sepuluh anak panah yang dilemparkannya, sepuluh yang kena sasaran, sehingga dia terkenal sebagai anak muda yang ahli memanah. Demikian terus kesibukannya dalam panah memanah sehingga ada seorang ahli kedokteran medis waktu itu yang menasehatinya.



Dokter itu menyatakan kepadanya : “Bila engkau terus menerus demikian, maka sangat dikuatirkan akan terkena penyakit luka pada paru-parumu karena engkau terlalu banyak berdiri di bawah panas terik mata hari.” Maka mulailah anak yatim ini mengurangi kegiatan panah memanah dan mengisi waktu dengan belajar bahasa Arab dan menekuni bait-bait sya’ir Arab sehingga dalam sekejab, anak muda dari Quraisy ini menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya dalam usia kanak-kanak. Di samping itu dia juga menghafal Al-Qur’an, sehingga pada usia tujuh tahun telah menghafal di luar kepala Al-Qur’an keseluruhannya.



Demi ia merasakan manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja yatim ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai m***i Makkah. Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.



Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas. Ia pun demi kehausan ilmu, akhirnya berangkat dari Makkah menuju Al-Madinah An Nabawiyah guna belajar di halaqah Imam Malik bin Anas di sana. Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha’ .



Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu As-Syafi`ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam Sufyan bin Uyainah di Makkah. Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: “Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.” Juga beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: “Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Beliau juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwattha’ Imam Malik sehingga beliau menyatakan: “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah Al-Qur’an, lebih dari kitab Al-Muwattha’ .”



Beliau juga menyatakan: “Aku tidak membaca Al-Muwattha’ Malik, kecuali mesti bertambah pemahamanku.” Dari berbagai pernyataan beliau di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama’ yang ada di Al-Madinah, seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz Ad-Darawardi. Beliau banyak p**a menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya.



Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai Imam Syafi`ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu.



Ketika Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Mutthalibi Al-Qurasyi telah berusia dua puluh tahun, dia sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan Ulama’ di jamannya dalam berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tetapi beliau tidak mau berpuas diri dengan ilmu yang dicapainya. Maka beliaupun berangkat menuju negeri Yaman demi menyerap ilmu dari para Ulama’nya. Disebutkanlah sederet Ulama’ Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya.



Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya.



Sejak di kota Baghdad, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie mulai dikerumuni para muridnya dan mulai menulis berbagai keterangan agama. Juga beliau mulai membantah beberapa keterangan para Imam ahli fiqih, dalam rangka mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam . Kitab fiqih dan Ushul Fiqih pun mulai ditulisnya. Pop**aritas beliau di dunia Islam yang semakin luas menyebabkan banyak orang semakin kagum dengan ilmunya sehingga orang pun berbondong-bondong mendatangi majelis ilmu beliau untuk menimba ilmu.



Tersebutlah tokoh-tokoh ilmu agama ini yang mendatangi majelis beliau untuk menimba ilmu padanya seperti Abu Bakr Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi (beliau ini adalah salah seorang guru Al-Imam Al-Bukhari), Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal (yang kemudian terkenal dengan nama Imam Hanbali), Sulaiman bin Dawud Al-Hasyimi, Abu Ya’qub Yusuf Al-Buaithi, Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid Al-Kalbi, Harmalah bin Yahya, Musa bin Abil Jarud Al-Makki, Abdul Aziz bin Yahya Al-Kinani Al-Makki (pengarang kitab Al-Haidah ), Husain bin Ali Al-Karabisi (beliau ini sempat di tahdzir oleh Imam Ahmad karena berpendapat bahwa lafadh orang yang membaca Al-Qur’an adalah makhluq), Ibrahim bin Al-Mundzir Al-Hizami, Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani, Ahmad bin Muhammad Al-Azraqi, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu yang lainnya. Dari murid-murid beliau di Baghdad, yang paling terkenal sangat mengagumi beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal atau terkenal dengan gelar Imam Hanbali.



Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Mizzi dengan sanadnya bersambung kepada Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (putra Imam Hanbali). Beliau menceritakan: “Aku pernah bertanya kepada ayahku: "Wahai ayah, siapa sesungguhnya As-Syafi`ie itu, karena aku terus-menerus mendengar ayah mendoakannya?" Maka ayahku menjawab:

Address

Jalan S. Parman No. 25 Dusun Penembahan RT 6/4 Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap
Cilacap Regency

Telephone

+6285861341500

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Berbagi Ilmu Syar'i posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Berbagi Ilmu Syar'i:

Share

Category