18/12/2025
Jangan datang ke sekolah cuma buat ambil rapor.
Rapor itu bukan sekadar angka.
Di balik kertas itu, ada cerita tentang anak kita
yang justru lebih lengkap dilihat dari sudut pandang guru.
Biar momen ketemu wali kelas nggak berhenti di nilai dan peringkat,
coba ajukan pertanyaan-pertanyaan ini:
1. “Anak saya mau belajar di kelas, Bu?”
Karena kemauan belajar itu pondasi.
Nilai bisa naik turun, tapi anak yang mau belajar lebih mudah dibimbing.
2. “Ibu melihat kelebihan apa dari anak saya?”
Setiap anak punya kuatnya sendiri.
Kadang bukan di pelajaran, tapi di sikap, kreativitas, atau kepemimpinan.
3. “Di kelas, anak saya lebih aktif atau pendiam?”
Bukan buat ngasih label,
tapi supaya orang tua tahu cara mendampingi yang tepat.
4. “Bagaimana dia bersosialisasi dengan teman-temannya?”
Karena pintar aja nggak cukup.
Anak juga perlu bisa berteman dan bekerja sama.
5. “Ada tugas yang sering dia tunda atau belum selesai?”
Supaya kita bisa bantu dari rumah:
apakah dia butuh dukungan, atau perlu belajar tanggung jawab.
6. “Bagaimana sikapnya ke guru dan orang dewasa?”
Adab sering nggak tertulis di rapor,
padahal itu bekal hidup yang paling panjang.
7. “Pernah ada masalah di kelas?”
Bukan buat nyalahin,
tapi buat ngerti penyebabnya dan cari jalan keluarnya bareng-bareng.
8. “Dia tipe yang memimpin, mengalah, atau mudah tersinggung?”
Semua ini penting untuk orang tua pahami.
9. “Perubahan apa yang paling kelihatan semester ini?”
Karena tumbuh itu nggak selalu lurus,
tapi selalu ada maknanya.
10. “Terima kasih, Bu, sudah membersamai anak kami.”
Kalimat sederhana,
tapi bikin guru merasa dihargai dan diajak kerja sama.
Rapor seharusnya jadi jembatan komunikasi,
bukan ruang saling menghakimi.
Semoga obrolan kecil ini membantu kita
lebih fokus ke proses belajar anak,
bukan cuma hasil akhirnya.
Karena anak tumbuh bukan dari angka,
tapi dari hubungan yang aman dan penuh penerimaan