Rafassa Media

Rafassa Media đŸŽ„ Rafassa Media
Konten Inspiratif ‱ Edukatif ‱ Solutif
📍Produksi | Digital Media | Branding
✉ Kolaborasi? DM kami atau email [email protected]

Selama puluhan tahun, wormhole atau lubang cacing hanya menjadi bagian dari fiksi ilmiah. Namun kini, sejumlah ilmuwan k...
05/11/2025

Selama puluhan tahun, wormhole atau lubang cacing hanya menjadi bagian dari fiksi ilmiah. Namun kini, sejumlah ilmuwan kembali mengguncang dunia sains dengan penelitian baru yang menunjukkan bahwa perjalanan menembus ruang dan waktu melalui wormhole mungkin saja bisa terjadi—setidaknya secara teoretis.

Dalam teori relativitas umum Albert Einstein dan Nathan Rosen pada tahun 1935, terdapat konsep yang dikenal sebagai Einstein-Rosen Bridge, yaitu jembatan ruang-waktu yang dapat menghubungkan dua titik sangat jauh di alam semesta. Teori ini melahirkan istilah “wormhole”, sebuah jalan pintas kosmik yang selama ini hanya hidup dalam film dan imajinasi manusia.

Menurut laporan dari Phys.org (2024), tim astrofisikawan menemukan bukti matematis bahwa traversable wormholes atau wormhole yang dapat dilalui mungkin bisa eksis dalam kondisi tertentu. Dalam penelitian itu, mereka menunjukkan secara teoretis bahwa struktur ruang-waktu bisa tetap stabil tanpa runtuh jika didukung oleh fenomena fisika kuantum tertentu.

Sementara itu, Sky at Night Magazine menjelaskan bahwa agar sebuah wormhole dapat tetap terbuka, dibutuhkan materi dengan energi negatif atau disebut “materi eksotik”. Materi jenis ini belum pernah ditemukan secara eksperimen, namun konsepnya masuk akal secara teori dalam mekanika kuantum.

Meski begitu, para ilmuwan menegaskan bahwa hingga kini belum ada bukti nyata keberadaan wormhole di alam semesta. Penelitian masih sebatas perhitungan matematis dan simulasi komputer. Gaya gravitasi ekstrem di sekitar lubang seperti itu juga berpotensi mematikan bagi manusia, sehingga perjalanan melalui wormhole masih jauh dari kenyataan.

Namun, terobosan dalam pemahaman teoretis ini membuat para ilmuwan semakin yakin bahwa konsep perjalanan lintas ruang-waktu bukanlah sekadar fantasi. Dengan kemajuan dalam fisika kuantum dan teknologi energi masa depan, apa yang dulu mustahil kini mulai terlihat sedikit lebih mungkin.

Sumber resmi:

Phys.org (2024) – “Astrophysicists prove theoretical existence of traversable wormholes”
Sky at Night Magazine – “What are wormholes and could they exist?”
NASA – “Wormholes: Bridges Through Space and Time”

Dunia maya dihebohkan oleh penampakan langka dari letusan gunung berapi yang tampak menyerupai burung phoenix legendaris...
05/11/2025

Dunia maya dihebohkan oleh penampakan langka dari letusan gunung berapi yang tampak menyerupai burung phoenix legendaris. Momen menakjubkan ini berhasil diabadikan oleh fotografer asal Italia, Davide Basile, saat Gunung Etna di Sisilia meletus dan memancarkan lava bercahaya yang membentuk siluet mirip makhluk mitos yang “bangkit dari api”.

Foto tersebut pertama kali diambil pada tahun 2019 dari wilayah Riposto, di pesisir timur Sisilia. Ketika letusan terjadi pada malam hari, jalur lava yang mengalir di lereng gunung secara kebetulan membentuk pola yang menyerupai seekor burung besar dengan sayap terbuka lebar. Cahaya oranye panas dari magma membuat gambar tersebut terlihat semakin dramatis dan menakjubkan.

Gambar itu kemudian viral di media sosial setelah banyak pengguna internet menyebutnya sebagai “Phoenix of Etna” atau “burung phoenix yang lahir dari api”. Banyak yang menganggap foto ini sebagai simbol kebangkitan dan keindahan alam yang luar biasa.

Menurut laporan dari Snopes dan National Geographic, foto tersebut bukan hasil editan digital, melainkan gambar asli dari letusan Gunung Etna. Namun, bentuk yang menyerupai phoenix hanyalah kebetulan dari sudut pandang tertentu, bukan fenomena ilmiah yang disengaja.

Gunung Etna sendiri merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dan sering meletus beberapa kali dalam setahun. Letusan tahun 2019 termasuk salah satu yang paling spektakuler karena semburan lavanya terlihat jelas dari kejauhan.

Sumber resmi:

Snopes: https://www. snopes. com/fact-check/phoenix-photo-lava-sicily
National Geographic: https://www. nationalgeographic. com

Sebuah inovasi luar biasa datang dari Tiongkok. Perusahaan teknologi Betavolt Technology mengklaim telah menciptakan bat...
05/11/2025

Sebuah inovasi luar biasa datang dari Tiongkok. Perusahaan teknologi Betavolt Technology mengklaim telah menciptakan baterai nuklir mini berukuran sekecil koin yang mampu bertahan hingga 100 tahun tanpa perlu diisi ulang. Penemuan ini disebut sebagai lompatan terbesar dalam sejarah energi modern.

Dilansir dari South China Morning Post dan Tech Times, baterai ini bekerja dengan sistem betavoltaic — teknologi yang mengubah energi dari peluruhan isotop radioaktif Nikel-63 (Ni-63) menjadi listrik melalui semikonduktor berlian buatan. Teknologi ini dikenal juga dengan nama nuclear diamond battery.

Meski mungil, daya tahan baterai ini luar biasa. Baterai ini diklaim tidak perlu dicas seumur hidup dan bisa digunakan untuk alat medis, drone, hingga satelit luar angkasa. Selain itu, baterai ini juga aman karena radiasinya sangat rendah dan tertutup rapat di dalam lapisan pelindung berlian buatan.

Betavolt menyebut baterai ciptaan mereka sanggup bekerja di suhu ekstrem — dari -60°C hingga 120°C — tanpa kehilangan daya. Para peneliti menyebut, jika benar dikomersialisasikan, inovasi ini bisa mengubah wajah dunia teknologi dan energi selamanya.

Namun, para ahli masih berhati-hati. Teknologi ini masih dalam tahap pengujian dan belum siap diproduksi massal. Meski begitu, potensi baterai nuklir ini tetap membuat dunia menaruh perhatian besar pada langkah baru China dalam revolusi energi masa depan.

Sumber resmi:
South China Morning Post (SCMP)
Tech Times
Interesting Engineering

Para ilmuwan kembali mengungkap fakta mencengangkan tentang nasib akhir Tata Surya. Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun l...
05/11/2025

Para ilmuwan kembali mengungkap fakta mencengangkan tentang nasib akhir Tata Surya. Dalam waktu sekitar 5 miliar tahun lagi, Matahari yang menjadi sumber kehidupan di Bumi akan berubah menjadi bintang raksasa merah (red giant) dan berpotensi membakar hingga menelan planet kita secara total.

Menurut data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan European Space Agency (ESA), Matahari saat ini berada di pertengahan masa hidupnya, sekitar 4,6 miliar tahun sejak terbentuk. Ketika bahan bakar hidrogen di intinya habis, Matahari akan mulai mengalami perubahan besar: intinya menyusut dan memanas, sementara lapisan luarnya akan mengembang jutaan kali lipat lebih besar.

Proses ini akan mengubah Matahari menjadi raksasa merah yang membara. Para ilmuwan memperkirakan ukuran Matahari saat itu bisa mencapai orbit planet Merkurius dan Venus, bahkan mungkin menelan Bumi sepenuhnya. Sebelum hal itu terjadi, panas ekstrem dari Matahari akan menghancurkan atmosfer, mengeringkan lautan, dan membuat permukaan Bumi menjadi tandus seperti gurun api.

Setelah fase raksasa merah berakhir, Matahari akan kehilangan lapisan luarnya dan berubah menjadi katai putih (white dwarf) — inti panas yang tersisa dan perlahan mendingin selama miliaran tahun berikutnya. Planet-planet di Tata Surya yang tersisa akan terus mengorbit sisa Matahari tersebut dalam kegelapan abadi.

Walau terdengar mengerikan, para ilmuwan menegaskan bahwa fenomena ini baru akan terjadi miliaran tahun ke depan. Manusia tidak perlu khawatir karena masih ada waktu yang sangat panjang sebelum peristiwa kosmik besar ini terjadi.

Sumber resmi:

NASA: The Life Cycle of the Sun (solarsystem. nasa. gov)

European Space Agency (ESA): “What Will Happen When the Sun Dies?”

Nature Astronomy Journal (2018): Studi tentang evolusi bintang seperti Matahari

Dunia ilmiah kembali diguncang dengan kabar mengejutkan dari Israel. Para ilmuwan dari Weizmann Institute of Science ber...
05/11/2025

Dunia ilmiah kembali diguncang dengan kabar mengejutkan dari Israel. Para ilmuwan dari Weizmann Institute of Science berhasil mengembangkan teknologi rahim buatan (artificial womb) yang mampu menumbuhkan embrio domba di luar tubuh induknya. Temuan ini disebut sebagai salah satu langkah paling revolusioner dalam sejarah bioteknologi modern.

Rahim buatan tersebut berbentuk wadah transparan berisi cairan nutrisi steril dengan pengaturan suhu, oksigen, dan sirkulasi darah buatan. Lingkungan ini dibuat sedemikian rupa agar menyerupai kondisi alami di dalam rahim induk. Hasil awal menunjukkan bahwa embrio domba dapat berkembang dalam sistem tersebut hingga mencapai tahap organ mulai terbentuk.

Meski begitu, penelitian ini belum menghasilkan kelahiran domba secara penuh dari rahim buatan. Proyek ini masih dalam tahap uji coba laboratorium. Tujuan utama para peneliti bukan untuk menciptakan kelahiran buatan, melainkan untuk memahami proses awal perkembangan janin dan mengembangkan teknologi medis yang bisa membantu bayi prematur ekstrem di masa depan.

Terobosan ini menuai reaksi beragam dari komunitas ilmiah dunia. Sebagian memujinya sebagai “terobosan penyelamat masa depan”, sementara yang lain memperingatkan agar penelitian seperti ini diawasi ketat karena menyangkut batas etika dan moral manusia.

Sumber resmi:

Weizmann Institute of Science, Israel

Nature Journal: “Mouse embryos grown in artificial wombs for days show key stages of development”

BBC Science & Environment (2023): “Artificial womb research could save premature babies, but raises ethical questions”

05/11/2025

Cantik Tapi Mematikan — Inilah Bunga Pemakan Serangga

Tahukah kamu bahwa Bumi sebenarnya sedang melaju sangat cepat mengelilingi Matahari? Menurut data dari National Aeronaut...
05/11/2025

Tahukah kamu bahwa Bumi sebenarnya sedang melaju sangat cepat mengelilingi Matahari? Menurut data dari National Aeronautics and Space Administration (NASA), planet kita bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 107.000 kilometer per jam atau sekitar 29,78 kilometer per detik. Namun, meskipun kecepatan ini luar biasa besar, manusia sama sekali tidak merasakannya. Mengapa demikian?

Secara ilmiah, alasan kita tidak merasakan pergerakan tersebut karena Bumi bergerak dengan kecepatan konstan tanpa perubahan percepatan yang signifikan. Semua yang ada di planet ini—termasuk manusia, udara, air, dan atmosfer—bergerak bersama-sama dalam sistem yang sama, sehingga tidak ada efek “gerak relatif” yang dapat dirasakan tubuh manusia.

Ahli astronomi menjelaskan bahwa fenomena ini mirip dengan kondisi saat kita berada di dalam pesawat yang sedang terbang dengan kecepatan tinggi di udara. Selama pesawat terbang stabil tanpa guncangan, kita tidak merasakan pergerakannya karena kita ikut bergerak dengan kecepatan yang sama di dalam kabin.

Selain itu, Bumi juga tidak hanya berputar mengelilingi Matahari, tetapi juga berotasi pada porosnya sendiri dengan kecepatan sekitar 1.670 km/jam di daerah khatulistiwa. Namun, lagi-lagi, gerakan itu terasa “diam” karena seluruh sistem di permukaan Bumi bergerak serempak dan stabil.

Fenomena ini menunjukkan betapa luar biasanya keseimbangan alam semesta yang telah diatur sedemikian rupa, hingga kita bisa hidup nyaman di atas planet yang sebenarnya terus bergerak dengan kecepatan luar biasa.

Sumber resmi:
NASA: Earth Fact Sheet (https://nssdc. gsfc. nasa. gov/planetary/factsheet/earthfact.html)
European Space Agency (ESA): “How fast does Earth move around the Sun?”

Fenomena déjà vu sering kali membuat banyak orang bertanya-tanya. Rasa aneh seolah pernah mengalami sesuatu yang baru sa...
05/11/2025

Fenomena déjà vu sering kali membuat banyak orang bertanya-tanya. Rasa aneh seolah pernah mengalami sesuatu yang baru saja terjadi, padahal secara logika hal itu mustahil. Kini, para ilmuwan mulai mengungkap fakta menarik di balik misteri tersebut.

Menurut penelitian dari para ahli psikologi dan neurosains, déjà vu kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan kecil dalam sistem memori otak, bukan karena pengalaman lintas alam semesta seperti yang banyak beredar di media sosial.

Peneliti dari University College London menjelaskan bahwa déjà vu muncul ketika otak keliru mengenali pengalaman baru sebagai sesuatu yang sudah tersimpan di memori jangka panjang. Kesalahan singkat dalam pengolahan informasi ini membuat otak merasa sedang mengulang peristiwa yang sama.

Sementara itu, beberapa ilmuwan fisika teoretis memang pernah berspekulasi bahwa konsep alam semesta paralel mungkin bisa menjelaskan fenomena aneh seperti déjà vu. Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah resmi yang mendukung teori tersebut.

Penelitian yang dimuat di jurnal dan situs ilmiah seperti Big Think dan arXiv. org menegaskan bahwa ide “crossover antar alam semesta” masih berada pada tahap spekulasi teoritis, bukan kesimpulan ilmiah.

Dengan kata lain, dĂ©jĂ  vu lebih mungkin terjadi karena cara otak kita memproses memori, bukan karena kita “menyentuh diri lain di alam semesta paralel”.

Sumber resmi:

University College London (uclpimedia. com)

Big Think – “How DĂ©jĂ  Vu and the Mandela Effect May Be Explained by the Same Strange Phenomenon”

arXiv. org – “Many Worlds Interpretation of Quantum Mechanics”

Dunia sains kembali dihebohkan oleh pernyataan mengejutkan dari ilmuwan ternama asal Universitas Harvard, Avi Loeb, yang...
05/11/2025

Dunia sains kembali dihebohkan oleh pernyataan mengejutkan dari ilmuwan ternama asal Universitas Harvard, Avi Loeb, yang menyebut adanya kemungkinan keberadaan “kapal induk alien” di dalam tata surya kita. Pernyataan ini muncul dalam sebuah laporan penelitian yang bekerja sama dengan All-domain Anomaly Resolution Office (AARO), lembaga di bawah Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Dalam laporan tersebut, para ilmuwan menyebut bahwa beberapa objek antarbintang, seperti ‘Oumuamua yang melintas pada tahun 2017, memiliki karakteristik yang tidak biasa dan mungkin merupakan probe atau kapal pengintai yang dikirim oleh peradaban luar angkasa. Menurut Loeb, secara teori, kapal induk alien bisa melepaskan wahana kecil untuk menjelajahi planet di tata surya, termasuk Bumi.

Namun, Loeb menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti langsung atau pengamatan ilmiah yang membuktikan keberadaan kapal induk alien tersebut. Pernyataannya murni bersifat hipotesis ilmiah untuk membuka ruang penelitian baru tentang fenomena benda langit yang belum bisa dijelaskan secara konvensional.

Laporan ini memicu perdebatan hangat di kalangan ilmuwan dan masyarakat global. Sebagian menyambutnya sebagai langkah berani dalam ilmu pengetahuan, sementara lainnya menilai hal itu terlalu spekulatif. Meski begitu, diskusi mengenai kehidupan luar bumi kembali menjadi topik panas di berbagai forum sains dan media sosial.

Sumber
Space. com – “Pentagon official suggests alien mothership could be lurking in our solar system”
Harvard University – Center for Astrophysics Press Release
Yahoo News – “Fact Check: Scientists did not confirm alien mothership near Moon”

Finlandia kembali mencuri perhatian dunia dengan terobosan teknologi transportasi masa depan. Para peneliti dari VTT Tec...
05/11/2025

Finlandia kembali mencuri perhatian dunia dengan terobosan teknologi transportasi masa depan. Para peneliti dari VTT Technical Research Centre of Finland saat ini tengah mengembangkan sistem transportasi kargo berkecepatan tinggi yang disebut sebagai “freight capsule system”. Sistem ini dirancang untuk mengangkut barang tanpa menggunakan roda, melainkan dengan teknologi levitasi magnetik yang memungkinkan kapsul melayang di dalam terowongan khusus.

Teknologi ini berpotensi mencapai kecepatan hingga 500 kilometer per jam, meski saat ini masih dalam tahap uji coba dan pengembangan laboratorium. Proyek tersebut bertujuan mengurangi emisi karbon dan mempercepat pengiriman barang di masa depan dengan cara yang efisien dan ramah lingkungan.

Namun, klaim bahwa Finlandia sudah “berhasil” mengoperasikan kereta kargo tanpa mesin dan roda secara penuh belum terbukti secara resmi. Sejauh ini, belum ada laporan atau publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa sistem tersebut sudah mencapai kecepatan operasional 500 km/jam dalam skala nyata.

Peneliti dari VTT menyebutkan bahwa proyek ini masih berfokus pada riset dan pengujian teknologi dasar sebelum menuju tahap produksi massal. Meski demikian, langkah Finlandia ini dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia transportasi masa depan, menyaingi konsep Hyperloop yang dikembangkan di negara lain.

Sumber
VTT Technical Research Centre of Finland
Yahoo News – “Fact Check: Finland did not transport cargo at 500 km/h on a train without engines or wheels”
iTechBus – “Finland is testing revolutionary freight transport capsules without engines”

Dunia penerbangan dan pertahanan kembali digemparkan oleh kabar terbaru dari Tiongkok. Negeri Tirai Bambu dilaporkan ber...
05/11/2025

Dunia penerbangan dan pertahanan kembali digemparkan oleh kabar terbaru dari Tiongkok. Negeri Tirai Bambu dilaporkan berhasil melakukan uji coba pesawat hipersonik yang mampu melaju hingga kecepatan 8.100 kilometer per jam, atau sekitar enam kali kecepatan suara (Mach 6).

Uji coba ini disebut-sebut sebagai langkah besar dalam perlombaan teknologi hipersonik global, yang saat ini juga sedang dikejar oleh Amerika Serikat dan Rusia. Keberhasilan tersebut pertama kali diungkap melalui laporan yang beredar di media internasional seperti The Jerusalem Post dan South China Morning Post (SCMP) pada awal tahun 2025.

Menurut laporan Jerusalem Post, hasil penelitian dari China Academy of Aerospace Aerodynamics (CAAA) menyebutkan bahwa sebuah pesawat eksperimental tanpa awak telah mencapai kecepatan maksimum Mach 6,56 — atau sekitar 8.100 km/jam — dalam uji terbang di atmosfer tinggi. Meski rincian teknis belum sepenuhnya diungkap, hasil ini menunjukkan kemajuan luar biasa dalam pengembangan sistem propulsi hipersonik.

Sementara itu, analis militer menilai keberhasilan ini bisa mengubah keseimbangan kekuatan udara dunia. Pesawat dengan kecepatan setinggi itu memiliki potensi digunakan untuk misi serangan cepat lintas benua maupun pengiriman satelit berbiaya rendah di masa depan.

Namun, hingga kini pemerintah Tiongkok belum memberikan konfirmasi resmi terkait jenis pesawat yang diuji, lokasi pasti pengujian, maupun tujuan utama pengembangan tersebut. Beberapa pakar menyebutkan bahwa proyek ini masih berada dalam tahap penelitian dan belum siap digunakan untuk keperluan militer.

Jika data kecepatan ini benar, maka uji coba tersebut menjadikan Tiongkok sebagai salah satu negara dengan teknologi hipersonik paling maju di dunia, menyaingi program serupa milik Amerika Serikat dan Rusia.

Sumber resmi:

The Jerusalem Post (https://www. jpost. com/science/science-around-the-world/article-834519)
South China Morning Post (https://www. scmp. com)
China Academy of Aerospace Aerodynamics (CAAA)

Dunia astronomi kembali diguncang oleh penemuan yang luar biasa. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan struktur kosmik te...
05/11/2025

Dunia astronomi kembali diguncang oleh penemuan yang luar biasa. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan struktur kosmik terbesar yang pernah terdeteksi dalam sejarah pengamatan manusia. Struktur ini dikenal dengan nama “Quipu”, dan diyakini memiliki massa mencapai 200 kuadriliun kali massa Matahari, menjadikannya salah satu objek paling kolosal di alam semesta yang dikenal.

Penemuan ini diumumkan oleh tim astronom internasional yang menggunakan data dari Sloan Digital Sky Survey (SDSS) serta observasi lanjutan dari berbagai teleskop besar di seluruh dunia. Berdasarkan laporan ilmiah yang diterbitkan melalui Phys. org dan LiveScience, Quipu bukan sekadar gugusan galaksi biasa, tetapi jaringan raksasa berisi filamen galaksi dan materi gelap yang membentang sejauh 1,3 miliar tahun cahaya di angkasa.

Para ilmuwan menggambarkan Quipu sebagai “kosmik superstruktur” — kumpulan galaksi, gas antarbintang, dan debu yang membentuk pola menyerupai benang bercahaya di ruang angkasa. Nama “Quipu” sendiri diambil dari sistem simpul tradisional suku Inca yang digunakan untuk mencatat informasi, karena bentuknya yang mirip jalinan tali bercabang-cabang di jagat raya.

“Struktur ini benar-benar melampaui skala yang kita bayangkan sebelumnya,” ujar Dr. Sebastian von Hausegger, salah satu peneliti utama dari University of Hong Kong. “Quipu menunjukkan bahwa alam semesta memiliki kompleksitas luar biasa, bahkan lebih besar dari apa yang kita prediksi melalui model kosmologi modern.”

Penemuan Quipu juga memunculkan perdebatan di kalangan ilmuwan, karena ukurannya yang begitu besar menantang batas teori kosmologi standar (Lambda-CDM). Teori tersebut memprediksi bahwa tidak seharusnya ada struktur yang lebih besar dari sekitar 1,2 miliar tahun cahaya, namun Quipu tampaknya melampaui batas itu.

Meskipun masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, Quipu telah resmi disebut sebagai “struktur terbesar yang diketahui di alam semesta saat ini.” Para ilmuwan berharap observasi lanjutan menggunakan James Webb Space Telescope (JWST) akan membantu mengungkap bagaimana raksasa kosmik ini terbentuk pada awal sejarah alam semesta.

Sumber Resmi:

Phys.org: https://phys. org/news/2025-02-astronomers-largest-universe-quipu.html
LiveScience: https://www.livescience. com
NASA Astrophysics Division: https://science. nasa. gov

Address

Enggus Arja
Cilegon
42442

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00
Saturday 09:00 - 17:00
Sunday 09:00 - 17:00

Telephone

+6281808044511

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Rafassa Media posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share