Cinta sholawat

Cinta sholawat ZAWIYAH CINTA SHOLAWAT
yayasan majelis cinta sholawat

https://cintasholawat.com/ informasi nomer rekening dan infaq
operasional kegiatan safari sholawat.

kegiatan ijtima . kegiatan istigosah akbar dan kegiatan sosial
bjb 0124113695100 (BJB a.n. yayasan majelis cinta shalwat)

pembangunan Zawiyah dan gedung majelis sholawat
BRI 3669 01 044739 539
a.n. Yayasan mjls cinta sholawat

kel leuwigajah kota cimahi Cimahi

07/07/2025
Alhamdulillah kedatangan mahasiswa uin bdg
21/06/2025

Alhamdulillah kedatangan mahasiswa uin bdg

12/06/2025

Do'a" terbaik buat para pewakaf (shodaqoh &infaqnya) pembangunan pesantren, Jawiyah majlis dzikir Cinta Sholawat, pahalanya yg akan terus mengalir menjadi amal jariyah..yg sudah mewakafkan tenaga, pikiran, hartanya do'a" terbaiknya jazakumulloh khoiron katsiiroo, kami ucapkan berjuta" trimakasih Alloh sebaik pemberi balasan..tinggal finising..lg pemasangan granit, mohon doanya agar dimudahkan dan dilancarkan dlm sgl hal..sekali Ig trimakasih banyak buat para pecinta kebaikan

ZAWIYAH CINTA SHOLAWAT Cimahi bdg

Yayasan majelis cinta sholawat
BSI 7227542513

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh wa magfirotuhu wa ridwaanuh Hatur uninga, khusus KA Ikhwan Tijani Majalengka...
22/05/2025

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh wa magfirotuhu wa ridwaanuh

Hatur uninga, khusus KA Ikhwan Tijani Majalengka, wirehna dinten Jumat kaping 23 mei 2025, Seja ijtima Wadzifah Hailalah,
ku Ayana hal eta kasadayana Ikhwan supados tiasa hadir Tina waktosna, kalayan indzin Allah SWT syafaat Rosulullah saw sareng madad syaikhuna Abil Ahmad bin Muhammad At-Tiani R.A.
Urang sadayana tiasa kempel ngariung di Jawiyah Thoriqoh Tijaniyah Al-Mahabbah.. aamiin ya rabbal alamin

اللهم احشرنا في زمرة ابي الفيض التجاني و امدنا بمدد ختم الاولياء الكتماني

Wasalamu Alaikum warahmatullahi wa barakatuh wa magfirotuhu wa ridwaanuh

21/05/2025

Al-Hikam - Pasal 2

Syahwat dan Himmah

"TAJRID dan KASAB"
إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ.
وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ
"Keinginanmu untuk tajrid, sementara Allah masih menegakkan engkau di dalam asbab, merupakan syahwah yang tersamar (halus). Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah yang tinggi."

Syarah
Dalam pasal ini, Ibnu Atha'illah menggunakan beberapa istilah baku dalam khazanah sufi, yang harus dipahami terlebih dahulu agar mendapatkan pemahaman yang utuh. Istilah-istilah itu adalah: tajrid, asbab, syahwat danhimmah.

Tajrid secara bahasa memiliki arti: penanggalan, pelepasan, atau pemurnian. Secara maknawi adalah penanggalan aspek-aspek dunia dari jiwa (nafs), atau secara singkat bisa dikatakan sebagai pemurnian jiwa.

Asbab secara bahasa memiliki arti: sebab-sebab atau sebab-akibat. Secara maknawi adalah status jiwa (nafs) yang sedang Allah tempatkan dalam dunia sebab akibat. Semisal Iskandar Zulkarnain yang Allah tempatkan sebagai raja di dunia, mengurusi dunia sebab-akibat.

Syahwah (atau syahwat) secara bahasa memiliki arti: tatapan yang kuat, atau keinginan. Secara maknawi merupakan keinginan kepada bentuk-bentuk material dan duniawi, seperti harta, makanan dan lawan jenis. Berbeda dari syahwat, hawa-nafsu (disingkat "nafsu") adalah keinginan kepada bentuk-bentuk non-material, seperti ego, kesombongan, dan harga diri.

Himmah merupakan lawan kata dari syahwat, yang juga memiliki arti keinginan. Namun bila syahwat merupakan keinginan yang rendah, maka himmah adalah keinginan yang tinggi, keinginan menuju Allah.

Adakalanya Allah menempatkan seseorang dalam dunia asbab dalam kurun tertentu-misalnya, untuk mencari nafkah, mengurus keluarga, atau memimpin negara. Bila seseorang sedang Allah tempatkan dalam kondisi asbab itu, namun dia berkeinginan untuk tajrid (misalkan dengan ber-uzlah), maka itu dikatakan sebagai syahwat yang samar. Sebaliknya, saat Allah menempatkan seseorang dalam tajrid, namun dia justru menginginkan asbab, maka itu merupakan sebuah kejatuhan dari keinginan yang tinggi.

Inilah pentingnya untuk berserah diri dalam bersuluk, agar mengetahui kapan seseorang harus tajrid dan kapan seseorang harus terjun dalam dunia asbab. Semua kehendak seorang salik haruslah bekesesuaian dengan Kehendak Allah.

Sebagai seorang yang beriman, haruslah berusaha menyempurnakan imannya dengan berfikir tentang ayat-ayat Allah, dan beribadah dan harus tahu bahwa tujuan hidup itu hanya untuk beribadah(menghamba) kepada Allah,sesuai tuntunan Al-qur'an.

Tetapi setelah ada semangat dalam ibadah, kadang ada yang berpendapat bahwa salah satu yang merepoti / mengganggu dalam ibadah yaitu bekerja (kasab). Lalu berkeinginan lepas dari kasab / usaha dan hanya ingin melulu beribadah.

Keinginan yang seperti ini termasuk keinginan nafsu yang tersembunyi/samar.

Sebab kewajiban seorang hamba, menyerah kepada apa yang dipilihkan oleh majikannya. Apa lagi kalau majikan itu adalah Allah yang maha mengetahui tentang apa yang terbaik bagi hambanya.

Dan tanda-tanda bahwa Allah menempatkan dirimu dalam golongan orang yang harus berusaha [kasab], apabila terasa ringan bagimu, sehingga tidak menyebabkan lalai menjalankan suatu kewajiban dalam agamamu, juga menyebabkan engkau tidak tamak [rakus] terhadap milik orang lain.

Dan tanda bahwa Allah mendudukkan dirimu dalam golongan hamba yang tidak berusaha [Tajrid]. Apabila Tuhan memudahkan bagimu kebutuhan hidup dari jalan yang tidak tersangka, kemudian jiwamu tetap tenang ketika terjadi kekurangan, karena tetap ingat dan bersandar kepada Tuhan, dan tidak berubah dalam menunaikan kewajiban-kewajiban.

Syeikh Ibnu 'Atoillah berkata : "Aku datang kepada guruku Syeikh Abu Abbas al- mursy. Aku merasa, bahwa untuk sampai kepada Allah dan masuk dalam barisan para wali dengan sibuk pada ilmu lahiriah dan bergaul dengan sesama manusia (kasab) agak jauh dan tidak mungkin. tiba-tiba sebelum aku sempat bertanya, guru bercerita: Ada seorang ahli dibidang ilmu lahiriah, ketika ia dapat merasakan sedikit dalam perjalanan ini, ia datang kepadaku sambil berkata: Aku akan meninggalkan kebiasaanku untuk mengikuti perjalananmu. Aku menjawab: Bukan itu yang kamu harus lakukan, tetapi tetaplah dalam kedudukanmu, sedang apa yang akan diberikan Allah kepadamu pasti sampai kepadamu."

الصفحة ٦ والصفحة ٧( وأمه ) رضى الله عنها ، الدرة المصونة ، والجوهرة المكنونة : السيدة عائشة بنت السيد الجليل أبي عبد الل...
10/05/2025

الصفحة ٦ والصفحة ٧

( وأمه ) رضى الله عنها ، الدرة المصونة ، والجوهرة المكنونة : السيدة عائشة بنت السيد الجليل أبي عبد الله سيدى محمد بن السنوسى التجاني المضاوي والتجاني بتشديد التاء مكسورة، وتخفيف الجيم أو تشديدها ، ولا ياء بين التاء والجيم كما هو مضبوط في البغية ، نسبه إلى قبيلة معروفة ببلادهم يقال لها تجانة، وهم أخوال سيدنا الشيخ رضي الله عنه غلبت عليه النسبة إليهم.
(Dan ibunya) – semoga Allah meridainya – adalah permata yang terpelihara, mutiara yang tersembunyi: Sayyidah ‘Aisyah binti Sayyid yang mulia, Abu ‘Abdillah Sayyid Muhammad bin as-Sanusi at-Tijani al-Mudlawi. Dan ‘Tijani’—dengan tasydid pada huruf tā’ yang berharakat kasrah, dan huruf jīm-nya bisa dibaca ringan (takhfīf) atau dikuatkan (tasydīd), serta tidak ada huruf yā’ antara tā’ dan jīm, sebagaimana yang tertera dalam kitab al-Bughiyah. Pen*sbatan ini merujuk kepada sebuah kabilah yang dikenal di negeri mereka dengan nama Tijānah, yang merupakan keluarga dari pihak ibu (yakni, paman-paman dari pihak ibu) dari Sayyiduna al-Syaikh – semoga Allah meridainya – sehingga pen*sbatan ini lebih dominan padanya.
والمضاوى : نسبة إلى قرية عين ماضي ، وهي قرية شهيرة بالصحراء الشرقية من بلاد المغرب ، ومناقب آبائه رضى الله عنه مذكورة في ( جواهر المعاني ، وبغية المستفيد ) وغيرهما من كتب الطريق ، فيطلبها من أرادها .
Al-Muḍlāwī: merupakan pen*sbatan kepada desa ‘Ayn Māḍī, yaitu sebuah desa yang terkenal di gurun timur wilayah Maghrib (Afrika Utara). Keutamaan dan kemuliaan leluhur beliau – semoga Allah meridai mereka – disebutkan dalam Jawāhir al-Ma‘ānī, Bughyah al-Mustafīd, dan kitab-kitab lain yang membahas tentang thariqah. Maka, siapa yang menginginkannya, silakan merujuk kepada kitab-kitab tersebut.
ولد رضي الله عنه بقرية عين ماضي ، سنة ألف ومائة وخمسين من الهجرة الشريفة النبوية وقد أرخ بعض أهل الفتح من أصحابه رضى الله عنه ميلاده رضى الله عنه بقوله . مولد الختم ، بإسقاط ألف لفظة الختم ، لأنها لا تقرأ في درج الكلام والعمرى إنه التاريخ في غاية اللطف لموافقته الواقع ، نفعنا الله بهم .
Beliau – semoga Allah meridai beliau – dilahirkan di desa ‘Ayn Mâḍî pada tahun 1150 Hijriyah yang mulia nan penuh berkah. Sebagian ahli kasyf dari para sahabat beliau – semoga Allah meridai mereka – membuat penanggalan (ta’rikh) untuk kelahiran beliau – semoga Allah meridai beliau – dengan ungkapan: ‘Mawlid al-Khatm’ (kelahiran penutup para wali). Huruf alif dari kata ‘al-Khatm’ dihilangkan karena tidak dibaca dalam susunan kalimat. Demi umurku, sesungguhnya penanggalan itu sangat lembut (indah) karena benar-benar sesuai dengan kenyataan. Semoga Allah memberi manfaat kepada kita melalui mereka.
________
Kalimat "Mawlid al-Khatm" (مولد الختم) jika dihitung nilai abjadnya dengan metode Hisab Jumali (abjad al-jumal), tanpa huruf alif, memang berjumlah 1150. Ini cara khas ulama dahulu dalam menyandikan tahun dengan ungkapan bermakna.
Berikut langkah-langkah menghitung nilai abjad dari frasa "مولد الختم" (tanpa huruf alif pada الختم) menggunakan metode Hisab Jumali :
1. Tulisan: مولد الختم
Namun yang dimaksud dalam teks adalah tanpa alif, jadi bentuknya:
مولد لختم
(karena alif di awal الختم tidak dihitung dalam penulisan ta’rikh ini)
2. Pecah huruf dan nilai abjadnya:
"مولد":
م = 40
و = 6
ل = 30
د = 4
Total = 40 + 6 + 30 + 4 = 80
"لختم":
ل = 30
خ = 600
ت = 400
م = 40
Total = 30 + 600 + 400 + 40 = 1070
3. Total keseluruhan:
80 (مولد) + 1070 (لختم) = 1150
Kesimpulan:
Itulah sebabnya para sahabatnya menyebut kelahiran beliau dengan ungkapan "مولد الختم" (tanpa alif) karena nilai abjadnya menunjukkan tahun 1150 H, yang sesuai dengan tahun kelahiran beliau, yaitu Sayyid Ahmad at-Tijani.
وصفة ذاته الكريمة، وصورة شكله الفخيمة . أنه رضى الله عنه : كان أبيض اللون مشرباً بحمرة ، معتدل القامة منور الشيبة . ذات صوت جهوري وسمت بي وقدر على حلو المنطق فصيح اللسان ذا مهابة وعظة ، ووقار ، وحياء ، وجلالة ونقار .
وحفظ رضى الله عنه القرآن حفظاً جيداً وعمره سبع سنين ، ثم اشتغل بتلقى العلوم فترأس فيها . ودرس وأفتى وهو صغير السن .
Sifat dzat beliau yang mulia, dan bentuk fisik beliau yang agung:"
Bahwasanya beliau – semoga Allah meridai beliau – berkulit putih kemerah-merahan, berpostur sedang, beruban yang bercahaya, bersuara lantang, dan berpenampilan berwibawa. Beliau memiliki kemampuan berbicara yang manis, fasih dalam tutur kata, serta memiliki wibawa, nasihat yang menyentuh, ketenangan, rasa malu, keagungan, dan kehormatan.
Beliau – semoga Allah meridai beliau – menghafal Al-Qur’an dengan baik pada usia tujuh tahun, lalu menekuni pengambilan ilmu hingga menjadi pemuka dalam bidangnya. Beliau mengajar dan memberi fatwa saat masih muda.
وكان رضي الله عنه من صغره شديد التمسك بالسنة المطهرة ، متأدباً بآدابها ، شديد الحياء غير ناظر إلى ما اعتاده الناس من ارتكاب الرخص .
"Sejak masa kecilnya, beliau – semoga Allah meridai beliau – sangat teguh dalam berpegang pada sunnah yang suci, berakhlak sesuai dengan adab-adabnya, dan sangat pemalu. Beliau tidak pernah condong kepada kebiasaan kebanyakan orang yang s**a mengambil keringanan (rukhshah) dalam agama."
وكان رضي الله عنه مدرساً للعلوم كلها ، إذا سئل عن شيء أجاب عنه بغاية البيان كأنما ينظر في لوح أمامه .
Beliau – semoga Allah meridai beliau – adalah pengajar semua cabang ilmu. Jika ditanya tentang sesuatu, beliau menjawabnya dengan penjelasan yang sangat jelas, seakan-akan beliau sedang melihat pada sebuah papan (catatan) di hadapannya."
وتوفى أبوه وأمه في يوم واحد بالطاعون ، سنة ألف ومائة وست وستين ، رحمهما الله رحمة واسعة، وأسكهما أعلى الجنان، وبقي الشيخ بعد وفاتهما على حالته من الاشتغال بالعلم الشريف إلى أن بلغ من العمر إحدى وعشرين سنة ،
Ayah dan ibu beliau – semoga Allah meridai mereka – wafat pada hari yang sama karena wabah penyakit pes (ṭā‘ūn) pada tahun 1166 Hijriyah. Semoga Allah merahmati mereka dengan rahmat yang luas dan menempatkan mereka di surga yang tertinggi. Setelah kewafatan kedua orang tuanya, beliau tetap melanjutkan kegiatan belajar ilmu yang mulia hingga beliau mencapai usia 21 tahun.
فتاقت نفسه لاتباع طريق السادة الصوفية فبحث على أهل الله واجتمع مع جل أقطاب زمنه ، وفى سنة ألف ومائة وست وثمانين توجه لحج بيت الله الحرام، وزيارة قبر نبيه عليه الصلاة والسلام، وصار يبحث في طريقه عن أهل الله كما هي عادته ،
Hati beliau terdorong untuk mengikuti jalan para pemimpin tarekat sufi, sehingga beliau mencari para ahli Allah dan berkumpul dengan para tokoh besar pada zamannya. Pada tahun 1186 Hijriyah, beliau berangkat untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah yang mulia dan mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW. Beliau juga terus mencari para ahli Allah di sepanjang perjalanannya, seperti yang biasa beliau lakukan.
فتلاقى بمصر مع سيدى محمود الكردي . فحين وقع نظر سیدی محمود عليه قال له : أنت محبوب الله في الدنيا والآخرة ، وقال له ما طلبك ؟ فقال مطلوبي القطبانية العظمى ، فأجابه سيدى محمود بقوله : لك أكثر منها .
Di Mesir, beliau bertemu dengan Sayyid Mahmud al-Kurdi. Ketika Sayyid Mahmud melihat beliau, ia berkata: 'Engkau adalah kekasih Allah di dunia dan akhirat.' Lalu Sayyid Mahmud bertanya: 'Apa yang engkau inginkan?' Beliau menjawab: 'Yang saya inginkan adalah menjadi Qutb yang agung.' Sayyid Mahmud pun menjawab: 'Engkau akan mendapatkan lebih dari itu.
ولما وصل مكة كان بها وقتئذ سيدى أحمد بن عبد الله الهندى ، انتفع به مكاتبه ، وتلاقى بالمدينة المنورة مع القطب : سيدى محمد بن عبد الكريم السمان وأخذ عنه أسراراً .
Ketika beliau sampai di Makkah, saat itu di sana ada Sayyid Ahmad bin Abdullah al-Hindi. Beliau mendapatkan manfaat dari surat-suratnya (karya tulisnya). Selanjutnya, beliau bertemu di Madinah dengan Qutb Sayyid Muhammad bin Abdullah al-Samman dan menerima darinya rahasia-rahasia tarekat.
وبالجاة فكل من رآه من العارفين والاقطاب يحبه محبة فائقة ، ويبشره بما يؤول إليه أمره ورجع بعد حجه إلى بلاد المغرب ، ولم يقض الله له يفتح على يد شيخ من المشايخ الذين التقى بهم لما سبق في علمه تعالى أن فتحه ووصوله لا يكون إلا على يد سيد الوجود
Di sepanjang perjalanannya, setiap orang yang melihatnya dari kalangan para 'arifin dan para Qutb (tokoh tarekat) mencintainya dengan cinta yang luar biasa, dan mereka memberinya kabar gembira tentang apa yang akan terjadi padanya. Setelah menyelesaikan ibadah haji, beliau kembali ke negeri Maghrib. Namun, takdir Allah menentukan bahwa beliau tidak akan mendapatkan pembukaan (ilmu) melalui tangan para guru yang telah beliau temui, karena ilmu Allah yang Maha Mengetahui telah menentukan bahwa futuh dan wushul beliau hanya akan terjadi melalui tangan Sayyid al-Wujud (Pemimpin seluruh makhluk).

الصفحة ٤ والصفحة ٥مقدمةفي سبب دخولي في الطريقة الأحمدية التجانيةاعلم يا أخي أني ما ذكرت هذه المقدمة إلا لكونها مشتملة عل...
08/05/2025

الصفحة ٤ والصفحة ٥

مقدمة
في سبب دخولي في الطريقة الأحمدية التجانية

اعلم يا أخي أني ما ذكرت هذه المقدمة إلا لكونها مشتملة على بعض مناقب أصحاب شيخنا رضى الله عنه وعنا به ، إذ هم السبب الوحيد في انتمائى الجانب هذا الشيخ الكبير .
Pendahuluan
Tentang sebab aku masuk dalam Thariqah Ahmadiyah Tijaniyah

Ketahuilah, wahai saudaraku, bahwa aku tidak menyebutkan pendahuluan ini kecuali karena ia memuat sebagian dari keutamaan para sahabat Syekh kita — semoga Allah meridhainya dan memberikan manfaat kepada kita dengannya — karena merekalah satu-satunya sebab aku berafiliasi kepada Syekh agung ini.
كنت نقشبندى الطريقة ، وكان يبلدتنا من المتمسكين بالطريق التجاني عشرة أشخاص تقريباً ، فكنت كلما مررت هم وهم يقرءون الوظيفة أجد النطقهم بألفاظها حلاوة تدخل في أعماق قلبي ، وأسر كثيرا بسماعى تلك الألفاظ العذبة منهم ،
Aku dahulu mengikuti Thariqah Naqsyabandiyah. Di kampung kami, terdapat sekitar sepuluh orang yang berpegang teguh pada Thariqah Tijaniyah. Setiap kali aku melewati mereka saat mereka membaca al-Wazhifah (wirid Thariqah Tijaniyah), aku selalu merasakan kelezatan dalam lafaz-lafaz yang mereka ucapkan. Ucapan mereka itu meresap ke dalam relung hatiku, dan aku merasa sangat gembira mendengar lafaz-lafaz yang indah tersebut dari mereka.
فاشتغل فكرى بحب الطريقة التجانية ، ورغبت في التقيد بها وأخذ وردها ، وكان والدى يود بقائي في الطريقة النقشبندية لأنه كان منقيداً بها فمنعنى ميل والدى من أخذها فمضى على ذلك زمن حتى حان وقت سفرنا إلى مصر لتلقي العلوم بالجامع الأزهر الشريف فرأيت سيدى عمر الفوتى مؤلف كتاب ( الرماح ) في جمع كبير بمكان متسع يقرب من مسجد بلدتنا ،
Maka pikiranku pun mulai sibuk memikirkan kecintaan kepada Thariqah Tijaniyah. Aku pun terdorong untuk berpegang padanya dan mengambil wiridnya. Namun, ayahku menginginkan agar aku tetap berada dalam Thariqah Naqsyabandiyah karena beliau sendiri berpegang padanya. Maka kecondongan ayahku itu mencegahku untuk mengambil Thariqah Tijaniyah, dan hal itu berlangsung selama beberapa waktu. Hingga tibalah saat kami hendak bepergian ke Mesir untuk menuntut ilmu di Al-Azhar yang mulia. Saat itu, aku bermimpi Sayyidī ‘Umar al-Fūti — pengarang kitab ar-Rimāḥ — dalam sebuah pertemuan besar di tempat yang luas, dekat dengan masjid di kampung kami.
وهذا الجمع فيه من يقرأون القرآن وأنا منهم وكنت بعيداً عن المكان الذي فيه سيدى عمر ، فذهبت إليه وجلست أمامه وقرأت سورة يس براوية ورش ، فقال الشيخ سيد عمر متعجبا أنت تحفظ القرآن ؟ فأجبته نعم أقرؤه براوية حفص ورواية ورش ،
Dalam majelis besar itu ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, dan aku termasuk di antara mereka. Saat itu aku berada agak jauh dari tempat Sayyidī ‘Umar berada. Maka aku pun mendekatinya, duduk di hadapannya, dan membaca Surah Yāsīn dengan qirā’ah Warasy. Lalu Syaikh Sayyid ‘Umar berkata dengan penuh takjub, 'Apakah engkau hafal Al-Qur’an?' Aku pun menjawab, 'Ya, aku membacanya dengan riwayat Hafsh dan juga riwayat Warasy.
ثم فهمت من الرؤيا أن تعجب الشيخ من صفر سنى لأن عمرى كان إذ ذاك سبع عشرة سنة، وبعد ذلك حضر طعام الجميع من في هذا الحفل في أوان كبيرة بدون موائد ، وليس فيه لحم إلا الطعام الذى وضع أمام سيدى عمر ، فإنه وضع على مائدة مرتفعة وعليه لحم كثير ، فأكلت معه من هذه المائدة وغسلنا أيدينا واستيقظت ، فأولت الرؤيا بأن فى حظاً إن شاء الله من هذه الطريقة ،
Kemudian aku memahami dari mimpi itu bahwa keheranan Syaikh adalah karena usiaku yang masih muda, sebab saat itu aku baru berumur tujuh belas tahun. Setelah itu, makanan untuk seluruh hadirin dalam majelis itu dihidangkan dalam bejana-bejana besar tanpa menggunakan meja. Makanan itu tidak mengandung daging, kecuali yang disajikan di hadapan Sayyidī ‘Umar, karena makanan beliau diletakkan di atas meja tinggi dan berisi banyak daging. Maka aku pun makan bersamanya dari meja itu, lalu kami mencuci tangan, dan aku pun terbangun. Aku menakwilkan mimpi itu sebagai pertanda bahwa, insya Allah, aku memiliki bagian (nasib baik) dalam thariqah ini.
وبعدها بليلة أو ليلتين رأيت أني مار بشارع ( الغورية ) بمصر مع أحد أهل الطريقة الذين هم ببلدتنا وقصدها من المرور في هذا الشارع أن نشترى عسل النحل من محل هناك ومعنا إناء لنضع العسل فيه فلما وصلنا إلى من عنده العسل أخذمنا الاناء وملاه وطلب من معى شيئا ليغطى به الاناء فأجابه ليس معى شيء فأتى من عنده بقطعة من الحلوا وصنعها كبيئة الغطاء بها وأعطاء لنا مع ورقة صغيرة ، وقال ضعوا هذه الورقة تحت إناء العسل ولم يطلب منا ثمنا ، فأخذناهما وسرنا تقابلنا في الطريق رجل خيل لى أنه من مقدمى الطريقة التجانية ،
Kemudian, satu atau dua malam setelahnya, aku bermimpi sedang berjalan di Jalan al-Ghūriyyah di Mesir bersama salah seorang pengikut Thariqah yang berasal dari kampung kami. Tujuan kami melewati jalan itu adalah untuk membeli madu lebah dari sebuah toko di sana. Kami membawa sebuah wadah untuk menaruh madu tersebut. Ketika kami sampai di tempat penjual madu, ia mengambil wadah kami, mengisinya dengan madu, lalu meminta kepada temanku sesuatu untuk menutup wadah itu. Temanku menjawab bahwa ia tidak membawa apa pun. Maka si penjual mengambil sepotong manisan dari tempatnya, membentuknya seperti tutup, dan memberikannya kepada kami, bersama selembar kertas kecil. Ia berkata, 'Letakkan kertas ini di bawah wadah madu.' Ia tidak meminta bayaran apa pun dari kami. Lalu kami mengambilnya dan berjalan pergi. Di tengah jalan, kami berjumpa dengan seorang pria yang kurasa adalah salah satu muqaddam Thariqah Tijaniyah."
فقلنا له : السلام عليكم فقال : وعليكم السلام أهلا بالشيخ محمد ، وأخذني عند ذلك رعب في قلبي وشبه جذب فصرت أقول بصوت جمهورى باكياً : الله الله الله . ثم وقر في صدرى أن جهرى وبكائي في حضرة ذلك المقدم مما لا يرتضى أدباً فسكت، وطلبت منه تلقيني الطريقة التجانية فلقفنيها واستيقظت فرحاً أيضا ،
Kami pun mengucapkan kepadanya, ‘Assalamu’alaikum.’ Ia menjawab, ‘Wa’alaikumussalam. Selamat datang, Syaikh Muhammad.’ Saat itu, rasa takut yang bercampur dengan semacam daya tarik spiritual (jadzbah) menyelimuti hatiku, hingga aku mulai mengucapkan 'Allāh, Allāh, Allāh' dengan suara lantang sambil menangis. Kemudian terlintas dalam dadaku bahwa mengeraskan suara dan tangisku di hadapan muqaddam tersebut adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan adab, maka aku pun diam. Lalu aku memohon kepadanya agar ia membaiatku dalam Thariqah Tijaniyah, maka ia pun membaiatku. Aku pun terbangun dalam keadaan gembira."
وبعد ثلاثة أيام تقريباً رأيت أني بمسجد بلدتنا وتوضأت ودخلت المسجد فرأيت سيدي الحاج البشيرى الزيتونى رضى الله عنه مسنداً ظهره إلى سارية المسجد وهو على هيئة سيدى الحاج حمو العقباني فطلبت منه الطريق التجاني ، فأعطانيه واستيقظت .
Sekitar tiga hari setelahnya, aku bermimpi berada di masjid kampung kami. Aku berwudu, lalu masuk ke dalam masjid. Di sana aku melihat Sayyidī al-Ḥājj al-Bashīrī az-Zaytūnī — semoga Allah meridhainya — sedang bersandar pada salah satu tiang masjid. Beliau tampak dalam rupa Sayyidī al-Ḥājj Ḥammū al-‘Uqbānī. Aku pun memohon kepadanya agar memberiku Thariqah Tijaniyah, lalu beliau memberikannya kepadaku. Setelah itu aku pun terbangun."
ولما ذهبنا إلى مصر طلبت من والدى أن تتوجه لزيارة سيدنا الحسين ، فلما دخلنا روضته الشريفة وقضينا الزيارة قلت لوالدى : إنى قدمت إليك سيدنا الحسين شفيعا أن تأذن لي بأخذ الطريق التجاني عن طيب نفس، فأجاب حفظه الله بالقبول وخرجنا متوجهين إلى الأزهر
Ketika kami pergi ke Mesir, aku meminta kepada ayahku agar kami berziarah ke makam Sayyidunā al-Ḥusain. Maka ketika kami masuk ke dalam rawdah (makam) beliau yang mulia dan selesai melaksanakan ziarah, aku berkata kepada ayahku, ‘Sesungguhnya aku telah menjadikan Sayyidunā al-Ḥusain sebagai perantara (syafaat) agar engkau merelakan aku mengambil Thariqah Tijaniyah dengan hati yang lapang dan ikhlas. Beliau — semoga Allah menjaganya — menjawab dengan menerima (permintaanku), lalu kami pun keluar menuju Al-Azhar.
ولما استقر بنا المجلس فيه استأذنت من والدى، وتوجهت إلى زاوية الشيخ الموجودة بشارع ( الفحامين ) فلما وصلتها وجدت بها وقنئذ مقدم الطريقة مولانا الحاج الهاشمي محمد فطلبت منه التلقين ، فأجازني بالطريقة بعد أن عرض على شروطها البهية وعلم أني قبلتها وكان ذلك في وقت المساء ،
Ketika kami telah menetap di sana, aku meminta izin kepada ayahku dan berangkat menuju zawiyah (tempat wirid) milik Syaikh yang berada di Jalan al-Fahhamīn. Ketika aku sampai di sana, aku mendapati bahwa di dalamnya saat itu ada muqaddam Thariqah, Maulānā al-Ḥājj al-Hāsyimī Muḥammad. Aku pun memohon kepadanya untuk membaiatku. Maka beliau mengizinkanku masuk ke dalam Thariqah setelah terlebih dahulu menjelaskan kepadaku syarat-syaratnya yang indah, dan mengetahui bahwa aku telah menerimanya. Peristiwa itu terjadi pada waktu malam.
ثم توجهت صباحا إلى مولانا الحاج حمو العقباني وجددت عليه الطريق تبركا وصرت اتردد كل يوم إلى الزاوية التلاوة الوظيفة مع الاخوان
Kemudian pada pagi hari aku pergi kepada Maulana Al-Hajj Hammu Al-‘Uqbani dan memperbarui baiat thariqah kepadanya sebagai bentuk tabarruk (mengharap berkah), lalu aku mulai rutin datang setiap hari ke zawiyah untuk membaca al-wazifah bersama para ikhwan.

الصفحات ١، ٢، ٣الفتح الربانيفيما يحتاج إليه المريد التجانيتأليفالشيخ محمد بن عبد الله بن حسنينالشافعي الطُّصْفَاوي التيج...
08/05/2025

الصفحات ١، ٢، ٣
الفتح الرباني
فيما يحتاج إليه المريد التجاني
تأليف
الشيخ محمد بن عبد الله بن حسنين
الشافعي الطُّصْفَاوي التيجاني
ويليه ثلاث رسائل:
١ - الفتوحات الربانية في الطريقة الأحمدية
للشيخ الشنقيطي
٢ - النفحة القدسية في السيرة الأحمدية التجانية
للشيخ الجوسقي
٣ - البر الأبهر في أوراد القطب الأكبر سيدنا أحمد التجاني للشيخ الجوسقي

يطلب من مكتبة دار العلوم الحديثة

إنا فتحنا لك فتحاً مبيناً (قرآن کریم)

الحمد لله الذي منح أولياءه الوصول إلى مشاهدة أنواره السنية ، واختارهم الإرشاد الخلق وأبعدهم عن الوساوس الشيطانية ، وجعلهم أبواباً لمن يريد الولوج لحضرته ، وخصهم بالمعارف والأسرار من بين خليفته ، وأمنهم في كتابه المقدس المكنون :
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada para wali-Nya kemampuan untuk mencapai penyaksian cahaya-Nya yang mulia, dan memilih mereka untuk membimbing makhluk serta menjauhkan mereka dari bisikan-bisikan setan. Dia menjadikan mereka sebagai pintu bagi siapa pun yang ingin masuk ke hadirat-Nya, dan mengkhususkan mereka dengan pengetahuan-pengetahuan dan rahasia-rahasia di antara khalifah-khalifah-Nya. Dia memberi mereka keamanan dalam kitab-Nya yang suci dan tersembunyi:
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(Yunus 10:62)
"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka tidak bersedih hati."
وبشرهم سبحانه بالكرامة في الدنيا وفي الجنة برؤية وجهه وعطاياه الفائقة الوافرة :
Allah pun memberi kabar gembira kepada mereka dengan kemuliaan di dunia dan di surga dengan melihat wajah-Nya dan anugerah-Nya yang agung dan berlimpah:
( لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ)
"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. [Yunus: 64]."
وانتقم من المنتقدين على جنابهم الرفيع، وحرمهم لذة القرب ، فقال سبحانه في حديث قدسي :
Allah membalas orang-orang yang mencela kehormatan mereka yang luhur dan mengharamkan mereka dari kenikmatan kedekatan (dengan-Nya), sebagaimana firman-Nya dalam hadits Qudsi:
و من آذى لي وليا فقد آذنته بالحرب ،
"Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sungguh Aku telah menyatakan perang terhadapnya."
احمده سبحانه أن جعلنا من أمة سيد المرسلين ، ومن علينا من فضله باقتفاء نهج سيد الأولياء المقربين ،
Aku memuji-Nya, Maha Suci Dia, yang telah menjadikan kita dari umat pemimpin para rasul, dan yang telah menganugerahkan kepada kita karunia mengikuti jalan pemimpin para wali yang didekatkan.
وأشكره على هذه النعم التي هي أفضل المواهب على الحقيقة ، وأسأله سبحانه أن يميتنا على الشريعة السمحة ، متمسكين بطريقة سيدى أحمد التجاني التي هي أحسن طريقة ،
Aku bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat ini, yang hakikatnya merupakan anugerah paling mulia. Aku memohon kepada-Nya agar Dia mewafatkan kita dalam keadaan memegang teguh syariat yang lapang ini, dan tetap berpegang kepada thariqah Sayyidî Ahmad at-Tijani, yang merupakan thariqah terbaik.
والصلاة والسلام على سيدنا محمد الفاتح الخاتم خير النبيين والمرسلين ، المصطفى من بني عبد المطلب بن هاشم ، عين الرحمة الربانية ، صراط الله المستقيم ، وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم ، ورضى الله عن شيخنا القطب المكتوم ، وحشرنا في زمرته وسقانا ببركته من الرحيق المختوم .
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad, sang pembuka dan penutup, sebaik-baik nabi dan rasul, yang terpilih dari Bani Abdul Muthalib bin Hasyim, mata air rahmat Ilahiyah, jalan lurus Allah, serta kepada keluarganya sesuai dengan hak dan kedudukan agungnya. Dan semoga Allah meridhai guru kita, al-Quthb al-Maktum, mengumpulkan kita dalam rombongannya, dan memberi kita minum dari telaga rahasia terjaga berkat keberkahannya.
أما بعد . فيقول خادم الاعتاب التجانية الراجي من ربه غفر المساوى محمد بن عبد الله ابن حسنين الشافعي الطصفاوى .
"Amma ba'du. Maka berkatalah hamba yang melayani pintu-pintu (pengabdian) Thariqah Tijaniyah, yang mengharap ampunan dari Tuhannya atas kesalahan-kesalahannya, Muhammad bin Abdullah bin Hasanain Asy-Syafi'i Ath-Thasfawi."
لما رأيت بعض من الاخلاق لهم يعترض على طريقة شيخنا رضى الله عنه وأرضاه لجهلهم بمداركه للكتاب والسنة وأقوال الأئمة الهداة
Ketika aku melihat sebagian orang yang berakhlak demikian mencela Thariqah Syaikh kami — semoga Allah meridhainya dan membuatnya diridhai — karena kebodohan mereka terhadap pemahaman beliau atas al-Kitab (Al-Qur’an), as-Sunnah, dan ucapan para imam yang memberi petunjuk,
ورأيت كتب الطريقة الأحمدية التجانية ذات الفضائل الجمة والمواهب اللدنية يصعب على بعض الإخوان مراجعتها ، ويعسر عليهم أخذ أحكام الطريق منها ومعرفتها ، حتى إن بعضهم طلب مني جمع کتاب في ذلك ، يكون سهل التناول واضح المسالك ،
Dan aku melihat bahwa kitab-kitab Thariqah Ahmadiyah Tijaniyah yang penuh keutamaan besar dan anugerah laduni itu sulit ditelaah oleh sebagian saudara (ikhwan), dan mereka merasa kesulitan dalam mengambil hukum-hukum thariqah darinya serta memahaminya, sampai-sampai sebagian dari mereka memintaku untuk menyusun sebuah kitab dalam hal ini, yang mudah dipahami dan jelas metodenya,
شرعت مستعينا بحول الله وقوته ، ومستنداً إلى فضله ومنته في وضع كتاب مشتمل على إيضاح ما في طريقة شيخنا ذي الفيوضات الرائقة ،
Maka aku pun mulai menyusun (kitab ini), dengan memohon pertolongan kepada Allah dan kekuatan-Nya, serta bersandar kepada karunia dan anugerah-Nya, dalam menyusun sebuah kitab yang mencakup penjelasan tentang apa yang terdapat dalam Thariqah Syaikh kami yang penuh limpahan cahaya yang jernih
وجامع لما طلبه بعض الإخوان من الأوصاف السابقة يكون إن شاء الله بغيةالمستفيد وجيشاً يحارب كل شيطان مريد مرتباً له على مقدمة وثمانية أبواب ، راجياً إتمامه من الكريم الفتاح الوهاب
Dan kitab ini menghimpun apa yang diminta oleh sebagian ikhwan dari uraian-uraian yang telah disebutkan sebelumnya. Semoga, dengan izin Allah, menjadi tujuan bagi para pencari manfaat dan pas**an yang memerangi setiap setan yang durhaka. Aku menyusunnya dengan pendahuluan dan delapan bab, seraya berharap agar Allah Yang Maha Mulia, Maha Pembuka, lagi Maha Pemberi anugerah, menyempurnakannya,
( المقدمة ) في سبب دخولي الطريقة التجانية ( والباب الأول ) في التعريف بشيخنا ذي الأسرار الإلهيه ( والباب الثاني ) في ذكر بعض الأجوبة عما يعترض به على طريقته الغراء ( والباب الثالث ) في ذكر آداب المريد مع نفسه وشيخه وإخوانه وصفة المقدم وما يلزمه التخلق به من الصفات الحسناء ( والباب الرابع ) في ذكر شروط الطريقة الأحمدية (والباب الخامس) في ذكر ألفاظ أذكارها اللازمة السنية والباب السادس ) في ذكر شرح ألفاظ الوظيفة، ومنه يعلم شرح ألفاظ الورد ( والباب الساع ) في ذكر بعض كرامات شيخنا القطب الفرد ( والباب الثامن ) في ذكر فضل الاذكار اللازمة لطريقة وفضل المتعلقين به رضى الله عنه وأرضاه وجعلنا من خاصة أصحابه الأكابر الهداة ،
(Pendahuluan): Tentang sebab masuknya aku ke dalam Thariqah Tijaniyah.
(Bab Pertama): Mengenal Syaikh kami yang memiliki rahasia-rahasia Ilahiyah.
(Bab Kedua): Menyebutkan sebagian jawaban terhadap keberatan-keberatan yang dilontarkan atas thariqahnya yang mulia.
(Bab Ketiga): Menjelaskan adab murid terhadap dirinya sendiri, terhadap gurunya, terhadap saudara-saudaranya, serta sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh seorang muqaddam dan akhlak mulia yang harus ia hiasi dirinya dengannya.
(Bab Keempat): Menyebutkan syarat-syarat Thariqah Ahmadiyah.
(Bab Kelima): Menyebutkan lafaz-lafaz dzikirnya yang wajib dan mulia.
(Bab Keenam): Menjelaskan makna lafaz-lafaz al-wazifah, dan dari situ dapat diketahui penjelasan lafaz-lafaz al-wird.
(Bab Ketujuh): Menyebutkan sebagian karamah Syaikh kami, sang Quthb yang tunggal.
(Bab Kedelapan): Menyebutkan keutamaan dzikir-dzikir yang wajib dalam thariqah ini serta keutamaan para pengikutnya — semoga Allah meridhainya dan membuatnya diridhai, serta menjadikan kami termasuk golongan sahabat-sahabatnya yang khusus, para pembimbing yang agung.
وسميته :
الفتح الرباني فيما يحتاج إليه المريد التجاني
Dan aku menamainya dengan:
"Al-Fatḥ ar-Rabbānī fīmā yaḥtāj ilayhi al-Murīd at-Tijānī"
(“Pembukaan Ilahi atas Segala yang Diperlukan oleh Murid Tijani”).
وأرجو من اطلع على كتابي هذا أن يصفح عن الزلل، ويبسط رداء عضوه عما يراه فيه من الخلل ، وأن يدعولى بالمغفرة ودخول الجنان في جوار سيد المرسلين المصطفى من عدنان .
Aku berharap siapa saja yang membaca kitabku ini mau memaafkan kesalahanku, menutupi kekeliruan yang ditemuinya di dalamnya, dan mendoakanku agar diampuni dan dimasukkan ke dalam surga, bersama junjungan para rasul, Nabi yang terpilih dari keturunan Adnan.
والله أسأل ، وبنبيه أتوسل ، أن يجعله خالصاً لوجهه الكريم ، وأن ينفع به النفع العميم ، إنه على ما يشاء قدير، وبالاجابة جدير ..
Kepada Allah aku memohon, dan dengan Nabi-Nya aku bertawassul, agar Dia menjadikannya (kitab ini) ikhlas karena wajah-Nya yang mulia, serta memberikan manfaat yang luas dengannya. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala yang Dia kehendaki, dan layak mengabulkan doa.

Address

Cimahi

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Cinta sholawat posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share