22/07/2025
Rutinitas Ngopi, Kerja Hanyalah Formalitas
Pagi datang, alarm berbunyi, dan tubuh otomatis bergerak menuju dapur atau kedai kopi langganan. Belum mandi? Nggak masalah. Yang penting kopi dulu. Di zaman sekarang, ritual ngopi sudah bukan sekadar mengusir kantuk, tapi jadi bagian dari identitas, gaya hidup, bahkan "alasan hidup" buat sebagian orang.
Entah itu kopi hitam pahit tanpa gula, cappuccino fancy dengan latte art berbentuk hati, atau kopi sachet tiga ribuan yang diseduh di gelas kaca warisan emak—semua punya cerita. Tapi satu hal yang sama: ngopi itu wajib. Kerja? Nanti dulu.
Jam Masuk Kantor = Jam Buka Warung Kopi
Di kota besar, tak sedikit yang mengawali hari kerja justru di kedai kopi. Laptop dibuka, earphone terpasang, tapi kerja belum tentu dimulai. Seringnya, ngopi sambil scroll TikTok, baca chat yang belum dibalas, atau sekadar melamun. Di sinilah muncul kalimat sakti: kerja hanyalah formalitas.
Bukan berarti kita nggak kerja, ya. Tapi rasanya, kerja baru benar-benar dimulai setelah gelas kopi pertama tandas. Sebelum itu, otak belum "nyala". Fokus masih di aroma robusta atau arabika, bukan di spreadsheet atau laporan mingguan.
Ngopi Bikin Serius Jadi Santai
Banyak keputusan penting diambil bukan di ruang meeting, tapi di meja kopi. Mau pitching proyek? Ngobrol dulu sambil ngopi. Mau bahas target kerjaan? Ajak ngopi dulu. Mau resign? Minta waktu HRD buat ngobrol di pantry sambil bawa kopi. Ajaib, ya?
Kopi itu seperti jembatan. Antara stres dan santai. Antara bos dan karyawan. Bahkan antara dua orang yang awalnya canggung. Mungkin karena itu, makin banyak kantor yang menyediakan coffee corner, biar suasana kerja terasa lebih manusiawi.
Antara Candu dan Teman Sejati
Buat sebagian orang, kopi itu candu. Tapi candu yang nggak bikin malu. Justru jadi teman sejati. Saat lembur tengah malam, saat patah hati, saat ditolak klien, atau saat deadline mepet. Kopi selalu hadir, setia menemani.
Jadi, kalau kamu ditanya: "Ngopi mulu, kerja kapan?" Jawab aja santai,
“Tenang, kopi dulu. Kerja bisa belakangan, formalitas doang kok.”