
20/09/2025
AIR TAK LAGI GRATIS — Bagaimana Nestlé Menguasai Dunia Tanpa Kita Sadari
Kau kenal Nestlé?
Milo. Nescafé. Bear Brand. Maggi. KitKat. Pure Life.
Semua merek itu ada di rak rumahmu. Di toko kelontong. Di kantin sekolah. Di iklan TV.
Tapi tahukah kamu? Semua merek itu milik satu perusahaan: Nestlé.
Dan bukan cuma makanan.
Nestlé juga menguasai air — sumber kehidupan yang seharusnya gratis.
Di Ethiopia, sumur-sumur kering. Anak-anak berjalan 10 kilometer hanya untuk membawa seember air keruh.
Di India, sawah retak akibat kekeringan. Petani menangis.
Tapi tepat di balik bukit, truk-truk Nestlé melaju — mengambil air dari mata air alami, membotolkan, lalu menjualnya kembali ke rakyat yang sama… dengan harga premium.
Ini bukan fiksi. Ini nyata.
Di Pakistan, warga dipaksa beli air kemasan Nestlé karena sumur mereka disedot habis oleh pabrik.
Di Nigeria, perusahaan ini mengebor sumur dalam bertekanan tinggi, sementara desa-desa di sekitarnya bergantung pada sungai yang tercemar.
Di Brasil, mereka menguasai Aquífero Guarani — cadangan air tawar terbesar di dunia — dan menjualnya per liter, dengan keuntungan ribuan persen.
CEO Nestlé, Peter Brabeck-Letmathe, pernah berkata:
“Air bukan hak asasi manusia. Ia adalah komoditas yang bisa diperdagangkan.”
Kalimat itu membuat dunia gempar.
Tapi mereka tidak minta maaf.
Mereka hanya bilang: “Itu salah kutip.”
Lalu tetap beroperasi.
Dan ini belum selesai.
Di Indonesia, Nestlé punya pabrik besar di Pasuruan, Jawa Timur — tempat produk Pure Life diproduksi.
Izinnya legal. Dokumennya lengkap.
Tapi warga sekitar mulai bertanya:
Kenapa sumur kami kering sejak pabrik berdiri?
Kenapa sawah kami retak di musim kemarau?
Kenapa air tanah yang selama ini kita gunakan, kini harus kita beli?
Mereka menyebutnya “pengambilan berkelanjutan”.
Tapi publik tak pernah diajak audit. Tak ada transparansi. Tak ada laporan terbuka.
Tapi ini bukan soal air saja.
Nestlé juga merusak generasi lewat susu formula.
Pada tahun 70-an, mereka mulai menyebarkan iklan di negara-negara miskin:
“Susu formula lebih baik daripada ASI.”
Mereka memberikan sampel gratis di rumah sakit.
Ibu-ibu percaya. Mereka berhenti menyusui.
Ketika sampel habis?
Mereka harus beli susu formula — yang harganya mahal —
atau mencampurnya dengan air kotor karena tak punya pilihan.
Hasilnya?
Diare. Malnutrisi. Kematian massal.
Lebih dari 10 juta bayi meninggal antara 1960–2015 karena praktik ini.
Disebut: Genosida Nutrisi.
Dan ini masih terjadi.
Di Indonesia, meski aturan sudah ketat, Nestlé tetap masuk lewat media sosial.
Grup ibu-ibu. Webinar “gizi modern”.
Konsultan nutrisi yang menyamar.
Mereka menawarkan “solusi cepat” — dan secara perlahan, mengganti keyakinan:
“ASI tidak cukup.”
Padahal risikonya nyata: infeksi, alergi, stunting — semua berawal dari campuran susu formula dan air yang tidak steril.
Nestlé bukan perusahaan biasa.
Ini adalah kerajaan pangan global — dengan lebih dari 2.000 merek, menguasai rak-rak di 190 negara.
KitKat. Milo. Carnation. Ge**er. Nan. Maggi. Dannon. Frubes.
Semua milik Nestlé.
Tapi kau tak lihat nama “Nestlé” di kemasannya.
Itu sengaja.
Mereka tidak menjual produk.
Mereka menjual kepercayaan.
Dan siapa yang memegang saham Nestlé?
BlackRock. Vanguard. State Street.
Perusahaan investasi raksasa yang juga punya saham di Coca-Cola, PepsiCo, Unilever, Danone, bahkan produsen obat-obatan.
Artinya:
Air. Susu. Obat. Makanan.
Semua dikendalikan oleh satu geng keuangan global.
Mereka juga duduk di Dewan Global World Economic Forum.
Mereka memengaruhi standar pangan dunia lewat Codex Alimentarius.
Mereka menentukan apa itu “gizi seimbang”, apa itu “sehat”, dan apa yang boleh dijual kepada anak-anak.
Di Indonesia, Nestlé menggandeng koperasi susu lokal.
Menyerap bahan baku dari peternak kecil.
Terlihat seperti “mendukung UMKM”.
Padahal, rantai pasoknya sepenuhnya dikendalikan dari Swiss.
Mereka tidak tampak jahat.
Mereka hadir di iklan keluarga bahagia.
Di tayangan anak-anak.
Di acara donor gizi sekolah.
Mereka tidak menakutkan.
Mereka menenangkan.
Mereka merawat.
Sambil perlahan mengambil kendali atas hal-hal paling dasar:
Air. Makanan. Dan keyakinan.
Kita minum kopi mereka hari ini.
Anak kita minum susu mereka besok.
Dan kita tidak bertanya:
Siapa yang punya air ini?
Siapa yang menentukan apa itu nutrisi?
Apakah hidup kita sekarang sudah dibeli oleh korporasi?
Nestlé bukan satu-satunya.
Tapi mereka adalah cermin.
Bahwa masa depan bukan tentang teknologi.
Tentang kecerdasan buatan.
Atau AI.
Tentang siapa yang menguasai yang paling dasar.
Air. Susu. Makanan. Kepercayaan.
Kita bukan kekurangan pilihan.
Kita hanya diajari…
UNTUK TIDAK PUNYA PILIHAN.
Jangan biarkan mereka menjual kehidupanmu dalam botol plastik.
Bagikan. Agar lebih banyak yang sadar berat