29/10/2025
Ratusan WNI kabur dari perusahaan scam di Kamboja yang mempekerjakan mereka.
Kepada BBC News Indonesia, seorang korban yang berhasil melarikan diri menyebut pengalaman di sana sebagai sebuah horor yang meninggalkan trauma sampai sekarang.
Awalnya Firman ditawari pekerjaan di lingkup restoran atau jasa rumah makan di Kamboja.
Di lokasi Firman langsung sadar. Dia tidak akan pernah bekerja di restoran. Dia berada di perusahaan penipuan (scam)—dan tidak memiliki pilihan selain mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.
Terdapat kurang lebih 20 personel yang mondar-mandir mengawasi kompleks. Semua, sebut Firman, "sambil menenteng senjata api."
Firman berperan sebagai "admin" dengan tugas memeras sejumlah uang kepunyaan target bersangkutan. Firman menyusuri hampir semua platform media sosial, dari Facebook, TikTok, sampai Twitter (sekarang X), guna mendapatkan calon korban penipuan. Penyaringan target ditempuh secara acak.
Dari situ, Firman melakukan pendekatan. Kalau targetnya adalah perempuan, Firman berpura-pura menjadi karakter pria lain yang bukan dirinya—bisa pengusaha muda asal Singapura atau pekerja di sektor perbankan, katanya.
Sebaliknya, jika yang didapatkan ialah laki-laki maka Firman bakal "menjadi" perempuan.
Jika target tak tercapai, para pekerja akan dipukuli personel keamanan setempat.
Ada p**a yang, Firman menambahkan, "disetrum."
"Pernah suatu waktu satu pekerja hari ini dipukulin, besoknya disetrum. Jadi dia kena beruntun, berlipat ganda," sebutnya.
Tidak tahan dengan perlakuan itu, Firman dan rekan-rekannya menyusun siasat.
Baca selengkapnya: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4gzd4y9rvno