13/10/2025
Kematian Ayah dan Anak di Cirebon, Polisi Cek CCTV dan Uji Lab Sisa Makanan.
Kasus kematian ayah dan anak di Cirebon masih menyisakan misteri. Peristiwa ini telah berlalu satu pekan lamanya, namun belum terungkap penyebab kematian korban M Sani (84) dan Endang Sulasminingsih (57). Ayah dan anak ini ditemukan sudah tak bernyawa di rumahnya, di perumahan Pilang Sari Endah, Blok I, RT 001, RW 008, Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (4/10/2025). Keduanya telah dimakamkan. Keluarga mereka menolak dilakukan otopsi. Namun demikian, Polres Cirebon Kota (Ciko) tetap menyelidiki kasus kematian ayah dan anak yang masih misterius ini. Polisi sudah melakukan pengecekan terhadap CCTV. Sisa makanan yang dimakan oleh korban pun telah diuji di laboratorium dan tinggal menunggu hasilnya. Informasi yang berhasil dihimpun Radar Cirebon menyebutkan bahwa polisi telah menerima hasil visum luar dari RSD Gunung Jati. Dokter dari rumah sakit tersebut menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kendati demikian, polisi tetap berupaya melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus kematian ini. Penyidik telah memeriksa sejumlah saksi. “Dari CCTV, kita sinkronkan dengan keterangan saksi yang bertemu dengan salah satu yang meninggal. Pada saat itu, saksi mengantarkan makanan. Kita lihat CCTV tidak ada aktivitas orang yang keluar masuk di rumah tersebut," demikian dijelaskan oleh Kapolres Ciko, AKBP Eko Iskandar. Eko menambahkan, bahwa penyidik akan terus mendalami kasus ini. Termasuk dengan menguji apakah makanan yang dikonsusmi korban mengandung racun atau tidak.
“Makanan itu sudah diamankan untuk dilakukan uji lab guna mengetahui apakah mengandung racun atau tidak. Kita masih menunggu nanti hasil labnya. Kita menunggu waktunya 10 hari sehingga saat ini belum bisa mengambil kesimp**an apa penyebab meninggalnya," tutur Kapolres. Masih kata Eko, pihaknya sudah melakukan upaya yang maksimal. Dari mulai olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi, mengecek CCTV, serta visum luar. Namun, Eko mengakui untuk otopsi tidak dilakukan karena keluarga korban menolak otopsi. Pihak keluarga, lanjut Eko, menerangkan bahwa satu hari sebelum ditemukan meninggal, korban bernama Endang mengeluh sakit kepada adiknya yang ada di Semarang. “Jadi yang perempuan usia 57 tahun (anak, red) itu mengeluh kepada adiknya di Semarang, katanya sakit. Sementara yang laki-laki atau orang tuanya, memang dalam keadaan sakit dan tidak bisa beraktivitas lagi, hanya ada di tempat tidur saja," ungkapnya. Disinggung siapa yang lebih dulu meninggal dunia, Eko belum bisa memastikan. Kendati demikian, saat di lokasi kejadian, pihaknya melihat bahwa yang lebih kaku adalah jasad Endang. Sehingga, diduga Endang yang meninggal lebih dulu.
“Jadi kalau kita lihat pada saat itu (olah TKP, red), yang lebih kaku itu adalah yang perempuan atau yang anak (diduga meninggal lebih dulu, red). Kalau yang bapaknya itu masih belum kaku pada saat kita temukan. Namun sekali lagi, ini yang lebih tepat apabila ada pemeriksaan lebih dalam dari dokter," tandasnya. Seperti diketahui, M Sani dan anaknya Endang Sulasminingsih ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam kamar di rumah mereka di perumahan Pilang Sari Endah, Blok I, RT 001, RW 008, Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (4/10/2025). Sani dan Endang diduga meninggal sudah lebih dari dua hari. Warga baru tahu setelah curiga lampu depan rumah menyala siang malam selama dua hari. Menurut Edi, Ketua RT setempat, pihaknya menaruh curiga karena lampu depan rumah menyala siang dan malam dalam dua hari terakhir.
Edi akhirnya memanggil warga dan memberanikan diri memasuki rumah tersebut. Di dalam, mereka menemukan Sani berada di atas tempat tidur, sementara Endang berada di samping bawah tempat tidur. Awalnya, warga menganggap korban sedang tidur. Tetapi saat dicek, ternyata sudah meninggal dunia. Pihaknya langsung melapor ke Polsek Kedawung. Data yang dihimpun Radar Cirebon, Sani memiliki lima anak. Dua sudah meninggal dunia. Sementara satu di Semarang, dan satu tinggal di Batam. Sedangkan Endang tinggal di Cirebon bersama sang ayah dan diketahui meninggal dunia pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Hal itu seperti disampaikan Sakti, Mandor Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. “Tinggal hanya berdua. Pak Sani sendiri sudah lama sakit," kata Sakti kepada Radar Cirebon, Minggu (5/10/2025). Adapun kehidupan korban, kata Sakti, di-support oleh anaknya di Semarang maupun Batam. Kerabat korban sendiri diketahui orang mampu. Sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup Sani dan Endang di Cirebon.
Kata Sakti, berkali-kali perangkat Desa Kedungjaya datang untuk memberikan bantuan sosial (bansos) ke Sani yang sudah sepuh. Namun, berkali-kali p**a Sani menolak. “Kehidupan mereka biasa saja, hanya memang lebih tertutup saja. Memang benar sakit, sudah sepuh,” katanya. “Kami beberapa kali datang ke rumah memberikan bansos karena memang sudah sepuh. Tapi Pak Sani selalu menolak bansos yang kami bawa. Katanya berikan ke yang lebih membutuhkan saja," sambung Sakti.
Pihaknya sendiri tidak menyangka bahwa Endang yang tinggal di rumah juga mengalami sakit dan kemudian meninggal dunia bersama ayahnya.