Bimbel Missisti Rubae'ah

Bimbel Missisti Rubae'ah Open registrasi Bimbel Missisti

Sharing 🍁Pernah gak sih kamu ngerasa...“Aduh, aku gagal.”“Nyesel banget kenapa tadi aku gak... (isi sendiri)”“Aku kok ga...
08/07/2025

Sharing 🍁

Pernah gak sih kamu ngerasa...
“Aduh, aku gagal.”
“Nyesel banget kenapa tadi aku gak... (isi sendiri)”
“Aku kok gak bisa-bisa, ya?”

Kegagalan tuh bisa nyakitin. Apalagi kalau kita sudah coba semaksimal mungkin. Kadang bukan cuma kecewa sama hasilnya, tapi juga kecewa sama diri sendiri.

Tapi coba bayangkan ini:
Bayangkan ada versi dirimu... yang datang dari masa depan.
Versi kamu yang sudah melewati semua ini.
Yang sudah sembuh, sudah stabil, sudah lebih bijak.
Yang mungkin sekarang lagi duduk tenang sambil ngeliat ke belakang, ke kamu yang sekarang—yang sedang merasa gagal.

Kalau dia bisa bicara ke kamu saat ini, kira-kira...
Apa yang akan dia katakan?

Mungkin begini:

“Terima kasih, ya... karena kamu gak menyerah.”
Aku tahu kamu capek. Aku tahu kamu kecewa. Tapi aku di sini—eksis—karena kamu gak berhenti di titik itu. Karena kamu tetap bangkit, walau pelan-pelan.

“Gagal bukan berarti kamu bodoh atau gak mampu. Gagal artinya kamu sedang membentuk pondasi.”
Apa pun yang kamu alami hari ini, itu akan jadi salah satu alasan kenapa aku bisa jadi lebih kuat.

“Tolong jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya.”
Kalau kamu tahu betapa kamu akan berkembang nantinya... kamu gak akan menghakimi dirimu seperti sekarang.

“Kamu gak sendirian.”
Aku tahu kadang kamu ngerasa sendiri banget. Tapi nanti kamu akan lihat: kamu sedang didekatkan dengan orang-orang dan tempat-tempat yang bisa bantu kamu sembuh dan tumbuh.

“Kamu tidak rusak. Kamu hanya sedang dibentuk.”

Sekarang, tarik napas dalam-dalam... dan biarkan kata-kata dari dirimu yang lebih dewasa itu meresap pelan-pelan.

Karena begini:
Gagal itu bukan akhir.
Gagal adalah panggilan untuk berhenti sebentar, lalu melangkah dengan arah baru.

Dan versi dirimu yang masa depan?
Dia sudah menunggumu sampai di sana.

🌿 Praktik kecil
Malam ini, sebelum tidur, kamu bisa coba tulis satu surat pendek.
Tapi bukan dari kamu sekarang.
Tapi dari dirimu yang sudah tumbuh dan melewati semua ini.

Tulis ke versi kamu yang sedang jatuh.
Tulis apa pun yang terasa lembut dan menguatkan.

Boleh juga kalau kamu cuma menutup mata sejenak dan membayangkan dia memelukmu sambil bilang,
"Aku bangga padamu, meski sekarang kamu belum bisa melihat alasannya.”

Kalau kamu merasa gagal hari ini, ingat:
Itu bukan cerita lengkapnya. Itu hanya satu bab.

Dan kamu masih penulisnya.

🫶
Tulisan ini buat kamu yang sedang jatuh, tapi diam-diam sedang belajar bangkit.
Kamu luar biasa. Pelan-pelan saja, tapi terus jalan.

Sharing 🍁Kadang, kita terlalu sibuk ingin "menjadi lebih baik" sampai lupa untuk berhenti sejenak dan tanya:“Apa aku ben...
07/07/2025

Sharing 🍁

Kadang, kita terlalu sibuk ingin "menjadi lebih baik" sampai lupa untuk berhenti sejenak dan tanya:
“Apa aku benar-benar mencintai diriku hari ini?”

Kita begitu keras mengejar versi ideal diri—lebih sukses, lebih sabar, lebih sehat, lebih spiritual—tanpa sadar, semangat “bertumbuh” yang kita kejar malah datang dari rasa tidak cukup.
Bukannya tumbuh dari cinta, tapi dari takut gak diterima.
Takut dibilang gagal.
Takut gak jadi siapa-siapa.

Padahal, growth mindset yang sesungguhnya itu bukan soal ambisi terus-menerus jadi “lebih” dari hari ini. Tapi soal keberanian untuk bilang,
"Aku mencintai diriku sekarang... dan aku juga terbuka untuk bertumbuh.”

Coba rasakan ini:

Bertumbuh karena takut itu capek. Kita merasa harus berubah karena kita jelek, belum cukup, gak layak.
Bertumbuh karena cinta itu lembut. Kita mau berkembang karena kita tahu: diri kita pantas menerima versi hidup yang lebih luas dan bermakna.
Beda rasanya, kan?

Sama-sama belajar, tapi niatnya berbeda.

Yang satu membuat kita tertekan, mudah nyalahin diri.
Yang satu lagi bikin kita lega, terbuka, dan pelan-pelan bangkit.

Bukan berarti kita harus “sempurna mencintai diri dulu” sebelum bisa bertumbuh. Enggak.
Kadang cinta diri datang setelah kita memberanikan diri melangkah.
Kadang datangnya bertahap: dari sekadar mengakui, menerima, lalu memaafkan, lalu menghargai.

Satu langkah kecil, satu hari, satu nafas penuh kesadaran.
Itu pun udah bentuk pertumbuhan.

Jadi, kalau kamu hari ini:

Baru bisa bangun dari tempat tidur setelah semalaman menangis
Baru bisa bilang “tidak” sekali untuk hal yang bikin kamu tertekan
Baru bisa peluk dirimu sendiri tanpa merasa aneh…
Selamat.
Kamu sedang bertumbuh dari dalam.

Coba tanyakan ini ke dirimu setiap malam atau pagi:

Apa satu hal kecil yang sudah kulakukan hari ini demi diriku sendiri?
Apa kalimat paling lembut yang bisa kubisikkan ke hatiku saat ini?
Apa hal yang bisa kulakukan besok sebagai bentuk cinta untuk diriku?
Jawabannya gak harus besar.
Kadang cukup: minum air putih. Tidur lebih awal. Nggak nge-push diri terlalu keras. Ngejurnal satu halaman. Mandi sambil pakai musik favorit.
Itu pun sudah termasuk perayaan.

Kalau sekarang kamu merasa lambat, sering down, sering ragu sama diri sendiri...
Itu bukan tanda kamu lemah. Itu tanda kamu manusia.

Jangan buru-buru jadi versi yang “lebih hebat.”
Izinkan dirimu dicintai oleh versi yang sekarang.
Karena dari sinilah, pertumbuhan sejati bermula.

Kalau kamu merasa artikel ini berguna, kamu boleh simpan, bagikan, atau ulangi baca kapan pun kamu lagi butuh pelukan lewat kata-kata.
Dari hati untuk hati 🌷
Dengan pelan-pelan tapi pasti, kamu sedang menjadi rumah untuk dirimu sendiri.

Bismillah... Sehatkan jiwa ragakuSmoga Allah ridho dengan setiap langkahkuSmoga dimudahkan segala urusan kuAamiin 🤲
04/07/2025

Bismillah...
Sehatkan jiwa ragaku
Smoga Allah ridho
dengan setiap langkahku
Smoga dimudahkan segala urusan ku

Aamiin 🤲

Address

Bringin

Telephone

+6281394576995

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bimbel Missisti Rubae'ah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Bimbel Missisti Rubae'ah:

Share