09/07/2025
Satu kalimat mengubah segala nya
Dua kisah berikut ini mungkin terdengar klasik, tapi sangat relevan buat kita hari ini, tentang kalimat yang sangat sederhana, tapi punya kelebihan yang gak main-main.
KISAH PERTAMA
Diceritakan bahwa ada seorang wanita yang memiliki suami yang munafik. Sang wanita dikenal selalu
menyebut nama Allah dalam setiap ucapan dan
perbuatannya. Melihat hal itu, suaminya berniat
mempermalukannya. Ia berkata dalam hati:
“Aku akan membuatnya malu.”
Suatu hari, sang suami memberikan sebuah kantong kecil berisi uang kepadanya dan berkata:
“Simpan ini baik-baik.”
Sang istri pun meletakkan kantong itu di suatu tempat dan menutupinya dengan hati-hati, lalu berkata:
“Bismillah.”
Tanpa sepengetahuannya, sang suami mengintai,
mengambil kantong itu diam-diam, mengeluarkan isinya, lalu melemparkan kantong kosong itu ke dalam sumur yang ada di rumah mereka.
Beberapa waktu kemudian, sang suami berpura-pura datang dan meminta kembali kantong itu. Sang istri pun dengan tenang pergi ke tempat ia menyimpannya,
sambil mengucap: “Bismillah.”
Atas izin Allah, Dia memerintahkan malaikat Jibril turun dengan segera untuk mengembalikan kantong itu ke tempat semula, utuh, seperti saat pertama kali dititipkan.
Ketika sang istri mengulurkan tangannya, ia menemukan kantong itu tepat di tempatnya, seolah tidak pernah
berpindah. Sang suami yang melihat kejadian itu pun
tertegun, hatinya terguncang oleh keajaiban dan
kebenaran yang disaksikannya. Ia pun menyesal dan
bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala.
KISAH KEDUA
Dikisahkan ada seorang laki-laki Yahudi jatuh cinta begitu dalam kepada seorang wanita Yahudi. Cintanya begitu membakar hati hingga membuatnya tampak seperti orang gila. Ia tak lagi menikmati makanan, tak bisa tidur, dan hidupnya seolah-olah kosong.
Dalam keadaan terpuruk itu, ia datang kepada seorang ulama besar bernama Imam ‘Aṭā’ al-Akbar
dan mengadukan kondisinya. Mendengar kisah pilunya, Imam ‘Aṭā’ menuliskan lafaz "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm" pada selembar kertas dan berkata padanya:
ابْتَلِِعْ هَذِهِ،فَلَعَلَّ اللّهَ تَعَالَى يُسَلِّيْكَ عَنْهَا أَوْ يَرْزُقُكَ بِهَا
“Telanlah kertas ini. Semoga Allah menenangkan hatimu, atau memberikan rezekimu atau jodohmu dengan wanita itu.”
Dengan penuh harap, ia pun pergi dan segera menelan kertas tersebut.
Selang beberapa waktu, ia kembali lagi menemui Imam ‘Aṭā’ al-Akbar dan berkata dengan penuh haru:
يَا عَطَاءُ, قَد وَجَدْتُ حِلَاوَةَ الإِيْمَانِ وَظَهَرَ فِيْ قَلْبِيْ النُّوْرُ،وَنَسِيْتُ تِلْكَ المَرْأَةَ
“Wahai ‘Aṭā’, aku merasakan manisnya iman! Ada cahaya yang menyinari hatiku. Aku telah melupakan wanita itu”
Hatinya tercerahkan. Maka ia pun memohon kepada Imam ‘Aṭā’ agar diperkenalkan pada Islam. Dan dengan berkah Bismillah, ia pun memeluk Islam dengan sepenuh hati.
Berita tentang keislamannya sampai kepada wanita yang dahulu sangat ia cintai. Wanita itu merasa heran dan
penasaran. Lalu ia datang kepada Imam ‘Aṭā’ dan berkata:
“Wahai Imam kaum Muslimin, akulah wanita yang dulu dicintai oleh Yahudi yang telah masuk Islam itu. Semalam aku bermimpi, seolah seseorang mendatangiku dan
berkata: Jika engkau ingin melihat tempatmu di surga, pergilah kepada ‘Aṭā’, ia akan menunjukkannya padamu. Maka aku datang kepadamu sekarang. Katakan padaku, di manakah letak surga?”
Dengan tenang, Imam ‘Aṭā’ menjawab:
“Jika engkau ingin masuk surga, maka bukalah dahulu pintunya. Setelah itu, masuklah ke dalamnya.”
Wanita itu bertanya lagi:
“Bagaimana caraku membuka pintu surga?”
Ia menjawab:
قُوْلِيْ: بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Ucapkanlah: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.”
Dengan penuh keikhlasan, wanita itu pun
mengucapkannya. Seketika, cahaya iman menyinari
hatinya. Ia pun berseru:
يَا عَطَاءُ, قَدْ وَجَدْتُ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا وَرَأَيْتُ مَلَكُوْتِ اللّهِ
“Wahai ‘Aṭā’, aku merasakan cahaya dalam hatiku.
Aku melihat kebesaran dan kerajaan Allah.”
Lalu ia pun meminta agar diajarkan Islam, dan akhirnya masuk Islam dengan berkah Bismillah p**a.
Malam itu, ia p**ang ke rumah dan tidur.
Dalam mimpinya, ia melihat dirinya masuk ke dalam surga. Ia menyaksikan istana-istana megah, kubah-kubah indah, dan di sana terdapat sebuah kubah yang
bertuliskan:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّهِ
Ia membacanya dengan penuh takjub.
Tiba-tiba terdengar suara yang menyerunya:
يَا أَيَّتُهَا القَارِئَةُ،كَذَلِكَ قَدْ أَعْطَاكَ اللّهُ جَمِيْعَ مَا قَرَأْتِيْهِ
“Wahai engkau, perempuan yang membaca,
sesungguhnya Allah telah memberimu semua yang engkau baca itu.”
Wanita itu pun terbangun dari tidurnya. Dia bingung, kaget, dengan penuh haru dia bergumam dalam
keheningan:
إِلَهِيْ،كُنْتُ دَخَلْتُ الَجنَّةَ،فَأَخْرَجْتَنِيْ مِنْهَا اللّهُمَّ أَخْرِجْنِيْ مِنْ هَمِّ الدُّنْيَا بِقُدْرَتِكَ
“Ya Allah, aku tadi telah masuk ke dalam surga-Mu, lalu Kau keluarkan aku darinya. Maka sekarang, ya Rabb,
keluarkanlah aku dari kesempitan dunia ini dengan
kekuasaan-Mu...”
Tak lama setelah ia selesai berdoa, rumah tempat ia
tinggal tiba-tiba runtuh menimpanya. Ia wafat sebagai perempuan syahidah (mati syahid).
Semoga bermanfaat,