Pena Aswaja

Pena Aswaja jika kalian di jalan para pendahulu kalian yang Sholeh,maka kalian akan selamat..

Jangan Hanya Diam, Perbanyaklah Berdzikir Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:إن في دوام الذكر في الطريق والبيت ، والحضر...
13/12/2025

Jangan Hanya Diam, Perbanyaklah Berdzikir

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:

إن في دوام الذكر في الطريق والبيت ، والحضر والسفر ، والبقاع ؛ تكثيرا لشهود العبد يوم القيامة ، فإن البقعة والدار ، والجبل والأرض، تشهد للذاكر يوم القيامة.

"Sesungguhnya dalam terus-menerus berdzikir —di jalan, di rumah, saat menetap, saat bepergian, dan di berbagai tempat— mengandung manfaat memperbanyak saksi bagi seorang hamba pada hari kiamat. Karena sesungguhnya tempat, rumah, gunung, dan tanah akan menjadi saksi bagi orang yang berdzikir pada hari kiamat."

Ref: Al-Wābil ash-Shayyib (1/81)

HAJAT APAPUN INSA'ALLOH PASTI IJABAHصَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّد"Kalau shalawat ini dibaca 350 ribu kali sekali duduk, ...
13/12/2025

HAJAT APAPUN INSA'ALLOH PASTI IJABAH

صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّد

"Kalau shalawat ini dibaca 350 ribu kali sekali duduk, lalu hajatnya tidak berhasil, jika saya meninggal, kencingilah kuburan saya!,"...

الشيخ مرزوقي دحلان

Ijazah Riwayat Gus Mus Rembang. Menurut beliau 350 ribu kalau dibaca 4,5 jam (tapi tetap tergantung kebiasaan membacanya dan bisa dicicil). Mbah Yai Marzuqi memberi jaminan karena saking cesplengnya (mujarrabnya)

Sholawat ini

Sumonggo ingkang puron ngamalaken..

Jual bermacam tasbih kayu bertuah 33/99/1000bilangan. kayu kombinasi,gaharu galih stigi,galih asem, liwung macan kelor kaokah cendana,oud solib, dll..
Minnyak gaharu kalimantan dll..

Info dan pemesanan wa.me/6287842111441

MEMBUKA GUDANG HARTA QORUN saya ambil AZIMAH ini dalam kitab terjemahan syumusul Anwar dibagian :bab ke 7(Untuk menambah...
13/12/2025

MEMBUKA GUDANG HARTA QORUN
saya ambil AZIMAH ini dalam kitab terjemahan syumusul Anwar dibagian :bab ke 7
(Untuk menambah wawasan keilmuan)

[في فتح الكنوز]
Fī Fatḥ al-Kunūz
“MEMBAHAS CARA MEMBUKA HARTA KARUN”
Ini adalah sebuah ‘azīmah yang kuat, yang dengannya dapat dibuka setiap harta karun yang terkunci. Bebatuan yang tersusun dan puncak-puncak gunung di gerbang harta karun serta kuil-kuil bawah tanah yang di dalamnya tersimpan kekayaan para raja dan penguasa zaman jahiliah akan terbuka.
Cara mengamalkannya adalah dengan berkhidmah (mengamalkan secara rutin) ‘azīmah ini di tanah lapang selama beberapa hari. Apabila telah mencapai dua puluh satu hari, akan muncul di hadapanmu seorang hamba berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berkepala besar, menunggangi seekor kuda dan di tangannya ada seekor singa yang besar. Ia akan berbicara kepadamu, namun jangan engkau jawab. Kemudian, setelah tiga puluh lima hari, akan muncul sesosok makhluk yang wajahnya seperti anjing namun badannya seperti manusia. Ia akan mengucapkan salam kepadamu, jangan engkau jawab. Maka ia akan pergi darimu.

Lalu pada hari keempat puluh dua, akan muncul di hadapanmu tujuh puluh lelaki berpakaian hijau. Mereka akan mengucapkan salam kepadamu, maka balaslah salam mereka. Mereka akan bertanya, “Hajat apa yang engkau inginkan dari kami?” Katakanlah kepada mereka, “Aku memohon kepada Allah, kemudian kepada kalian, agar mempertemukanku dengan pemimpin kalian, sang khalifah Damriyāṭ al-Ṣandīd yang bergelar al-Ṭāwūs.” Mereka akan menjawab, “Baik,” lalu pergi darimu.
Pada hari yang menggenapi empat puluh tujuh, akan tampak di hadapanmu, wahai sang pencari yang mengamalkan Asma ini, sebuah kota putih yang di dalamnya terdapat bala tentara kuda dan pemanah yang sangat besar, memenuhi daratan dan pegunungan, dan hiruk pikuk mereka membahana di segenap ufuk. Kemudian, akan dipasang kemah-kemah di gerbang kota itu. Yang pertama kali dipasang adalah sebuah kubah hijau dari sutra hijau, yang di puncaknya terdapat permata yāqūt merah yang bersinar laksana lentera. Di dalam kubah itu akan diletakkan sebuah kursi dari emas bertabur mutiara dan yāqūt.

Pada saat itulah, engkau akan melihat sepasukan tentara turun, pakaian mereka serba putih. Di antara mereka terdapat sang Imam yang bernama al-Ṭāwūs. Ia mengenakan pakaian yang sinarnya nyaris membutakan mata. Di atas kepalanya ada para ruhani, imam dari golongan jin mukmin, dan hakim yang menguasai para ‘ifrīt dan penjaga harta karun. Di bawah komandonya ada tujuh puluh panglima, setiap panglima memiliki panji, dan di bawah setiap panji terdapat tujuh puluh ribu pasukan berkuda dan tujuh puluh ribu pasukan pemanah. Mereka tidak pernah membangkang kepada para a‘wān (pembantu) dari golongan jin sekejap mata pun. “...dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Kemudian, ia akan membalas salammu dan berkata, “Wahai tuan yang membaca ‘azīmah kami, yang memuji saudara-saudara kami, yang mengucapkan salam kepada pasukan kami, yang menyendiri dalam khalwah meninggalkan keramaian untuk berkumpul bersama kami, yang mendambakan keajaiban-keajaiban kami dan mencari rahasia-rahasia kami. Maka, bagimu hidangan anugerah kami dan keindahan cahaya kekuasaan kami. Engkau akan menyandang sebilah pedang dari pertolongan kami, yang dengannya engkau akan berkuasa di empat penjuru mata angin atas setiap harta karun dan kekayaan yang berada di bawah kekuasaan kami. Maka, kami mendengar dan patuh. Perintahkanlah kami apa saja yang engkau kehendaki.” Maka engkau berkata—setelah mempersembahkan bukhūr di hadapannya, yaitu lubbān żakar (kemenyan Arab), ṣandal aḥmar (cendana merah), dan sunṭ yang dalam ilmu hikmah disebut al-riyābah. Apabila sang Raja telah diberi bukhūr dengan wewangian tersebut, engkau berkata, “Wahai Raja al-Ṭāwūs, semoga kebaikan tercurah darimu. Rahasia dalam membelah bebatuan, membuka gua-gua dan kuil-kuil, serta segala yang kuminta...”

Maka, ia akan memanggil para pemimpin di lingkarannya, dan mereka pun akan berkumpul di hadapannya. Janganlah engkau beranjak, karena mereka akan menghirup wangi bukhūr itu, yang mana ia adalah hidangan dan hadiah teragung bagi mereka. Apabila asap telah berhenti, ia akan menyampaikan kepada mereka perkataan yang engkau sampaikan kepadanya. Lalu, Raja Ṭāwūs akan memerintahkan menterinya, seraya berkata, “Wahai sekalian golongan jin dan ‘ifrīt, Ṭāwūs telah memerintahkan kalian untuk membuka bebatuan, harta karun yang dirajah (segel), dan gerbang-gerbang kuil dari kaum mana pun juga untuk manusia ini, sang pengamal ‘Azīmah Agung, Fulan.”

(Lalu menteri itu akan berpaling) kepadamu, wahai sang pencari, dan berkata, “Setiap kali ‘azīmah kami dibacakan, maka laksanakanlah apa yang kalian diperintahkan.” Maka mereka semua serentak berkata, “Kami mendengar dan patuh pada apa yang diperintahkan.” Kemudian, kump**an itu akan bubar dalam waktu yang lebih cepat dari sekejap mata.
Keluarlah engkau dari khalwah itu dengan hati yang gembira dan sukacita atas anugerah yang telah Allah limpahkan kepadamu. Kapan pun engkau mendatangi sebuah harta karun dan ingin agar ia terbelah untukmu, atau sebuah batu besar atau yang lainnya, dan engkau ingin memasukinya, maka bacalah ‘Azīmah ini sekali seraya membakar bukhūr yang telah disiapkan untuk khidmah. Niscaya engkau akan mendengar seolah-olah gunung telah terbelah, kemudian engkau akan mendengar suara pintu berderak dahsyat laksana guntur yang menyambar, lalu gerbang itu pun akan terbuka. Ambillah darinya apa yang engkau kehendaki, engkau dan siapa pun yang bersamamu, bahkan jika tujuh puluh satu orang masuk bersamamu, pintu itu tidak akan tertutup bagi mereka. Angkatlah apa yang engkau inginkan. Kemudian, bacalah ‘Azīmah sekali lagi dan lepaskan asap bukhūr. Engkau akan melihat sebuah bayangan. Maka angkatlah bukhūr itu tanpa melemparkannya ke dalam api. (Adapun sisa bukhūr) yang telah ditumbuk, lemparkanlah di depan pintu saat hendak keluar, niscaya ia akan terbelah.

[( والعزيمة )]
wal-‘Azīmah
“(Inilah ‘Azīmahnya)”
أَقْسَمْتُ بِالْأَسْمَاءِ السُّرْيَانِيَّةِ عَلَى قَبَائِلِ الْجِنِّ وَعُمَّارِ الْمَكَانِ، الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ، وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ، وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ، فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ. أَنْ يَحْضُرُوا بَيْنَ يَدَيَّ بِالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَيَنْهَضُوا إِلَى مَا أَمَرْتُهُمْ بِالْقُوَّةِ وَالِاسْتِطَاعَةِ، وَيَفْتَحُوا هَٰذَا الْكَنْزَ. أَيْنَ سَوَارِدُ وَعَرُودُ؟ أَيْنَ صَاحِبُ جَبَلِ الدُّخَانِ الرَّاكِبُ عَلَى الْفِيلِ الْمُتَعَمِّمُ بِالثُّعْبَانِ؟ أَيْنَ دَرْدَيَائِيلُ الْعِفْرِيتُ الْهَارِبُ مِنَ الْقُمْقُمِ السُّلَيْمَانِيِّ؟ فَبِحَقِّ مَنْ عَلِمَ مِنَ الْعِلْمِ الْمَكْنُونِ وَالسِّرِّ الْمَصُونِ آصَفُ بْنُ بَرْخِيَا وَزِيرُ نَبِيِّ اللهِ سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ. أَقْبِلْ يَا رُودْيَائِيلُ وَاحْضُرْ مَجْلِسِي هَٰذَا. أَيْنَ مَا يُعْرَفُ مِنْكَ مِنَ الْقُوَّةِ وَالشَّجَاعَةِ وَالْبَطْشِ وَالِاسْتِطَاعَةِ؟ اِفْتَحْ هَٰذَا الصَّخْرَ بِحَقِّ فَالِقِ الْبَحْرِ وَالْحَبِّ وَالنَّوَىٰ، الَّذِي يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، ذَٰلِكُمُ اللهُ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ. فَالِقِ الْإِصْبَاحِ... إِلَى الْعَلِيمِ. أَيْنَ زَوْبَعَةُ الرِّيَاحِ؟ أَيْنَ دَهْمُوشُ الْعِفْرِيتُ قَائِدُ الرُّوحَانِيَّةِ؟ أَيْنَ سَمْطِيلُ صَاحِبُ الْحُسْنِ الْبَاهِرِ؟ أَيْنَ مَيْمُونُ الرُّوحَانِيَّةِ؟ أَيْنَ الْيَاقُوتَةُ بِنْتُ الْمَلِكِ الْأَكْبَرِ؟ أَيْنَ الزَّاهِدُ الْعَابِدُ السَّاجِدُ أَبُو حَامِدٍ الْهِنْدِيُّ ابْنُ شَنْطُونَ الْعَلَّامَةُ صَاحِبُ اللِّوَاءِ الْأَسْوَدِ وَالْأَصْلِ الْمَسْجَدِ؟ أَيْنَ تَبْدَرُونَ الرُّوحَانِيُّ صَاحِبُ اللِّبَاسِ الْأَحْمَرِ وَالتَّاجِ الْأَحْمَرِ الرَّاكِبُ عَلَى الرَّمَكَةِ الشَّهْبَاءِ الْمُوَكَّلُ عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ؟ أَيْنَ شَمْعُونُ وَجُنُودُهُ؟ أَيْنَ الْمُلُوكُ الْأَرْضِيَّةُ السَّبْعَةُ: مَذْهَبٌ وَمُرَّةُ وَالْأَحْمَرُ وَبُرْقَانُ وَشَمْهُورَشُ وَالْأَبْيَضُ وَمَيْمُونُ؟ اُحْضُرْ يَا مَذْهَبُ بِحَقِّ الْمَلِكِ الْغَالِبِ عَلَيْكَ أَمْرُهُ جِبْرَائِيلُ وَبِحَقِّ سَامٍ سَامٍ. وَاسْمَعْ يَا أَحْمَرُ بِحَقِّ الْمَلِكِ الْغَالِبِ عَلَيْكَ سَمْسَمَائِيلُ وَصَرْفِيَائِيلُ بِحَقِّ دَمْلِيخٍ دَمْلِيخٍ. وَافْعَلْ مَا أُمِرْتَ يَا بُرْقَانُ بِحَقِّ الْمَلِكِ الْغَالِبِ عَلَيْكَ مِيكَائِيلُ وَبِحَقِّ دَرْدَمِيشٍ دَرْدَمِيشٍ. وَأْمُرْ أَهْلَ طَاعَتِكَ يَا أَبْيَضُ بِحَقِّ الْمَلِكِ الْغَالِبِ عَلَيْكَ عَنْيَائِيلُ وَبِحَقِّ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ. تَقَدَّمْ بِالْجُيُوشِ إِلَى الطَّاعَةِ يَا مَيْمُونُ بِحَقِّ الْمَلِكِ الْغَالِبِ عَلَيْكَ كَسْفِيَائِيلُ صَاحِبِ الْفَلَكِ السَّابِعِ الْمُوَكَّلِ عَلَى دَوْرَةِ زُحَلَ وَبِحَقِّ أَوْلَى أَوْلَى. أَيْنَ الْأَجْنَادُ الْقَوِيَّةُ؟ أَيْنَ بَنُو غَيْلَانَ سُكَّانُ الْكُهُوفِ وَالْخَنَادِقِ وَالْفَاضِلُونَ مِنْ أَرْهَاطِ الْجِنِّ الْعُبُودِيَّةِ لَكَ الْخَالِقِ؟ أَيْنَ شَمْسُ الْقَوَامِدِ بِنْتُ ذَٰلِكَ الْأَبْيَضِ؟ أَيْنَ فَاطِمَةُ السَّحَابِيَّةُ الَّتِي لِبَاسُهَا أَحْمَرُ وَتَحْتَ طَاعَتِهَا سَبْعُونَ أَلْفَ جَيْشٍ؟ أَيْنَ دَرُومُ؟ أَيْنَ عَصَّابُ بْنُ الشَّمَالِقَةِ؟ أَيْنَ أَوْلَادُ الْأَحْمَرِ السَّاكِنُونَ الْمِيَاهَ؟ أَيْنَ بَنُو الْقَمَاقِمِ سُكَّانُ الْجِبَالِ وَالْعُيُونِ الْغَائِرَةِ؟ أَيْنَ أَوْلَادُ الْأَبْيَضِ؟ أَيْنَ أَوْلَادُ مَيْمُونٍ؟ أَيْنَ سُكَّانُ الدُّيُورِ بَنُو الْعَمَّانِ؟ أَيْنَ سُكَّانُ الْمَزَابِلِ؟ أَيْنَ أَهْلُ الزَّوَابِعِ وَالتَّوَابِعِ وَبَنُو قَيْمَانَ؟ أَيْنَ بَنُو قَيْشَانَ أَوْلَادُ الْحَرْثِ؟ dst....

mohon maaf aziamh terlalu panjang terdiri dari 3 lembar. bab membuka harta karun ini di terjemahkan dari kitab syumusul anwar guna menambah wawasan keilmuan kita kurang lebihnya mohon maaf ..

Cara Agar Rezekinya Mengalir:1.Adalah Dengan MengalirkanRezeki Yang Sudah Ada..2.Biar Tidak Kehabisan Uang,Maka Bersedek...
13/12/2025

Cara Agar Rezekinya Mengalir:

1.Adalah Dengan Mengalirkan
Rezeki Yang Sudah Ada..
2.Biar Tidak Kehabisan Uang,
Maka Bersedekahlah Uang..
3.Biar Tidak Kehabisan Makanan,
Bersedekahlah Makanan..

Semakin Banyak Dan Sering,
Tentunya Akan Lebih Baik..

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖ ۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّاۤ اٰتٰٮهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَاۤ اٰتٰٮهَا ۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا

Liyungfiq Dzuu Sa'atim Ming Sa-'atih,
Wa Mang Qudiro 'Alaihi Rizquhuu
Falyungfiq Mimmaaa Aataahulloh,
Laa Yukallifullohu Nafsan Illaa Maaa Aataahaa, Sayaj-'alullohu Ba'da 'Usriy Yusroo.

Artinya :
"Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya,

*Dan Orang Yang Terbatas Rezekinya,*
*HENDAKLAH MEMBERI NAFKAH DARI HARTA YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADANYA.*

Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 7)

Jual bermacam tasbih kayu bertuah 33/99/1000bilangan. kayu kombinasi,gaharu galih stigi,galih asem, liwung macan kelor k...
13/12/2025

Jual bermacam tasbih kayu bertuah 33/99/1000bilangan. kayu kombinasi,gaharu galih stigi,galih asem, liwung macan kelor kaokah cendana,oud solib, dll..
Minnyak gaharu kalimantan dll..

Info dan pemesanan wa.me/6287842111441

RIYADLOH DAN TIRAKAT DI ERA MILLENIALRiyadloh dan Tirakat adalah kata yg kerap dipakai orang tua kita untuk memaknai ‘pu...
13/12/2025

RIYADLOH DAN TIRAKAT DI ERA MILLENIAL

Riyadloh dan Tirakat adalah kata yg kerap dipakai orang tua kita untuk memaknai ‘puasa’, puasa dari segala hal yg melalaikan, menekan nafsu agar sampai kepada maqom2 tertentu di sisi Allah. Riyadhoh dan Tirakat adalah dua hal yg sama tapi sejatinya berbeda.

Riyadloh adalah belajar. Kita menjumpai beberapa orang yg puasa senin kamis, berdzikir, bersholawat dan melaksanakan beberapa amalan lainnya. Sesungguhnya mereka adalah orang2 yg menginginkan sesuatu lebih sebagai wujud ikhtiar dari apa2 yg diberikan Allah, ketenangan dan kehidupan yg layak menjadi salah satu tujuannya.

Seseorang yg masih dalam tingkat riyadloh tidak layak menganggap dirinya “sudah baik, sudah tirakat, sudah berdzikir, sudah melakukan banyak hal dan yakin kelak hidupnya nyaman dijamin Allah”. Lalu kapan berakhirnya riyadloh hingga naik ke maqom tirakat? Tidak ada batasnya. Jangan pernah menganggap diri kita ini sudah tirakat. Makna riyadloh artinya latihan atau belajar, sedangkan tirakat artinya adalah meninggalkan kesan bahwa dirinya sudah riyadloh, dan yg perlu digarisbawahi di sini, yg paling berhak menilai kita telah berhasil melakukan riyadloh/tirakat hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ciri2 orang riyadloh adalah istiqomah, ketika riyadlohnya menjadi istiqomah maka maqomnya menjadi tirakat, dan ciri orang yang tirakat adalah qona’ah. Wujud dari berhasilnya tirakat adalah jiwa2 yg wira’i dan zuhud.

Apa saja bentuk dari riyadloh itu? Tentu saja banyak, istiqomah sholat fardlu, puasa senin kamis, sholat malam, sholat sunnah, membaca Alquran, sholat sunnah dengan bacaan2 Alquran tertentu, amalan2 yg diijazahkan oleh para guru atau murabbirruh seperti puasa mutih, puasa daud, puasa tarkurruh, puasa ngrowot, puasa pati geni, , dsb. Dan fase riyadloh itu bagi orang2 yang ibadah wajibnya sudah istiqomah.

Riyadloh dan tirakat menjadi budaya dan ciri khas pesantren, dilakukan oleh para kiai pengasuh pesantren dan juga santri, para kiai adalah tombak kehidupan bagi masyarakat, tidak asal melangkah sebelum melaksanakan beberapa amalan dalam rangka memohon sesuatu kepada Allah.

Dikisahkan oleh Gus Muwafiq, Hadratu Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, Muassis NU, suatu ketika disowani oleh B**g Karno untuk mentashih Pancasila yg telah dirumuskan apakah sudah sesuai dgn nilai2 Islam? Mbah Hasyim tidak lantas menjawabnya dgn tergesa2, padahal Mbah Hasyim adalah seorang Guru Besar pakar Ilmu Hadis dan beberapa disiplin ilmu agama lainnya, Mbah Hasyim mauquf (menunda menjawab) sebab yg ditanyakan oleh B**g Karno terkait dgn dasar negara dan kemaslahatan kehidupan rakyat. Maka untuk menemukan jawabannya, Mbah Hasyim melakukan tirakat puasa selama tiga hari.

Selama puasa tsb, beliau mengkhatamkan Alquran dan membaca Alfatihah. Setiap membaca Alfatihah dan sampai pada ayat iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in, Mbah Hasyim mengulangnya hingga 350.000 kali. Kemudian, setelah puasa tiga hari, Mbah Hasyim melakukan shalat istikharah dua rakaat. Rakaat pertama beliau membaca Surat Attaubah sebanyak 41 kali, sedangkan rakaat kedua membaca Surat Alkahfi sebanyak 41 kali. Kemudian beliau istirahat tidur. Sebelum tidur, Mbah Hasyim membaca ayat terakhir dari Surat Alkahfi sebanyak 11 kali. Paginya, melalui putranya Kyai Wachid Hasyim beliau menyampaikan hasil isyarat bahwa Pancasila telah sesuai dgn nilai2 Islam dan seluruh ajaran agama.

Di Tambakberas, Jombang, seorang tokoh dan pejuang NU KH. Hasbullah Said ketika istrinya, Nyai Latifah mengandung, Mbah Hasbullah melakukan tirakat dengan mengkhatamkan Alquran hingga 100 kali setiap kehamilan, artinya rata2 Mbah Hasbullah akan mengkhatamkan Alquran dalam 2-3 hari. Tidak heran putra-putri Mbah Hasbullah ketika dewasa menjadi tokoh besar dan sosok yg berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mbah Said, pun saat sedang membangun pesantren Bahrul Ulum beliau tirakat tidak tidur selama dua tahun. Buah dari tirakat beliau, pesantren Bahrul Ulum melahirkan para ulama yg alim allamah.

Mbah Kiai Sehah melaksanakan tirakat berupa tidak tidur sepanjang malam dan beruzlah di dekat sungai, Mbah Sehah juga melatih perutnya agar tidak mudah gemar makanan. Caranya adalah apabila mau makan, maka makanan tersebut dicampuri kerikil kecil, sehingga ketika makan harus sabar memilih makanan yg bercampur kerikil. Beliau memang dipercaya memiliki karomah yg luar biasa, berupa suara layaknya halilintar, sekali Belanda berlaku tidak sopan kepada beliau maka dengan satu bentakan Si Belanda pun mati beserta kudanya.

Ulama perempuan pun tak luput dari riyadloh dan tirakat, Nyai Latifah selama mengandung tidak berhenti mengkhatamkan Alquran. Putra2nya lahir menjadi kiai besar dan pemimpin pesantren. Ibunyai Rodliyyah Jazuli, Ploso Kediri. Adalah seorang perempuan yang tidak pernah berhenti berdzikir dan bersholawat, dawamul wudlu 4, beliau adalah perempuan berdikari, tidak mengandalkan uang pemberian dari suaminya (KH. Ahmad Djazuli Usman), beliau berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, berkah keistiqomahannya lahirlah putra-putri yg luar biasa, salah satunya yg terkenal dgn kemajdzubannya adalah Gus Miek. Ibunda Gus Dur, Nyai Solihah setiap akan menanak nasi tidak pernah luput dari menshalawati sebutir demi sebutir beras yg dipilihnya dari karung sebelum ditanak, dan tidak ada yg boleh menyentuh nasi tsb sebelum dimakan oleh mertuanya yakni Mbah Hasyim, suaminya Mbah Wahid Hasyim dan putranya Gus Dur.

Laku riyadloh dan tirakat sebenarnya tidak diawali oleh para kiai, orang tua dan guru. Namun tirakat sudah dilakukan oleh nabi2 terdahulu sebelum Baginda Nabi Muhammad dan para wali Allah. Puasa tidak berbicara 3 hari oleh Nabi Zakariya, puasa Daud, tirakat Maryam yang menyepi di Mihrab, tirakat Hajar Ibunda Nabi Ismail yg melakukan lari2 kecil sepanjang Shofa dan Marwa. Tirakat Sunan Kalijaga yg bertapa menanti gurunya Sunan Bonang, tirakat Patih Gajah Mada yg tidak akan melepaskan puasa sebelum Nusantara bersatu, dsb.

Jika melihat dari laku riyadlah dan tirakat di atas mungkin tampak sangat begitu sulit dilaksanakan oleh orang biasa semacam kita. Lalu bagaimana wujud riyadloh dan tirakat untuk para orang tua dan guru dalam melatih spiritual dan mendidik anak kita?

Riyadloh dan tirakat tidak bisa kita jalankan sesuai kehendak kita, tetapi harus atas perintah guru. Guru sebagai murabbirruh atau guru spiritual yg lebih mengerti kadar kemampuan muridnya dalam menjalankan riyadloh. Maka sebelum melaksanakan tirakat, hendaknya terlebih dulu meminta persetujuan dari seorang guru.

KH Djamaluddin Ahmad, pada suatu kesempatan menyampaikan tidak boleh berlaku kasar kepada anak jika seorang anak melakukan tindakan yg kurang baik, anak harus ditirakati, tirakat orang tua bisa berupa sholat hajat 2 rokaat dgn niat agar seluruh putra-putrinya menjadi anak yg shalih-shalihah, tiap rokaat membaca fatihah 41 kali, dilaksanakan sehari sekali atau seminggu sekali, atau sebulan sekali dan atau setahun sekali. Ijazah tirakat ini diberikan oleh Syaikh Tajuddin. Kyai Jamal menambahkan agar orang tua puasa weton anak2nya, dgn harapan sifat2 dan karakter buruk yang melekat pada orang tua tidak diturunkan kepada anak2nya. Diutamakan yg puasa adalah ibunya, jika ibunya sedang haid atau berhalangan, maka yg puasa adalah bapaknya.

KH. Muhammad Nur Qomaruddin, memerintahkan untuk sering-sering bersedekah ditujukan untuk anak agar anak menjadi lembut hatinya, mengistiqomahkan wudlu, jika sedang berwudlu selain doa berwudlu, iringilah juga dgn niat wudlu ini untuk membersihkan hati anak2 agar anak menjadi mudah dalam menghafalkan Alquran.

Gus Adib bin Abdul Jalil Mustaqim Tulungagung berpesan, seorang ibu jika menginginkan anak2nya menjadi orang yg shalih hendaklah tidak melepaskan 3 laku riyadloh atau salah satunya, yakni: Sholat fardlu tepat waktu dgn berjamaah, istiqomah qiyamullail dan melanggengkan membaca Alquran setiap harinya.

Allahu Yarham Ibunyai Hj. Marfuah Mojokerto mengatakan jika ingin memiliki anak yg sholih hendaknya selalu berbuat baik kepada suami serta tidak menyakiti hati suami.

Allahu yarham Ibunyai Hj. Mas Fatimah Muhajir mengatakan bahwa tirakat zaman sekarang tidak bisa disamakan dgn tirakat orang terdahulu yg ghirah spiritualnya begitu tinggi agar dekat dgn Tuhan. Di zaman yg serba enak ini, tirakat tidak hanya dgn puasa, tidak makan yg enak2 atau qiyamullail, tapi justru tirakat yg tertinggi nilainya adalah tidak membicarakan keburukan orang lain.

Boleh jadi maqomnya di rumah, tapi dunia maya membawanya ke ranah sosial. Semakin sedikit orang yg keluar rumah namun jari menjadi wakil dari lisan. Komentar yang mencerca, komentar yg menyakiti, status menyindir, status memaki terkadang tidak bisa dihindarkan.

Mari meriyadlohkan diri untuk tidak sedikit2 mengomentari. Mari menirakati diri dgn menjadi sufi di tengah2 ledakan informasi yg kerap menipu. Mari mempuasakan jari untuk tidak menyebarkan informasi yg belum valid sekalipun isinya baik.

Jangan sampai kelak anak2 kita membaca tulisan buruk yg pernah ditulis oleh orang tuanya, karena rekam jejak digital tidak akan hilang begitu saja.

Tirakat seperti contoh di atas yang mana sanggup kita laksanakan?

Bila ajal telah tiba, rezeki berarti telah berakhirImam Al-Muzani rahimahullah berkata:“Makhluk itu akan mati dan mendap...
13/12/2025

Bila ajal telah tiba, rezeki berarti telah berakhir

Imam Al-Muzani rahimahullah berkata:
“Makhluk itu akan mati dan mendapat ajal masing-masing. Bila ajal tiba berarti rezekinya telah habis dan amalannya telah berakhir.”

Tidak mungkin lebih dan kurang dari ajal
Setiap manusia itu mempunyai ajal yang terbatas, yang tidak mungkin seseorang melebihinya dan tidak mungkin kurang darinya.

Dalam beberapa ayat disebutkan,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu ; maka apabila telah tiba waktunya mereka tidak dapat menurunkannya barang pada saat itu juga dan tidak dapat (p**a) memajukannya .” (QS. Al-A'raf : 34)

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“ Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat menurunkannya barang pada saatpun dan tidak (p**a) mendahulukannya .” (QS. An-Nahl : 61)

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

“ Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. siapa Barang yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa yang menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (p**a) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berterima kasih. ” (QS. Ali 'Imran: 145)

Juga didukung dengan hadits.

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643)

Kesimp**annya p**a bisa diambil dari hadits Ibnu ‘Abbas yang isinya adalah doa berikut.

اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِى، أَنْتَ الْحَىُّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ

“Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu, aku beriman kepada-Mu, aku bertawakal kepada-Mu, aku bertaubat kepada-Mu, dan aku mengadukan urusanku kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu–tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Engkau–dari segala hal yang bisa menyesatkanku. Engkau Mahahidup dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia pasti mati.” (HR. Muslim, no. 2717)

Rezeki telah habis dan amalan telah usai
Jika rezeki telah habis dan amalan telah usai, berarti seseorang telah mati. Seseorang tidak mungkin mati sampai sempurna rezekinya, dan berakhir p**a amalannya.

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani).

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا ، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits sahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).

Dalam hadits disebutkan bahwa kita diperintah untuk mencari rezeki dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk “ajmilu fit tholab”. Apa maksudnya?

Janganlah berputus asa ketika belum mendapatkan rezeki yang halal sehingga menempuh cara dengan maksiat pada Allah. Jangan sampai kita berucap, “Rezeki yang halal, mengapa sulit sekali untuk datang?”
Jangan sampai engkau mencelakakan dirimu untuk sekedar meraih rezeki.


Takwa dan pekerjaan yang halal
Dalam hadits tersebut terdapat dua maslahat yang diperintahkan untuk dicari yaitu maslahat dunia dan maslahat akhirat. Maslahat dunia dengan pekerjaan yang halal, maslahat akhirat dengan takwa.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan alasan kenapa dua hal itu digabungkan. Beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara maslahat dunia dan akhirat dalam hadits “Bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki.” Nikmat dan kelezatan akhirat bisa diraih dengan ketakwaan pada Allah. Ketenangan hati dan badan serta tidak rakus dan serakah pada dunia, dan tidak ada rasa capek dalam mengejar dunia, itu bisa diraih jika seseorang memperbagus dalam mencari rezeki.

Oleh karena itu, siapa pun yang bertakwa pada Allah, maka ia akan mendapatkan kelezatan dan kenikmatan akhirat. Siapa yang menempuh jalan yang baik dalam mencari rezeki ( ijmal fii tholab ), maka akan lepas dari rasa penat dalam mengejar dunia. Hanyalah Allah yang memberikan pertolongan.” (Lihat Al-Fawaid , hlm.96).

Referensi:
Iidhah Syarh As-Sunnah li Al-Muzani. Cetakan Tahun 1439 H. Syaikh Dr. Muhammad bin 'Umar Salim Bazmul. Penerbit Darul Mirats An-Nabawiy.
Syarh As-Sunnah . Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta'liq : Dr. Jamal 'Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
Tamam Al – Minnah 'ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani. Khalid bin Mahmud bin 'Abdul 'Aziz Al-Juhani.

SHOLAWAT DALĀILUL KHOIRÔT & KEUTAMAAN NYA1. Keutamaan mengamalkan Dalāilul Khoirôt yang sangat masyhur dikalangan para p...
12/12/2025

SHOLAWAT DALĀILUL KHOIRÔT & KEUTAMAAN NYA

1. Keutamaan mengamalkan Dalāilul Khoirôt yang sangat masyhur dikalangan para pengamal wirid ini adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pembacanya, namun meski begitu hendaknya para pengamal Dalāilul Khoirôt dalam membaca wirid ini bertujuan murni mencari ridlo Allâh dan mendekatkan diri kepada Allâh tanpa mengharap pamrih apapun yang bersifat duniawi.

2. Mbah Kyai Hamid Pasuruan dawuh: siapa yang membaca kitab Dalāilul Khoirôt sehari satu hizib insya Allâh ruhnya wāsil atau tersambung pada hadirat Nabi Muhammad ﷺ, mendapatkan bagian dari akhlak, ilmu dan sirr baginda Nabi Muhammad ﷺ

3. Pesan dan wasiat Abah Guru Sekumpul: Teman terbaik mempersiapkan hari-hari tua adalah dengan memperbanyak membaca al-Qur'an dan mengamalkan shalawat Dalāilul Khoirôt setiap harinya, sebab amalan tersebut merupakan amaliyah para wali besar dan orang-orang shaleh pada zaman dahulu. Dan, ketika mulai memasuki usia 40 tahun, hendaknya mulai menyibukkan diri bergelut membaca al-Qur'an serta mengamalkan shalawat harian Dalāilul Khoirôt setiap harinya

4. Dalam kitab Syihabul Millah disebutkan: orang yang ahli wirid Dalāilul Khoirôt disamping mendapatkan ganjaran akhirat, dunianya akan diberi kemudahan

5. Dalam kitab yang sama: orang yang ahli wirid Dalāilul Khoirôt jika sudah 4 tahun bisa tetap (istiqomah) maka akan keluar madunya dan mudah mata pencahariyannya

6. Habib Abdurrahman Bil-Faqih Malang dawuh: bagi yang istiqomah mengamalkan Dalāilul Khoirôt, jika ada hajat cukup dia membaca Fatihah untuk Imam Jazuli dan Rasulullah satu kali kemudian berdoa : "Yā Allâh dengan Barokah Dalāilul Khoirôt saya minta..."

7. Mbah Kyai Mahrus Ali Lirboyo dawuh: Barang siapa yang melanggengkan sholawat Dalāilul Khoirôt jika jadi kyai insya Allah jadi kyai sungguhan, jika jadi ahli hikmah insya Allah jadi ahli hikmah sungguhan (suwuknya manjur) dan jika jadi kaya maka insya Allâh jadi kaya sungguhan.

8. Mbah Kyai Idris Marzuqi Lirboyo dawuh: Wirid yang masyhur dan utama bagi santri selain membaca Al-Qur'an adalah Sholawat Dalāilul Khoirôt.

9. Mbah Kyai Idris Marzuqi dawuh: Yang lebih afdhâl (ampuh) ijazah dalail diulangi 7 kali pada 7 guru atau digurukan 7 kali pada 1 guru.

10. Mbah Kyai Idris Marzuqi dawuh: orang yang ahli membaca sholawat, anaknya dan keturunannya mudah menjadi orang baik, sholih akhlaknya, dan tingkah lakunya, kecerdasannya itu lain

11. Mbah Kyai Idris Marzuqi dawuh: Sebenarnya bagi para alumni santri Lirboyo mengamalkan sholawat Dalāilul Khoirôt adalah berarti mengamalkan ilmu dari pondok pesantren Lirboyo karena mulai dari Mbah Kyai Abdul Karim, Mbah Kyai Marzuqi, Mbah Kyai Mahrus, itu tidak lepas sehari-harinya dari sholawat Dalāilul Khoirôt

12. Kyai An'im Falahuddin Lirboyo dawuh: Bila akan ceramah sebaiknya membaca do'a Dalāilul Khoirôt 3x ( dari KH. Mahrus Ali) insya Allâh lancar dan akan keluar materi-materi pidato dari hati kita

13. Kyai An'im Falahuddin dawuh: Ketika membaca do'a Dalāilul Khoirôt, pada lafadz (وَاقْضِ بِهَا دُيُوْنَنَا) dibaca 41x tanpa nafas atau dibaca 125x dengan bernafas.

14. Kyai An'im Falahuddin dawuh: Bila istri hamil sebaiknya dibacakan Dalāilul Khoirôt setiap malam Jum'at atau hari Jum'at 1 majelis 1 khataman kemudian berdoa dan ditiupkan pada pusar istri insya Allâh bila jabang bayi lahir akan menjadi anak yang tampan atau cantik dan pintar

15. Jika sedang wirid dalail sampai pada wiridan hari selasa lafadz (يَا الله dibaca 8x), dan pada wiridan hari senin lafadznya (...يَا الله) kamu berhenti dan minta apa hajatnya (maqom mustajab)

16. Jika memiliki hajat yang besar seperti mendatangkan orang minggat, melamar wanita, cepat jodoh dll. Maka baca fatihah kepada orang yang dimaqsud lalu baca Dalāilul Khoirôt khatam pada 1 majelis pada waktu tengah malam lalu tawassul kepada Syekh Muhammad bin Sulaiman al Jazuli seperti dibawah ini :
اللّهُمَّ إِنِّي أَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِوَلِيِّكَ الشَّيْخِ مُحَمَّدِ بْنِ سُلَيْمَان الْجَزُوْلِي صَاحِبِ دَلَائِلِ الْخَيْرَاتِ بِحُرْمَةِ جَمَالِكَ الْبَاقِي وَوَجْهِكَ الْأَعْظَمِ وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَقْضِيَ حَاجَتِي يَا اللهُ يَا رَبِّي آتِنِي مَا سَأَلْتُكَ (.............) يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ آمِين.

17. Bila ingin naik haji tapi tidak cukup biaya maka baca Dalāilul Khoirôt 1x khatam pada waktu tengah malam selama 41 hari lalu tawassul kepada syekh Muhammad bin Sulaiman al Jazuli seperti di atas tadi. Jika belum berhasil hajatnya maka ulangi lagi sampai hajatnya berhasil. Wallôhu A'lam

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

Jual bermacam tasbih kayu bertuah 33/99/1000bilangan. kayu kombinasi,gaharu galih stigi,galih asem, liwung macan kelor kaokah cendana,oud solib, dll..
Minnyak gaharu kalimantan dll..

Info dan pemesanan wa.me/6287842111441

Jual juga kitab dalailul khoirot

Address

Demak
59552

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pena Aswaja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Pena Aswaja:

Share