06/12/2025
Jawaban atas konten yang sedang viral!
Video di kolom komentar π..
"Lift Kelingking, dan Pertarungan Akal Sehat di Nusa Penida"
_Kisruh lift Kelingking kembali memunculkan satu nama yang tiba-tiba dijadikan sasaran yaitu Ketut Leo. Padahal sejak awal, Leo tidak pernah menolak pembangunan lift, tidak pernah menolak investasi, dan sama sekali tidak sedang melawan Pemerintah Provinsi Bali. Yang ia persoalkan hanya satu, yaitu desainnya salah dan berisiko merusak ikon dunia_
Ia bicara menggunakan akal sehat, bukan emosi. Desain lift yang menjulang tepat di garis pandang Kelingking, memonopoli view, dan memaksa tubuh tebing menanggung beban visual yang tidak perlu, jelas merupakan kesalahan mendasar dalam perencanaan.
_Leo meminta penyempurnaan bukan pembatalan. Ia mendukung investasi, tetapi menolak pendekatan yang sembrono terhadap tebing yang menjadi mahakarya alam_
_Justru pihak yang sibuk memframing seolah Leo sedang menantang provinsi itulah yang tampak panik. Kritik yang ia sampaikan terlalu masuk akal untuk dibantah, terlalu realistis untuk diabaikan, dan terlalu jujur untuk ditutupi. Mereka tahu bahwa desain ini bukan hanya soal estetika, tetapi soal keselamatan, ikon global, dan identitas Nusa Penida_
_Masyarakat lokal mengerti betul konteksnya, sebab mereka hidup bersama tebing itu setiap hari. Karena itu, narasi yang sengaja dibuat untuk membenturkan Leo dengan provinsi terasa seperti upaya membungkam warga. Padahal posisi Leo justru berada di titik paling logis: mendukung pembangunan sambil memastikan estetika, keselamatan, adat, dan kepentingan jangka panjang tetap dijaga_
Ia tidak menolak lift, ia menolak kesalahan permanen. Dan di sinilah absurditas tudingan terhadap Leo semakin terlihat. Mereka yang menuduhnya bersebrangan dengan pemerintah provinsi tampak tidak memahami kenyataan di lapangan.
Pemerintah butuh masukan, bukan tepuk tangan kosong. Investor butuh kepastian, bukan desain asal-asalan yang akhirnya ditolak publik. Masyarakat butuh solusi, bukan framing murahan yang memecah belah.
Di tengah semua itu, Leo hadir sebagai jembatan. Ia mengingatkan bahwa Nusa Penida membutuhkan fasilitas modern, akses aman, dan kenyamanan wisatawan. Tapi modernisasi tidak harus mengorbankan lanskap yang menjadi magnet dunia
Video di kolom komentar π
Sumber ig