03/10/2025
Pernikahan adat Bali memiliki sejarah yang panjang dan kental dalam budaya masyarakat Bali. Dalam tradisi Bali, pernikahan dianggap sebagai suatu proses yang sakral dan berisi makna yang mendalam. Pernikahan adat Bali berpedoman pada aturan Kitab Weda dan hukum Hindu yang berlaku dalam masyarakat, sehingga diyakini pasangan pengantin akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di alam Moksa atau abad.
Salah satu Proses pernikahan adat Bali yaitu upacara mewidhi widana. Umumnya, prosesi mewidhi widana dipimpin oleh seorang pendeta atapun sulinggih, bunyi genta akan mengiringi prosesi ini sebagai pembersihan diri. Kedua calon pengantin akan menuju sanggah atau pura merajan di pekarangan rumah. Tujuannya untuk memberitahukan akan hadirnya keluarga baru kepada para leluhur, serta memohon ijin dan restu agar kehidupan berkeluarga keduanya dilanggengkan dan memiliki keturunan yang baik.
Pada upacara ini, kedua mempelai akan memakai pakaian kebesaran pengantin atau bisa juga dengan pakaian adat biasa sesuai kemampuan. Dalam prosesi pernikahan adat Bali, bekal (tadtadan) dilakukan dengan cara memberikan seperangkat perhiasan atau pakaian ibadah dari ibu kepada anak wanitanya.
Upacara ini melambangkan sebuah harapan sang anak akan selalu mengingat jasa-jasa ibunya yang telah berjuang susah payah dalam melahirkannya. Sementara itu, pakaian ibadah yang diberikan merupakan simbol bahwa anak tersebut diharapkan akan terus beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dokumentasi Pernikahan atau Pawiwahan Adat Bali Pasangan I Gusti Ngurah Agung Mahaputra Oka (Jeroan Kutri Singapadu Gianyar Bali) Dengan Anak Agung Made Ista Pradnyandhari (Puri Pemecutan Denpasar Bali).