 
                                                                                                    10/09/2025
Banjir bukan sekadar murka alam, melainkan cermin gagalnya kuasa menjaga rumah rakyatnya; hujan yang mestinya jadi rahmat berubah jadi kutuk karena tanah resapan dijual, sungai dijadikan tong sampah, dan drainase dibiarkan jadi makam air kotor. Lalu pemerintah berlindung di balik istilah “bencana alam”, seolah hujan bisa disalahkan atas kota yang tenggelam, padahal yang sesungguhnya tenggelam adalah akal sehat dalam perencanaan, komitmen pada kebersihan, dan keberanian menegakkan aturan. Selama keserakahan lebih didengar daripada jeritan warga yang kebanjiran, banjir akan terus jadi ritual tahunan, bukan karena langit, tapi karena kelalaian di bumi.
 
                                                                                                     
                                                                                                     
                                                                                                     
                                                                                                     
                                                                                                     
                                         
   
   
   
   
     
   
   
  