18/09/2025
Letusan Gunung Tambora 1815: Bencana Alam Terbesar dalam Sejarah
Gunung Raksasa di Sumbawa
Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Sebelum tahun 1815, gunung ini menjulang setinggi lebih dari 4.200 meter, menjadikannya salah satu gunung tertinggi di Nusantara. Namun, pada awal abad ke-19, gunung ini menyimpan energi yang luar biasa di dalam perutnya.
Malam Mencekam, April 1815
Pada 10 April 1815, langit di sekitar Sumbawa berubah menjadi merah menyala. Letusan dahsyat Gunung Tambora terjadi, disertai dentuman yang terdengar hingga ribuan kilometer jauhnya, bahkan sampai ke Pulau Sumatra. Kolom abu vulkanik membumbung tinggi ke atmosfer, mencapai lebih dari 40 kilometer.
Lava pijar mengalir deras menuruni lereng gunung, menghancurkan desa-desa di sekitarnya. Awan panas (pyroclastic flow) menyapu dengan kecepatan tinggi, menelan ribuan jiwa hanya dalam hitungan menit.
Korban Jiwa dan Kehancuran
Letusan ini menewaskan sekitar 71.000 orang secara langsung maupun tidak langsung. Desa-desa sekitar seperti Tambora, Pekat, Sanggar, dan Dompu hancur total. Puluhan ribu lainnya meninggal akibat kelaparan dan penyakit setelahnya, karena sawah, ladang, dan sumber air tertutup abu vulkanik.
Dampak Global: “Tahun Tanpa Musim Panas”
Abu vulkanik Tambora menyebar ke seluruh dunia melalui atmosfer. Akibatnya, iklim global berubah drastis. Tahun 1816 dikenal sebagai “The Year Without a Summer” (Tahun Tanpa Musim Panas).
Salju turun di bulan Juni di Amerika Utara.
Hasil panen gagal di Eropa, menyebabkan kelaparan besar.
Harga pangan melonjak drastis, memicu kerusuhan di berbagai negara.
Warisan Sejarah
Letusan Gunung Tambora dianggap sebagai letusan gunung berapi paling dahsyat dalam sejarah modern, dengan skala VEI 7 (Volcanic Explosivity Index). Bahkan, letusan Krakatau (1883) masih berada di bawah kekuatan Tambora.
Kini, di puncak Gunung Tambora terbentuk kaldera raksasa dengan diameter sekitar 7 kilometer dan kedalaman 1 kilometer — bukti nyata kedahsyatan letusan tersebut.
Penutup
Letusan Tambora tahun 1815 bukan hanya bencana lokal, melainkan tragedi global yang mengubah iklim dunia, mempengaruhi kehidupan jutaan orang, dan meninggalkan jejak abadi dalam sejarah. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kekuatan alam jauh lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan.