
02/03/2025
Kisah Thumbelina
Di sebuah desa yang damai, hiduplah seorang wanita tua yang hidup sendiri di rumah kecilnya. Wanita itu kesepian. Dia sangat merindukan kehadiran seorang anak untuk menemani hari-hari nya. Suatu hari, ia pergi menemui seorang penyihir baik hati dan meminta bantuan. Penyihir itu memberinya sebuah biji ajaib dan menyuruhnya menanamnya di dalam pot bunga.
Dengan penuh harapan, wanita itu menanam biji tersebut dalam sebuah pot, meletakkan di ambang jendela dan merawatnya dengan hati-hati. Tak lama kemudian, tumbuhlah sekuntum bunga yang indah, dan ketika kelopaknya mekar, di dalamnya ada seorang gadis kecil yang hanya sebesar ibu jari. Karena tubuhnya kecil, wanita itu memberinya nama Thumbelina.
Thumbelina hidup bahagia di rumah kecil itu, bermain di antara kelopak bunga dan bernyanyi dengan suara yang merdu. Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Suatu malam, seekor katak besar melihatnya dan berpikir bahwa Thumbelina akan menjadi istri yang sempurna bagi putranya. Katak itu menculik Thumbelina saat ia tidur dan membawanya ke rawa.
Ketika Thumbelina terbangun, ia sangat ketakutan. Katak tua itu berkata, "Kau akan menikah dengan putraku dan tinggal di rawa ini!" Thumbelina menangis, tetapi seekor ikan kecil yang mendengar tangisannya merasa kasihan padanya. Ikan itu menggigit batang daun yang mengikat Thumbelina hingga putus, dan arus sungai membawanya pergi jauh dari rawa.
Dalam perjalanannya, Thumbelina bertemu dengan seekor kumbang yang tertarik padanya dan membawanya ke dunianya di atas pohon. Namun, kumbang-kumbang lain mengejeknya karena ia berbeda dari mereka, sehingga kumbang itu pun meninggalkannya sendirian di hutan. Thumbelina harus bertahan hidup sendiri, menghadapi musim dingin yang keras.
Suatu hari, ia menemukan sebuah lubang kecil di tanah yang menjadi rumah bagi seekor tikus tanah yang baik hati. Tikus itu merawatnya dan mengenalkannya kepada tetangganya, seekor tikus mondok kaya yang ingin menikahinya. Namun, Thumbelina tidak mencintainya, karena hatinya bebas seperti angin.
Ketika Thumbelina hampir dipaksa menikah, ia menemukan seekor burung layang-layang yang terluka di dalam terowongan. Burung itu hampir membeku kedinginan. Ia merawat burung itu hingga sembuh, dan sebagai balasannya, burung itu menawarkan untuk membawanya pergi ke negeri yang hangat. Thumbelina menerima tawaran itu dengan gembira.
Burung layang-layang membawanya ke negeri bunga yang indah, di mana matahari bersinar cerah sepanjang hari. Thumbelina bertemu dengan seorang pangeran peri kecil yang seukuran dengannya. Pangeran itu sangat terpesona oleh kecantikannya dan menawarkan untuk menikahinya. Thumbelina menerima dengan bahagia.
Akhirnya, Thumbelina hidup bahagia di kerajaan bunga, bersama pangeran dengan penuh cinta, selamanya.
Pesan Moral:
Keberanian dan kebaikan hati akan selalu membawa kita ke tempat yang lebih baik, meskipun perjalanan hidup penuh dengan rintangan.