Komunitas Bambu

Komunitas Bambu Membantu memahami sejarah Indonesia Hal ini bertalian dengan waktu berdirinya pada 1998, segera setelah rezim otoriter Soeharto jatuh.

Buku-buku Komunitas Bambu mengekspresikan misi penerbitannya untuk menolong masyarakat Indonesia memahami sejarah dengan lebih baik. Komunitas Bambu percaya bahwa kekuasaan Orde Baru didirikan Soeharto dengan memanipulasi dan mendistorsi sejarah, sebab itu seharusnya mengangkat dan memperlihatkan kebenaran sejarah adalah prioritas gerakan reformasi Indonesia. Berlatarbelakang itulah di tengah duni

a penerbitan yang sangat komersial, Komunitas Bambu berkhidmat menyediakan bagi kaum terpelajar dan pembaca umum buku-buku sejarah yang tidak dipikirkan dan disentuh bahkan yang sengaja digelapkan. Meskipun hal ini membuat Komunitas Bambu dikenal sebagai penerbit di luar keumuman, tetapi banyak mendapat liputan media massa dan memilik tempat khusus di hati pembaca Indonesia karena kualitas pilihan tema-tema buku sejarah yang diterbitkan. Komunitas Bambu pun ditahbiskan menjadi salah satu dari sedikit penerbit buku-buku sejarah di Indonesia. Sampai saat ini Komunitas Bambu telah menerbitkan lebih 250 judul buku. Tema sejarah yang digarap meliputi seputar pembunuhan massal seiring bangkitnya Orde Baru dari narasi para korban yang tidak diperdengarkan, minoritas Cina di Indonesia yang dikambinghitamkan, sejarah perempuan dan seksualitas, sejarah film, sejarah busana, sejarah laut dan kepulauan Indonesia, sejarah kota-kota dan daerah-daerah di Indonesia dengan keragaman kebudayaan serta masyarakatnya, sejarah Islam dan fenomena jihadisme, biografi tokoh-tokoh sejarah Indonesia yang mengalami pembunuhan karakter dan telaah karya klasik mereka. Termasuk juga buku fiksi, seperti novel, kumpulan cerpen dan puisi serta terjemahan buku-buku sejarah dari penulis asing, terutama yang membantu mengembangkan pengetahuan sejarah Indonesia dan tidak tersedia bagi pembaca Indonesia.

Sedikit bocoran dari buku Le***an, Biseksual, dan Trans oleh Saskia E. Wieringa. Memaparkan bukti-bukti bahwa LBT bukan ...
16/12/2025

Sedikit bocoran dari buku Le***an, Biseksual, dan Trans oleh Saskia E. Wieringa. Memaparkan bukti-bukti bahwa LBT bukan budaya impor melalui arsip, wawancara, dan kumpulan berita lama.

Inden buku Le***an, Biseksual, dan Trans hanya dibuka hingga 22 Desember. Dapatkan potongan harga khusus selama periode inden.

Mau kontra atau pro, silakan ribut. Tapi jangan ribut tanpa baca.

***anBiseksualTrans ***r

15/12/2025

Tumbuh di Kabupaten Tebo, Jambi, Kak Susi bercerita tentang masa ketika manusia dan gajah hidup berdampingan—bukan sebagai ancaman, tapi bagian dari keseharian. Pengalaman kecil itu sejalan dengan kisah dalam Gajah, Harimau, dan Ikan, buku yang merekam cara pandang masyarakat adat terhadap alam sebelum relasi itu dirusak.

13/12/2025

13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara.
Pengingat bahwa Indonesia lahir dari laut, bukan dari daratan semata. Jauh sebelum istilah “negara kepulauan” dikenal, orang laut, bajak laut, dan raja-raja maritim sudah membentuk jaringan kuasa dan identitas di perairan Nusantara.

Buku Orang Laut, Bajak Laut, dan Raja Laut mengajak kita menelusuri akar sejarah maritim yang membentuk Indonesia sebagai negeri kepulauan.

BajakLautRajaLaut

12/12/2025

Dalam videonya, Saskia E. Wieringa membongkar jejak identitas Le***an, Biseksual, dan Trans yang sudah hadir sejak masa pra-kolonial di berbagai budaya Nusantara, namun kemudian dihapus oleh kolonialisme dan moralitas modern.

Buku Le***an, Biseksual, dan Trans menunjukkan fakta yang tak pernah masuk buku pelajaran: bahwa keberagaman gender dan seksual adalah bagian dari sejarah kita sendiri.

Kalau selama ini narasi LBT hanya dibentuk oleh stigma,
buku ini adalah kesempatan untuk akhirnya membaca sejarah apa adanya.

Inden hanya dibuka sampai 22 Desember 2025. Pesan sekarang!

***anBiseksualTrans

11/12/2025

Di tengah gempuran konten cepat, Amar—anak SMA—memilih merawat ingatan lewat buku sejarah. Generasinya digerogoti scroll tanpa henti, tapi ia memilih jeda, membaca, dan mengingat.

Karena menurutnya, masa depan cuma bisa tegak kalau kita tahu apa yang pernah runtuh.

10/12/2025

Di episode ke-3 rangkaian Hari HAM 2025, kami mengajak Anda melihat persoalan HAM dari kelompok yang termaginalkan.

Dari kekerasan yang dilegalkan, kampanye kebencian, hingga upaya penghapusan identitas—perjuangan LBT di Indonesia adalah bukti bahwa pelanggaran HAM tidak pernah berdiri sendiri. Ia terhubung dengan kekerasan ekologis (episode 1), dan berkelindan dengan politik serta ras (episode 2).

Selamat Hari HAM 2025. Semoga keberanian untuk mengingat, membaca, dan bersuara tidak ikut hilang.

nursyahbanikatjasungkana

09/12/2025

Di episode 2 bersama Imam (Editor Komunitas Bambu), kita membahas bagaimana kekerasan negara tidak pernah berdiri sendiri—selalu terkait politik identitas, ras, dan siapa yang dianggap “layak” dilindungi.

Dari operasi militer sampai diskriminasi sistemik, rekomendasi buku Kobam kali ini menunjukkan pola yang sama: ketika negara menentukan siapa warganya, di situlah pelanggaran HAM paling mudah terjadi.

Gajah Sumatera kehilangan hutan, lalu kehilangan rumah, dan kini kehilangan tubuhnya sendiri—dipaksa menjadi “alat berat...
09/12/2025

Gajah Sumatera kehilangan hutan, lalu kehilangan rumah, dan kini kehilangan tubuhnya sendiri—dipaksa menjadi “alat berat” untuk membersihkan banjir yang justru lahir dari perusakan habitatnya.

Dalam Gajah, Harimau, dan Ikan, kita membaca bagaimana satwa liar selalu jadi korban pertama dari ekspansi manusia. Hari ini, berita tentang gajah yang terseret banjir di Sumatera hanya menegaskan satu hal: krisis ekologis tidak pernah netral. Selalu ada yang dibayar—dan sering kali bukan pelakunya.

Buku ini bukan sekadar cerita satwa. Ia adalah peringatan keras tentang bagaimana kita memperlakukan alam, dan bagaimana alam akhirnya membalas.

08/12/2025

Isu HAM bukan cuma soal manusia vs negara.
Di episode khusus Hari HAM ini, Amira (Editor Komunitas Bambu) mengingatkan bahwa manusia, hewan, dan alam selalu terhubung dalam satu lingkar krisis.

Dari gajah Sumatera yang kehilangan habitat dan terjebak banjir, sampai pohon-pohon multikultur yang diganti perkebunan sawit—setiap kerusakan ekologis selalu kembali memukul kelompok paling rentan.

Melalui rekomendasi buku-buku pilihan editor Kobam, kita diajak melihat bahwa membela HAM berarti juga membela ruang hidup bersama.

05/12/2025

Ketika dana pendidikan, riset, dan daerah dipotong demi program makan gratis yang bahkan tidak bergizi, kita tahu ada yang salah dengan cara negara melihat persoalan pangan.

Mustikarasa pernah jadi panduan negara membangun pengetahuan kuliner dari bawah, bukan sekadar proyek pencitraan.

Sementara ResetIndonesia menelusuri akar krisis pangan langsung dari tanahnya: petani, distribusi, dan kebijakan yang sering tidak memihak.

Kalau kita serius mau memperbaiki persoalan makan, ya mulai dari membaca ulang apa yang pernah berhasil — dan apa yang jelas-jelas gagal.

📚 Mustikarasa dan ResetIndonesia tersedia di toko dan marketplace Komunitas Bambu. Klik link di bio kami untuk informasi lebih lanjut.

05/12/2025
02/12/2025

.sejarah.bersama.sami beberapa hari lalu berkunjung ke

Kira-kira buku apa saja ya yang ia beli dan apa alasannya?

Mari berkunjung ke Toko Buku dan Kafe Kobam Menteng!

Address

Jalan Taufiqurrahman No. 3, Beji Timur
Depok
16422

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00

Telephone

+6281385430505

Website

https://linktr.ee/bukukobam?fbclid=PAAaa2EKYBauT200Sa30i0DKA4Qmu_lcsIXp-MgsEsvSWsbRukfRnxcbG

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Komunitas Bambu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Komunitas Bambu:

Share

Category