26/12/2025
Bagi warga Depok, sosok Bang Dedi bukan sekadar penjual koran. Ia adalah bagian dari memori kolektif kota. Selama 48 tahun, sejak usia 7 tahun, Bang Dedi konsisten menjajakan koran setiap pagi di sekitar kawasan KSU, GDC, hingga Kalimulya. Rutinitas ini terus berjalan, meski zaman dan cara orang mengakses informasi berubah drastis.
Di tengah dominasi gawai yang menyajikan berita cepat, efisien, dan real time, keberadaan Bang Dedi menghadirkan nostalgia. Pagi hari yang dulu identik dengan suara kertas koran dibuka, judul berita besar di halaman depan, dan kebiasaan membaca dengan tenang. Suasana yang kini kian jarang, namun tetap dirindukan.
Menariknya, koran cetak Masih terus produksi. Masih ada pembaca setia yang memilih membaca versi fisik. Bagi mereka, koran bukan sekadar sumber informasi, tetapi pengalaman. Ada fokus, ada ritme, dan ada rasa yang tidak bisa digantikan layar ponsel.
Karena itu, warga Depok diajak untuk ikut menjaga tradisi ini. Luangkan waktu sejenak di pagi hari untuk membeli dan membaca koran dari Bang Dedi. Selain menikmati berita dengan cara klasik, langkah sederhana ini juga menjadi bentuk dukungan nyata bagi pelaku usaha kecil yang telah setia menemani perjalanan kota selama puluhan tahun. Nostalgia hidup, Bang Dedi pun terus bertahan.