06/12/2025
Setelah galang dana untuk korban banjir di Sumatera oleh Ferry Irwandi sukses menghimpun lebih dari Rp10 miliar dalam 24 jam, muncul sindiran dari beberapa pihak termasuk seorang konten kreator yang mempertanyakan motif dan efektivitas aksi tersebut.
Menanggapi sindiran itu, anak Purbaya, yakni Yudo Achilles Sadewa, angkat bicara dan membela Ferry. Ia menegaskan bahwa daripada “cuma banyak bicara” tanpa kontribusi nyata, Ferry sudah menunjukkan aksi konkret dengan menggalang donasi besar dan membantu korban bencana. Yudo menyindir para pengkritik yang hanya komentar dan menganggap aksi solidaritas sebagai “pencitraan kosong.”
Galang dana ini memang mendapat respons luar biasa: ribuan orang berpartisipasi, dan target bantuan jauh terlampaui. Ferry kemudian memastikan bahwa dana donasi akan disalurkan secara transparan dan tepat sasaran, khususnya ke daerah-daerah paling terdampak. Upaya ini kemudian digunakan sebagian besar sebagai argumen pembelaan atas nilai dan niat baik di balik aksi tersebut.
Pernyataan Yudo menunjukkan bahwa dalam situasi darurat dan bencana seperti sekarang, kritik semestinya dibarengi dengan kontribusi, bukan sekadar komentar. Bagi Yudo dan banyak pendukung Ferry tindakan nyata dan kepedulian sosial jauh lebih bernilai daripada sekadar bersuara tanpa dampak.
Drama sosial ini menggambarkan bagaimana di era digital, aksi nyata bisa cepat dibandingkan dengan opini publik dan bagaimana kontribusi bersama, empati, dan solidaritas bisa menjadi jawaban terhadap kritik.
***