04/09/2025
Kisah seorang Ayah dari papua yang membesarkan 8 orang anak
Di pedalaman Papua, di antara rimbunnya hutan dan aliran sungai yang jernih, hiduplah seorang ayah bernama Lukas. Kulitnya gelap terbakar matahari, dengan senyum yang selalu terukir meski hidup sering kali mengajukan tantangan berat. Lukas adalah seorang duda yang harus membesarkan delapan orang anaknya sendirian setelah istrinya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Anak-anaknya, mulai dari yang paling tua, Yohan, yang berumur 17 tahun, hingga si bungsu, Ester, yang baru berusia 3 tahun, semuanya adalah tanggung jawab Lukas.
Setiap pagi, sebelum embun mengering di dedaunan, Lukas sudah mempersiapkan diri. Ia akan mengajak anak-anaknya yang lebih besar, Yohan dan Maria (15 tahun), untuk pergi berburu atau mencari ikan di sungai. Ini bukan hanya tentang mencari makan, tapi juga mengajari mereka cara bertahan hidup, menghormati alam, dan bekerja sama. Sementara itu, anak-anak yang lebih kecil ditinggalkan di rumah di bawah pengawasan kakak-kakak mereka yang lain.
Ketika mereka pulang dengan hasil buruan atau tangkapan ikan, Lukas akan mengajari anak-anaknya cara membersihkan dan memasak makanan. Ia selalu memastikan semua anak mendapat porsi yang cukup, bahkan jika itu berarti ia sendiri harus makan lebih sedikit. Meja makan mereka, yang terbuat dari kayu sederhana, selalu ramai dengan celotehan anak-anak dan tawa Lukas.
Tidak hanya urusan mencari makan, Lukas juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Setiap malam, setelah semua pekerjaan selesai dan api unggun dinyalakan di depan honai mereka, Lukas akan duduk bersama anak-anaknya. Ia bercerita tentang leluhur mereka, tentang adat istiadat, dan pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam dan sesama. Ia ingin anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, jujur, dan bertanggung jawab.
Sorotan Publik