Bijak Media

Bijak Media Membaca, Memahami, dan Membangun Media dengan Bijak Dibentuk guna mewujudkan media yang positif di Tanah Air.

Bijak Media mendorong terwujudnya Literasi Media yang mencakup pemahaman dan sikap kritis masyarakat terhadap media di Indonesia. Dalam programnya, selain menyampaikan informasi tentang media-media di Indonesia, juga memberikan pelatihan tentang cara membangun media warga.

29/03/2025
Setiap Orang dalam Organisasi adalah Petugas KehumasanJAGAT maya dihebohkan dengan video seorang karyawati PT Timah Tbk ...
03/02/2025

Setiap Orang dalam Organisasi adalah Petugas Kehumasan

JAGAT maya dihebohkan dengan video seorang karyawati PT Timah Tbk berinisial DCW yang diangap menghina honorer. DCW membuat postingan melecehkan honorer yang antre berobat menggunakan BPJS. DCW kemudian menunjukkan brand PT Timah di dadanya.

Seketika postingan itu viral dan mendapatkan kecaman ribuan netizen. DCW sudah melakukan klarifikasi bahwa dia mengatakan itu sebagai point of view (POV)-nya, tidak bermaksud membawa institusi PT Timah Tbk. PT Timah Tbk sendiri sudah mengeluarkan release seperti di gambar di bawah.

Ini adalah salah satu dari sekian banyak peristiwa seseorang mencoreng nama baik institusinya. Kendati DCW dan PT Timah Tbk sudah minta maaf, kerusakan sudah terjadi (damage has been done), dan reputasi timah di publik jatuh. Public Relation su***de, alias bunuh diri kehumasan. Akan lain kasusnya bila DCW tidak menggunakan seragam PT Timah Tbk dan tidak menunjukkan logo perusahaannya dalam postingannya, atau tidak melakukannya di kantor BUMN itu.

Peristiwa ini seharusnya menyadarkan perusahaan atau organisasi bahwa setiap anggota organisasi, atau setiap karyawan perusahaan mengemban tugas kehumasan organisasi. Selama ini pengertian umum adalah bahwa soal public relation (PR) adalah hanya tugas departemen humas. Adalah bagian humas juga yang dituntut menjadi pemadam kebakaran jika ada tragedi seperti ini. Dalam bahasa PR, Humas adalah spin doctor, yang bertugas membalikkan opini negatif menjadi positif dalam waktu cepat, secepat membalik (spin) telapak tangan.

Tentu tidak seperti itu cara pandang PR. Semua orang adalah PR bagi organisasinya, karena itu harus ada pedoman etik dan aturan perilaku individu terkait bermedia dan berprilaku di ruang publik. Aturan dan pedoman etik ini adalah sebuah produk kehumasan yang harus ditanamkan menjadi budaya di perusahaan. Misalnya, bagaimana seorang karyawan mengemudi kendaraan perusahaan di jalan raya terutama jika di mobil itu ada merk perusahaan tersebut. Atau bagaimana perilaku karyawan di ruang publik ketika mengenakan seragam perusahaan.

Bila ada karyawan berseragam menyeberang jalan tidak pada tempatnya, maka publik akan mencibir perusahaannya, bukan cuma dia. Tapi bila ada karyawan dengan seragamnya itu membantu menyeberangkan anak sekolah atau orang tua, maka bukan hanya si karywan itu yang mendapat citra positif, tetapi juga perusahaannya tempat dia bekerja.

Berikutnya adalah, jangan menempatkan humas sebagai pemadam kebakaran. Pertimbangan PR harus masuk sejak awal sebuah program dibuat. Tujuannya adalah untuk memitigasi atau memperkecil risiko PR su***de, dan mendorong keberhasilan branding dan pencitraan. Tentukan sejak awal kegiatan mana yang punya pengaruh positif, penting dan menarik bagi publik. Selanjutnya, kegiatan itu bisa diluncurkan dengan mengundang media agar citra yang baik bisa terkabarkan.

Jadi sebetulnya PR adalah hal yang sangat strategis dan bukan kegiatan kecil yang dibebankan pada departemen humas. Paling tidak soal PR ini harus dipegang pejabat atas.
Semoga bermanfaat...

Speaking at international businees meeting, China-ASEAN Expo Sept 25. Culture, tourism and digital technology.
01/10/2024

Speaking at international businees meeting, China-ASEAN Expo Sept 25. Culture, tourism and digital technology.

Ternyata tukang gulali masih aga gaes....Waktu kecil dulu sering beli gulali. Gula panas dituangkan ke cetakan batu yang...
19/09/2023

Ternyata tukang gulali masih aga gaes....
Waktu kecil dulu sering beli gulali. Gula panas dituangkan ke cetakan batu yang disepuh dengan tepung supaya tak lengket. Cetakannya bisa burung, ikan atau binatang lain.
Terus sama si emangnya ditiup jadi menggelembung.
Sekarang melihatnya jadi gimanaa gitu. Nafas si emang ditiupkan agar gula menggelembung. Terus si gulanya digigit. Sensasinya waktu mendengar gula itu pecah kayak beling.
Pernah dilarang ibu untuk beli ginian, takut tertular TBC. Maklum, ibu adalah guru galak.
Nah...saya beranikan tanya sama si emang.
"Mang moal TBC?"🤪🤪🤪
Pertanyaannya togmol alias tu de poin. Maklum masih anak-anak.
Si mamang santai aja menjawab:
"Anu TBC mah moal tiasa icalan cep!"
(Yang TBC mah ga bisa jualan).
Iya juga ya... orang TBC ga sanggup jalan jauh, apalagi sambil bawa tanggungan gitu.
Pantesan, ga pernah dengar ada anak TBC karena beli gulali.
Sehat selalu anak-anak ya..
Si bapak juga semoga lancar rejekinya.

Address

Godong

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bijak Media posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share