
26/08/2025
Pada Rabu sore, 20 Agustus 2025, Mohamad Ilham Pradipta, seorang Kepala Cabang Pembantu BRI di Jakarta Timur, baru saja menyelesaikan rapat bersama rekan-rekannya di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Pasar Rebo, Ciracas. Sekitar pukul 16.49 WIB, ia masih sempat memberi kabar lewat pesan bahwa rapat telah usai. Tidak ada yang menyangka, pesan itu akan menjadi komunikasi terakhir darinya.
Begitu keluar menuju area parkir, suasana berubah mencekam. Kamera CCTV merekam detik-detik ketika beberapa orang tak dikenal mendekatinya. Ilham sempat melawan dan berteriak minta tolong, namun para pelaku yang jumlahnya lebih dari satu segera menyeretnya masuk ke sebuah mobil minibus putih. Dalam hitungan detik, mobil itu melaju kencang meninggalkan lokasi, seakan menelan korban begitu saja.
Keesokan harinya, Kamis, 21 Agustus 2025, kabar duka datang. Warga di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Bekasi, menemukan sesosok jasad pria di area persawahan. Saat polisi datang dan memeriksa identitasnya, terungkap bahwa jasad itu adalah Ilham. Tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kekerasan; ada luka memar dan indikasi kuat bahwa ia meninggal karena kehabisan oksigen akibat tekanan di dada dan lehernya.
Kabar ini mengejutkan banyak pihak, terlebih rekan-rekan kerjanya yang sehari sebelumnya masih bertemu dengannya dalam suasana rapat biasa. Kepolisian bergerak cepat, dan hanya dalam waktu sehari, empat orang pelaku berhasil ditangkap—tiga di Jakarta, satu lainnya di Nusa Tenggara Timur. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa korban sempat mengalami penyiksaan sebelum akhirnya nyawanya direnggut secara tragis.
BRI sebagai institusi tempat Ilham mengabdi turut berduka mendalam. Direktur Utama BRI menegaskan pihaknya mendukung penuh penyelidikan polisi, sembari mendalami kemungkinan motif di balik peristiwa keji ini. Hingga kini, publik masih menunggu jawaban: apakah penculikan dan pembunuhan ini berkaitan dengan pekerjaan korban, atau ada motif lain yang lebih kompleks di balik layar.