16/09/2025
Di sebuah desa yang tenang, hiduplah seorang pria bernama Budi, yang dikenal karena pakaiannya yang unik β kemeja setengah krem seragam pegawai negeri dan setengah putih polos, dengan dasi merah menyala yang selalu ia kenakan. Budi adalah seorang pekerja keras yang berdedikasi, selalu siap melayani masyarakat dengan sepenuh hati, namun di balik keseriusannya, ia mendambakan seseorang untuk berbagi hidupnya.
Suatu hari, seorang wanita ceria bernama Ayu datang ke desa itu untuk proyek penelitian. Ayu adalah seorang akademisi muda yang brilian dengan semangat yang membara. Ia sering terlihat mengenakan blazer merah favoritnya, yang memancarkan aura kepercayaan diri dan keceriaan. Pertemuan pertama mereka terjadi di balai desa, tempat Budi sedang membantu warga dan Ayu sedang mengumpulkan data.
Ayu yang melihat keunikan Budi merasa penasaran, dan mulai mengajaknya berbicara. Budi, yang biasanya kaku, merasa sedikit gugup namun terkesan dengan keramahan Ayu. Mereka pun mulai sering bertemu, baik dalam konteks pekerjaan maupun di luar itu. Ayu sering menggoda Budi tentang pakaiannya yang "setengah-setengah", sementara Budi selalu tersenyum tipis menanggapi candaan Ayu.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Budi terpikat oleh kecerdasan dan semangat Ayu, sementara Ayu jatuh hati pada ketulusan dan dedikasi Budi. Suatu sore, saat mereka sedang berjalan-jalan di taman desa, Ayu tiba-tiba mengeluarkan ponselnya. "Budi, ayo kita foto selfie! Tapi ada syaratnya," kata Ayu sambil tersenyum nakal.
Budi yang kebingungan hanya bisa mengangguk. Ayu lalu bergeser mendekat, merangkul lengan Budi, dan dengan cekatan mengatur posenya. "Oke, sekarang kita berdua jadi 'setengah-setengah' juga!" seru Ayu. Budi melihat ke arah kamera dan menyadari apa yang dimaksud Ayu. Dalam foto itu, blazer merah Ayu menyatu dengan kemeja Budi yang setengah putih dan setengah krem, menciptakan ilusi seolah-olah mereka berdua mengenakan pakaian "dua sisi" yang sama. Ayu tertawa lepas, dan Budi, untuk pertama kalinya, tertawa terbahak-bahak bersamanya.
Momen selfie itu menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Foto itu bukan hanya sekadar gambar, melainkan representasi dari bagaimana mereka berdua, dengan keunikan masing-masing, bisa menyatu dan melengkapi. Sejak saat itu, Budi dan Ayu dikenal sebagai pasangan "dua sisi" di desa itu, yang selalu menebarkan senyum dan inspirasi bagi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa cinta bisa tumbuh dari perbedaan, dan bahwa keunikan adalah sebuah keindahan yang patut dirayakan.