Sandiwara Wira Mandala

Sandiwara Wira Mandala Sandiwara Wira Mandala Official Account

Syekh Jumadil QubroBiografiSyekh Jumadil Qubro (1400-1470 M) adalah seorang ulama dan penyebar agama Islam di Indonesia....
15/01/2025

Syekh Jumadil Qubro

Biografi
Syekh Jumadil Qubro (1400-1470 M) adalah seorang ulama dan penyebar agama Islam di Indonesia. Ia berasal dari Samudera Pasai, Aceh, dan merupakan keturunan Arab-Quraisy. Nama aslinya adalah Syekh Jumadil Kubra, tetapi lebih dikenal sebagai Syekh Jumadil Qubro.

Peran dalam Sejarah
1. *Penyebaran Islam*: Syekh Jumadil Qubro berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa, terutama di Majapahit.
2. *Pembentukan Kesultanan Demak*: Ia membantu Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak.
3. *Pengembangan Ilmu*: Syekh Jumadil Qubro mengembangkan ilmu-ilmu Islam, seperti fikih, tafsir, dan tasawuf.
4. *Pembangunan Pendidikan*: Ia mendirikan pesantren-pesantren untuk meningkatkan pendidikan Islam.

Pengaruh
1. *Islamisasi Jawa*: Syekh Jumadil Qubro mempercepat proses Islamisasi di Jawa.
2. *Pengembangan Budaya*: Ia mempengaruhi perkembangan budaya Islam di Indonesia.
3. *Kesultanan-Kesultanan*: Syekh Jumadil Qubro menjadi inspirasi bagi pendirian kesultanan-kesultanan lain di Indonesia.

Warisan
1. *Makam Syekh Jumadil Qubro*: Makamnya di Demak menjadi tempat ziarah.
2. *Pesantren-Pesantren*: Pesantren-pesantren yang didirikannya masih beroperasi.
3. *Karya-Karya*: Karya-karyanya dalam bidang tasawuf dan fikih masih dipelajari.

Sumber
1. "Sejarah Islam di Indonesia" oleh Dr. A. Hasjmy (1981).
2. "Syekh Jumadil Qubro: Bapak Islam Jawa" oleh Dr. H. Endang Saifuddin Anshari (2007).
3. "Ensiklopedia Sejarah Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006).
4. Situs web Kementerian Agama RI.
5. Situs web Badan Pelestarian Budaya Jawa Tengah.

Puncak Bukit Turgo - Makam Syekh Jumadil QubroBukit Turgo adalah nama sebuah bukit dan dusun yang terletak di Dusun Turg...
15/01/2025

Puncak Bukit Turgo - Makam Syekh Jumadil Qubro

Bukit Turgo adalah nama sebuah bukit dan dusun yang terletak di Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman dan berada dekat dengan Gunung Merapi dan berada di sebelah barat Kaliurang, Sleman.

Tidak jauh dari kawasan Desa Turgo, terdapat makam (petilasan) yang dikeramatkan dengan nama makam Kyai Turgo, yang nama aslinya kemungkinan adalah Syekh Jumadil Qubro. Makam yang terletak 1.300 meter dari puncak Bukit Turgo ini selain berfungsi sebagai tempat wisata, juga berfungsi sebagai monumen peninggalan sejarah.

Dalam pendakian menuju makam Kyai Turgo, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam lereng Gunung Merapi, padang sabana hijau yang bertemu dengan jurang Kali Boyong, dan gua bekas peninggalan tentara Jepang yang disebut Gua Jepang yang digunakan sebagai penjagaan wilayah Yogyakarta.

Sesampainya di puncak, terdapat bangunan utama makam Kyai Turgo yang berwarna merah muda dengan lantai berwarna hitam, sedangkan di bagian utara bangunan terdapat tulisan silsilah keturunan Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari generasi keenam keturunan Nabi Muhammad dari Husein.

Prabu Geusan UlunSejarah SingkatPangeran Kusumadinata II (bahasa Sunda: ᮊᮥᮞᮥᮙᮂᮓᮤᮔᮒ |᮲|, translit. kusumahdinata kadua, h...
14/01/2025

Prabu Geusan Ulun

Sejarah Singkat
Pangeran Kusumadinata II (bahasa Sunda: ᮊᮥᮞᮥᮙᮂᮓᮤᮔᮒ |᮲|, translit. kusumahdinata kadua, har. 'kusumadinata kedua') yang terkenal sebagai Prabu Geusan Ulun dalam genealogi wangsa Sumedang adalah putra dari Pangeran Kusumahdinata I (Pangeran Santri), terlahir dengan nama Angkawijaya. Selain dianggap sebagai raja daerah atau mandala dari Kerajaan Sumedang Larang, ia juga mendapat gelar jabatan Nalendra dari Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran. Pangeran Angkawijaya (kelak bergelar Prabu Geusan Ulun) lahir pada tanggal 3 bagian terang bulan srawana tahun 1480 saka (+ 19 Juli 1558). Prabu Geusan Ulun adalah raja ke-27 dari Kerajaan Sunda yang memerintah dari tahun 1580 hingga 1608 M. Beliau dikenal juga sebagai putra dari Prabu Surya Kencana dan berasal dari garis keturunan raja-raja Sunda.

Pemerintahan
Selama pemerintahannya, Prabu Geusan Ulun melakukan beberapa perubahan penting, antara lain:
1. *Pengembangan Ekonomi*: Ia mengembangkan ekonomi kerajaan dengan meningkatkan perdagangan dan pertanian.
2. *Pembangunan Infrastruktur*: Prabu Geusan Ulun membangun jalan-jalan dan jembatan untuk memperlancar transportasi.
3. *Pengembangan Agama*: Ia mendukung perkembangan agama Islam di Kerajaan Sunda.
4. *Pertahanan*: Prabu Geusan Ulun memperkuat pertahanan kerajaan untuk menghadapi ancaman dari luar.

Peran dalam Sejarah
Prabu Geusan Ulun memainkan peran penting dalam sejarah Sunda:
1. *Perlawanan terhadap Portugis*: Ia melawan kolonial Portugis yang berusaha menguasai wilayah Sunda.
2. *Pengakuan dari Sultan Demak*: Prabu Geusan Ulun mendapat pengakuan dari Sultan Demak sebagai raja Sunda.
3. *Pembentukan Aliansi*: Ia membentuk aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain untuk menghadapi ancaman kolonial.

Warisan
Prabu Geusan Ulun meninggalkan warisan penting bagi masyarakat Sunda:
1. *Pengembangan Budaya*: Ia melestarikan budaya Sunda dan mengembangkan kesenian.
2. *Pembangunan Pendidikan*: Prabu Geusan Ulun mendirikan sekolah-sekolah untuk meningkatkan pendidikan.
3. *Pengembangan Agama*: Ia mendukung perkembangan agama Islam di Sunda.

Sumber
1. "Sejarah Kerajaan Sunda" oleh Dr. E. Sutaryo (2006).
2. "Kerajaan-Kerajaan di Jawa Barat" oleh Dr. A. K. M. Fadli (2010).
3. "Ensiklopedia Sejarah Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006).
4. Situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
5. Situs web Badan Pelestarian Budaya Jawa Barat.

Potret Selametan Jaman Bengen Taun 1900// Dok : Leiden University Libraries
14/01/2025

Potret Selametan Jaman Bengen Taun 1900
// Dok : Leiden University Libraries

11/01/2025

Iseng-iseng berhadiah, silakan terjemahkan kalimat berikut beserta artinya :
꧋ꦈꦫꦶꦥ꧀ꦏꦸꦭꦱꦥꦸꦤꦶꦏꦤꦩꦸꦁꦩꦼꦏꦠꦺꦤ꧀ꦏꦼꦩꦮꦺꦴꦤ꧀‌ꦩ꧀ꦧꦺꦴꦠꦺꦤ꧀ꦮꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦤ꧀ꦎꦮꦃꦎꦮꦲꦤ꧀ꦆꦁꦏꦁꦮꦶꦒꦠꦶ꧉ꦏꦣꦺꦴꦱ꧀ꦝꦺꦤꦺꦧꦚꦸꦆꦁꦏꦭꦶ꧈ꦔꦭꦶꦂꦏꦼꦩꦮꦺꦴꦤ꧀ꦠꦤ꧀ꦥꦠꦸꦗꦸꦮꦤ꧀ꦠꦂꦠꦩ꧀ꦠꦸ꧉ꦱꦸꦩꦿꦶꦔꦃꦭꦤ꧀ꦱꦸꦱꦃꦱꦶꦭꦶꦃꦒꦶꦭꦶꦂ꧈ꦏꦣꦺꦴꦱ꧀ꦝꦺꦤꦺꦱꦸꦂꦪꦺꦴꦭꦤ꧀ꦉꦩ꧀ꦧꦸꦭꦤ꧀ꦆꦁꦏꦁꦱꦶꦭꦶꦃꦒꦤ꧀ꦠꦶ꧉ꦩ꧀ꦧꦺꦴꦠꦺꦤ꧀ꦮꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦤ꧀ꦆꦁꦏꦁꦆꦱ꧀ꦠꦶꦩꦺꦮ꧈ꦤꦩꦸꦁꦩꦼꦏꦠꦺꦤ꧀ꦏꦼꦩꦮꦺꦴꦤ꧀꧈

Periode Kerajaan di Jawa BaratPeriode Pra-Kerajaan (abad ke-1 - ke-5 M)1. *Zaman Prasejarah*: Jawa Barat telah dihuni se...
11/01/2025

Periode Kerajaan di Jawa Barat

Periode Pra-Kerajaan (abad ke-1 - ke-5 M)
1. *Zaman Prasejarah*: Jawa Barat telah dihuni sejak zaman prasejarah, dibuktikan dengan penemuan fosil manusia purba di daerah Kuningan dan Cirebon.
2. *Pengaruh Hindu-Buddha*: Pengaruh agama Hindu-Buddha masuk ke Jawa Barat melalui perdagangan dan penyebaran agama.

Kerajaan-Kerajaan Kuno (abad ke-5 - ke-16 M)
1. *Kerajaan Tarumanegara (358-669 M)*: Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat, didirikan oleh Raja Purnawarman.
2. *Kerajaan Sunda (669-1579 M)*: Kerajaan Sunda didirikan oleh Raja Tarusbawa, dengan ibukota di Pakuan (Bogor).
3. *Kerajaan Galuh (669-1482 M)*: Kerajaan Galuh didirikan oleh Raja Wretikandayun, dengan ibukota di Kawali (Ciamis).
4. *Kerajaan Majapahit (1293-1520 M)*: Kerajaan Majapahit memiliki pengaruh besar di Jawa Barat, terutama selama pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Periode Islamisasi (abad ke-15 - ke-16 M)
1. *Kesultanan Cirebon (1445-1677 M)*: Kesultanan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunung Jati, yang menyebarkan Islam di Jawa Barat.
2. *Kesultanan Banten (1526-1813 M)*: Kesultanan Banten didirikan oleh Sultan Hasanuddin, yang mengembangkan perdagangan dan penyebaran Islam.
3. *Kerajaan Indramayu (1430-1530 M)*: Kerajaan Indramayu didirikan oleh Arya Sumangga, yang memiliki peran penting dalam sejarah Sunda.

Periode Kolonial (abad ke-16 - ke-20 M)
1. *Pengaruh Portugis (1522-1619 M)*: Portugis membangun benteng di Sunda Kelapa (Jakarta) dan mempengaruhi perdagangan di Jawa Barat.
2. *Pengaruh Belanda (1619-1942 M)*: Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dan mengkoloni Jawa Barat.
3. *Perlawanan Rakyat (1620-1942 M)*: Perlawanan rakyat Jawa Barat terhadap kolonialisme Belanda, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Sultan Ageng Tirtayasa.

Kemerdekaan Indonesia (1945-sekarang)
1. *Proklamasi Kemerdekaan (1945)*: Indonesia merdeka, dengan Jawa Barat sebagai salah satu provinsi.
2. *Peran Jawa Barat dalam Sejarah Indonesia*: Jawa Barat memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

Sumber
1. "Sejarah Jawa Barat" oleh Dr. E. Sutaryo (2006).
2. "Kerajaan-Kerajaan di Jawa Barat" oleh Dr. A. K. M. Fadli (2010).
3. "Ensiklopedia Sejarah Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006).
4. Situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
5. Situs web Badan Pelestarian Budaya Jawa Barat.

Referensi Online
1. Wikipedia: "Sejarah Jawa Barat".
2. Britannica: "Jawa Barat".
3. Indonesian Heritage Society: "Sejarah Jawa Barat".

"mati urip, urip mati" (kehidupan penuh perubahan)// Serat Wedhatama
11/01/2025

"mati urip, urip mati" (kehidupan penuh perubahan)
// Serat Wedhatama

Laras Sléndro atau saléndro atau salindru Pengertian Laras SalendroLaras Salendro adalah salah satu sistem laras dalam m...
09/01/2025

Laras Sléndro atau saléndro atau salindru

Pengertian Laras Salendro
Laras Salendro adalah salah satu sistem laras dalam musik tradisional Sunda dan Jawa, khususnya dalam gamelan Sunda dan gamelan Jawa. Laras ini terdiri dari lima nada dasar yang disusun dalam pola tertentu untuk menciptakan harmoni dan melodi yang khas.

Sejarwa Laras Salendro
Laras Salendro berkembang pada abad ke-16 di Jawa Barat dan dipengaruhi oleh budaya Sunda. Sistem laras ini kemudian berkembang dan dipertahankan oleh kerajaan-kerajaan Sunda seperti Kerajaan Sunda dan Kerajaan Cirebon.

Ciri Khas Laras Salendro
1. Terdiri dari lima nada dasar: 1 (nada dasar), 2, 3, 4, dan 5.
2. Pola nada yang khas: 1-2-3-4-5, dengan interval nada yang sama.
3. Menggunakan skala pentatonik.
4. Mempunyai nuansa emosi yang khas, seperti gembira, sedih, atau tenang.

Perbedaan dengan Laras Lain
1. Berbeda dengan laras Pelog yang memiliki interval nada tidak sama.
2. Berbeda dengan laras Sorog yang memiliki nada dasar yang berbeda.
3. Lebih mirip dengan laras Madenda dari Sulawesi Selatan.

Fungsi Laras Salendro
1. Mengiringi pertunjukan wayang golek.
2. Mengiringi tarian tradisional seperti Jaipong dan Kecak.
3. Mengiringi upacara adat Sunda.
4. Sebagai sarana ekspresi budaya dan kesenatan.

Contoh Musik dengan Laras Salendro
1. Musik gamelan Sunda.
2. Musik tradisional Jawa Barat.
3. Musik pengiring tarian Jaipong.
4. Musik pengiring wayang golek.

Sumber
1. "Laras Salendro" oleh Dr. E. Sutaryo (2006).
2. "Gamelan Sunda: Sejarah dan Perkembangan" oleh Dr. A. K. M. Fadli (2010).
3. "Ensiklopedia Musik Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006).
4. Situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Referensi Online
1. Wikipedia: "Laras Salendro".
2. Britannica: "Gamelan".
3. Indonesian Heritage Society: "Laras Salendro".

"kudu mbedhah, kudu mbisuhi" (selalu berusaha membersihkan dan memperbaiki)// Serat Kalatidha
09/01/2025

"kudu mbedhah, kudu mbisuhi" (selalu berusaha membersihkan dan memperbaiki)
// Serat Kalatidha

Laras PelogPengertian Laras PelogLaras pelog adalah salah satu sistem laras dalam musik tradisional Jawa, khususnya dala...
09/01/2025

Laras Pelog

Pengertian Laras Pelog
Laras pelog adalah salah satu sistem laras dalam musik tradisional Jawa, khususnya dalam gamelan Jawa. Laras pelog terdiri dari lima nada dasar yang disusun dalam pola tertentu untuk menciptakan harmoni dan melodi yang khas.

Sejarah Laras Pelog
Laras pelog telah berkembang sejak zaman Majapahit (abad ke-13-15) dan dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha. Sistem laras ini kemudian dikembangkan dan dipertahankan oleh kerajaan-kerajaan Jawa seperti Surakarta dan Yogyakarta.

Ciri Khas Laras Pelog
1. Terdiri dari lima nada dasar: 1 (nada dasar), 2, 3, 4, dan 5.
2. Pola nada yang khas: 1-2-3-4-5, 1-3-2-4-5, atau variasinya.
3. Menggunakan interval nada yang tidak sama dengan sistem laras Barat.
4. Mempunyai nuansa emosi yang khas, seperti gembira, sedih, atau tenang.

Jenis Laras Pelog
1. Pelog Barong: laras yang paling umum digunakan dalam gamelan Jawa.
2. Pelog Lombo: laras yang memiliki interval nada lebih lebar.
3. Pelog Bem: laras yang memiliki interval nada lebih sempit.

Fungsi Laras Pelog
1. Mengiringi upacara adat dan keagamaan.
2. Mengiringi pertunjukan wayang kulit dan wayang orang.
3. Mengiringi tarian tradisional seperti bedhaya dan srimpi.
4. Sebagai sarana ekspresi budaya dan kesenian.

Sumber
1. "Laras Pelog" oleh Dr. R.M. Soedarsono (1974)
2. "Gamelan Jawa: Sejarah dan Perkembangan" oleh Dr. Endo Suanda (2003)
3. "Ensiklopedia Musik Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006)
4. Situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Referensi Online
1. Wikipedia: "Laras Pelog"
2. Britannica: "Gamelan"
3. Indonesian Heritage Society: "Laras Pelog"

"banyu kudu diwadhahi" (air harus dijaga)// Serat Kalatidha
09/01/2025

"banyu kudu diwadhahi" (air harus dijaga)
// Serat Kalatidha

Sejarah Gamelan Jawa di Indonesia:Sejarah Gamelan JawaGamelan Jawa merupakan instrumen musik tradisional yang telah menj...
08/01/2025

Sejarah Gamelan Jawa di Indonesia:

Sejarah Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan instrumen musik tradisional yang telah menjadi bagian integral dari kebudayaan Jawa selama lebih dari 1.000 tahun. Asal-usul gamelan Jawa tidak terlepas dari pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masuk ke Jawa pada abad ke-5.

Perkembangan Awal
1. *Zaman Hindu-Buddha (abad ke-5-15)*: Gamelan Jawa dipengaruhi oleh instrumen musik India seperti gong, drum, dan suling.
2. *Zaman Majapahit (abad ke-13-15)*: Gamelan Jawa berkembang menjadi instrumen musik yang kompleks dengan penambahan instrumen seperti rebab, kempul, dan saron.
3. *Zaman Islam (abad ke-16-18)*: Gamelan Jawa terus berkembang dengan pengaruh Islam, namun tetap mempertahankan ciri khasnya.

Instrumen Gamelan Jawa
1. Gong: instrumen dasar yang memberikan irama dan harmoni.
2. Saron: instrumen perkusi yang dimainkan dengan tangan.
3. Kempul: instrumen perkusi yang dimainkan dengan tangan.
4. Rebab: instrumen gesek yang digunakan sebagai melodi.
5. Suling: instrumen tiup yang digunakan sebagai melodi.
6. Kendang: instrumen perkusi yang digunakan sebagai ritme.
7. Bonang: instrumen perkusi yang digunakan sebagai harmoni.

Fungsi Gamelan Jawa
1. Mengiringi upacara adat dan keagamaan.
2. Mengiringi pertunjukan wayang kulit dan wayang orang.
3. Mengiringi tarian tradisional seperti bedhaya dan srimpi.
4. Sebagai sarana ekspresi budaya dan kesenian.

Sumber
1. "Sejarah Gamelan Jawa" oleh Dr. R.M. Soedarsono (1974)
2. "Gamelan Jawa: Sejarah dan Perkembangan" oleh Dr. Endo Suanda (2003)
3. "Ensiklopedia Musik Indonesia" oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2006)
4. Situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
5. Situs web Badan Pelestarian Budaya Jawa Tengah

Referensi Online
1. Wikipedia: "Gamelan"
2. Britannica: "Gamelan"
3. Indonesian Heritage Society: "Gamelan Jawa"

Address

Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang
Indramayu
45273

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sandiwara Wira Mandala posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share