
16/07/2025
"Arika, kamu nggak usah pergi yah, kalau kamu pergi, mobil nggak muat," ucap Mbak Eva kepadaku saat baru saja selesai memakai baju.
Aku langsung menoleh ke arahnya.
"Iya ih, kita nggak muat nanti, Mbak. Kamu nggak usah ikut aja," sambung Elin adik iparku.
"Tapi kan aku sudah siap, Mbak," jawabku pelan.
"Ya ganti saja lagi bajumu, toh nggak susah. Kalau kamu nggak pergi pun nggak ada pengaruhnya untuk acara ini, jadi nggak usah deh, mobil penuh nanti," jawab Mbak Eva lagi.
Kali ini aku menoleh kepada Mas Daud, suamiku.
"Iya, kamu nggak usah pergi dulu yah, nanti aja acara selanjutnya," jawab Mas Daud.
Hatiku yang semula bahagia kini langsung berganti dengan nyesek.
"Kenapa, Mas?" tanyaku.
"Lihat badanmu! Mana muat di mobil!" Ibu mertua langsung menyambung.
Sejak melahirkan anak pertama memang badanku sedikit besar, tapi aku tidak malu sedikitpun.
Aku melihat badanku.
"Sudah yah, kami pergi dulu," ucap Mas Daud yang langsung keluar dari rumah, disusul ibu mertuaku dan kedua iparku, ada satu lagi iparku, laki-laki, sudah menikah juga.
Aku hanya menatap mereka dari jendela kamar dengan perasaan kecewa yang begitu besar.
Untuk menenangkan hatiku yang sangat sakit, kucoba untuk ke dapur dan memasak, hanya ini yang bisa mengobati hatiku yang sangat galau setelah ditinggal putri kecilku empat bulan yang lalu untuk menghadap sang Pemilik kehidupan.
Kukeluarkan semua amarahku dengan mengiris daging ayam, tangisanku pecah.
Kenapa aku selalu menjadi bahan hinaan mereka? Bukan kemauanmu badanku jadi seperti ini!
Kenapa aku yang selalu mendapatkan hukuman atas hal yang bukan kesalahan.
Bahkan suamiku pun tidak ada sedikitpun membelaku.
Hatiku seperti ditusuk pisau.
Sakit sekali Tuhan.
Aku peluk tubuhku sendiri. Kulonggarkan dadaku yang terasa sesak dengan menangis, lalu kuberikan senyum untuk diri sendiri.
Kamu kuat! Ya, kita kuat! Harus bisa!
Setelah tenang, aku kembali memasak makanan kes**aanku, hingga pintu rumahku diketuk.
"Arika! Kamu di dalam?" Itu suara Miranti, tetanggaku yang sekaligus menjadi tempat keluh kesahku selama ini.
"Iya, Mir. Masuk aja."
"Loh, kamu nggak pergi? Kenapa? Bukannya itu acara keluarga suamimu?" tanya Mirani yang langsung mengambil piring.
Aku menunduk.
"Mereka menghina kamu lagi ya?"
Aku memgangguk.
"Bod*h kamu, Ka. Itu mobilmu, ini rumahmu, tapi kamu tidak mau melawan. Jahat kamu pada dirimu," celetuk Miranti membuatku seperti tertampar, pipiku panas.
Apa yang dikatakan Miranti benar. Mobil, rumah, fasilitas yang mereka pakai adalah milikku.
"Loh Mir. Ini bukannya mantan istri suamimu?" tanya Miranti yang memperlihatkan faceb**k kepadaku.
Aku langsung merampas ponsel Miranti.
Ya Allah, sakit banget hatiku.
Mantan istri Mas Daud ikut bersama mereka dengan warna baju senada dengan mereka juga.
Mbak Husni duduk di samping Mas Daud, tersenyum saat melakukan selfi bersama Mas Daud dan keluarganya.
Aku memeriksa aku faceb**k milikku. Tidak bisa menemukan akun milik Ibu mertua dan semua saudara iparku, termasuk Mas Daud.
*Foto bersama Menantu Kesayangan*
Caption yang ditulis ibu mertuaku.
*Nggak gendut yah, cantik dan berkelas, bukan seperti dugong. Hahahaha ....* komentar Elin.
*Jelas d**g, ini mah ipar terbaik, kalau yang di rumah itu dugong." Balasan Mbak Eva.
Mereka saling membalas komentar.
*Udah gend*t, jelek lagi.* ibu mertua ikut komentar.
*Untung banyak uangnya, Ma. Hahahah.* Kali ini akun dengan nama Husni Lestari ikut mengomentari.
"Kamu masih mau diam saja setelah dihina seperti ini, hah?" sentak Miranti sambil megguncangkan bahuku.
Aku diam sejenak lalu menggeleng.
Air mataku tidak mengalir lagi, entah kenapa hatiku sakit tapi tidak bisa menangis.
"Ayuk kita nyusul mereka," ucapku yang langsung berdiri dan mengganti pakaianku lagi, juga memakai semua emas yang kumiliki.
Aku punya dua mobil, hanya saja mobil yang satu ini dipakai adik iparku untuk sekolah, dan karena mereka pergi memakai mobilku yang satunya lagi, sehingga mobil Hon*a Ja** ini tertinggal di rumah.
Miranti menemaniku pergi ke pesta tersebut.
Tunggu saja kamu, Mas. Habis ini kamu akan berlutut meminta maaf kepadaku.
Saat aku dan Miranti sampai, acara sudah berlangsung, banyak yang melihat ke arah kami berdua termasuk suamiku, mertuaku dan saudara iparku.
"Wah banyak sekali emasmu," ucap tantenya Mas Daud.
"Terima kasih, Tante," jawabku lalu berjalan mendekati Mas Daud.
"Kenapa kamu kemari?" tanya Mas Daud gugup karena saat aku pertama kali melihatnya dia sedang mengandeng tangan Mbak Husni.
"Aku kemari mau mengambil mobilku, juga untuk mengantarkan pakaian kalian semua. Nanti sisanya bisa aku antarkan lagi ke rumah lama kalian, dan oh yah Mbak Husni, kalung yang ada di leher Mbak Husni itu adalah kalungku yang diambil Mas Daud tanpa seizinku, kembalikan padaku, karena kalung itu tidak cocok di badanmu!" tukasku dengan suara lamtang dan menunjuk kalungku yang dipakai Mbak Husni ....
Semua terdiam melihatku, lalu ....
Plak!
*******
Hoooooooolllllllaaaa Maaaaaaaakkk
Judul:DIBLOKIR MERTUA DAN IPAR
Sudah tamat di kbm app
Akun Chie_Amoy08. BAB 1
Link di kolom komentar yah