25/12/2025
﷽
Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA – Seri 24.
*APAKAH MIMPI YANG DITERIMA AL-MAHDI ATAU SEORANG WALI BESAR, SETIAP MIMPINYA DIJAMIN BENAR MIMPI DARI ALLAH (MIBASYIRAT)* ?
TIDAK !.
Dalam Islam tidak ada jaminan bahwa setiap mimpi yang diterima al-Mahdi atau seorang wali besar pasti berasal dari Allah (mubasyirāt).
Jika dikaitkan dengan mimpi MQ, maka ada yang menarik, sejak sekitar tahun 2014, ada pernyataan atau mimpi nya, yang mengatakan mimpi-mimpi UTAMANYA telah disampaikan ke publik. Bisa jadi itu isyarat, mimpi yang dijamin kebenarnanya, sedah selesai diterima dan dishare ke publik.
Yang dijamin benar secara mutlak hanyalah wahyu kepada para nabi.
Selain nabi—termasuk wali setinggi apa pun—tidak ma‘ṣūm dari kesalahan dalam mimpi.
Penjelasan ini bukan untuk meremehkan mimpi, tetapi justru agar umat tidak ragu, tidak terseret ghuluw, dan tetap berada di atas kaidah Qur’an–Sunnah–manhaj ulama.
1). Prinsip Besar dalam Al-Qur’an.
a). Wahyu yang dijamin kebenarannya hanya untuk Nabi.
﴿وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ﴾
“Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsu. Itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS. an-Najm: 3–4).
Tafsir ulama:
Ayat ini khusus untuk Nabi ﷺ, bukan untuk wali (al Mahdi = Wali)
b). Ilham & mimpi selain nabi tidak dijamin kebenarannya.
﴿وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ﴾
“Di atas setiap orang yang berilmu masih ada Yang Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 76).
Ini menjadi dasar kaidah:
setinggi apa pun ilmu seseorang, ia masih bisa salah.
2). Apakah Mimpi Para Wali / Al Mahdi, Bisa Salah?
BISA !.
a). Imam an-Nawawi (w. 676 H). Dalam Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim:
“الرؤيا الصالحة حق، ولكن لا يُبنى عليها حكم شرعي، ولا يُقطع بصحتها إلا بعد عرضها على الكتاب والسنة.”
“Mimpi shalih itu benar (pada asalnya), namun tidak boleh dijadikan dasar hukum syariat, dan tidak boleh dipastikan kebenarannya kecuali setelah ditimbang dengan Al-Qur’an dan Sunnah [ditafsirkan dengan merujuk kepada quran dan hadits].” (Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim, an-Nawawi, jilid 15, hlm. 26–27 (cet. Dār Ihyā’ at-Turāth).
b). Ibn Taymiyyah (w. 728 H).
Dalam Majmū‘ al-Fatāwā:
“وأولياء الله غير معصومين، يجوز عليهم الخطأ في الرؤيا والإلهام، فما وافق الكتاب والسنة قُبل، وما خالفهما رُدّ.”
“Para wali Allah tidak ma‘ṣūm; bisa terjadi kesalahan pada mimpi dan ilham mereka. Maka apa yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah diterima, dan apa yang menyelisihinya ditolak.”(Majmū‘ al-Fatāwā, jilid 11, hlm. 313.
c). Imam al-Qurṭubī (w. 671 H).
Dalam al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān:
“الرؤيا لا يُحتج بها في الأحكام، لأنها ظنّ، والشرع لا يُبنى على الظنون.”
“Mimpi tidak dijadikan hujjah dalam hukum, karena ia bersifat dugaan, sementara syariat tidak dibangun di atas dugaan.” (Tafsir al-Qurṭubī, jilid 9, hlm. 120).
Imam as-Suyūṭī menegaskan :
“المهدي إمام عادل، لا نبي، فلا وحي له، وإنما يُسدَّد بالتوفيق.”
“Al-Mahdi adalah imam yang adil, bukan nabi, tidak ada wahyu baginya; ia hanya diberi taufik.” (al-‘Arf al-Wardī fī Akhbār al-Mahdī, hlm. 128).
Ibn al-Qayyim berkata:
“الرؤيا تسرّ المؤمن ولا تغرّه.”
“Mimpi itu menggembirakan orang beriman, tapi tidak boleh menipunya.” (Madarij as-Sālikīn, jilid 2, hlm. 92).
3). Hal khusus terkait MQ dan mimpinya.
- Dua contoh mimpinya, dimana penulis menyaksikan langsung, saat MQ sedang marah-marah. Lalu bermimpi. Dan isi mimpinya persis seperti mimpi Ci Susila, marah2 / mengancam. Menyalahkan penulis dan rombongan penasehat GAZA. Satu lagi mimpi tentang mba natami. Itu juga mimpinya terjadi ketika MQ marah2 ke mba Matami.
- Disaat ini penulis melihat isi mimpinya aneh, sehingga berkeyakinan mimpi nya dari bunga tidur.
- Jika kita lihat, MQ tidak bisa terhindar dari fitnah dajjal (mimpi topeng yang dikirim dajjal), lalu tergoda gadis, dan mimpi kegagalan2 lainnya, ini memperkuat pendapat ulama diatas, al Mahdi tidak maksum.
Kesimpulan :
- Mimpi wali / al-Mahdi bisa benar, bisa salah.
- Tidak dijamin selalu dari Allah.
- Tidak otomatis mubasyirāt.
- Wajib ditimbang (ditafsir) dengan Qur’an & Sunnah.
- Menjaga mimpi ≠ membangun agama dari mimpi.
Dengan pemahaman ini :
- Orang beriman tidak meremehkan mimpi.
- Namun Orang berilmu tidak terjerumus ghuluw.
Walahu'alam.
MAJELIS GAZA
(Diki Candra)
25 Desember 2025.