Gerakan Akhir Zaman - GAZA

Gerakan Akhir Zaman - GAZA Gerakan Akhir Zaman - GAZA | Merupakan sebuah komunitas yang membahas informasi tentang akhir zaman

27/12/2025

Suasana belajar ibu-ibu tanah uzlah. Alhamdulillah dan masyaallah semangat nya luar biasa.

27/12/2025

Tadabbur Quran

27/12/2025

Kuliah GAZA

26/12/2025
26/12/2025



Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA – Seri 27.

*BETULKAH HADITS DIBAWAH INI, MENGANULIR UZLAH BUKAN JALAN YANG TERBAIK* ?

KELIRU !.

Seorang ustadz (yang dulu s**a ngisi kajian di tanah uzlah), share salah satu hadits ke salah satu helper di GAZA. Maksudnya ia ingin menegaskan, bahwa saat ini yang terbaik itu bukan uzlah, tapi tinggal di rumah masing2 dan bergaul dengan lingkungan.

Setelah saya baca hadist itu, ternyata ustadz "TIDAK TAU ATAU TIDAK PERNAH MEMBACA" tafsir atas hadits tersebut, yang ada dalam banyak kitab-kitab ulama besar.

HADIST YANG DI SHARE SBB :

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المؤمن الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم أعظم أجراً من الذي لا يخالطهم ولا يصبر على أذاهم
“Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih besar pahalanya dibandingkan dengan seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR. Ibnu Majah).

1). TAFSIR IBNU HAJAR AL-‘ASQALANI.

Fath al-Bārī, Syarh Shahih Bukhari
(Jilid 13, hal. 37–38, cetakan Salafiyah).

Ibnu Hajar menjelaskan:
Hadits keutamaan bergaul berlaku pada kondisi normal umat.

Namun beliau menegaskan: “Jika zaman penuh fitnah, maka menyendiri (uzlah) lebih utama.”

Beliau mengutip praktik: Sahabat besar yang uzlah di akhir usia
Tabi‘in yang menjauh dari masyarakat rusak.

Kesimpulan Ibnu Hajar :
- Hadits ini kontekstual, bukan mutlak.
- Tidak boleh digunakan menolak uzlah saat fitnah besar.

2). TAFSIR IMAM AN-NAWAWI.

Syarh Shahih Muslim, Imam an-Nawawi (Jilid 16, hal. 120–121, cetakan Dar Ihya’ at-Turats).

Imam Nawawi tidak memahami hadits ini secara mutlak, tetapi bersyarat.

“Keutamaan bergaul berlaku, jika seseorang aman dari fitnah agama, mampu menegakkan amar ma‘ruf nahi munkar, dan tidak terseret ke dalam kebatilan.”

Beliau lanjutkan: “Jika ia khawatir agamanya rusak, maka uzlah lebih utama.”

Kesimpulan Imam Nawawi :

- Bergaul afdhal jika aman dari fitnah.
- Uzlah afdhal jika fitnah agama dikhawatirkan.

3). TAFSIR IMAM AL-GHAZALI :

Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, Kitab al-‘Uzlah
(Jilid 2, hal 246–248, cetakan Dar al-Ma‘rifah).

Pernyataan tegas Imam al-Ghazali :

“Pada zaman kerusakan, bergaul menjadi racun bagi agama, dan uzlah menjadi obat.”

Beliau menyebutkan :
- Jika maksiat merajalela, Amar ma‘ruf tidak diterima.
- Fitnah syubhat & syahwat mendominasi.

Maka:
“Uzlah saat itu lebih selamat bagi agama.”

Bahkan Al-Ghazali menyebut :
Uzlah bisa menjadi wajib jika bergaul pasti merusak iman.

4). DISAAT FITNAH MERAJALELA, UZLAH LEBIH UTAMA (BAHKAN MENDEKATI WAJIB)

Hadits Abu Sa‘id al-Khudri.

Shahih Bukhari no. 7088: “Akan datang masa, sebaik-baik harta seorang Muslim adalah kambing yang ia gembalakan di puncak gunung dan lembah, menjauh dari fitnah demi agamanya.”

Para ulama menyatakan:
Ini perintah uzlah sosial saat fitnah bercampur kebenaran dan kebatilan.

KITAB ULAMA YANG MENYEBUT UZLAH MENDEKATI WAJIB.

1). Imam Al-Qurṭubi :

Tafsir al-Qurṭubi. Dalam QS. Al-Kahfi (Jilid 10, hal. 379) : “Uzlah menjadi wajib ketika seseorang tidak mampu menjaga agamanya di tengah manusia.”

2). Ibnu Taymiyyah :

Majmū‘ al-Fatāwā
(Jilid 28, hal. 110–112) :
“Jika bercampur dengan manusia membawa kerusakan agama, maka uzlah lebih utama.”

Beliau tegas: “Agama didahulukan atas maslahat sosial.”

3). Ibnu Rajab al-Hanbali.

Dalam Jāmi‘ al-‘Ulūm wal-Ḥikam
(Hadits ke-12, hal. 321) : “Ketika keburukan merajalela dan amar ma‘ruf tak berdaya, uzlah menjadi keselamatan.”.

KESIMPULAN AKHIR.

Hadits bergaul = berlaku saat aman
Hadits uzlah = berlaku saat fitnah
Akhir zaman = kondisi fitnah global.

Maka untuk saat ini, berdasarkan Qur’an, hadits, dan kitab ulama:
Uzlah (dengan tetap menjaga kewajiban syariat) adalah pilihan yang lebih benar dan selamat bagi iman.

Walahu'alam.

MAJELIS GAZA
(Diki Candra)
26 Desember 2025

﷽Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA - Seri ke 26.*QURAN, HADITS & KITAB ULAMA : "YANG MEMBUAT SERUAN DIBAWAH INI, BERA...
26/12/2025



Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA - Seri ke 26.

*QURAN, HADITS & KITAB ULAMA : "YANG MEMBUAT SERUAN DIBAWAH INI, BERARTI DIA ITU SETAN (KAKI TANGAN DAJJAL)"*

"Bismillahirrahmanirrahim, saya menyerukan kepada seluruh penghuni Bukit Lebah, sudah saatnya supaya kembali ke daerah asal masing-masing untuk menyerukan dan memberikan pencerahan kepada keluarga dan kaum kerabatnya, baik yang jauh maupun dekat agar menjauhkan diri dari segala perbuatan syirik, syubhat dan bid’ah. Allah SWT memberikan hidaya-Nya supaya bisa berbagi dan membuka jalan hidayah bagi saudaranya."

》 QUR'AN, HADITS & KITAB ULAMA, MENYERUKAN WAKTUNYA UNTUK UZLAH.
》SETAN AKAN MENGAJAK SEBALIKNYA.

I. KAIDAH PENTING SEBELUM MENILAI.

Tidak semua seruan “dakwah” datang dari Allah.

Dalam Islam, kebenaran dinilai dari manhaj dan dampaknya, bukan dari niat yang diklaim.

Kaidah ushul:
“Al-ḥaqq yu‘rafu bid-dalīl lā bir-rijāl”
Kebenaran dikenal dari dalil, bukan dari orangnya.

II. ISI SERUAN DI ATAS & TITIK MASALAH SYAR‘I.

Isi pokok tulisan :
- Menyerukan keluar dari uzlah / Bukit Lebah.
- Menyuruh kembali ke masyarakat luas.
- Dalam konteks zaman fitnah besar
- Dengan klaim mencegah syirik, bid‘ah, syubhat

Masalah utama :

Seruan keluar uzlah massal ke tengah fitnah, padahal Qur’an, Sunnah, dan ulama justru memerintahkan uzlah ketika fitnah gelap dan tidak bisa dibedakan haq–batil.

III. DALIL QUR’AN: UZLAH DI ZAMAN FITNAH.

1). Ashabul Kahfi — DALIL UZLAH SAAT ZAMAN GELAP.

QS. Al-Kahfi: 16;
وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ

“Dan apabila kamu telah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah (syirik marata), maka berlindunglah ke dalam gua, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan rahmat-Nya kepadamu…”

Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5, hlm. ± 137: “Ini adalah dalil bahwa meninggalkan masyarakat rusak (karena syirik & fitnah) demi menjaga agama adalah syariat umat-umat sebelum kita dan berlaku hingga akhir zaman.”

Uzlah = rahmat, bukan kemunduran.

2). Larangan Terjun Saat Fitnah Gelap.

QS. Al-An‘ām: 68:
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ

“Jika engkau melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka.”

Perintah menjauh, bukan menyatu.

IV. HADITS SAHIH: PERINTAH UZLAH SAAT FITNAH.

1). Hadits Gunung & Kambing (UZLAH TOTAL).

HR. Bukhari no. 19:
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ خَيْرُ مَالِ الْمُسْلِمِ فِيهِ غَنَمٌ، يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ، يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنَ الْفِتَنِ

“Akan datang suatu masa, harta terbaik seorang Muslim adalah kambing, ia mengembalakannya di puncak gunung dan lembah, melarikan agamanya dari fitnah.”

Ini hadits akhir zaman (syarah ulama).

2). Hadits: Diam & Menjauh Lebih Selamat.

HR. Abu Dawud no. 4263 (hasan sahih)
Arab:
كُنْ حِلْسَ بَيْتِكَ
“Jadilah engkau seperti alas rumahmu (diam, tidak tampil).”

Syarh An-Nawawi: “Ini berlaku ketika fitnah tidak jelas mana haq dan batil.”.

V. PENJELASAN ULAMA BESAR TENTANG UZLAH.

1). Imam An-Nawawi (Syafi‘iyah).

Syarh Shahih Muslim, Jilid 18, hlm. 10 :
فَإِذَا كَثُرَ الْفِسْقُ وَالْفِتَنُ فَالِاعْتِزَالُ أَفْضَلُ

“Jika kefasikan dan fitnah telah merajalela, maka uzlah lebih utama.”

2). Imam Al-Ghazali.

Ihya ‘Ulumuddin, Kitab al-Uzlah, Jilid 2, hlm. ± 222.

الْعُزْلَةُ سَبَبُ السَّلَامَةِ فِي زَمَانِ الْفِتَنِ

“Uzlah adalah sebab keselamatan di zaman fitnah.”

Beliau menegaskan: “Keluar berdakwah tanpa bashirah di zaman rusak adalah pintu kehancuran diri dan orang lain.”

3). Ibnu Taimiyyah (Hanbali).

Majmu‘ Fatawa, Jilid 28, hlm. 221.

وَالْعُزْلَةُ تُشْرَعُ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
“Uzlah disyariatkan ketika manusia telah rusak.”

VI. DARI MANA SERUAN “KELUAR” ITU DATANG?

Kaidah Qur’an:

QS. Al-A‘raf: 200.
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
“Jika engkau digoda oleh setan dengan suatu dorongan…”

Ulama tafsir menjelaskan: Setan sering membungkus ajakan dengan istilah kebaikan.

QS. Al-Baqarah: 208.

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
“Jangan mengikuti langkah-langkah setan.”

Langkah setan tidak selalu maksiat kasar, tapi:
tergesa-gesa
keluar sebelum waktunya
meninggalkan benteng iman
menjerumuskan ke fitnah sosial.

VII. KESIMPULAN.

Berdasarkan: Qur’an, Hadits sahih, Ijma‘ ulama mu‘tabar.

Maka dapat ditegaskan secara ilmiah:

1). Seruan keluar massal dari uzlah ke tengah masyarakat di zaman fitnah gelap
BERTENTANGAN dengan manhaj Qur’an & Sunnah
dan selaras dengan pola godaan setan (kaki tangan dajjal) :

"membuka benteng sebelum waktunya."

VIII. PENEGASAN AKHIR (AMAN DARI SYUBHAT).

- Uzlah ≠ lari dari dakwah
- Uzlah = menjaga iman sampai Allah buka jalan
- Ashabul Kahfi, para ghuraba, dan pembantu Mahdi semuanya diawali uzlah.

Walahu'alam.

MAJELIS GAZA
(Diki Candra)
26 Desember 2025.

26/12/2025

Kajian Tadabbur Qur'an

26/12/2025

Alhamdulillah, Hari pertama belajar bahasa urdu. Langsung dari Pakistan. Pengajar Bro Ali Hamzah

Saat Petunjuk Allah Datang dengan Cara yang Tak Terduga : Mubasyirat Akhir ZamanDi akhir zaman ini adalah masa yang memb...
26/12/2025

Saat Petunjuk Allah Datang dengan Cara yang Tak Terduga : Mubasyirat Akhir Zaman

Di akhir zaman ini adalah masa yang membingungkan. Banyak orang merasa: hidup semakin mudah, teknologi semakin canggih, tapi hati justru semakin gelisah. Di tengah kondisi seperti ini, pertanyaan besar pun muncul:apakah Allah masih memberi petunjuk kepada hamba-Nya? Jawabannya: ya, tentu saja.Salah satu caranya adalah melalui mubasyirat—mimpi yang benar. Akhir Zaman Bukan Hanya Soal Dajjal sebagai Sosok…...

Di akhir zaman ini adalah masa yang membingungkan. Banyak orang merasa: hidup semakin mudah, teknologi semakin canggih, tapi hati justru semakin gelisah. Di tengah kondisi seperti ini, pertanyaan …

25/12/2025



Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA - Seri ke 25.

*DARI SISI ILMIAH - SYAR'I, RASIONAL & TERUKUR, HARI INI FITNAH DUNIA, SUDAH ADA DIMANA-MANA, BAHKAN TIDAK TERASA ADA DI DIRI KITA*

1️⃣ Ini sekaligus, pembuktian kebenaran mimpi Muhammad Qosim (MQ) bahwa dunia sudah gelap.
2️⃣ Membuktikan bahwa secara objektif, indikator “zaman fitnah” telah TERPENUHI dari hampir semua sisi kehidupan.
3️⃣ Quran, hadits dan kitab ulama menyatakan : Uzlah-lah

I. DEFINISI “FITNAH” SECARA ILMIAH & SYAR‘I.

Fitnah bukan hanya perang, tapi:
kebingungan nilai
distorsi kebenaran
tekanan sistemik terhadap iman.

II. DALIL UMUM: FITNAH AKAN MENYELURUH DI AKHIR ZAMAN.

QS. Al-Anfal: 25
Arab:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً
“Takutlah kalian terhadap fitnah yang tidak hanya menimpa orang zalim, tetapi menyebar kepada semua.”

Kata kunci ilmiah:
fitnah sistemik (systemic risk), bukan individual.

HR. Bukhari & Muslim

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
“Bersegeralah beramal sebelum datang fitnah seperti malam yang gelap gulita.”

Gelap gulita = hilangnya kejelasan moral dan kebenaran.

III. BUKTI ILMIAH: FITNAH DARI SEMUA SISI KEHIDUPAN.

Di bawah ini bukan opini agama semata, tetapi diakui dalam ilmu sosial modern.

1). FITNAH AKIDAH & KEYAKINAN (IDEOLOGIS).

Bentuknya:
Relativisme kebenaran (“semua agama sama”)
Spiritualitas tanpa Tuhan.

Tuhan diganti sistem, uang, teknologi.

QS. Al-Jatsiyah: 23
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ
“Tidakkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan?”

Fakta ilmiah:
Sosiologi menyebut ini “secular spirituality”
Agama diprivatisasi, Tuhan disingkirkan dari hukum & publik.

Al-Ghazali – Ihya’: “Syirik paling berbahaya adalah yang tidak disadari sebagai syirik.”

2). FITNAH MORAL & PERILAKU SOSIAL.

Indikator global:
Normalisasi zina, pornografi, LGBT
Rusaknya konsep keluarga
Hilangnya rasa malu.

QS. Al-A‘raf: 33
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ
“Katakan: Tuhanku mengharamkan perbuatan keji…”

HR. Ibnu Majah:
“Tidaklah zina tampak terang-terangan, kecuali datang penyakit yang belum pernah ada.”

Ilmu kesehatan modern membenarkan korelasi ini.

3). FITNAH EKONOMI & SISTEM KEHIDUPAN.

Fakta objektif:
Riba global (bank, utang negara, inflasi)
Ketimpangan ekstrem
Hidup dikontrol sistem hutang
QS. Al-Baqarah: 279.
فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ
“Maka umumkanlah perang dari Allah (bagi pelaku riba).”

Ibnu Taimiyyah: “Sistem zalim lebih merusak agama daripada kezaliman individu.”

Perang dari Allah = fitnah besar, bukan kecil.

4). FITNAH MEDIA, INFORMASI & DIGITAL.

Fenomena ilmiah:
Hoaks masif
Algoritma membentuk opini
Manipulasi kesadaran publik

QS. An-Nur: 19
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ
“Orang-orang yang s**a tersebarnya keburukan…”

Ulama kontemporer:
“Media adalah fitnah paling halus karena masuk tanpa izin.”

Inilah makna “fitnah seperti malam gelap”.

5). FITNAH KEAGAMAAN ITU SENDIRI.

Bentuknya:
Agama dipolitisasi
Dakwah tanpa ilmu
Klaim kebenaran saling menyesatkan.

QS. Al-An‘am: 159
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ
“Sesungguhnya orang yang memecah belah agama…”

Imam Malik:
“Fitnah terbesar adalah orang rusak yang berbicara atas nama agama.”

6). FITNAH PSIKOLOGIS & MENTAL MANUSIA

Ilmiah:
Lonjakan depresi, kecemasan
Kehilangan makna hidup
Kelelahan eksistensial.

QS. Taha: 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“Barangsiapa berpaling dari-Ku, hidupnya sempit.”

Psikologi modern menyebut: “meaning crisis”.

7). SYIRIK MODERB SUDAH MEWABAH.

Akan dijelaskan dalam tulisan terpisah. Seri berikut2nya.

IV. KORELASI DENGAN KRITERIA ULAMA: “KAPAN UZLAH DISYARIATKAN”

Imam An-Nawawi:
“Jika fitnah merata dan sulit dibedakan, uzlah lebih selamat.”

Ibnu Taimiyyah: “Ketika kerusakan sistemik terjadi, menjauh adalah penjagaan agama.”

Al-Ghazali: “Jika mayoritas manusia merusak, maka keselamatan ada pada menyendiri.”

Semua indikator itu hari ini TERPENUHI.

V. KESIMPULAN ILMIAH & OBJEKTIF

Secara ilmiah & syar‘i dapat disimpulkan :

1). Fitnah sudah bersifat global & sistemik.
2). Menyentuh akidah, moral, ekonomi, informasi, psikologi, dan agama itu sendiri.
3). Sesuai dengan deskripsi fitnah akhir zaman dalam hadits
4). Sesuai dengan kriteria ulama tentang waktu uzlah
Maka pernyataan bahwa “fitnah hari ini ada di mana-mana”
bukan klaim emosional,
tetapi kesimpulan ilmiah-syar‘i yang rasional dan terukur.

Walahu'alam.

MAJELIS GAZA
(Diki Candra).
26 Desember 2025.

25/12/2025



Perpustakaan Eskatologi Majelis GAZA – Seri 24.

*APAKAH MIMPI YANG DITERIMA AL-MAHDI ATAU SEORANG WALI BESAR, SETIAP MIMPINYA DIJAMIN BENAR MIMPI DARI ALLAH (MIBASYIRAT)* ?

TIDAK !.

Dalam Islam tidak ada jaminan bahwa setiap mimpi yang diterima al-Mahdi atau seorang wali besar pasti berasal dari Allah (mubasyirāt).

Jika dikaitkan dengan mimpi MQ, maka ada yang menarik, sejak sekitar tahun 2014, ada pernyataan atau mimpi nya, yang mengatakan mimpi-mimpi UTAMANYA telah disampaikan ke publik. Bisa jadi itu isyarat, mimpi yang dijamin kebenarnanya, sedah selesai diterima dan dishare ke publik.

Yang dijamin benar secara mutlak hanyalah wahyu kepada para nabi.
Selain nabi—termasuk wali setinggi apa pun—tidak ma‘ṣūm dari kesalahan dalam mimpi.

Penjelasan ini bukan untuk meremehkan mimpi, tetapi justru agar umat tidak ragu, tidak terseret ghuluw, dan tetap berada di atas kaidah Qur’an–Sunnah–manhaj ulama.

1). Prinsip Besar dalam Al-Qur’an.

a). Wahyu yang dijamin kebenarannya hanya untuk Nabi.

﴿وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ۝ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ﴾
“Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara dari hawa nafsu. Itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS. an-Najm: 3–4).

Tafsir ulama:
Ayat ini khusus untuk Nabi ﷺ, bukan untuk wali (al Mahdi = Wali)

b). Ilham & mimpi selain nabi tidak dijamin kebenarannya.

﴿وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ﴾
“Di atas setiap orang yang berilmu masih ada Yang Maha Mengetahui.” (QS. Yusuf: 76).

Ini menjadi dasar kaidah:
setinggi apa pun ilmu seseorang, ia masih bisa salah.

2). Apakah Mimpi Para Wali / Al Mahdi, Bisa Salah?

BISA !.

a). Imam an-Nawawi (w. 676 H). Dalam Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim:

“الرؤيا الصالحة حق، ولكن لا يُبنى عليها حكم شرعي، ولا يُقطع بصحتها إلا بعد عرضها على الكتاب والسنة.”
“Mimpi shalih itu benar (pada asalnya), namun tidak boleh dijadikan dasar hukum syariat, dan tidak boleh dipastikan kebenarannya kecuali setelah ditimbang dengan Al-Qur’an dan Sunnah [ditafsirkan dengan merujuk kepada quran dan hadits].” (Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim, an-Nawawi, jilid 15, hlm. 26–27 (cet. Dār Ihyā’ at-Turāth).

b). Ibn Taymiyyah (w. 728 H).

Dalam Majmū‘ al-Fatāwā:
“وأولياء الله غير معصومين، يجوز عليهم الخطأ في الرؤيا والإلهام، فما وافق الكتاب والسنة قُبل، وما خالفهما رُدّ.”

“Para wali Allah tidak ma‘ṣūm; bisa terjadi kesalahan pada mimpi dan ilham mereka. Maka apa yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah diterima, dan apa yang menyelisihinya ditolak.”(Majmū‘ al-Fatāwā, jilid 11, hlm. 313.

c). Imam al-Qurṭubī (w. 671 H).

Dalam al-Jāmi‘ li Aḥkām al-Qur’ān:
“الرؤيا لا يُحتج بها في الأحكام، لأنها ظنّ، والشرع لا يُبنى على الظنون.”
“Mimpi tidak dijadikan hujjah dalam hukum, karena ia bersifat dugaan, sementara syariat tidak dibangun di atas dugaan.” (Tafsir al-Qurṭubī, jilid 9, hlm. 120).

Imam as-Suyūṭī menegaskan :

“المهدي إمام عادل، لا نبي، فلا وحي له، وإنما يُسدَّد بالتوفيق.”
“Al-Mahdi adalah imam yang adil, bukan nabi, tidak ada wahyu baginya; ia hanya diberi taufik.” (al-‘Arf al-Wardī fī Akhbār al-Mahdī, hlm. 128).

Ibn al-Qayyim berkata:
“الرؤيا تسرّ المؤمن ولا تغرّه.”
“Mimpi itu menggembirakan orang beriman, tapi tidak boleh menipunya.” (Madarij as-Sālikīn, jilid 2, hlm. 92).

3). Hal khusus terkait MQ dan mimpinya.

- Dua contoh mimpinya, dimana penulis menyaksikan langsung, saat MQ sedang marah-marah. Lalu bermimpi. Dan isi mimpinya persis seperti mimpi Ci Susila, marah2 / mengancam. Menyalahkan penulis dan rombongan penasehat GAZA. Satu lagi mimpi tentang mba natami. Itu juga mimpinya terjadi ketika MQ marah2 ke mba Matami.

- Disaat ini penulis melihat isi mimpinya aneh, sehingga berkeyakinan mimpi nya dari bunga tidur.

- Jika kita lihat, MQ tidak bisa terhindar dari fitnah dajjal (mimpi topeng yang dikirim dajjal), lalu tergoda gadis, dan mimpi kegagalan2 lainnya, ini memperkuat pendapat ulama diatas, al Mahdi tidak maksum.

Kesimpulan :

- Mimpi wali / al-Mahdi bisa benar, bisa salah.
- Tidak dijamin selalu dari Allah.
- Tidak otomatis mubasyirāt.
- Wajib ditimbang (ditafsir) dengan Qur’an & Sunnah.
- Menjaga mimpi ≠ membangun agama dari mimpi.

Dengan pemahaman ini :
- Orang beriman tidak meremehkan mimpi.
- Namun Orang berilmu tidak terjerumus ghuluw.

Walahu'alam.

MAJELIS GAZA
(Diki Candra)
25 Desember 2025.

Address

Jakarta
11160

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Gerakan Akhir Zaman - GAZA posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Gerakan Akhir Zaman - GAZA:

Share