
11/07/2025
Gaji Tak Manusiawi, Guru Honorer di Purbalingga Nyambi Jualan Es
Nur Hidayat, guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Kabunderan, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng).
Dalam kesehariannya, usai mengajar sebagai guru olah raga, dia melanjutkan dengan berjualan es keliling.
Sudah dua tahun rutinitas pekerjaan ini dia jalani dengan penuh semangat demi mencukupi kebutuhan istri dan anaknya.
“Kalau cuma andalkan gaji tidak cukup. Gaji yang saya terima hanya cukup untuk menutupi biaya transportasi sehari-hari,” kata Yayat.
Dia menceritakan, tiap bulannya menerima gaji Rp700.000. Jumlah uang itu tidak cukup untuk bertahan hidup sebulan dengan istri dan seorang anaknya.
Karena itu sepulang mengajar di sekolah, Yayat ganti kostum dan memacu motornya melintasi berbagai kawasan permukiman warga untuk menjual es pisang ijo.
“Alhamdulillah saya bisa mendapat kelebihan. Jika sepi bisa Rp50.000, kalau lagi ramai Rp100.000-an,” ujarnya.
Terik matahari yang membakar kulitnya tak menjadi halangan. Baginya, kewajiban sebagai kepala rumah tangga untuk menghidupi istri dan anak jauh lebih penting.
Meski berat, Yayat mengaku menjalani kehidupannya tanpa keluhan. Dia memiliki secercah harapan agar nasib guru honorer bisa membaik.
Kesejahteraan dapat mereka rasakan, minimal mencukupi kebutuhan hidup berumah tangga sehari-hari.
“Harapan saya agar nasib kami diperhatikan,” ucapnya.