14/11/2025
Agro Maritim Anies; Bentangkan Laut, Perkuat Pertahanan – Keamanan
"Memang pilpres 2024 sudah lewat. Tetapi konsep Welfare State ini, beri harapan untuk rakyat.
Tulisan ini, direview Google Drive dan iCloud IPhone, melalui email."
Penulis: Rusdianto Samawa II Gema Pelaut AMIN
_____
Sudah pasti seluruh negara di dunia ini, butuh Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia yang mengusung JRM. Namun, Jalur Rempah Maritim (JRM) saat ini, bukan menjadi trademark program pemerintah dalam melambungkan nama besar Indonesia dikancah global, melalui diplomasi, geopolitik dan geoekonomi.
Anies Baswedan, melalui program visi misinya, ingin membumikan Indonesia sebagai kekuatan nasional sekaligus kekuatan Global yang menentukan keputusan diatas negara – negara di dunia. Indonesia sala satu negara berkembang, yang ikut menentukan masa depan dunia. Tentu harus bernyali besar dan tanpa mundur sejengkal untuk memperoleh legitimasi dunia.
Indonesia sendiri, hadapi dua negara yang selalu ingin bercokol, baik mekanisme investasi maupun pertahanan – keamanan yakni Amerika Serikat dan China. Apalagi Tiongkok pasti bertekad tetap kolaborasi dengan negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Pasalnya, sebagian lintasan laut Jalur Sutra Maritim (JSM) Tiongkok berada di perairan kepulauan Indonesia.
Begitu juga, Amerika tetap butuh Indonesia, dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Amerika anggap Indonesia sebagai mitra strategis untuk membangun kekuatan. Karena Amerika memiliki peluang lebih besar untuk kooptasi Indonesia, melalui sekutunya seperti Australia, Papua Nugini dan Timor Leste.
Kekuatan sekutu Amerika ini, perlu dipertimbangkan. Bisa jadi Amerika menyerang pertahanan Indonesia memakai fasilitas armada perang Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Hubungan Indonesia dengan ketiga sekutu Amerika ini, tidak dalam keadaan baik – baik. Suatu waktu bisa berubah.
Namun, perlu jadi acuan kedepan, dasar diplomasi Indonesia harus lebih kuat atas problem batas maritim yang telah tetapkan perairan ZEE di perbatasan Laut Cina Selatan sebagai perairan Laut Natuna Utara. Tiongkok tak bisa klaim batas maritimnya dengan Indonesia. Karena hukum laut internasional (United Nation Convention of Law of the Sea/UNCLOS) tahun 1982 bahwa Tiongkok bukan negara kepulauan. Jadi, Tiongkok tidak bisa menarik garis batas maritimnya dengan Indonesia.
Bahkan Tiongkok bisa lenyap status maritim dan batas negara atas laut, kalau Indonesia berani jalankan kebijakan: Pagari Laut melalui skema Jalur Rempah Maritim atau Jalur Pangan Maritim (JPM) atau Jalur Agro Maritim (JAM).
Karena itu, Indonesia kedepan harus perkuat pertahanan dan keamanan sehingga Indonesia dapat tumbuh dimasa depan. Tentu, Capres Anies Baswedan pada debat ketiga sudah menegaskan akan menjamin kesejahteraan para TNI – POLRI sebagai penjaga kedaulatan negara. Tentu secara bersamaan perkuat Alutsista yang terbaru sehingga Indonesia bisa bertahan dimasa depan.
Konsep Agro Maritim bagi Anies Baswedan, adalah peluang perkuat Indonesia dalam perdagangan Internasional. Sekaligus alat diplomasi politik, pertahanan dan keamanan nasional Indonesia, sehingga negara terlindungi dan rakyat sejahtera (Welfare State).
Secara praktis Indonesia belum memahami kekuatannya sendiri atas maritim. Deklarasi Jalur Sutra Maritim (JSM) mendahului gagasan Poros Maritim Dunia (PMD). Indonesia umumkan Poros Maritim Dunia (PMD) melalui Forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan East Asia Summit IX, November 2014. Padahal maritim dan Jalur Rempah Maritim (JRM) adalah konsep yang sudah lama hadir dibumi Nusantara, sejak Majapahit dan Gajah Mada.
Eh, ternyata gagasan PMD ini, jadi sub investasi infrastruktur Cina di Indonesia yang melahirkan hutang banyak itu: dari “Tol darat hingga Tol Langit.” Ini semata – mata Indonesia di gadai dan dijual. Akibatnya apa? Investasi China diberbagai Kepulauan Indonesia merebak seperti jamur tumbuh di musim panas.
Tiongkok sudah tau gelagat Indonesia, kalau lautnya mau dipagari buat bayar utang dan penunjang ekonomi dalam negeri. Tetapi, Tiongkok tidak kalah cerdas juga. Salah satu perlu dicermati adalah sikap Tiongkok bujuk Thailand selama satu dasawarsa yang berupaya ajak Thailand bangun proyek pembukaan Terusan Kra.
Terusan Kra bakal hubungkan Laut Cina Selatan dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia. Pembukaan terusan Kra sekaligus mengubah tata pelayaran kawasan Asia Tenggara. Nantinya rantai pasok maritim barang maupun jasa dari dan keluar Tiongkok bakal lebih pendek.
Apakah Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Madura dan Selat Sunda akan sepi sebagai jalur pelayaran perdagangan dengan dibukanya terusan Kra? Insha Allah, tidak. Pasalnya jalur pelayaran menuju Pasifik dari Australia lewat Samudra Hindia, masuk ke Selat Lombok, Ombai-Wetar, Selat Makassar hingga Laut Banda pun bakal marak seiring dengan terimplementasinya konsep Porod Maritim Dunia (PMD).