Magic Game

Magic Game "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13)

"Sebuah pandangan langka ke masa awal Paus Leo XIV—saat itu masih Robert Prevost kecil—bersama ibu tercintanya Mildred M...
11/05/2025

"Sebuah pandangan langka ke masa awal Paus Leo XIV—saat itu masih Robert Prevost kecil—bersama ibu tercintanya Mildred Martínez, dan saudara-saudaranya John dan Louis Prevost. Dari awal yang sederhana ini, tumbuh kehidupan dengan iman yang mendalam dan pelayanan kepada Gereja."

Paus Leo XIV sebagai Jembatan PersatuanPemilihan Kardinal Robert Prevost sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat—sebua...
09/05/2025

Paus Leo XIV sebagai Jembatan Persatuan

Pemilihan Kardinal Robert Prevost sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat—sebuah negara dengan mayoritas Protestan—menjadi momen bersejarah yang sarat dengan makna ekumenis dan teologis. Dalam konteks ekumenisme, terpilihnya seorang Paus dari tradisi Agustinian (ordo yang sama dengan Martin Luther) dan melanjutkan warisan Paus Leo XIII (dengan ensiklik Aeterni Patris yang menekankan pembaruan Thomisme) serta terpilih pada perayaan Bunda Maria dari Pompeii, bisa dilihat sebagai tanda penyelenggaraan ilahi yang mendorong persatuan umat Kristen.

1. Amerika Serikat dan Warisan Ekumenis
Sebagai Paus pertama dari AS, Prevost membawa pengalaman unik tentang dialog dengan Protestanisme, yang dominan di negaranya. Gereja Katolik AS sendiri telah lama terlibat dalam dialog ekumenis (misalnya, dengan Evangelicals and Catholics Together). Paus dari latar belakang ini mungkin akan lebih memahami dinamika teologis dan kultural yang memisahkan Katolik-Protestan, sekaligus mencari titik temu, khususnya dalam otoritas Kitab Suci, Tradisi, dan keselamatan oleh rahmat.

2. Ordo Agustinian dan Jejak Martin Luther
Fakta bahwa Prevost berasal dari Ordo Santo Agustinus (OSA)—ordo yang sama dengan Martin Luther—bisa menjadi simbol rekonsiliasi. Luther sendiri adalah seorang biarawan Agustinian yang awalnya ingin mereformasi Gereja dari dalam. Dengan memilih seorang Paus dari ordo ini, Gereja seolah mengingatkan bahwa reformasi sejati terjadi dalam persatuan, bukan perpecahan.

Aeterni Patris (1879) dari Leo XIII yang mengangkat kembali filsafat St. Thomas Aquinas juga relevan karena Aquinas sering dihargai baik oleh Katolik maupun Protestan (misalnya, dalam teologi alamiah dan etika). Paus Prevost mungkin melanjutkan pendekatan ini dengan menekankan akal dan iman sebagai jembatan ekumenis.

3. Bunda Maria dari Pompeii dan Kembalinya Umat kepada Gereja
Pemilihannya pada perayaan Bunda Maria dari Pompeii (yang terkait dengan devosi Rosario dan pertobatan) mengisyaratkan peran Maria sebagai Bunda Persatuan. Banyak gerakan seperti Coming Home Network mencatat bahwa ribuan Protestan, khususnya dari tradisi Evangelikal dan Anglikan, telah kembali ke Gereja Katolik karena devosi kepada Maria, Ekaristi, dan kesinambungan apostolik.

Dalam perspektif ekumenis, kembalinya umat ke Gereja Katolik bukanlah "kemenangan" satu pihak, melainkan pemenuhan kerinduan akan persatuan yang Kristus kehendaki (Yoh 17:21). Gereja Katolik, dengan sakramen-sakramen dan Tradisi yang hidup, menawarkan kepenuhan sarana keselamatan, tetapi juga terbuka untuk belajar dari semangat iman Protestan (seperti penekanan pada Kitab Suci dan keterlibatan awam).

Kesimpulan: Ekumenisme dalam Terang Paus Baru
Paus Prevost, dengan latar belakangnya, bisa menjadi jembatan antara Katolik dan Protestan, khususnya dengan:

Mendorong dialog teologis (misalnya, tentang pembenaran, sakramen, dan otoritas Gereja),

Menghidupkan warisan Agustinian-Thomistik yang bisa diterima banyak pihak,

Memperkuat devosi Marian sebagai jalan persatuan, bukan perpecahan.

Kembalinya banyak umat ke Gereja Katolik adalah undangan untuk semua Kristen agar melihat Gereja sebagai "rumah bersama" di mana "yang hilang" bisa pulang (Luk 15:11-32), tanpa kehilangan kekayaan rohani mereka. Persatuan bukanlah penyeragaman, tetapi persekutuan dalam kebenaran dan kasih.

Soli Deo Gloria – dan semoga Bunda Maria dari Pompeii mendoakan jalan menuju persatuan Kristen.

Kredit: Romo Patris Allegro

Pertanyaan: Kalau pengorbanan tubuh Yesus Kristus itu "sekali untuk selama-lamanya" (Ibrani 10:10), mengapa Gereja Katol...
19/06/2024

Pertanyaan: Kalau pengorbanan tubuh Yesus Kristus itu "sekali untuk selama-lamanya" (Ibrani 10:10), mengapa Gereja Katolik "mengulang-ulang" korban Kristus dalam Ekaristi dan memiliki jabatan "imam"?

Jawaban: Gereja Katolik tidak "mengulang-ulang" korban Kristus dalam Ekaristi dan jabatan "imam" itu tidak seperti jabatan "imam" pada zaman Perjanjian Lama yang mempersembahkan domba dan lembu.

St. Thomas Aquinas dalam Summa Theologica menjelaskan bahwa Ekaristi adalah peringatan akan pengorbanan Kristus di salib, yang "menghadirkan kembali" pengorbanan itu dalam cara yang sakramental, bukan dalam cara yang berulang. Ekaristi bukanlah pengulangan korban, melainkan perayaan satu korban yang sama yang terjadi di Kalvari. Pandangan ini sejalan dengan St. Agustinus yang menyatakan bahwa "korban Kristus adalah satu-satunya korban yang sempurna dan cukup untuk semua waktu" (Ibrani 10:14). Maka, Ekaristi adalah partisipasi umat beriman dalam pengorbanan yang sama, bukan pengulangan atau perpanjangan pengorbanan tersebut.

Untuk lebih memahami ini, kita bisa menggunakan analogi proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diperingati tiap tahun pada tanggal 17 Agustus. Pada peringatan tersebut, naskah Proklamasi "atas nama rakyat Indonesia" dibacakan oleh ketua MPR. Apakah hal itu berarti bangsa Indonesia memproklamasikan lagi atau mengulang-ulang kemerdekaannya tiap tahun? Tentu tidak demikian penjelasannya. Demikian juga, perayaan Ekaristi bukanlah pengulangan pengorbanan Kristus, melainkan peringatan yang menghadirkan kembali dalam cara sakramental.

Istilah "sekali untuk selama-lamanya" dalam Ibrani 10:10 memiliki makna "perpetual" atau "dalam kekekalan". Ini berbeda dengan korban domba atau lembu yang memiliki "masa berlaku" dan harus diperbarui. Korban Kristus menyucikan kita untuk selama-lamanya; menyucikan kita kemarin, hari ini, besok, dan selama-lamanya. Itu tidak berarti diulang-ulang. Dalam Ekaristi, imam melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus sendiri, "lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku" (Lukas 22:19; 1 Korintus 11:24).

Dalam bukunya, The Lamb's Supper, Scott Hahn menekankan bahwa Ekaristi adalah partisipasi dalam liturgi surgawi yang berlangsung kekal di hadapan Allah. Hahn menggambarkan Ekaristi sebagai pintu gerbang ke surga, di mana umat beriman bersatu dengan para kudus dan malaikat dalam penyembahan abadi kepada Tuhan. Ekaristi adalah cerminan dari liturgi surgawi yang sempurna dan abadi, di mana korban Kristus terus dihadirkan secara sakramental di hadapan Allah Bapa (Wahyu 5:6).

'Imam' Katolik tidak berfungsi sebagai imam Perjanjian Lama, melainkan menjalankan imamat Kristus sebagai Imam Agung, atau istilahnya in persona Christi. Hal ini berarti imam Katolik bertindak dalam pribadi Kristus, bukan atas nama pribadinya sendiri.

St. Cyril dari Yerusalem dalam Catechetical Lectures menjelaskan, "Jangan melihat roti dan anggur sebagai sesuatu yang biasa. Melalui kata-kata Yesus dan doa yang dipanjatkan, mereka menjadi tubuh dan darah Kristus." Ini menekankan transformasi sakramental yang terjadi dalam Ekaristi.

Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Ecclesia de Eucharistia menegaskan bahwa Ekaristi adalah puncak dan sumber dari kehidupan Kristen. Ini adalah puncak dan sumber kehidupan spiritual umat Katolik, di mana mereka menerima tubuh dan darah Kristus sebagai sumber kekuatan rohani dan persatuan dengan Tuhan. Ekaristi adalah tanda kasih terbesar Kristus kepada Gereja-Nya, di mana Dia memberikan diri-Nya secara total untuk keselamatan umat manusia.

Henri de Lubac, seorang teolog Katolik terkenal, juga menulis bahwa Ekaristi membuat Gereja menjadi Tubuh Kristus yang hidup. "Ekaristi membangun Gereja dan Gereja hidup dari Ekaristi." Oleh karena itu, peran imam dalam Ekaristi adalah sangat penting karena melalui tangan mereka, Kristus sendiri hadir dan berkarya dalam sakramen tersebut (1 Korintus 10:16-17).

Dengan demikian, pemahaman tentang Ekaristi dan imamat dalam Gereja Katolik adalah manifestasi dari pengorbanan Kristus yang kekal dan tidak berulang, tetapi selalu hadir dan menguduskan umat beriman melalui sakramen yang diberikan oleh Kristus sendiri. Ekaristi adalah perayaan kasih dan pengorbanan Kristus yang menghubungkan umat beriman dengan misteri penebusan yang abadi.

Kredit: Romo Basilius Magnus
Gambar: YOE-Art-St.-Germain-Diane_name-1.jpg

18/11/2023

Gereja diutus untuk mewartakan Keselamatan.
~Romo Argo, OAD

29/10/2023

Benarkah Allah dalam Perjanjian lama kejam?
~Romo Argo, OAD

Sejarawan dan penulis apologetik Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, menjelaskan bahwa Yesus adalah orang bijak yang d...
02/05/2023

Sejarawan dan penulis apologetik Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, menjelaskan bahwa Yesus adalah orang bijak yang dihukum salib pada masa pemerintahan Pontius Pilatus.

Perlu digarisbawahi bahwa Yesus bukanlah tokoh legenda. Ia adalah seorang pribadi yang nyata pernah ada dalam sejarah umat manusia. Sejarawan dan penulis apologetik Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, menjelaskan bahwa Yesus adalah orang bijak yang dihukum salib pada masa pemerintahan Pontius Pila...

Saat ini, ada saja orang yang membantah serta menentang iman Katolik. Mereka mempertanyakan ke-Tuhan-an Yesus, yang bara...
26/04/2023

Saat ini, ada saja orang yang membantah serta menentang iman Katolik. Mereka mempertanyakan ke-Tuhan-an Yesus, yang barangkali membuat segelintir dari kita ikut goyah imannya.

Melihat dan Percaya: Renungan Pekan III Paskah, 26 April 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kis. 8:1b-8; Injil: Yoh. 6:35-40 Melihat dan percaya adalah dua hal yang saling terkait satu sama lain. Mengapa? Karena seringkali orang mampu percaya dengan sepenuh hati setelah melihat dengan mata kepala sen...

Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Di kala yang lain memohonkan keselamatan, Yesus menjamin keselamatan kita.
22/04/2023

Hanya Yesuslah sumber keselamatan. Di kala yang lain memohonkan keselamatan, Yesus menjamin keselamatan kita.

Dasar Biblis: Kis. 4:8-12; 1 Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18 Petrus, mewakili para rasul, dengan yakin seyakin-yakinnya mengatakan bahwa Yesuslah sumber keselamatan satu-satunya. Di luar Yesus tidak ada keselamatan. Jika hari ini kita bertanya kepada Petrus apakah ada nama lain di dunia ini yang bisa menj...

Kita semua yang telah dibaptis diutus untuk menjadi saksi Kristus. Mengapa? Karena keselamatan Allah lewat Yesus Kristus...
20/04/2023

Kita semua yang telah dibaptis diutus untuk menjadi saksi Kristus. Mengapa? Karena keselamatan Allah lewat Yesus Kristus harus ditawarkan kepada segala bangsa.

Saksi: Renungan Pekan II Paskah, 20 April 2023 — JalaPress.com; Bacaan I: Kis. 5:27-33; Injil: Yoh. 3:31-36 Saksi adalah orang yang melihat dan mengetahui sendiri suatu peristiwa atau tentang seseorang. Para murid Yesus adalah saksi tentang kebangkitan Yesus. Yohanes Pembaptis juga adalah saksi te...

Address

Jakarta
<<NOT-APPLICABLE>>

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Magic Game posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Magic Game:

Share