Bubu Pedia

Bubu Pedia Jelajahi Dunia Misteri Bersama Bubu! Jelajahi dunia yang misteri ini bersama bubu!
(13)

Liburan akhir pekan.. Sekedar info, pasca penangguhan grup/akun Facebook masal pada 24 Juni 2025,  beberapa grup sudah k...
29/06/2025

Liburan akhir pekan.. Sekedar info, pasca penangguhan grup/akun Facebook masal pada 24 Juni 2025, beberapa grup sudah kembali, termasuk grup kami "[BUBU]: Dimana Kamu Menyukai Hal Yang Berbau Misteri dan Horor" Berikut Fakta Hilangnya Grup Facebook 2025: Kronologi, Penyebab, dan Solusi.

Pada tanggal 24 Juni 2025, banyak user Facebook di Indonesia mendapati grup-grup yang mereka ikuti menghilang.

Tidak hanya di Indonesia saja, kasus sama terjadi di Kanada, Amerika Serikat, Thailand, Vietnam, dan masih banyak lagi. Alasan penghapusan grup sangat ambigu.

Pihak Facebook dan Meta belum memberikan alasan resmi kenapa berbagai grup Facebook menghilang dan beberapa admin terkena ban.

Dalam 5 hari yang lalu, banyak pengguna Facebook Indonesia dibuat gempar karena grup mereka menghilang secara misterius.

Kejadian ini terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga di belahan dunia lain, dan berdampak pada berbagai jenis grup.

Spekulasi menyebutkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh AI Facebook yang sedang error, atau ulah hacker yang melakukan mass reporting.

Dikutip dari Subreddit Facebook, berikut adalah beberapa fakta seputar kasus hilangnya grup Facebook secara masal di bulan Juni 2025.

1. KRONOLOGI MENGHILANGNYA BERBAGAI GRUP FACEBOOK

Pada tanggal 24 Juni 2025, banyak user Facebook di Indonesia mendapati grup-grup yang mereka ikuti menghilang. Tidak hanya di Indonesia saja, kasus sama terjadi di Kanada, Amerika Serikat, Thailand, Vietnam, dan masih banyak lagi.

Jenis grup yang terdampak beragam, mulai dari fanbase animanga dan game, grup komunitas atau meme, grup parenting, grup konsuling, paguyuban developer game, forum jual-beli, dan lain-lain.

Alasan yang diberikan sistem Facebook terkait penghapusan grup pun sangat ambigu. Contohnya konten terorisme atau pornografi, padahal tidak pernah ada konten tersebut di dalam grup.

Pengguna Facebook yang terdampak tidak dapat menemukan grup mereka. Pengguna yang menjadi admin di grup yang terdampak mengajukan banding kepada Facebook. Namun, tidak ada perubahan yang terjadi dan bahkan akun mereka terkena ban atau kehilangan akses grup.

2. PENYEBAB GRUP FACEBOOK MENGHILANG

Saat ini, pihak Facebook dan Meta belum memberikan alasan kenapa berbagai grup Facebook menghilang dan beberapa admin terkena ban.

Namun, berdasarkan pengamatan dari komunitas pengguna Facebook, ada beberapa hal yang ditenggarai menjadi penyebab menghilangnya grup-grup ini.

• Pengguna yang jahat memanfaatkan bot dan celah keamanan Facebook untuk melakukan mass reporting terhadap beberapa grup.

• Sistem moderator AI menangkap false flag berupa kata kunci atau avatar yang dianggap berbahaya, namun sebenarnya tidak demikian.

• Beberapa grup membahas topik yang dianggap sensitif seperti isu Palestina, LGBT, feminisme, politik, dan lain-lain, sehingga memicu sistem moderator AI.

3. LANGKAH PENCEGAHAN GRUP MENGHILANG

Untuk saat ini, beberapa grup Facebook yang dilaporkan menghilang telah kembali. Sebagian grup kembali dalam kondisi utuh, sementara lainnya mendapati nama grup berubah.

Sebagai bentuk pencegahan kasus serupa di masa depan, admin dan anggota grup dapat melakukan hal berikut ini.

• Biarkan grup apa adanya. Jangan memposting konten, jangan melakukan moderasi konten, dan jangan mengubah setting grup.

• Jangan melakukan banding secara berulang, karena ditakutkan akan membuat proses banding lebih sulit diterima.

• Tunggu selama 1-3 hari, apabila AI Facebook melakukan kesalahan maka tim Facebook akan mengembalikan setting grup seperti semula

-bubu

source: GGWP
meme by: bubu pedia

Grup gosong hari ini- (BUBU: Dimana Kamu Menyukai Hal Yang berbau Horor Dan Misteri) - Ensiklopedia Memes University (EM...
24/06/2025

Grup gosong hari ini

- (BUBU: Dimana Kamu Menyukai Hal Yang berbau Horor Dan Misteri)
- Ensiklopedia Memes University (EMU)
- 24 Jam Kurator Meme
- Omke Gas
- NPC
- Bebek Goreng
- Doksli
- Pahe
- Biskuitgosong
- Forum Militer Indonesia
- Timpa Teks/Timpa Posting
- Love!! Gundam
- ZZZ Official
- Penangkaran Satwa liar (GPU)
- Bang Dream Sh*tposting Menyegarkan
- Penangkaran Satwa Liar (PA)
- Project Sekai
- ingin menjadi programer namun enggan Ngoding (disuruh rajin)
- ingin menjadi illustrator namun enggan menggambar (disuruh Rajin)
- Ingin menjadi editor namun enggan mengedit (disuruh Rajin)
- Kolam Lele
- Pixel Art Indonesia
̶-̶ ̶G̶e̶n̶s̶h̶i̶n̶ ̶O̶f̶f̶i̶c̶i̶a̶l̶ ̶(̶s̶u̶d̶a̶h̶ ̶k̶e̶m̶b̶a̶l̶i̶)̶
- Angkringan Vtuber
- GFX Indonesia
- Ingin menjadi animator namun enggan Gerakin frame
- Bekakas
- KKN (keluh Kesah Ngampus)
- Intake
- LaU
- Keluh Kesah Bermain HSR/Wuwa/GI
- Flavumcorpus
- OKSD
- Seputar Otaku Community
- INGIN MENJADI PENULIS, NAMUN ENGGAN MENULIS (DISURUH RAJIN)
- ACE
- Cartoonposting
- Kblb
- japeli
- identity V (JB) & Official
- Info peniup game online
- dragon nest JB
- Moba legends JB
- JB PGR
- Dragon nest M official
- ETCI 3.0
- KKN (Keluh Kesah Nganggur)
- Anomali entitas bumi
- Grup Yuru Camp & MONO Indonesia
- Lowres
- Hotwheels kolektor
- Blue Archive Indonesia Community
- Anda bertanya sains menjawab
- K3BT
- GFIC (Girls Frontline Indonesia Community)
- HSR Global
- KKPC
- Airdrop Indonesia
- Drama internet
- Penyelam handal
- Komunitaa Orang Susah
- Bapacklogi Science
- Bagaimana Cara Kita memberitahunya
- Pinjam Dulu seratus
- SUKI
- Tongkrongan Audio Indonesia
- Orangposting
- Potong Teks
- Guardian tales Unofficial
- Sh*tmeme untuk kebutuhan Wibu
- Re Arknights Indonesia
- Perfect Cut
- Keluh Kesah Lele/Pekerja/
- Bleach Indonesia
- Blue Archive Indonesia - SMGW
- JB karbu Area Sidoarjo
- Arsip Biru

akan di update secara berkala
Sampe saat ini yang baru bubu tau, mungkin grup yang hangus bisa mencapai ribuan.

1P-31/5/2025fOldP-24/12/2021🥲-bubu
21/06/2025

1P-31/5/2025fOldP-24/12/2021🥲

-bubu

NOVEL: KANIBALPart: 4 (Mimpi buruk) "Jangan berbuat seperti itu lagi Maura," ucap papa setelah Marsha temanku p**ang.Aku...
08/06/2025

NOVEL: KANIBAL
Part: 4 (Mimpi buruk)

"Jangan berbuat seperti itu lagi Maura," ucap papa setelah Marsha temanku p**ang.

Aku mengangguk mengiyakan.

"Baik papa."

Sepertinya aku harus berhenti mencari tahu tentang apa yang ada di ruang bawah tanah. Sebelum papa bertambah marah karena aku melanggar larangannya.

Mungkin ini hanya ketakutanku yang berlebihan. Menduga yang bukan-bukan mengenai sesuatu yang berada di ruang bawah tanah.

~

Hari sudah beranjak malam.
Aku menarik selimut tebal menutupi tubuhku, bersiap untuk tidur.

"Mauraaaaaa!"

"Mauraaaaaa!"

Suara siapa itu? Apa suara itu nyata? Atau aku sedang bermimpi?

Aku merasa ranjangku seperti ada yang menaiki. Aku buka mataku untuk melihat siapa yang berada di ranjangku.

Oh Tuhan... Pemandangan mengerikan tampak di depan mata. Beberapa pasang mata mengamatiku yang sedang terbaring tidur.

Wanita-wanita muda itu duduk di atas ranjang mengitari tubuhku. Wanita itu, wanita bergaun merah yang di nyatakan hilang, duduk di antara wanita lainnya. Astaga, ada apa dengan tubuh mereka? Kenapa tubuh mereka tidak utuh?

"Pergi!"

"Pergi!"

Aku berteriak mengusir mereka. Tidak sanggup rasanya melihat tubuh yang hancur dan tidak berbentuk itu mengelilingiku.

Salah seorang wanita yang duduk tepat di samping kepalaku, tiba tiba meraih wajahku dan membuka paksa mulutku. Tangan kanan wanita itu mencong'kel bola matanya hingga terlepas. Bola mata yang besar dan berlendir itu di arahkan ke mulutku.

Bola mata yang menjiji'kkan itu kini berada didalam mulutku.

"Kunyah dan telan Mauraaaaa,"
bisik wanita di sampingku.

Perutku mual. Mulutku menganga lebar, tidak ingin bola mata yang ada di mulutku tertelan.

"KUNYAH DAN TELAN MAURAAAAAA!"
teriak wanita itu.

Aku mengunyah bo'la mata itu, daging amis dan berlendir itu menyatu dengan lidah dan langit langit di mulutku.

CLAK CLAK CLAK CLAK

Aku sudah tidak tahan lagi. Perutku terasa mual. Oh Tuhan, jika ini mimpi buruk segera bangunkan aku.

Huaaaaakkkhhhh

Aku muntah di kasurku. Wanita wanita muda yang menyeramkan itu sudah hilang. Apa itu nyata?

Eeewwwwwwh aku melihat muntah yang berserakan di kasur.

Segera kuganti sprei dengan yang baru.

Badanku lemas, tulang-tulang yang ada di tubuhku terasa melunak. Aku kehabisan banyak tenaga setelah mengalami mimpi buruk tadi. Tapi tunggu... Apa itu benar-benar mimpi?

Kejadian itu seperti nyata. Masih dapat kurasakan daging lembut berlendir itu menyentuh mulutku.

"Kenapa belum tidur?" Suara papa dari arah belakang mengagetkanku.

"Aku mimpi buruk pa."

"Mauraaaaa." Papa mendekat ke arahku.

Tiba tiba terasa sebuah jarum menembus lenganku.

"Maura tidur ya nak."

Setelah tertancapnya jarum di lenganku. Rasa kantuk mulai menyerang.

Kali ini aku tertidur sangat nyenyak. Tidak ada lagi wanita berbadan hancur, tidak ada lagi mimpi buruk yang mengganggu tidurku.

***

"Maura kok lo pucet sih?" tanya Marsha saat kami berada di kampus.

"Gue kurang tidur, semalem gue mimpi buruk lagi."

"Mimpi perempuan bergaun merah lagi?"

Aku mengangguk.

" Tapi kali ini, gue nggak cuma didatengin wanita itu. Tapi banyak banget wanita-wanita muda yang bertub'uh hancur yang datang di mimpi gue," jelasku.

"Rumah lo ada penghuninya kali ya?"

Aku mengangkat bahu. Mengisyaratkan aku tidak tahu. Sungguh aku tidak percaya dengan adanya hantu ataupun monster di dunia ini.

Itu hanya ketakutan ku ketika masih kecil. Sekarang aku sudah besar dan aku lebih berpikir logis.

"Eh tapi apa ya kira-kira isi kantong yang dibawa masuk oleh bokap lo ke ruang bawah tanah itu? Atau jangan jangan itu may'at?"

"Haduh Marsha Lo tuh udah berpikir kejauhan. Jangan keluarin kalimat seperti itu lagi. Itu bisa mendoktrin otak gue untuk ikut berpikir yang macem-macem juga"

"Habisnya gue penasaran"

***

Malam ini aku menunda untuk tidur. Aku takut jika aku bermimpi buruk lagi. Aku duduk di sofa yang menghadap luar jendela. Memainkan handphoneku hingga tengah malam.

Tanpa sadar aku tertidur...

"Mauraaaaaa"

"Bangun Mauraaaaaa"

Terdengar suara yang sangat ku kenali. Marsha?

Aku membuka mata melihat wajah Marsha berada di atas wajahku.

Pluk! Bola matanya jatuh tepat di wajahku.

*****

-bubu

TAMAT DI APLIKASI KBM APP.
JUDUL: KANlBAL
PENULIS: RIZU_RAHMI
GAMBAR: ART STATION

NOVEL: KANIBALPart: 3 (Bersembunyi di loteng) Saat di kampus aku menceritakan semua yang terjadi malam kemarin pada tema...
07/06/2025

NOVEL: KANIBAL
Part: 3 (Bersembunyi di loteng)

Saat di kampus aku menceritakan semua yang terjadi malam kemarin pada teman dekatku Marsha. Mimpi burukku, suara dari ruang bawah tanah, semuanya.

"Ih ngeri juga ya, kira-kira ada apa ya di ruang bawah tanah yang terdapat di rumah lo itu?" Ucap Marsha.

"Nah itu gue gak tau."

"Jangan-jangan... di sana ada arwah perempuan gaun merah yang udah tew4s dibun'uh oleh ayah lo!"

"Sssssst lo ngomongnya jangan kenceng-kenceng nanti kalau yang lain denger gimana?"

"Sorry, gue keceplosan." Marsha mengecilkan volume suaranya.

"Lagian sembarangan banget lo nuduh bokap gue itu seorang pembu'nuh," ucapku kesal.

"Kan lo sendiri yang cerita kalau perempuan gaun merah itu menghilang setelah bertemu bokap Lo."

"Ya... bukan berarti Bokap gue bunu'h perempuan itu juga kali. Sakit ya Lo?" Aku bertambah jengkel dengan tuduhan Marsha yang dilayangkan kepada ayahku.

"Gimana kalau kita selidiki," ucapnya lagi.

"Selidiki apa? Memastikan bahwa bokap gue benar-benar pembunu'h?"

"Bukan, tapi menyelidiki apa yang ada di ruang bawah tanah itu," jelas Marsha.

"Percuma... ruangan itu di kunci," ucapku.

"Ya kita bersembunyi di dalam rumah lo, terus memantau kegiatan bokap lo saat berada dirumah sendirian."

Walaupun ide itu sedikit konyol dan gila. Tapi aku menyetujuinya. Sebegitu ingin tahunya aku tentang ruangan bawah tanah itu.

***

Handphoneku berbunyi, sebuah panggilan masuk dari papa.

"Hallo nak?"

"Hallo pa?"

"Apa kamu sudah tidur?"

"Belum pa. Mungkin sebentar lagi"

"Hari ini papa p**ang larut malam. Kamu makan malam duluan ya"

Setelah aku mengiyakan. Telepon pun di tutup.

Sudah biasa bagiku jika harus sendirian dirumah saat papaku harus berada dirumah sakit sampai larut malam.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Mataku mulai mengantuk. Aku pun memutuskan untuk segera tidur.

Aku terbangun dari tidurku. Merasakan kerongkonganku kering dan kehausan. Dengan keadaan mengantuk aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.

Saat melewati pintu besar ruang bawah tanah kembali aku mendengar suara aneh itu.

CLAK! CLAK! CLAK! CLAK! CLAK!

Aku berdiri di depan pintu. Kembali menempelkan telinga untuk mendengar lebih jelas suara itu.

CLAK! CLAK! CLAK!

Suara apa itu? Apa itu suara binata'ng? Tikus?
Aku mencoba menebak-nebak suara itu.

Aku berusaha menirukan suara itu melalui mulutku.

CLAK! CLAK! CLAK!

Aku menyadari bahwa itu suara yang keluar dari mulut saat mengecap makanan.

Itu berarti ada orang di dalam sana.

Krrrkkkkkk. Pintu besar itu terbuka. Tampak papaku keluar dari ruangan bawah tanah.

"Pa?"

"Ngapain kamu disini?" Tanya papaku terlihat kaget. Dia buru-buru untuk mengunci pintu besar itu.

"Aku haus dan ke dapur untuk mengambil minuman. Tapi aku kembali mendengar suara itu dari dalam sana," ucapku.

"Sudahlah, sekarang kamu tidur ya. Papa juga mau tidur. Good night sweetie."

"Tunggu.. pa!" aku menghentikan langkah papaku.

"Hm?"

"Papa ngapain malam-malam begini masuk ke ruang bawah tanah?" Tanyaku penuh selidik.

"Menaruh barang yang sudah tidak terpakai," ucapnya sambil berlalu pergi.

***

Hari Minggu pagi aku dan Marsha berniat menjalankan misi kami.

"Pa aku hari ini pergi ya seharian sama temenku Marsha," ucapku berbohong.

"Mau kemana nak?"

"Hanya main di rumah Marsha aja pa?" Jawabku.

"Oke. Tapi kamu harus sudah berada di rumah saat jam makan malam."

Aku mengangguk.

Aku menghampiri Marsha yang berada di dalam mobil yang terparkir di depan rumahku.

"Gimana?" Tanya Marsha.

"Beres... bokap gue taunya hari ini gue main di rumah lo," ucapku.

"Bagus!"

Marsha menjalankan mobilnya dan berhenti tidak jauh dari rumahku. Kami turun dan berjalan kaki kembali menuju rumahku.

"Apa kita tidak akan ketahuan?" Tanya Marsha

"Kalau ketahuan pun Bokap gue juga gak bakal bunu'h kita kok" ucapku terkekeh.

"Eh itu mobil bokap Lo?" Tunjuk Marsha.

"Ngumpet, ngumpet, ngumpet," ucapku menyeret lengan Marsha.

Kami menunggu mobil papaku melewati kami.

"GiIa ya kita kayak lagi melakukan misi besar aja," ucap Marsha.

Kami keluar dari tempat persembunyian kami, berlari menuju ke arah rumah. Mengeluarkan kunci cadangan untuk membuka pintu dan memasuki rumah.

"Kita ngumpet di mana nih?" Tanya Marsha.

"Disana!"

Aku menunjuk loteng dengan penutup kecil yang berada di dapur.

"Yakin lo?" Tanya Marsha sedikit ragu.

"Yakin!" ucapku berbohong. Aku sebenarnya tidak yakin.

Pasti di atas sana sangat kotor dan berdebu.
Tapi tak apalah, demi melakukan misi konyol ini.

"Eh bokap gue balik, buruan naik."

"Gimana caranya?" Tanya Marsha bingung.

"Lewat sini!" aku menarik lengan Marsha ke arah belakang dapur.

Menyuruhnya naik melalui tangga gantung itu.

"Ayo buruan!"

Kami berhasil mencapai loteng sebelum papaku memasuki rumah.

Ku buka penutup loteng dengan perlahan untuk mengintip kegiatan papaku.

Tampak papaku menyeret sesuatu dan membawanya ke ruangan bawah tanah.

"Ih apaan tuh?" Ucap Marsha.

"Sssssst"

Setelah papa memasuki ruangan bawah tanah dan membawa serta benda yang ada di dalam kantong besar itu, dia kembali keluar, menutup pintu dan menguncinya.

Hatchi! Aku tidak sengaja bersin. Debu-debu yang berada di loteng terhirup olehku.

Papa berdiri tepat di bawah penutup loteng tempat kami bersembunyi.

"Maura turun!"

Ah siaI! Kami ketahuan.

*****

-bubu

BACA selengkapnya di aplikasi KBM APP ya.
JUDUL: KANlBAL
PENULIS: RIZU_RAHMI

CREEPYPASTA: IDE BURUKBeberapa hari yang lalu, seorang teman meneleponku. Dia Jon, kawan sekolahku yang lama. Sudah bert...
06/06/2025

CREEPYPASTA: IDE BURUK

Beberapa hari yang lalu, seorang teman meneleponku. Dia Jon, kawan sekolahku yang lama. Sudah bertahun-tahun saya tidak pernah berbicara padanya, dan kami mulai mengingat tentang hal-hal konyol yang pernah kami lakukan bersama di sekolah.

Beberapa hari kemudian aku memutuskan untuk menghubunginya kembali, dan melihat apakah kami bisa keluar bersama – mungkin memancing atau apapun.

Kami berbicara di telepon sejenak, dan aku mengatakan padanya “Hey, bisakah kita keluar bersama.” Awalnya dia bilang itu sebuah ide buruk, tapi kemudian dia menyetujuinya. Aku menanyakan alamatnya, menulisnya, dan mengatakan padanya aku akan menemuinya esok pagi.

Esok paginya aku tiba di tempat yang dia bilang merupakan tempat tinggalnya. Tidak ada apa-apa di sana kecuali puing-puing. Sepertinya pernah terjadi kebakaran di sana beberapa tahun yang lalu, tapi belum di rapikan, dan tanaman-tanaman di sana belum pernah di potong.

Di tengah-tengah reruntuhan itu, aku menemukan sebuah telepon gaya putar yang lama di atas lantainya – tidak terhubung dengan apapun. Segera, aku mengambil telepon genggamku dan menghubungi nomornya.

Telepon di lantai tadi berbunyi.

Dua kali.

Ketiga kalinya, aku terkejut dan menjatuhkan telepon genggamku. Aku lalu berlutut mengambil gagang telepon putar kuno itu. Sebuah suara – teredam desis, keluar dari sana.

“Sudah kubilang ini ide buruk.”

-dudu

sumber: Dark Ice | UrbanLegend id
gambar: Pinterest

Selamat hari raya idul adha! Mohon maaf lahir batin, ya! Semoga Idul Adha ini mempererat silaturahmi dan menghadirkan ke...
05/06/2025

Selamat hari raya idul adha! Mohon maaf lahir batin, ya! Semoga Idul Adha ini mempererat silaturahmi dan menghadirkan ketenangan dalam setiap hati kita:)

-bubu

note: gambar hanya pemanis

NOVEL: KASUS PEMBULLYAN YANG MENEWASKAN PUTRIKU"C**A BANGUUUUUN!"Teriakan ku menggema di ruangan ini. Aku lepas kendali,...
03/06/2025

NOVEL: KASUS PEMBULLYAN YANG MENEWASKAN PUTRIKU

"C**A BANGUUUUUN!"

Teriakan ku menggema di ruangan ini. Aku lepas kendali, memeluk jasad yang kuyakini anakku dengan erat. Kulit wajahku bersentuhan dengan wajahnya yang rusak.

"Ayo bangun… Mama janji akan mengabulkan semua permintaanmu. Apa saja. Tolong jangan tinggalin Mama. Mama cuma punya kamu. Jadi tolong bangun sekarang!"

Bagaimana Tuhan bisa mengambil satu-satunya yang ku punya. Satu-satunya yang berharga dalam hidupku. Aku mampu melewati banyak rintangan, tapi untuk duka kali ini aku menyalahkan Tuhan.

Steve membaringkan kepalanya di atas tubuh C**a. Tak satu patah kata pun keluar dari mulutnya. Tapi semburat penyesalan terpampang. Permintaan terakhir C**a tak dapat dikabulkannya. Anakku pergi tanpa sempat bertemu dengan ayahnya.

***

Tanah merah menimbun peti mati anakku. Hari ini dia tidur di dalam tanah. Biasanya dia tidur di kasur empuk dengan selimut tebal. Takkan kudengar lagi sapaan anakku setiap pagi. Aku tidak akan bisa lagi mencium wajahnya semauku.

Aku menepis pelukan erat Steve di tubuhku.

Setelah semuanya pergi, aku membaringkan tubuh di samping gundukan tanah. Memeluk gundukan itu seperti memeluk C**a.

Tak peduli hujan yang turun, aku semakin mengeratkan pelukanku.

"Apa di dalam dingin nak? Maaf Mama nggak bisa lagi memeluk kamu."

Hal menyakitkan dalam hidup adalah perpisahan. Aku berkali-kali mengalaminya. Berpisah dengan orang tuaku, berpisah dengan pasangan hidup, dan sekarang berpisah dengan buah hatiku satu-satunya.

Steve bersimpuh di dekatku. Dia menengadahkan tangan, untuk menghalangi air hujan mengguyur wajahku.

"Ayo Kita p**ang Edelin," dia meraih pergelangan tanganku, memintaku untuk bangun.

"Pulang? Anakku ada di dalam. Aku tidak bisa meninggalkannya sendiri disini…" ku tepis tangan Steve.

"Kita akan kembali ke sini jika hujan sudah reda, Edelin." Steve tidak berhenti membujuk.

"Silakan p**ang Steve. Aku juga ingin merasakan, rasa dingin yang dialami C**a di bawah sana. Tidak usah pedulikan aku."

"Semua berduka Edelin. Jangan melampiaskan rasa sakit itu dengan menyiksa diri." Steve menepis tanah basah yang memenuhi wajahku.

"Apa kamu bilang Steve? Semua orang berduka? Aku yakin setelah mereka sampai di rumah, mereka masih bisa menelan makanan dan melupakan anakku. Begitupun dengan kamu. Bahkan permintaan terakhir C**a tidak dapat kamu kabulkan. Itu permintaan sederhana dari seorang anak. Tak ada usahamu untuk mengabulkannya."

Steve terdiam. Wajahnya menunduk. Dia tidak berniat untuk menyeka air hujan yang membasahi wajahnya.

"Seharusnya aku tidak menelponmu, Karena aku tahu apa yang diinginkan putriku tidak akan pernah terkabulkan oleh ayahnya yang pecundang."

***

"Terdapat luka goresan yang cukup parah di bagian wajah, dada dan perut. Bahkan berakibat fatal, yang menyebabkan hidung korban patah. Dugaan sementara, korban diseret dengan keadaan tertelungkup. Penyebab kematian, benturan di kepala."

Hasil autopsi diumumkan.

Jantungku remuk mendengar keterangan itu. Jangankan menyakiti fisiknya, membentak putriku saja Aku tidak berani. Aku menjaganya dengan sepenuh hati, tapi seseorang dengan tega menyakiti hingga anakku kehilangan nyawa.

Penyelidikan pun berjalan.

Dimulai dengan mendatangi pihak sekolah. Meminta pihak sekolah untuk menyerahkan barang bukti berupa rekaman CCTV.

Sebuah ruangan diperuntukkan, untuk tim penyidik dan juga aku. Di sinilah kami memutar kembali rekaman, tepat di mana anakku dinyatakan hilang.

Pihak sekolah tampak gugup. Aku melihat Bu Dwi, berdiri dengan gelisah. Wali kelas anakku itu tampak memelintir bajunya.

"Awwww! Sakiiiiiit!"

Rekaman berputar, memperlihatkan anakku yang dilempar sepatu. Tas berwarna pink miliknya, ditendang sembarangan.

Aku menatap pihak sekolah, terutama Bu Dwi.

"Anda bilang sekolah ini bebas pembulian, lihatlah beberapa anak yang memperlakukan anakku seperti binatang."

Dadaku turun naik.

"Beberapa anak memang bercanda dengan keterlaluan. Maaf atas kelalaian ini. Tapi saya rasa, bukan itu penyebab kematian anak anda. Rasanya tidak mungkin, jika anak kecil sanggup melakukan hal itu." Bu Dwi mencari pembenaran.

"HEI! Pihak sekolah tidak bertanggung jawab. Bagaimana bisa, perbuatan barusan Anda bilang bercanda. Jadi selama ini, anakku mendatangi neraka? Dan orang dewasa yang ada di ruang lingkup sekolah tak ada yang melindunginya."

Aku menepuk meja dan berdiri. Telunjuk ku tertuju pada wajah Bu Dwi.

Penyidik memegangiku agar tidak menyerang pihak sekolah.

"Kami butuh banyak rekaman CCTV. Tolong berikan rekaman pada bagian depan dan juga lapangan sekolah," ucap penyidik pada pihak sekolah.

"Maaf sekali, CCTV pada bagian depan dan lapangan tidak berfungsi. Jadi tidak ada rekamannya." Pihak sekolah menjelaskan.

Aku menyipitkan mata, memandang satu persatu wajah mereka. Salah satu anak murid di sekolah ini tewas, mereka tidak menunjukkan rasa empati. Semuanya terlihat takut dan gugup.

"Pada hari Jumat besok, kami minta pihak sekolah mendatangi kantor polisi. Kami ingin menanyakan banyak hal lagi."

Wajah-wajah Mereka terlihat bertambah tegang.

***

Tepat pukul 8 malam, aku membaringkan tubuh di ranjang anakku. Memeluk selimut yang terakhir ia pakai. Mencium aroma yang tersisa.

Sedangkan di luar pintu, teriakan Steve terdengar. Aku tidak berniat membukakan pintu. Aku tidak ingin menemuinya.

"EDELIN… APA KAMU BAIK-BAIK SAJA? TOLONG IZINKAN AKU MASUK!"

Aku bangkit dari tempat tidur anakku, menuruni tangga untuk menuju pintu.

"Jangan datang lagi ke sini. C**a udah nggak ada. Bukankah ada hati yang harus kamu jaga? Tidak usah pedulikan aku. Aku tidak butuh siapapun, termasuk kamu," ucapku berdiri di depan jendela kaca berukuran besar.

Steve mengusap wajahnya yang basah.

"Sakit rasanya Edelin. Aku tidak hanya menanggung sakitnya kehilangan, tapi juga sakitnya penyesalan. Karena tidak dapat mengabulkan permintaan anak kita. Ayo Edelin buka pintunya… kita nikmati rasa sakit itu berdua."

Aku menggigit bibirku. Mundur menjauh dari jendela kaca.

"Steve… kamu terbiasa hidup tanpa C**a. Air matamu akan mengering, setelah beberapa hari ke depan. Tapi tidak denganku."

Aku berlari menaiki anak tangga, kembali membaringkan tubuh di ranjang anakku. Memeluk bantal bagai memeluk tubuh C**a.

Suara Steve tak terdengar lagi, sekarang berganti dengan suara petir yang menggelegar.

Tirai jendela kamar yang terbuka, berkibar. Aku tidak berniat untuk menutupnya.

Aku merapatkan selimut menutupi tubuhku.

Tuhan… tutup telinga C**a, agar dia tidak terkejut mendengar petir di langit. Apakah di sana ada segelas susu? Dia terbiasa minum susu sebelum tidur. Berikan selimut hangat untuk tidur panjangnya Tuhan.

Semakin aku memejamkan mata, semakin terasa sesak di dada.

Tapi pada akhirnya aku terlelap juga.

Dalam lelapku, aku merasakan tangan merangkul leherku. Aku berhalusinasi bahwa C**a sekarang dalam pelukanku. Rambut ikalnya terasa menyapu wajah, p**i halusnya bertumpu pada lenganku.

"Mama… Bu Dwi tahu, tapi dia tidak berniat menolongku! Dia membiarkanku mati Mama."

Hah! Hah!

"Mama… sedari tadi C**a berusaha menghapus air mata mama, tapi kenapa Mama sekarang sulit digapai?"

*****

-bubu

Judul: Kasus Pembullyan yang Menew4skan Putriku
Penulis: Rizzu mi
Gambar: Allison sara
Baca sampai tamat di aplikasi FIZZO. ❤️

RIDDLE: SUCCEEDED Level: EasySudah cukup lama aku berputar-putar di lorong ini. Rumah sakit ini membingungkan. Setelah c...
02/06/2025

RIDDLE: SUCCEEDED
Level: Easy

Sudah cukup lama aku berputar-putar di lorong ini. Rumah sakit ini membingungkan. Setelah cukup lama, akhirnya ketemu juga lift itu. Aku sudah tak sabar ingin keluar.

Lampu menyala dan pintu lift terbuka. Tampak seorang pria beruban dengan jas dokter di dalam. Aku masuk. Lift turun ke lantai 3, dan terbuka lagi. Lalu seorang wanita dengan dandanan kacau masuk. Sebelum pintu tertutup, tiba-tiba pria berjas dokter itu meraih tanganku dan keluar. Aku terkejut.

"Hei ada apa ini?", tanyaku marah.

"Anda harusnya berterima kasih padaku. Anda lihat wanita tadi. Di tangannya ada gelang khusus untuk jenasah. Kami baru saja mengotopsinya tadi siang", jawab pria itu dengan nafas terengah-engah.

Aku tersenyum. "Maksudmu gelang seperti ini?"

-bubu

sumber: catatan adi
gambar: artstation

NOVEL: KANIBAL Part: 2 (Rongga Mulut yang berlendir) Aku menyodorkan koran yang telah kubaca kepada papaku."Apa ini?" ta...
02/06/2025

NOVEL: KANIBAL
Part: 2 (Rongga Mulut yang berlendir)

Aku menyodorkan koran yang telah kubaca kepada papaku.

"Apa ini?" tanya papaku heran.

"Di dalam koran itu terdapat sebuah berita yang menyatakan hilangnya seorang perempuan."

"Lalu?"

"Perempuan yang hilang itu adalah perempuan yang minggu lalu papa bawa singgah ke rumah ini," ucapku menjelaskan.

Papaku meraih koran yang kusodorkan dan membaca headline yang terpampang di halaman depan koran itu.

"Kenapa dia bisa menghilang setelah bertemu dengan papa?" tanyaku.

"Kata-kata hilang lebih cocok untuk anak kecil yang tidak kembali ke rumahnya. Wanita itu sudah dewasa, dia bisa pergi ke mana saja yang dia mau. Lagi p**a malam itu dia hanya singgah sebentar, habis itu dia p**ang," jelas ayahku dengan santai.

"Astaga! Apa kamu berpikir kalau papa telah melakukan sesuatu yang buruk kepada wanita itu?" Tanya papaku.

Aku menggeleng.

"Maaf pa... bukan maksudku begitu"

"Sudah lah nak.. Mari kita lupakan tentang perempuan yang dinyatakan hilang itu, mungkin dia tidak menghilang hanya saja berada di suatu tempat yang kita tidak tahu itu di mana," ayahku mengecup kepalaku.

"Pa maafin aku ya..." Aku menyesal telah berprasangka buruk kepada ayahku sendiri.

"Its oke sweetie."

Ayahku melangkah meninggalkan ku menuju kamarnya.

Hari sudah beranjak malam, aku membaringkan tubuhku di ranjang yang empuk ini, tidak butuh waktu lama aku segera terlelap.

Sebuah ketukan di pintu kamar membangunkanku dari tidurku. Aku berjalan gontai menuju pintu dan membukanya.

"Ada apa pa?" Tanyaku.

Tidak ada sahutan yang terdengar.

Aku mengucek ngucek mataku. Berusaha membuka mata ditengah rasa kantuk yang menyerang.

Saat aku melihat ke arah depan. Dapat kulihat Siapa yang berdiri tepat di hadapanku.

Wanita bergaun merah yang dinyatakan hilang.

"Kamu bukannya...?"

Belum sempat aku melanjutkan kalimatku. Wanita yang ada di hadapanku tiba-tiba memutar kepalanya hingga 360 derajat.

Pemandangan mengerikan di hadapanku membuatku takut dan melangkah mundur.

Wanita itu mencondongkan wajahnya ke arahku. Tiba-tiba mulutnya menganga lebar tepat didepan wajahku, memperlihatkan rongga hitam dan juga l3ndir di mulutnya.

Arrrrrrrgggggghhhhttttttt!!

Aku berteriak kaget hingga aku terbangun dari tidurku, mendapati tubuhku basah oleh keringat. Aku mengatur napasku yang tidak beraturan agar kembali normal.

Mimpi buruk itu seperti nyata bagiku. Kenapa bisa aku memimpikan wanita bergaun merah itu? Apa itu dikarenakan aku terlalu memikirkannya?

Setelah terbangun dari mimpi burukku. Aku kembali mencoba untuk tidur. Tapi mataku sulit untuk terpejam.

Ah si4l!

Untuk menunggu rasa kantuk datang, aku membuka laptopku. Mengetik sebuah situs berita dan kemudian memasukkan kata 'orang hilang'.

Kemudian muncullah daftar orang hilang dalam situs berita itu. Aku menggulir setiap foto yang muncul untuk mencari foto wanita yang bergaun merah itu.

Akhirnya aku melihat biodata wanita itu.

Nama : Margaretha

Umur : 27 tahun.

Hilang pada 30 Januari, Minggu lalu.

Itu tandanya wanita bergaun merah itu menghilang tepat setelah bertemu dengan ayahku.

Aku mencoba berpikir positif. Tidak mungkin ayahku ada sangkut pautnya dengan hilangnya wanita itu. Ayahku tidak mungkin melakukan tindakan kriminal.

Semoga perempuan bergaun merah itu baik-baik saja. Dan apa yang ayahku bilang itu benar. Wanita itu bisa saja berada di suatu tempat. Tapi dimana? Ah! Kepalaku pusing memikirkan ini semua.

Kerongkonganku terasa kering, aku bangkit dari tempat tidurku menuju dapur untuk mengambil air minum.

Saat berada di dapur kembali ku dengar suara-suara aneh yang berasal dari ruang bawah tanah.

Aku berjalan mendekat kearah pintu kayu yang besar itu, kemudian menempelkan telingaku ke pintu agar dapat mendengar dengan jelas suara yang ada di dalam ruangan itu.

kresekkresekkresek.

Suara apa itu?

"Hello?"

Kresekkresekkresek

"Apa ada orang didalam?"

CLAK! CLAK! CLAK! CLAK!

Aku melompat mundur. Saat suara itu terdengar jelas tepat di balik pintu tempat aku menempelkan telingaku...

-bubu

Judul: KANlB4L.
Penulis: rizu_rahmi
Gambar: Asya Yordannova

NOVEL:  TITIK DARAH PENGHABISAN UNTUK PUTRAKU"Mom sakiiiiiiiit!" kudengar suara jeritan putr4ku dari dalam kamar mandi. ...
02/06/2025

NOVEL: TITIK DARAH PENGHABISAN UNTUK PUTRAKU

"Mom sakiiiiiiiit!" kudengar suara jeritan putr4ku dari dalam kamar mandi. Aku bergegas menghampirinya. Saat aku membuka pintu kamar mandi, kulihat putraku sedang terduduk di atas closet, wajahnya memerah seperti menahan sakit.

"Kenapa nak?" Tanyaku ingin tau kenapa dia menjerit.

"Bok sakit," ucap putr4ku yang berusia 7 tahun itu.

Aku menghampirinya yang masih duduk di closet, melihat tidak ada kot0ran di dalam closet. Sepertinya anakku mengalami sembelit, makanya dia menjerit kesakitan.

"Sudah, kalau poopnya belum bisa keluar, jangan dipaksa," ucapku.

An4kku hanya mengangguk dan segera bangkit. Wajahnya meringis, sepertinya rasa sakit itu begitu menyiksanya.

"Sekarang kamu mandi, dan mommy akan membuatkan jus buah untukmu. Untuk kali ini, kamu nggak boleh menolak," ucapku. Aku tau sekali bagaimana tidak sukanya anakku dengan buah-buahan dan juga sayur-sayuran, dan lihat sekarang, dia sampai menjerit merasakan sakitnya sembelit.

"No, aku ga mau." Dia menggeleng hebat.

"Dengar Kiano, kalau kamu nggak mau minum jus buah, rasa sakit itu akan semakin parah," ucapku.

"Baiklah mom…" ucapnya dengan suara lemas, untuk kali ini dia tidak bisa membantah.

"Naura bantu saya menyiapkan sarapan dan juga jus buah untuk Kiano, sepertinya Kiano kurang serat, tadi dia sampai menjerit menahan rasa sakit karena sembelit."

"Kiano sembelit?" Tanyanya.

"Ya, sembelit."

Aku membiarkan Naura melanjutkan membuat sarapan, sedangkan aku bergegas mandi karena aku juga akan berangkat bekerja.

Aku Dayana, umurku 30 tahun. Seorang single parent yang bekerja di salah satu se-kolah swasta, mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Aku hidup bersama putra semata wayangku dengan dibantu seorang pekerja yang bernama Naura.

Mengajar di se-kolah anak yang berkebutuhan khusus, tidak banyak menyita waktuku. Karena aku akan p**ang pada jam 03.00 sore dan setelah itu dapat menghabiskan waktu dengan putraku. Ya, begitulah kehidupanku sehari-hari.

Aku telah rapi dengan pakaianku dan segera menuju ruang makan. Tak kulihat putraku Kiano, duduk di ruang makan. Biasanya dia telah lebih dulu menungguku dengan menikmati sarapan yang disediakan oleh Naura.

"Kiano, ayo sarapan!" Aku meneriakkan nama anakku.

Namun tidak kudengar sahutan dari putra kecilku itu. Langsung saja Aku menuju ke kamarnya, untuk melihat keadaan Kiano.

"Ya Tuhan!" aku menjerit saat melihat putraku terbaring dengan keadaan telungkup di lantai.

"Kiano, kenapa nak?" ucapku seraya mengangkat tubuhnya ke atas kasur.

"Sakit mom.." rintihnya dengan suara lemah.

"Sebentar…" aku bergegas keluar kamar, meminta Naura membawakan jus buah yang dibuatnya tadi pagi dan mengantarkannya ke kamar.

Selang beberapa menit Naura datang dengan segelas jus di tangannya, dan menyerahkan jus itu padaku.

"Kamu minum ini ya, untuk hari ini kamu tidak usah sekolah. Mommy akan membuatkan surat izin untukmu."

Putra kecilku mengangguk lemah, tidak ada penolakan saat jus buah itu kusodorkan padanya. Sepertinya rasa sakit itu membuatnya menuruti permintaanku. Biasanya akan ada drama saat aku memintanya memakan buah-buahan ataupun sayuran.

"Setelah kotoran itu keluar, rasa sakit itu akan menghilang," ucapku seraya membelai kepala anakku.

Sebelum berangkat bekerja, aku menitipkan kiano pada Naura. Meminta Naura memantau keadaan putraku selama di rumah.

Aku berangkat bekerja dengan perasaan risau. Terbayang keadaan putraku yang sedang sakit di rumah. Teringat wajah putraku yang basah oleh keringat dan meringis kesakitan. Semoga saja jus buah itu dapat bekerja dengan baik, dan membuat sakit akibat sembelit anakku berkurang.

Setelah sampai di ruang lingkup se-kolah tempatku mengajar, Aku berusaha bersikap profesional. Melupakan sejenak kegundahanku, dan mulai mengajar anak-anak didikku.

Di se-kolahi ini hanya ada anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak yang sistem motoriknya berjalan lambat. Bersyukur mereka memiliki orang tua yang hidup berkecukupan, sehingga bisa menyekolahkan mereka di se-kolah ini dengan biaya yang terbilang cukup mahal.

Anak seorang pengacara, anak seorang artis, anak seorang dokter juga tidak luput dari yang namanya autis. Mereka di sek0lah kan di sini. Tentu meng4jar an4k yang berkebutuhan khusus tidak sama dengan mengajar anak normal lainnya. Diperlukan ekstra kesabaran dan juga dedikasi tinggi.

Saat jam istirahat, Aku mengeluarkan bekal yang kubawa dari rumah. Namun tiba-tiba aku teringat anakku, segera aku meraih ponsel yang berada dalam tas berniat untuk menghubungi Kiano di rumah.

Saat aku menyalakan ponsel, mataku membulat melihat banyaknya panggilan tidak terjawab yang datang dari Naura. Aku pun segera menghubungi Naura.

Terdengar suara nada sambungan beberapa kali, setelah itu suara Naura menyapa dari seberang sana.

"Hallo Bu, Kiano bu..." suara Naura terdengar panik.

"Kenapa? Kiano kenapa?" Tanyaku tidak kalah panik.

"Kiano badannya panas banget Bu… Sedari tadi dia tidak berhenti merintih kesakitan," ucap Naura menjelaskan.

Aku tidak sabar untuk p**ang, namun jam p**ang masih 3 jam lagi. Di sek0lah ini tidak dapat meminta izin p**ang begitu saja. Kalaupun ingin meliburkan diri, harus mengajukan surat pada jauh-jauh hari.

"Naura, untuk sementara menunggu saya p**ang, kamu bisa memberi obat penurun panas yang ada di kotak obat P3K. Dan jangan biarkan perut piano kosong. Satu lagi, kompres Kiano dengan menggunakan air panas, bukan air dingin," ucapku memerintahkan gadis muda itu.

"Baik bu.."

Panggilan telepon pun ditutup.

Aku menatap kotak bekal yang ada di hadapanku. Seketika selera makan ku hilang. Pikiranku tertuju pada putra kecilku yang sedang sakit di rumah, sedangkan aku tidak dapat menemaninya. Sabar ya sayang... sebentar lagi mommy p**ang.

Aku menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri dan bersiap kembali mengajar.

Tidak terasa jam menunjukkan p*kul 03.00 sore. Tidak sabar aku untuk segera p**ang. Aku bergegas mengemasi perkakasku, lalu melangkah lebar menuju parkiran dimana mobilku terparkir.

Tepat pukul 03.30 sore, aku sampai di rumah. Dengan langkah setengah berlari, aku memasuki rumah tidak sabar untuk menemui putraku.

Saat pintu kamar terbuka, kulihat putraku yang sedang tertidur p**as di atas ranjangnya, ditemani oleh sang pengasuh, Naura.

Dengan perlahan aku berjalan mendekat, takut gerak-gerikku menimbulkan suara dan membangunkan putra kecilku itu.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyaku setengah berbisik kepada Naura.

"Setelah minum obat, dia langsung tertidur Bu," jawab Naura.

"Syukurlah, semoga keadaannya setelah ini membaik. Kalau tidak kunjung membaik juga, kita akan membawanya ke dokter," ucapku.

Aku berjalan mendekati putraku, melayangkan sebuah ciuman di atas kepalanya yang sedikit terasa panas.

"Ahh sayang, cepat sembuh ya nak. Mommy menyayangimu," bisikku lembut di telinganya.

Ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya yang sedang sakit? Jika bisa, Aku ingin rasa sakit itu hilang dari tubuh anakku dan berpindah ke tubuhku. Biar aku saja yang merasakan sakit itu.

Aku meninggalkan kamar anakku, berniat untuk membersihkan diri, dan setelah itu beristirahat sejenak.

P*kul 06.00 sore. Aku kembali mendatangi kamar anakku, untuk melihat keadaannya. Kulihat putra kecilku itu masih tertidur lelap. Aku membaringkan tubuhku di sampingnya, melingkarkan tangan untuk memeluk tubuh mungil itu. Tidak henti-hentinya aku menciumi wajah imut dan menggemaskan putraku.

"Jangan… jangan… sakiiit." tiba-tiba putraku meracau dalam tidurnya.

"Hey, ini mommy" ucapku berusaha menenangkan putraku.

"Jangan… jangan… sakit…" dia tetap meracau. Tubuhnya menggigil, bahkan kakinya bergerak kesana-kemari menendang udara.

"Sssst sayang" Aku memeluk tubuhnya erat. Kurasakan tubuhnya semakin panas.

"Nauraaaaaaa!" teriakku memanggil pengasuh.

Naura setengah berlari menghampiriku.

"Ada apa Bu?" tanyanya panik.

"Kita bawa Kiano ke rumah sakit sekarang."

Aku segera menggendong tubuh mungil putraku ke mobil, menaruhnya di kursi penumpang yang berada di belakang bersama Naura.

Aku memacu laju mobil di tengah padatnya kendaraan lain, tidak sabar untuk segera sampai di rumah sakit. Ku arahkan kaca spion pada putraku yang sedang dipeluk oleh Naura.

Mata putraku masih terpejam, akan tetapi mulutnya tidak berhenti meracau.

"Jangan... jangan... sakit!" begitu racaunya.

Akhirnya kami pun sampai di rumah sakit. Aku segera membawa putraku ke ruang IGD. Menunggu beberapa lama, pihak dokter membawa putraku masuk ke dalam salah satu ruangan, hanya dokter dan perawat yang bisa masuk, sedangkan aku menunggu di luar ruangan.

Sebenarnya apa yang terjadi pada putraku? Kenapa harus dilakukan pemeriksaan khusus? Apa dia mengalami sakit yang serius? Oh Tuhan…

Aku menunggu hasil pemeriksaan atas kondisi anakku. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan dan menghampiriku. Sang dokter memintaku untuk mengikutinya masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Silahkan duduk Bu," ucapnya dengan nada datar. Terjadi ketegangan di dalam ruangan ini.

"Apa yang terjadi pada putraku?" Tanyaku tidak sabar.

"Saya harap, setelah mendengar berita ini, anda bisa bersabar."

"Ayo dok, beritahu apa yang terjadi pada putraku." Aku tidak tahan lagi berlama-lama dengan basa-basi ini.

"Jadi begini... terdapat luka robekan pada anak ibu. Luka yang diakibatkan suatu benda tumpul yang memasuki lubang itu. Sepertinya anak ibu, baru saja mengalami kekerasan secara seksual. Ini mungkin sebuah berita buruk yang tidak ingin didengar oleh orangtua mana pun di dunia ini, kami harap Ibu bisa bersabar. Kami bisa menyediakan psikolog anak untuk anak ibu, untuk mendampinginya dan mengobati traumanya."

Bagai disambar petir disiang bolong, saat aku mendengar penuturan dokter mengenai kondisi putraku. Mataku berkunang-kunang, tubuhku lemas, hingga akhirnya aku ambruk tidak sadarkan diri.

*****

Baca selengkapnya di aplikasi FIZZO.

Judul: Titik Dar4h Penghabisan untuk Putraku
Penulis: Rizzu mi
Note: Gambar hanya ilustrasi

Address

Jalan Anggrek
Jakarta
111

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bubu Pedia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Bubu Pedia:

Share