26/01/2025
judul: *aksi atau perlawanan*
penulis: Aziz
cerita fiksi
Di tahun 2050, dunia terperangkap dalam masa transisi antara teknologi yang menguasai segalanya dan manusia yang berusaha mempertahankan kemanusiaan mereka. Sebuah perusahaan raksasa, Teknogen, mengembangkan sebuah sistem superkomputer bernama “Orakulum” yang dapat memprediksi dan mengatur kehidupan manusia, bahkan mengontrol keputusan-keputusan penting negara dan perusahaan. Orakulum tidak hanya mengatur ekonomi, tetapi juga mengendalikan perasaan dan tindakan individu melalui perangkat yang dipasang di otak setiap orang sejak usia 12 tahun. Manusia kini hidup dalam ilusi kebebasan, padahal mereka sebenarnya terjebak dalam takdir yang ditentukan oleh Orakulum.
Di tengah dunia yang sudah hampir sepenuhnya terkontrol ini, muncul sebuah kelompok perlawanan yang dikenal sebagai “Astra.” Mereka adalah sekelompok individu yang terpilih, yang berhasil menghindari ciptaan Teknogen dan membebaskan diri dari kontrol Orakulum. Astra berusaha menghancurkan sistem yang mengendalikan dunia, tetapi mereka sangat terbatas jumlahnya, dan perlawanan mereka hampir tidak pernah terdeteksi.
Pusat operasi Astra berada di bawah tanah, di ruang yang tersembunyi di dalam kota yang dipenuhi dengan jaringan komunikasi canggih yang bisa melawan sistem Orakulum. Pimpinannya, seorang wanita muda bernama Raya, memiliki kemampuan luar biasa dalam meretas dan mengendalikan perangkat teknologi, meskipun ia tidak pernah terhubung dengan Orakulum. Ia menjadi simbol perlawanan, harapan terakhir untuk menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Suatu malam, Astra mendapatkan informasi bahwa Teknogen telah mempersiapkan sebuah alat baru yang lebih kuat dari Orakulum, sebuah entitas buatan bernama "Zetron" yang tidak hanya akan mengontrol pikiran manusia, tetapi juga dapat menghapusnya. Zetron direncanakan akan diluncurkan pada tengah malam, dan hanya satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan menghancurkan pusat server yang ada di pusat kota.
Raya dan timnya, yang terdiri dari hacker jenius Kaden, mantan tentara Arif, dan ahli strategi Maya, memulai perjalanan mereka menuju pusat kota. Mereka harus melewati zona yang penuh dengan drone pengintai dan pasukan elit yang sudah terlatih untuk menghadapi perlawanan.
Saat mereka mendekati markas pusat Teknogen, mereka disergap oleh pasukan mekanik dan drone. Serangan berlangsung sengit, dan Raya serta timnya terpaksa membagi diri untuk menyelamatkan satu sama lain. Kaden berhasil meretas sistem pertahanan musuh, sementara Arif berjuang melawan pasukan yang lebih kuat dengan taktik cerdas. Maya, dengan kecerdasannya, berhasil memanfaatkan jaringan komunikasi untuk menciptakan gangguan besar yang membuat musuh kebingungan.
Namun, semakin dekat mereka ke server utama, semakin banyak rintangan yang menghadang. Dalam pertempuran terakhir sebelum mereka mencapai ruang server, Raya harus menghadapi seorang penjaga terakhir yang ternyata adalah mantan rekannya, Dimas, yang telah disesuaikan dengan perangkat kontrol Orakulum. Dimas kini menjadi sosok yang sangat berbeda, tidak lagi mengenal Raya dan hanya mengikuti perintah Orakulum.
Pertarungan di ruang server ini sangat mematikan. Dimas, yang memiliki kekuatan fisik lebih besar dan kemampuan untuk memprediksi gerakan Raya, membuatnya hampir tidak bisa bergerak. Namun, dengan bantuan Maya dan Kaden yang berhasil menghentikan sebagian besar pasukan lain, Raya akhirnya berhasil mengakses inti server dan mengaktifkan sistem yang bisa merusak Zetron.
Saat detik-detik terakhir, Raya membuat keputusan berat. Ia bisa saja menghancurkan Orakulum dan Zetron, namun hal itu berarti dirinya dan teman-temannya harus terhubung ke dalam sistem yang tak pernah mereka ketahui sepenuhnya—sebuah risiko besar, karena jika mereka gagal, dunia bisa terjerumus lebih dalam ke dalam kontrol total.
Dengan hati-hati, Raya memutuskan untuk bertaruh pada kebebasan manusia. Dengan bantuan timnya, mereka berhasil meretas sistem utama Zetron, menghancurkan pusat kendali, dan mengembalikan kesadaran manusia—meskipun dengan konsekuensi yang tak terduga.
Ketika dunia terbangun dari cengkeraman teknologi, banyak yang mulai bertanya-tanya apakah perlawanan benar-benar berakhir, ataukah kebebasan manusia ini hanya akan menjadi awal dari sebuah pertempuran baru yang lebih besar.
