
02/09/2025
BULAN MAULID: BULAN MUHIBBIN INDONESIA
Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat
Setiap kali bulan Rabiul Awal tiba, langit-langit masjid dan lorong-lorong kampung di Indonesia mulai dipenuhi gema shalawat. Bukan sekadar lantunan pujian, tapi getaran cinta yang menyatu dalam satu irama: mahabbah kepada Rasulullah ﷺ.
Inilah Bulan Maulid, bulan yang bukan hanya mengingat kelahiran sang pembawa cahaya, tetapi juga menghidupkan kembali semangat spiritual dan kebangsaan. Di negeri ini, Maulid bukan sekadar ritual.
Ia adalah perayaan jiwa. Maka tak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai Bulan Muhibbin Indonesia, bulan para pencinta Nabi dan pencinta negeri.
Di Indonesia, Maulid Nabi telah menjelma menjadi fenomena budaya yang khas. Dari Sekaten di Yogyakarta, Panjang Jimat di Cirebon, hingga Kanduri Maulod di Aceh, setiap daerah punya cara tersendiri dalam mengekspresikan cinta kepada Nabi.
Ada yang menggelar pawai, ada yang menyajikan nasi tumpeng, ada p**a yang mengadakan pengajian akbar di lapangan terbuka. Semua itu bukan sekadar tradisi, tapi bukti bahwa cinta kepada Rasulullah telah merasuk ke dalam denyut kehidupan masyarakat.
Majelis-majelis Maulid dipenuhi lantunan shalawat Simtudduror, Adh-Dhiya’ul Lami’, dan Barzanji. Kehadiran para habaib dan kiai menjadi magnet spiritual yang menggerakkan jutaan umat untuk bersimpuh, mendengarkan kisah hidup Nabi, dan memperbarui komitmen untuk meneladani akhlaknya. Di tengah lantunan shalawat, ada air mata haru, ada senyum syukur, dan ada tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Cinta kepada Nabi tidak bisa dipisahkan dari cinta kepada tanah air. Inilah yang terus digaungkan oleh para kiai dan habaib. Wabil khusus Habib Luthfi bin Yahya. Dalam setiap majelis yang beliau pimpin, Habib Luthfi menanamkan bahwa mencintai Indonesia adalah bagian dari manifestasi ajaran Rasulullah. Baginya, Indonesia bukan sekadar tempat tinggal, tapi ladang khidmah, tempat berjuang, berbakti, dan menjaga warisan spiritual umat.
Bulan Maulid adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan refleksi akhlak. Apakah perilaku kita sudah mencerminkan kejujuran, kasih sayang, dan keadilan seperti yang diajarkan Nabi? Peningkatan Ilmu. Sudahkah kita memahami sirah Nabi secara utuh dan kontekstual? Memperkuat Persaudaraan. Sudahkah kita menjadikan Maulid sebagai ajang silaturahmi dan penguat ukhuwah Islamiyah serta ukhuwah wathaniyah?
Di tengah tantangan global dan ideologi pemecah belah, Bulan Maulid menjadi pengingat bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah, spiritual, dan cinta damai. Ia adalah cerminan bahwa mahabbah kepada Nabi harus melahirkan cinta kepada negeri, kepada sesama, dan kepada kemanusiaan.
Bulan Maulid adalah bulan Muhibbin Indonesia, bulan di mana jutaan hati berdetak dalam ritme yang sama, menyuarakan kerinduan dan komitmen untuk meneladani Rasulullah ﷺ. Semoga perayaan Maulid tahun ini memperkuat cinta kita kepada Nabi dan memperteguh persatuan bangsa. Momentum untuk menghilangkan rasa benci dan permusuhan sesama anak bangsa.