Media Dakwah Islam Nusantara

Media Dakwah Islam Nusantara sumber informasi sejarah kebudayaan islam, yg menjadi bagian tak terpisahkan dari dakwah islam yg moderat progresif dan berkearifan lokal

BULAN MAULID: BULAN MUHIBBIN INDONESIAOleh Ayik Heriansyah Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa BaratSetiap kali bulan Rabi...
02/09/2025

BULAN MAULID: BULAN MUHIBBIN INDONESIA

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat

Setiap kali bulan Rabiul Awal tiba, langit-langit masjid dan lorong-lorong kampung di Indonesia mulai dipenuhi gema shalawat. Bukan sekadar lantunan pujian, tapi getaran cinta yang menyatu dalam satu irama: mahabbah kepada Rasulullah ﷺ.

Inilah Bulan Maulid, bulan yang bukan hanya mengingat kelahiran sang pembawa cahaya, tetapi juga menghidupkan kembali semangat spiritual dan kebangsaan. Di negeri ini, Maulid bukan sekadar ritual.

Ia adalah perayaan jiwa. Maka tak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai Bulan Muhibbin Indonesia, bulan para pencinta Nabi dan pencinta negeri.

Di Indonesia, Maulid Nabi telah menjelma menjadi fenomena budaya yang khas. Dari Sekaten di Yogyakarta, Panjang Jimat di Cirebon, hingga Kanduri Maulod di Aceh, setiap daerah punya cara tersendiri dalam mengekspresikan cinta kepada Nabi.

Ada yang menggelar pawai, ada yang menyajikan nasi tumpeng, ada p**a yang mengadakan pengajian akbar di lapangan terbuka. Semua itu bukan sekadar tradisi, tapi bukti bahwa cinta kepada Rasulullah telah merasuk ke dalam denyut kehidupan masyarakat.

Majelis-majelis Maulid dipenuhi lantunan shalawat Simtudduror, Adh-Dhiya’ul Lami’, dan Barzanji. Kehadiran para habaib dan kiai menjadi magnet spiritual yang menggerakkan jutaan umat untuk bersimpuh, mendengarkan kisah hidup Nabi, dan memperbarui komitmen untuk meneladani akhlaknya. Di tengah lantunan shalawat, ada air mata haru, ada senyum syukur, dan ada tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Cinta kepada Nabi tidak bisa dipisahkan dari cinta kepada tanah air. Inilah yang terus digaungkan oleh para kiai dan habaib. Wabil khusus Habib Luthfi bin Yahya. Dalam setiap majelis yang beliau pimpin, Habib Luthfi menanamkan bahwa mencintai Indonesia adalah bagian dari manifestasi ajaran Rasulullah. Baginya, Indonesia bukan sekadar tempat tinggal, tapi ladang khidmah, tempat berjuang, berbakti, dan menjaga warisan spiritual umat.

Bulan Maulid adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan refleksi akhlak. Apakah perilaku kita sudah mencerminkan kejujuran, kasih sayang, dan keadilan seperti yang diajarkan Nabi? Peningkatan Ilmu. Sudahkah kita memahami sirah Nabi secara utuh dan kontekstual? Memperkuat Persaudaraan. Sudahkah kita menjadikan Maulid sebagai ajang silaturahmi dan penguat ukhuwah Islamiyah serta ukhuwah wathaniyah?

Di tengah tantangan global dan ideologi pemecah belah, Bulan Maulid menjadi pengingat bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah, spiritual, dan cinta damai. Ia adalah cerminan bahwa mahabbah kepada Nabi harus melahirkan cinta kepada negeri, kepada sesama, dan kepada kemanusiaan.

Bulan Maulid adalah bulan Muhibbin Indonesia, bulan di mana jutaan hati berdetak dalam ritme yang sama, menyuarakan kerinduan dan komitmen untuk meneladani Rasulullah ﷺ. Semoga perayaan Maulid tahun ini memperkuat cinta kita kepada Nabi dan memperteguh persatuan bangsa. Momentum untuk menghilangkan rasa benci dan permusuhan sesama anak bangsa.

MODERAT DALAM BERAGAMA, RADIKAL DALAM KORUPSIOleh Ayik HeriansyahPengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa BaratKasus dugaan kor...
15/08/2025

MODERAT DALAM BERAGAMA, RADIKAL DALAM KORUPSI

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat

Kasus dugaan korupsi kuota haji 2023–2024 yang menyeret sejumlah pejabat Kementerian Agama menjadi tamparan keras bagi publik. Di tengah kampanye moderasi beragama yang digencarkan oleh pemerintah, justru muncul praktik korupsi yang mencederai amanah umat. Ironi ini mengundang refleksi mendalam: kita terlalu sibuk mengatur cara orang beribadah, namun bersikap lunak terhadap korupsi yang nyata-nyata merusak kehidupan rakyat.

Indonesia mendapat tambahan kuota haji sebanyak 20.000 jemaah dari pemerintah Arab Saudi, hasil diplomasi Presiden Joko Widodo. Sesuai regulasi, kuota tersebut seharusnya dibagi 92% untuk haji reguler dan 8% untuk haji khusus. Namun, Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Gus Yaqut diduga membagi kuota secara tidak proporsional: 50% untuk masing-masing jenis. Akibatnya, dana haji yang seharusnya masuk ke kas negara justru mengalir ke pihak swasta, terutama biro travel haji.

Korupsi seperti ini bukan sekadar pelanggaran hukum. Ia adalah pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ia merampok dana pendidikan anak-anak, menghambat pembangunan rumah sakit, dan memperpanjang kemiskinan. Korupsi adalah bentuk kekerasan struktural yang tak kalah berbahaya dari ekstremisme ideologis.

Ironisnya, banyak pejabat yang mengusung citra moderat dalam beragama—toleran, santun, dan menjunjung keberagaman—namun justru radikal dalam korupsi. Mereka beragama, percaya kepada Tuhan dan hari akhir, tetapi menempatkan agama sebagai urusan privat. Tuhan dianggap tidak relevan dalam urusan birokrasi dan administrasi. Padahal, justru di sanalah nilai-nilai ilahi seperti kejujuran, amanah, dan tanggung jawab seharusnya hadir.

Jika kita bersikap moderat terhadap korupsi—memaklumi, mengabaikan, atau bahkan berpartisipasi di dalamnya—maka kita sedang membiarkan kanker ini menyebar dan membunuh masa depan bangsa. Kita perlu membalikkan narasi: jadilah umat yang moderat dalam beragama, tetapi radikal dalam integritas.

Radikalisme dalam kejujuran adalah satu-satunya radikalisme yang layak diperjuangkan. Kita harus berani menuntut keadilan tanpa pandang bulu, bahkan jika pelakunya adalah mereka yang berbicara atas nama agama, toleransi, atau kebangsaan.

Beragama bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga soal keadilan sosial. Jika moderasi beragama tidak diiringi dengan kejujuran, maka ia hanya menjadi topeng. Dan jika korupsi terus dibiarkan, maka ancaman terhadap NKRI bukan datang dari kelompok radikal teror, melainkan dari tangan-tangan pejabat sendiri.

GEN ZHILAFAH DAN DEMOGRAFI HTIOleh Ayik HeriansyahPengurus Lembaga Dakwah PWNU JabarLembaga-lembaga pendidikan yang bera...
01/06/2025

GEN ZHILAFAH DAN DEMOGRAFI HTI

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jabar

Lembaga-lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan Hizbut Tahrir di Indonesia (HTI), baik yang formal, semi formal dan non formal melakukan acara wisuda siswa, santri dan mahasantri pada bulan Mei. Mereka berusia antara 18 - 22 tahun. Masuk generasi Z.

Mereka dinyatakan lulus secara akademis dan ideologis menurut standar HTI. Siap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkiprah menyebarkan ideologi khilafah di manapun mereka berada. Mereka adalah gen zhilafah.

Berdasarkan klasifikasi tahun kelahiran (demografi) HTI, gen zhilafah merupakan generasi terakhir yang berperan di garis terdepan menjelang Indonesia Emas 2045.

Adapun demografi aktivis HTI adalah sebagai berikut:
1. Generasi pelopor. Mereka yang lahir pada tahun 1946 -1964 (baby boomers). Mereka adalah sel pertama HTI (halqah ula) yang halaqah langsung dengan Abdurrahman al-Baghdadi. Di antara dari mereka adalah: MIY (Jubir HTI), TKJ (Perwakilan Media Pusat HT internasional untuk Asia Tenggara), AS alias AF (Ketum HTI pertama), dan SO alias AI (Mudir Maktab). Keberadaan mereka disembunyikan/dirahasiakan kecuali MIY.
2. Generasi perintis. Mereka yang lahir antara tahun 1965 -1980 (generasi X). Sebagian dari mereka halaqah langsung dengan Abdurrahman al-Baghdadi. Mereka yang membawa HT ke daerah-daerah di Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Melakukan perekrutan hingga terbentuk kepengurusan HT di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Mereka berhasil mengadakan Konferensi Khilafah Internasional 2007 dan Muktamar Khilafah 2013 di stasion Gelora B**g Karno yang dihadiri kurang lebih 100.000 orang.
3. Generasi pengembang. Mereka yang lahir tahun 1981 - 1996 (generasi Y). Mereka mengenal HT di kampus-kampus. Ikut halaqah yang diisi oleh generasi perintis. Mereka masuk HTI ketika HTI menjadi organisasi legal. Pertengahan tahun 2000 sebagian dari mereka menjadi pengurus ketika HTI menjadi organisasi terlarang. Mereka berprofesi sebagai ASN, guru, dosen, pengusaha, filantropis, dll. Mereka mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, sosial dan bisnis serta komunitas-komunitas yang dijadikan sarana rekrutmen, kaderisasi dan penyebaran ideologi HTI.
4. Generasi penerus. Mereka yang lahir tahun 1997 - 2012 (generasi Z). Mereka generasi anak-anak dari generasi pelopor, generasi perintis dan sebagian generasi pengembang. Mereka ikut HTI karena faktor orang tua. Pada masa mereka HTI sudah dilarang. Mereka tidak dibina dalam halaqah-halaqah di sekolah/kampus, melainkan di lembaga-lembaga pendidikan milik generasi pelopor dan perintis. Sebagian dikirim ke Universitas Al-Azhar Kairo. Dari sisi keilmuan mereka lebih baik dari generasi-generasi HTI sebelumnya.

Gerakan HTI sampai tahun 2030 masih dimotori oleh generasi pengembang (generasi X). Sambil berangsur-angsur diserahkan ke gen zhilafah. Dari tahun 2030 - 2045 gen zhilafah menjadi motor utama gerakan HTI. Dalam konteks penanggulangan radikalisme - terorisme, hal ini perlu menjadi perhatian. Perlu ada langkah-langkah antisipatif agar Indonesia Emas 2045 tidak berubah menjadi Khilafah Emas 2045.

20.000 Banser apel di Surabaya sudah lebih dari cukup untuk menjaga ulama dan kiai nusantara.Sebenarnya PWI LS tidak dip...
14/04/2025

20.000 Banser apel di Surabaya sudah lebih dari cukup untuk menjaga ulama dan kiai nusantara.

Sebenarnya PWI LS tidak diperlukan.

Haul Habib...
12/04/2025

Haul Habib...

PUJIAN GUS DUR KEPADA BA'ALAWIKH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): “Di Jakarta ini, sebagai Pakunya ada tiga. Mereka itu aul...
04/04/2025

PUJIAN GUS DUR KEPADA BA'ALAWI

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): “Di Jakarta ini, sebagai Pakunya ada tiga. Mereka itu auliya’ minal aqthab wasshalihin (para wali Allah, termasuk pemimpinnya para wali dan orang-orang shaleh). Bersyukur kepada Allah adanya mereka di kota ini, terasa aman dan jauhnya segala marabahaya di kota ini. Semua Allah hindarkan berkat adanya beliau-beliau. Beliau bertiga adalah:
1. Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus Luar Batang, dengan kekeramatannya yang luar biasa.
2. Al-Habib Utsman bin Yahya M***i Betawi, dengan kitab-kitabnya.
3. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi Kwitang, dengan dakwahnya.

Di masa mereka, hidup saja orang-orang bahagia di dekatnya. Beruntunglah kalian ahli Jakarta..”

Gus Dur, Paku Bumi Jakarta Dan Pembelaannya Pada Habaib Admin    June 26, 2020    Pemikiran    Comment    Gus Dur, Paku Bumi Jakarta dan Pembelaannya pada Habaib.HWMI.OR.ID, Pernah berkata, Almarhum Birrahmatil Hayyil Qayyum, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur): “Di Jakarta ini, sebagai Pakuny...

19/03/2025

BENARKAH ALLAH BERJANJI KHILAFAH TAHRIRIYAH AKAN TEGAK?

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jabar

Khilafah yang diinginkan oleh Hizbut Tahrir (HT) sudah definitif. Definitif maksudnya sudah pasti, final dan lengkap. Bukan tentatif, sehingga sudah tertutup peluang untuk mendiskusikannya lagi.

Ada 3 hal yang sudah didefinitifkan oleh HT yakni:
1. Khalifah harus dari kader terbaik HT yaitu Amir HT. Dijelaskan oleh Hafidz Abdurrahman (Ketum HTI 2004 - 2010 / Mas'ul Lajnah Tsaqafiyah 2010 - 2012) dalam tulisannya yang berjudul “Ketika Khilafah Tegak, Siapa Khalifahnya?” yang dimuat di Majalah Al-Wa’ie edisi Juni/Juli 2012 rubrik Soal Jawab dan di website resmi HTI hizbut-tahrir.or.id/2012/06/03/saat-khilafah-berdiri-siapa-kholifahnya/.
2. Penyerahan kekuasaan kepada Amir HT dilakukan melalui jalan thalabun nushrah yang kemudian menuntut umat atau perwakilan dari umat agar membai'atnya menjadi khalifah.
3. UUD negara Khilafah (Dustur Khilafah) diambil dari UUD yang disusun oleh HT. Dijelaskan dalam kitab Muqaddimah Dustur dan nasyrah Qassam.

Oleh karena itu khilafah yang diperjuangkan HT bersifat khusus dan unik dari semua segi. Tidak tepat lagi bila disebut khilafah saja secara umum. Harus ditambah satu kata untuk menunjukkan kekhususannya dan keunikannya menjadi Khilafah Tahririyah.

Berdasarkan realitas itulah perjuangan HT dinilai, dihukumi dan disikapi. Sesuai dengan hadis Nabi saw
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

Dan kaidah fiqih
الأمور بمقاصدها
Setiap urusan tergantung tujuannya.

Dalam hal ini niat dan tujuan HT adalah ingin mendirikan Khilafah Tahririyah. Bukan khilafah-khilafah yang lain.

Apakah janji Allah Swt dalam QS. An-Nur: 55 tertuju kepada HT?

QS. An-Nur: 55 berbunyi

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik".

Ayat ini tidak menyebut kata-kata khas HT seperti Amir Hizb, dustur khilafah, mabda', syabab hizb dan thalabun nushrah.

HT meyakini Islam sebagai mabda' (ideologi). Sedangkan pada ayat di atas menyebutkan kata "diinahum" (agama mereka) bukan "mabda'ahum" (ideologi mereka). Hal ini menegaskan bahwa janji Allah Swt memberi kekuasaan yang meneguhkan ad-din (agama) kaum muslimin secara umum, bukan untuk meneguhkan mabda' (ideologi) HT secara khusus.

Walhasil dapat disimpulkan bahwa, QS. An-Nur: 55 tidak ada sangkut pautnya dengan khilafah yang sedang diperjuangkan oleh HT. Ayat ini bukan janji Allah Swt suatu saat Amir HT akan menjadi Khalifah, Dustur Khilafah susunan HT akan berlaku dan Khilafah Tahririyah akan tegak.

ULAH PEMERINTAHOleh Ayik HeriansyahPengurus Lembaga Dakwah PWNU JabarKasus-kasus mega korupsi yang dilakukan oleh aparat...
27/02/2025

ULAH PEMERINTAH

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jabar

Kasus-kasus mega korupsi yang dilakukan oleh aparat dan pejabat pemerintahan menjadi sinyalemen bahwa rakyat Indonesia tidak aman dari tipu daya mereka. Rakyat tidak aman secara politik.

Sudah gagal mensejahterakan rakyat, korupsi lagi. Pemerintah dinilai tidak amanah dan kredibel. Tidak becus mengurus rakyat. Akibatnya dihujat rakyat Indonesia seantero nusantara.

Menengok sejarah umat Islam, sikap terhadap ulah pemerintah mengelompokkan masyarakat menjadi 3 kelompok besar: Murji'ah, Aswaja dan Khawarij.

Kaum Murji'ah senantiasa pro pemerintah karena menyerahkan pendapat politiknya kepada pemerintah. Berbeda dengan kaum Khawarij yang pendapat politiknya selalu kontra dengan pemerintah karena meyakini pemerintah adalah operator sistem kufur.

Murji'ah bersikap kumaha pamarentah (terserah pemerintah) dan Khawarij berpikir kumaha aing (terserah saya). Murji'ah taat kepada pemerintah secara mutlak tanpa syarat. Secara umum tanpa takhsis. Sedangkan Khawarij sebaliknya, menentang pemerintah secara mutlak tanpa syarat. Secara umum tanpa takhsis.

Aswaja berada di posisinya sendiri. Tidak selalu pro atau kontra dengan pemerintah. Tidak selalu taat dan tidak selalu menentang. Karena pendapat politik Aswaja berdasarkan kumaha fiqih siyasah, maqashid syariah dan manuthun bil maslahah.

Berbeda dengan Hizbut Tahrir yang memandang sumber kerusakan negara terletak pada sistem pemerintahan (nizhamul hukmi). Aswaja melihat bahwa yang bermasalah adalah akhlak, adab, moral dan kepribadian dari aparat dan pejabat pemerintahan (syakhsiyah).

Sehingga untuk menyelesaikannya, Aswaja melakukan langkah-langkah perbaikan individual (ishlahiyah syakhsiyah) dengan memberi nasihat, pengarahan, kritik yang membangun, dan amar ma'ruf nahi munkar kepada aparat dan pejabat yang menyimpang.

Pararel dengan hal tersebut, untuk jangka menengah dan panjang Aswaja mendidik, membina dan mencetak calon-calon aparat dan pejabat pemerintah melalui lembaga-lembaga pendidikan formal, informal dan non formal.

Diharapkan lahir generasi aparat dan pejabat baru yang shalih, berakhlak mulia, beradab luhur, bermoral dan berkepribadian Islam. Menjadi aparat dan pejabat pemerintahan yang amanah dan kredibel. Yang mampu mengembalikan rasa aman politik masyarakat Indonesia.

Di dalam kitab Lathaiful Minan, Syaikh Abul Hasan asy-Syadziliy berkata,”Pada suatu hari dalam sebuah perjalanan, aku diam di sebuah gua. Aku bermunajat, “Ya Allah, kapan aku menjadi hamba yang bersyukur?” Lalu terdengar sebuah suara, “Ketika kau tidak melihat ada yang diberi nikmat selainmu.”

Aku menjawab, “Ya Allah bagaimana aku tidak melihat orang yang diberi nikmat selainku, sementara Kau telah memberi nikmat kepada para Nabi, para ulama, para penguasa?” Suara itu kembali berkata, “Kalau bukan karena para Nabi, kau tidak akan mendapat petunjuk. Kalau bukan karena ulama, kau tidak akan bisa meneladani. Kalau bukan karena penguasa, kau tidak akan merasa aman. Jadi, semua nikmat-Ku telah Ku berikan kepadamu.”

Rasa aman secara politik adalah nikmat dari Allah swt. Lebih tegas lagi Syaikh Ibnu ‘Athaillah mengatakan, “Siapa yang tidak mensyukuri nikmat, berarti ia telah menghilangkan nikmat itu, dan siapa yang mensyukurinya maka ia telah mengikatnya dengan tali kekang.”

Syaikh Zarruq mengingatkan, “Siapa yang tidak bersyukur maka nikmat yang telah Allah limpahkan akan dirampas dan ditanggalkan darinya dengan cara yang tidak diduga dan tidak diketahui.”

Kita berharap semoga Allah Swt mengembalikan nikmat rasa aman secara politik kepada kita melalui aparat dan pejabat pemerintahan yang amanah dan kredibel.

07/05/2024

Mengenal ulama. Nusantara

07/05/2024

KIAYI DESA/KIAYI KAMPUNG/KIAYI NUSANTARA ADALAH KELAS DUNIA YANG BERPENAMPILAN BIASA TAPI ILMUNYA LUAR BIASA

ANALOGI: "Kamus Berjalan"

Indonesia tak kekurangan ulama yang memiliki karya luar biasa dan diakui dunia. Di setiap dekade, selalu ada ulama yang muncul dan menjadi bintang zaman meskipun di balik layar. Salah satunya, Kiai Abul Fadhol Senori.

Sewaktu hidup, namanya tidak terlalu dikenal, namun sepeninggalnya, namanya melambung tinggi. Seiring dengan dipakainya kitab-kitab karya tulisnya sebagai kurikulum dasar di seluruh pesantren NU di Indonesia.

Tatkala membaca kitab karyanya, para ulama akan terpukau dengan keindahan sastra, susunan kata, serta gaya bahasa yang mudah dicerna. Seolah-olah karya itu ditulis oleh ulama besar berkebangsaan Arab asli. Padahal, Kiai Abul Fadhol Senori sama sekali belum pernah belajar di tanah Arab.

Ahmad Abul Fadhol lahir tahun 1921 M di Sedan Rembang Jawa Tengah dari pasangan KH. Abdus Syakur bin Muhsin bin Saman bin Mbah Serut dan Nyai Sumiah binti Kiai Ibrahim. Kiai Abdus Syakur adalah ulama yang ternama karena kecerdasannya.

Beliau pernah belajar kepada Syaikh Kafrawi Tuban, setelah itu melanjutkan rihlah ilmiahnya ke Haramain, berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Abu Bakar Syata, Syekh Zaini Dahlan dan lainnya. Sep**angnya dari Haramain beliau berguru pada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Bekal kelimuan inilah yang menjadikan pondok KH. Abdus Syakur banyak diminati santri untuk belajar agama.

Kiai Abdus Syakur memiliki strategi pengajaran yang efektif dan sangat tegas. Yakni kewajiban seluruh santri menulis ulang materi belajar yang sudah disampaikannya. Kiai Abdus Syakur menerapkan metode hafalan serta menulis kitab atau memberi makna pada kitab kepada santri-santrinya. Hal ini berlaku p**a bagi Fadhol yang ikut-ikutan ngaji meski masih sangat kecil.

Alhasil para santri Kiai Syakur memiliki penguasaan kitab yang detail dan mendalam. Pendidikan yang diterapkan Kiai Abdus Syakur kepada putranya mempengaruhi

Address

Jakarta
Jakarta
15151

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Media Dakwah Islam Nusantara posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share