Tempo Doeloe

Tempo Doeloe Hari ini adalah pengulangan sejarah, jangan lupakan sejarah.
(3)

Dengannya kita belajar supaya jadi orang baik dan manfaat.

✅️ Foto dulu dan sekarang
✅️ Foto Jadul
✅ Foto Indonesia Raya
✅️ Tokoh lampau
✅️ Fakta Unik
✅️ Kritik Sosial

Masih pada ingatkah dengan sosok Bapak ini ⤵️Waspadalah - Waspadalah 😁😁😁
10/07/2025

Masih pada ingatkah dengan sosok Bapak ini ⤵️
Waspadalah - Waspadalah
😁😁😁

President prabowo mengutus menteri airlangga ke as untuk mencoba renegosiasi tarif resiprokal 32 persen, yg akan berlaku...
10/07/2025

President prabowo mengutus menteri airlangga ke as untuk mencoba renegosiasi tarif resiprokal 32 persen, yg akan berlaku mulai 1 agustus, namun upaya ini dinilai akan sia2, dn pakar menyarankan untuk tidak mengemis ke as,lbh baik kerjasama dgn negara2 senasib dan lawan!!

Emang berani...??

Foto bersejarah..
06/07/2025

Foto bersejarah..

Pernahkah melihat warung kelontong kecil di sudut kota, dijaga oleh pria tua bersendal jepit, celana pendek, dan kaos lu...
06/07/2025

Pernahkah melihat warung kelontong kecil di sudut kota, dijaga oleh pria tua bersendal jepit, celana pendek, dan kaos lusuh tapi tiap minggu bisa setor puluhan juta ke distributor barang? Atau restoran Chinese food sederhana yang pengunjungnya selalu ramai, dikelola oleh keluarga yang setiap harinya bahu-membahu, dari dapur sampai kasir? Dari luar terlihat biasa, tapi siapa sangka mereka sudah beli dua ruko dan tanah di belakang pasar. Ini bukan cerita fiksi. Ini nyata. Dan inilah salah satu cermin dari filosofi kaya lintas generasi orang-orang China.

Orang China punya prinsip hidup yang kadang berbanding terbalik dengan cara kita menjalani hari. Di saat sebagian besar dari kita baru dapat bonus kerja sudah buka marketplace, mereka justru mencatat hasil penjualan dan menghitung biaya operasional. Bagi mereka, bisnis adalah pondasi, bukan ajang validasi. Ada pepatah Tionghoa kuno berbunyi “Qiong yang shengyi, tu yang jizid”, artinya bisnis dipelihara dalam kesederhanaan, lalu kekayaan pribadi akan datang setelahnya. Maka tak heran bila mereka lebih memilih pakai motor bebek 15 tahun daripada beli mobil baru, selama toko mereka bisa buka cabang.

Perbedaan ini semakin kentara ketika kita melihat bagaimana orang Tionghoa memandang waktu dan kesabaran. Mereka punya filosofi “zuo shi yao changyuan”, yaitu berpikir jangka panjang. Sabar membangun bisnis meski bertahun-tahun belum terlihat hasilnya. Sedangkan kita? Baru sebulan jualan online nggak laku, sudah overthinking, minta ganti nama brand, atau bahkan nyerah total. Mereka siap kerja keras 10 tahun, kita ingin viral 10 hari.

Dalam pengelolaan uang, prinsip “jiejian shi meide” atau hemat adalah kebajikan menjadi gaya hidup turun-temurun. Anak-anak diajari untuk mencatat pengeluaran sejak kecil. Modal bukan untuk dibanggakan, tapi diputar agar makin besar. Mereka tidak pusing harus tampil mewah, karena tujuan utamanya adalah membesarkan bisnis, bukan sekadar memoles citra. Bandingkan dengan kita yang kadang baru gajian langsung update OOTD dan kopi mahal, meskipun cicilan belum lunas.

Lebih jauh, kekuatan orang Tionghoa juga terletak pada keharmonisan keluarga.
“Jia he wan shi xing”, jika keluarga kompak, semua urusan akan lancar. Mereka percaya bahwa rezeki bisa dilipatgandakan lewat sinergi antar anggota keluarga. Banyak bisnis besar yang dibangun mulai dari ayah-ibu dan diteruskan anak-anaknya. Semua ikut kerja, tidak ada yang gengsi. Sementara kita sering kali menghindari kerja sama dengan saudara karena takut ribut, atau malah ribut duluan hanya karena urusan pembagian hasil.

Satu nilai lain yang luar biasa kuat dalam budaya bisnis China adalah guanxi, jaringan relasi. “Guanxi jiu shi caifu”, relasi adalah kekayaan. Mereka membangun hubungan bertahun-tahun, bahkan tanpa kontrak, karena yang dijaga bukan cuma keuntungan, tapi kepercayaan. Kontras dengan kita yang kadang sekali dipercaya, malah jadi kesempatan untuk main curang. Mereka tahu bahwa bisnis yang sehat itu dibangun dari kepercayaan yang dijaga, bukan dari mulut manis saat pitching.

Tentu kita tidak bisa menyamaratakan semua orang Indonesia hidup dengan prinsip instan. Tapi tren dan data menunjukkan bahwa kebiasaan konsumtif masih merajalela. Data dari BPS dan OJK beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa lebih dari 50% anak muda Indonesia tidak punya dana darurat. Bahkan survei Katadata pada 2022 mencatat bahwa 7 dari 10 responden usia 20-35 tahun lebih mementingkan gaya hidup daripada menabung atau investasi. Di sisi lain, keluarga-keluarga China, bahkan dari generasi bawah, memiliki portofolio properti atau usaha sejak muda.

Bandingkan dengan tren “gaya dulu, mikir belakangan” yang kini menjamur. Tidak sedikit orang yang memaksakan diri terlihat sukses, padahal baru satu kali menang proyek. Celakanya, validasi semacam ini sering mendapat tepuk tangan, sehingga makin banyak yang tergoda. Kita lupa, kaya itu bukan soal penampilan, tapi soal kemampuan bertahan dan berkembang secara konsisten. Bahkan, ada fenomena orang yang rela berutang hanya demi terlihat punya branding pribadi yang “naik kelas.”

Apakah semua orang China sukses dan tidak punya masalah? Tentu tidak. Tapi apa yang bisa kita pelajari adalah sistem nilai yang mereka jaga secara turun-temurun. Mereka tahu bahwa hidup adalah maraton, bukan sprint. Dan kekayaan sejati bukan untuk dipamerkan, melainkan diwariskan dalam bentuk aset, etos kerja, dan prinsip hidup. Kalau semua ini terasa menampar, mungkin memang kita perlu ditampar. Tapi bukan untuk merendahkan, melainkan untuk membangunkan. Kita masih bisa belajar. Kita masih bisa berubah. Karena pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita sendiri, mau terus cari validasi dari lingkungan, atau mulai membangun fondasi untuk masa depan.

Jika kita hari ini masih berjuang, ingatlah bahwa pelan bukan berarti tertinggal. Tapi asal langkahnya konsisten dan fondasinya kuat, maka kita sedang menuju sesuatu yang jauh lebih berharga dari sekadar pujian singkat. Bangun bisnis itu dari ketekunan, bukan gengsi. Simpan cuanmu untuk ekspansi, bukan eksistensi. Gengsi bisa ditunda, tapi pondasi harus diprioritaskan.

Karena sukses itu bukan soal terlihat, tapi tentang bertahan dan meninggalkan jejak yang bisa diwariskan.
---


Disclaimer:
Tulisan ini merupakan ulasan sederhana terkait fenomena bisnis atau industri untuk digunakan masyarakat umum sebagai bahan pelajaran atau renungan. Walaupun menggunakan berbagai referensi yang dapat dipercaya, tulisan ini bukan naskah akademik maupun karya jurnalistik. Sumber dari ukm_eksporter_indonesia yang telah dikembangkan.

Mensejahterakan Rakyat ga mampu, sia²kan pajak rakyat Jagonya..
05/07/2025

Mensejahterakan Rakyat ga mampu, sia²kan pajak rakyat Jagonya..

makin gak jelas dah🤣🤣🤣bukannya ngatur lalu lintas malah main robot²an🤣🤣
03/07/2025

makin gak jelas dah🤣🤣🤣
bukannya ngatur lalu lintas malah main robot²an🤣🤣

Seandainya berat nya cuma 500kg, mungkin udah melayang di Lelang ke museum Eropa.
30/06/2025

Seandainya berat nya cuma 500kg, mungkin udah melayang di Lelang ke museum Eropa.

Google Maps menjadi saksi bisu kenangan manis itu hadir bersama orang tua, keluarga, dan teman masa kecil 🥹🥹📷: Google Ma...
27/06/2025

Google Maps menjadi saksi bisu kenangan manis itu hadir bersama orang tua, keluarga, dan teman masa kecil 🥹🥹

📷: Google Maps via .media

Tempo Doeloe jualan ini ya sob. Jangan dikecengin.. 😅

https://s.shopee.co.id/1qQcnc6aBv

Pojok Arsip KDM di kampus, Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta (1999)Penasaran kali ini link apa yang Mimin jual...
27/06/2025

Pojok Arsip KDM di kampus, Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta (1999)

Penasaran kali ini link apa yang Mimin jual ?

Klik aja :

https://s.shopee.co.id/3qBflqxdju

Yang masih ngewedang, ngopi dirumah pakai ini siapa ni sobat Tempo Doeloe ?Admin beli disini nih teko poci nya  berat .....
27/06/2025

Yang masih ngewedang, ngopi dirumah pakai ini siapa ni sobat Tempo Doeloe ?

Admin beli disini nih teko poci nya berat ..

https://s.shopee.co.id/gEdgg1jTq

Peta Jaman belanda. Ini nama - nama daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta zaman dahulu.Coba apa nama daerahmu Tempo Doelo...
20/06/2025

Peta Jaman belanda. Ini nama - nama daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta zaman dahulu.

Coba apa nama daerahmu Tempo Doeloe ?

Gila sih korupsi di Konoha, totalnya Ribuan Trilyun.. pantesan rakyat Indonesia kismin- kismin..
19/06/2025

Gila sih korupsi di Konoha, totalnya Ribuan Trilyun.. pantesan rakyat Indonesia kismin- kismin..

Address

Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Tempo Doeloe posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Tempo Doeloe:

Share