abad.id

abad.id Abad.id hadir untuk merangkai narasi tentang Indonesia yang otentik dan mendalam.

Kami ingin menjadi jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan warisan budaya dan sejarah yang telah membentuk bangsa ini

*[Dari Irian Barat ke Ganyang Malaysia: Arah Politik Luar Negeri Demokrasi Terpimpin]**Kilasan***Dari Bebas Aktif ke kon...
26/09/2025

*[Dari Irian Barat ke Ganyang Malaysia: Arah Politik Luar Negeri Demokrasi Terpimpin]*

*Kilasan*
**Dari Bebas Aktif ke konfrontasi:* Politik luar negeri Indonesia bergeser di bawah Sukarno, dari netral ala Hatta menuju konfrontasi melawan Barat, dimulai dengan perebutan Irian Barat.
**Trikora & Dwikora:* Sukses merebut Irian Barat (1962), Sukarno lanjut dengan seruan “Ganyang Malaysia” (1963), memicu konflik diplomatik hingga aksi militer.
**Isolasi internasional:* Konfrontasi puncaknya ketika Indonesia keluar dari PBB (1965); alih-alih disegani, ekonomi terpuruk dan Indonesia makin terasing di dunia.

abad.id - Bayangin kamu lagi duduk di kelas. Ada dua peer group atau geng gede di sekolah: satu geng A, satu geng B.
Dua-duanya populer, dua-duanya juga mengajak kamu gabung. Tapi kamu mikir, “Kalau ikut salah satu, gimana kalau besok malah dihajar geng satunya?”

Nah, bingung kan?

Itu kira-kira dilema yang dihadapi Indonesia pada awal 1960-an. Dunia lagi panas banget dengan Perang Dingin atau disebut juga perang antarideologi: kapitalisme-liberalisme versus komunisme-sosialisme.

AS dan sekutunya di Blok Barat dengan mengusung ekonomi pasar bebas (kapitalisme) dan ideologi liberalisme versus Uni Soviet dan kawan-kawan di Blok Timur yang mengusung ekonomi komando dan ideologi komunisme.

Indonesia yang baru 14 tahun merdeka harus menentukan sikap: ikut siapa atau bikin jalan sendiri?

*Dari Bebas Aktif ke Konfrontasi*
Awalnya, Indonesia menganut politik Bebas Aktif yang dirumuskan B**g Hatta pada 2 September 1948.

"Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil ialah upaya kita jangan menjadi objek dalam pertarungan internasional melainkan kita harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap kita sendiri," kata B**g Hatta dalam buku Mendayung Diantara Dua Karang.

Namun setelah Hatta mundur dari jabatan wakil presiden (1956), arah berubah. Sukarno membawa Indonesia ke jalur baru, jalur yang lebih dekat dengan negara-negara berhaluan kiri: komunisme, sosialisme, dan sejenisnya.

Sukarno mencurigai negara-negara Barat mempraktekkan pendudukan dan penjajahan gaya baru. Sebutannya neokolonialisme dan neoimperialisme.

_"Revolusi Indonesia bertujuan melenyapkan imperialisme di mana-mana."_
Sukarno.

Selengkapnya di https://abad.id/dari-irian-barat-ke-ganyang-malaysia-arah-politik-luar-negeri-demokrasi-terpimpin-579

[Pertarungan Onderbouw PKI vs Anti-PKI: Dari Panggung Budaya ke Kampus]*Kilasan***Pasca-Dekrit 1959, PKI jadi kekuatan s...
25/09/2025

[Pertarungan Onderbouw PKI vs Anti-PKI: Dari Panggung Budaya ke Kampus]

*Kilasan*
**Pasca-Dekrit 1959, PKI jadi kekuatan sipil utama pendukung Sukarno dan menguatkan organisasi budaya serta kampus seperti Lekra dan CGMI.
** Lekra menggempur seniman Manikebu yang dianggap tidak revolusioner, sementara CGMI menyerang HMI dengan label ‘kontrarevolusi’.
**Sukarno didesak bubarkan HMI, tapi desakan pembubaran HMI ditahan Menteri Agama Saifuddin Zuhri.

abad.id - Awal 1960-an, gelanggang kebudayaan dan kampus di Indonesia ibarat ring tinju tanpa wasit: siapa kalah akan diganyang habis-habisan.

Di ring itulah, kelompok komunis dan antikomunis saling berhadapan.

Situasi ini dimulai ketika Demokrasi Liberal yang sarat hingar-bingar politik, terutama jatuh bangunnya kabinet, tiba-tiba ambruk dihantam Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Kabinet Djuanda langsung mampus, mengakhiri era Demokrasi Parlementer yang bermula awal 1950-an.

Presiden Sukarno yang tadinya hanya menjadi simbol negara tanpa benar-benar berkuasa, langsung menjadi pemain dan penguasa utama.

Dekrit Presiden mengubah peta politik nasional, lalu pengaruhnya merembet ke bidang lainnya.

Selengkapnya di
https://abad.id/pertarungan-onderbouw-pki-vs-anti-pki-dari-panggung-budaya-ke-kampus-578

[Mimpi Sukarno Menuju Masyarakat Adil dan Makmur: Sejarah Demokrasi Terpimpin]Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia ole...
22/09/2025

[Mimpi Sukarno Menuju Masyarakat Adil dan Makmur: Sejarah Demokrasi Terpimpin]

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, Indonesia memasuki masa Demokrasi Parlementer yang berlandaskan UUDS 1950. Sepanjang periode 1950–1959, tercatat enam kabinet silih berganti. Sukarno pun muak dengan sistem parlementer yang menempatkan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan dan partai politik sebagai penggerak negara.
"Pada bulan Oktober 1956, ia menyatakan bahwa semua partai politik sebaiknya dikubur karena merupakan 'sumber' penyakit yang menyebabkan perpecahan bangsa." begitu menurut Adnan Buyung Nasution, mantan advokat terkenal, dalam bukunya Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia. Namun, Sukarno tetap membiarkan partai-partai politik yang mendukung gagasannya. Sebaliknya, parpol yang kontra padanya diserang habis-habisan, dilabeli kontrarevolusioner atau melawan arus revolusi.
Sukarno menginginkan gaya demokrasi yang berbeda sama sekali. Ia memandang Demokrasi Parlementer adalah demokrasi ala Barat. Enggak cocok dengan karakteristik orang Indonesia yang s**a gotong-royong.
Sukarno menyebut demokrasi versinya sebagai Demokrasi Terpimpin, demokrasi yang dipandu oleh dirinya. Ia meminta seluruh kekuatan revolusioner, yang ingin perubahan menuju masyarakat adil dan makmur, mendukung dirinya bergotong-royong dalam semangat Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis).

Jalannya Demokrasi Terpimpin
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri periode Demokrasi Parlementer sekaligus mengawali Demokrasi Terpimpin. Pengaruh dan karisma Sukarno pu kian menguat. Ia dipandang sebagai penyelamat setelah masa Demokrasi Parlementer yang penuh pertikaian politik. Namun, menurut Daniel S. Lev, di periode ini banyak muncul penjilat yang membuat Sukarno lupa diri dan merasa sangat besar.
Dengan kuasa yang makin luas, Sukarno menuangkan gagasan di berbagai bidang. Ia memperkenalkan jargon-jargon seperti Manipol USDEK, neokolonialisme, neoimperialisme, Oldefos, Nefos, hingga konsep “bersatunya seluruh kekuatan revolusioner”. Pada 1960, ia bahkan dikukuhkan sebagai Pemimpin Besar Revolusi, posisi yang menurutnya membuat rakyat harus mematuhi semua arahannya.
Tak hanya di dalam negeri, Sukarno ingin Indonesia tampil sebagai pemimpin bangsa-bangsa yang baru merdeka. Ia membangun citra itu lewat proyek besar: stadion megah, gedung internasional, jalan layang, hingga wajah baru Jakarta. Namun, ambisi pembangunan tersebut akhirnya membebani perekonomian Indonesia.

Selengkapnya di https://abad.id/mimpi-s**arno-menuju-masyarakat-adil-dan-makmur-sejarah-demokrasi-terpimpin-576

--

[Sejarah Nasakom: Ide B**g Karno Satukan Nasionalisme, Islam, dan Komunisme]Apa jadinya kalau air dan minyak bersatu? Ja...
16/09/2025

[Sejarah Nasakom: Ide B**g Karno Satukan Nasionalisme, Islam, dan Komunisme]

Apa jadinya kalau air dan minyak bersatu? Jawabannya, enggak bakal pernah kejadian. Keduanya mustahil bersatu, dalam arti bentuknya saling larut, lalu saling mengikat.

Mereka bisa ada dalam satu wadah, tapi bentuknya tetap terpisah. Air di bawah, minyak mengambang di atas.

Kamu kocok sekeras apa pun, mereka bakal kembali ke posisi semula. Mustahil bisa saling bergandengan erat karena susunan molekulnya memang berbeda.

Nah, begitulah kira-kira yang terjadi ketika B**g Karno memperkenalkan gagasan Nasakom: nasionalisme, agama, dan komunisme pada akhir 1950-an hingga pertengahan 1965-an.

> B**g Karno ingin tiga aliran besar bergerak ke arah yang sama. Meski saling tolak dan ada perbedaan mendasar, B**g Karno percaya ketiganya bisa bekerja bareng dalam satu wadah: Indonesia.

*Apa Itu Nasakom?*
Nasakom berasal dari gagasan Presiden Sukarno pada 1956 ketika melihat kabinet parlementer silih berganti sejak awal 1950 dan enggak pernah mengikutsertakan PKI (Partai Komunis Indonesia) dalam pemerintahan.

Masa 1950—1959 dikenal sebagai masa Demokrasi Parlementer. Selama periode ini, partai-partai bermekaran dan memengaruhi jalannya pemerintahan serta kehidupan politik Indonesia.

Perdana Menteri dan anggota kabinet (menteri-menteri) berasal dari beragam partai, kecuali PKI. Bahkan ketika PKI menempati urutan keempat dalam Pemilu 1955, enggak ada satu pun tokoh mereka masuk ke kabinet.

_Selengkapnya di_ https://abad.id/sejarah-nasakom-ide-bung-karno-satukan-nasionalisme-islam-dan-komunisme-569

[abad.id | Edisi September]G30S bukan hanya satu malam kelam di tahun 1965. Ia adalah ombak sejarah yang panjang perjala...
15/09/2025

[abad.id | Edisi September]

G30S bukan hanya satu malam kelam di tahun 1965. Ia adalah ombak sejarah yang panjang perjalanan Republik -dari sebuah partai yang ikut berjuang di kemerdekaan Indonesia hingga tragedi nasional 1965- yang terus memantik perdebatan di kalangan sejarawan.

Edisi September Abad.id menelusuri jejak-jejak itu:
- *Tiga Ombak Besar PKI: Banten 1926, Madiun 1948, Dan G30S 1965*
- *G30S 1965, Tragedi Nasional Dan Beragam Teori Sejarawan Dunia*
- *Sejarah Nasakom: Ide B**g Karno Satukan Nasionalisme, Islam, Dan Komunisme*
- *Lekra dan Sekretariatnya di Cidurian, Rumah Budaya Yang Beralih Jadi Kampus*
- *Bekas Kantor CC PKI di Kramat Raya, Jejak Kelam Amuk Massa di Jakarta*

dan coba menangkap bagaimana G30S/PKI hari ini dipahami dari sudut pandang kreatif dan Gen-Z:
- *Wawancara Dengan Embie C. Noer (1): Film G30S Bukan Sekadar Propaganda*
- *Nonton Film ‘Horor’ Propaganda Orba, Pengalaman Gen-X Dan Milenial Yang Tak Dialami Gen-Z*
- *Mengajar G30S Di Era Digital: Guru Sejarah, Murid Bosan, Dan Kurikulum Baru*
- *Ketika Gen-Z Menonton Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/Pki: Tak Lagi Takluk Pada Satu Tafsir*

Sejarah G30S tak lagi dimonopoli satu tafsir. Ia hidup kembali di ruang kelas, layar film, dan ingatan generasi. Mari menyelami ulang peristiwa ini dari beragam sudut pandang.

https://abad.id/g30s-1965-tragedi-nasional-dan-beragam-teori-sejarawan-dunia-561

Perang enggak bisa dimenangi hanya dengan senjata, tapi juga perlu mempertimbangkan urusan perut, informasi, dan strateg...
12/09/2025

Perang enggak bisa dimenangi hanya dengan senjata, tapi juga perlu mempertimbangkan urusan perut, informasi, dan strategi.

Sobad, pernah kebayang enggak bahwa kemerdekaan Indonesia berhubungan banget dengan dapur?

Kok bisa? Begini ceritanya.

Setelah Indonesia merdeka, tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) mulai datang ke Indonesia pada tengah hingga akhir September 1945.

Tugas AFNEI adalah mengurus tahanan perang dan tahanan non-perang yang dipenjara oleh Jepang yang menyerah pada Sekutu dalam Perang Dunia II.

Namun, ada sejumlah orang-orang Belanda dalam rombongan itu. Mereka disebut sebagai NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dan datang untuk membangun kembali pemerintahan Hindia Belanda.

Untuk memperkuat niat itu, NICA disokong oleh tentara KL (Kerajaan Belanda) dan KNIL (Hindia Belanda).

Dua kelompok tentara ini berhadapan dengan pejuang pro-Republik (Indonesia) yang oleh orang-orang Belanda disebut 'kelompok Bersiap' atau 'ekstremis'. Maka muncul sejumlah perang di beberapa tempat di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

Khusus untuk tentara KNIL, kelompok pro-Republik punya sebutan khusus: 'Andjing NICA'.

"Andjing NICA itu menempatkan dirinya melawan kelompok Bersiap dan menyelamatkan, melindungi, dan membabaskan para tawanan yang seringkali tak berdaya," sebut Rob Smulders, mantan anggota KNIL, seperti dikutip oleh Geert Ooostindie, penulis buku Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950: Kesaksian perang pada sisi sejarah yang salah.

Selengkapnya di https://abad.id/dapur-dapur-rahasia-penjaga-kemerdekaan-dari-perempuan-untuk-republik-546

[Usaha-Usaha Belanda Rebut Kembali Hindia, Dari Proposal Ratu sampai Agresi Militer]Ratu Wilhelmina, penguasa negeri Bel...
08/09/2025

[Usaha-Usaha Belanda Rebut Kembali Hindia, Dari Proposal Ratu sampai Agresi Militer]

Ratu Wilhelmina, penguasa negeri Belanda, sumringah kala mengetahui Jerman menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II pada Mei 1945.

Menyerahnya N**i berarti p**a berakhirnya pendudukan mereka di Belanda sejak Mei 1940.

Ratu beserta punggawanya yang sempat mengungsi di London akhirnya bisa p**ang.

Namun, kegembiraan itu tak bertahan lama karena Belanda menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali negeri yang luluh lantak.

Pas**an N**i memang telah hengkang dari Belanda, namun selama lima tahun pendudukan sejak Mei 1940, Belanda menjadi ‘sapi perah’ bagi Jerman.

Situasi tersebut membuat Belanda jatuh ke krisis ekonomi dan kekurangan pangan parah.

Sebelum Perang Dunia II, neraca perdagangan Belanda cukup sehat. Namun setelah perang, kondisi ekonomi benar-benar ambruk.

“Negeri Belanda terpaksa mengeluarkan lebih dari 500 juta gulden untuk membeli makanan saja,” papar sejarawan Onghokham dalam “Proklamasi 17 Agustus 1945 dari Sudut Negeri Belanda”, termuat di termuat dalam Sukarno: Orang Kiri, Revolusi & G30S 1965.

Menurut laporan United States Department of Agriculture dalam World Food Situation 12 Januari 1949, pembangunan di Belanda belum mencapai tingkat yang diharapkan hingga 1948.

Meskipun terjadi peningkatan produksi dan impor, hasil dalam negeri masih jauh di bawah standar pra-perang.

Ini menggambarkan betapa Belanda sangat membutuhkan sumber daya tambahan untuk membangkitkan perekonomian mereka.

Bagaimana caranya? Menengok ke negeri jajahan lama mereka: Hindia!

Selengkapnya di https://abad.id/usaha-usaha-belanda-rebut-kembali-hindia-dari-proposal-ratu-sampai-agresi-militer-535

[Mati Konyol di Medan Revolusi : Takhayul Pejuang Republik Tempo Dulu]Sobad, pernah kepikiran tentang dari mana asal-usu...
06/09/2025

[Mati Konyol di Medan Revolusi : Takhayul Pejuang Republik Tempo Dulu]

Sobad, pernah kepikiran tentang dari mana asal-usul frase ‘mati konyol’?

Frase ini ternyata muncul dan kaprah dipakai sejak masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945—1949).

Masa ini disebut juga Masa Perang Kemerdekaan karena ada ancaman dari Belanda yang ingin menduduki Indonesia kembali. Sementara bagi orang Belanda, masa ini disebut Masa Bersiap.

Selama masa ini, Indonesia dan Belanda berperang dan memakan banyak korban tewas. Menurut Gert Oostindie, sejarawan Belanda, korban dari Indonesia mencapai 100 ribu jiwa, sedangkan dari Belanda tercatat 4.751 jiwa.

“Namun jumlah tersebut tetap merupakan perkiraan kasar saja,” sebut Oostindie dalam Serdadu Belanda di Indonesia 1945—1950: Kesaksian Perang pada Sisi Sejarah yang Salah.

“Perlu dicatat bahwa pada perkiraan korban perang Indonesia ada banyak sekali korban mati yang bukan disebabkan oleh kekerasan Belanda tetapi oleh karena tewas dalam pertempuran antar berbagai pihak Indonesia sendiri yang saling bertikai,” lanjut Oostindie.

Mengapa korban dari Indonesia sedemikian banyak?

Selengkapnya di.. https://abad.id/mati-konyol-di-medan-revolusi-indonesia-takhayul-pejuang-republik-tempo-dulu-554

INI PENYEBAB PERISTIWA KERUSUHAN BANDUNG 1973Pada 5 Agustus 1973 di Bandung menjadi tanggal paling diingat warga hingga ...
23/06/2023

INI PENYEBAB PERISTIWA KERUSUHAN BANDUNG 1973

Pada 5 Agustus 1973 di Bandung menjadi tanggal paling diingat warga hingga saat ini. Sebab saat itu do kota kembang terjadi suatu insiden huru-hara yang mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang cukup besar.

Kerusuhan akibat aksi SARA ini berawal dari serempetan antara sebuah mobil dan sebuah delman ini memaksa Presiden Soeharto memerintahkan ABRI untuk melakukan tindakan penting. Menteri Hankam dalam rapat khusus dengan DPR pada tanggal 19 September 1973 menyatakan, peristiwa tersebut terdapat 3 unsur yang saling berkaitan, yakni serempetan mobil dengan delman, unsur-unsur kriminal, serta penunggangan keadaan oleh sisa-sisa G-30-S/PKI.

Kejadian itu ibarat sebuah kebakaran besar yang berasal dari percikan api. Sebuah peristiwa pemukulan biasa saja namun menjadi peristiwa besar dan mencekam. Awalnya sebuah sedan putih VW dengan nomor polisi D 1231 AA yang sedang diparkir di jalan Astana Anyar, tidak jauh dari gedung bioskop “Siliwangi” Bandung, disenggol gerobak G 20 BD yang ditarik seekor kuda dengan kusir bernama Asep Tosin (17), yang dibantu adiknya Sobandi (11).

Penumpang mobil itu pemuda Etnis Cina, Tan Kiong Hoat dengan kedua temannya, A Kiong dan Goan Chong. Tan Kiong Hoat warga jalan M Toha No.53 Bandung marah lalu mengejar gerobak supaya berhenti. Setelah berhasil menghentikan, Tan Kiong Hoat langsung memukul Asep Tosin. Akibatnya hidung dan mulut Asep berdarah.

Melihat demikian, Tan Kiong Hoat dan kedua temannya membawa Asep ke rumah di jalan Kalipah Apo 77, tidak jauh dari tempat kejadian. Di situ Asep Tosin tiba-tiba jatuh pingsan.

Peristiwa di hari Minggu tersebut disaksikan warga yang kebetulan lewat. Lama-kelamaan menjadi suatu kerumunan. Melihat darah Asep Tosin, Tan Kiong Hoat dan kedua temanya menjadi ketakutan lalu lari lewat pintu belakang rumah.

baca lebih lengkap di tautan berikut :
https://abad.id/newsDetail/707-ini-penyebab-peristiwa-kerusuhan-bandung-1973

TRAGEDI KEMANUSIAAN DI PONDOK PESANTREN TENGKU BANTAQIAHSebenarnya GAM kurang mendapat respons dari warga di kawasan sep...
23/06/2023

TRAGEDI KEMANUSIAAN DI PONDOK PESANTREN TENGKU BANTAQIAH

Sebenarnya GAM kurang mendapat respons dari warga di kawasan sepanjang Aceh Barat dan selatan. Selama bertahun-tahun GAM hanya terlokalisasi di Aceh Timur, utara, dan Pidie. Namun sejak aksi pembantaian terhadap Tengku Bantaqiah, rakyat Aceh Barat dan selatan mulai sepakat untuk menentang TNI dan pemerintah pusat.

Dalam buku Sejarah Dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka Tulisan Neta S Pane menyebutkan, sebenanya banyak ulama Aceh yang disegani. Namun, sejak rezim Soeharto menggelar DOM di wilayah tersebut, ulama Aceh yang konsisten dan kritis praktis menyusut total. Dari banyak ulama yang paling disegani Tengku Bantaqiah dan Tengku Ahmad Dewi. Tengku Bantaqiah berada di kawasan hutan antara Aceh Barat dan Tengah. Sementara Tengku Ahmad Dewi mengambil posisi di pesisir Aceh Timur hingga ke Aceh Utara.

Aksi Tengku Bantaqiah pertama sempat mengagetkan publik, ketika rakyat Aceh sedang menunaikan ibadah puasa di bulan Mei 1987. Bantaqiah bersama pengikutnya turun gunung. Dengan memakai jubah putih dan bersenjatakan pedang dan tombak, mereka long march di kota Sigli dan kota Meulaboh. Sepanjang jalan mereka meneriakkan “Allah Akbar”dan menyebarkan selebaran, yang isinya mengajak masyarakat membasmi kemaksiatan serta menegakkan kebenaran.

Aksi yang kemudian disebut sebagai “Gerakan Jubah Putih" ini sempat dihadang aparat keamanan. Seorang pengikut Bantaqiah tewas tertembak aparat saat itu. Setelah diamankan beberapa saat, Bantaqiah dan pengikutnya dibebaskan. Namun, pasca peristiwa itu aksi Tengku Bantaqiah dinilai MUI Aceh ajaran sesat.

Bantaqiah mengenyam pendidikan formal hanya sampai kelas V madrasah. Kemudian ia mempraktikkan ajaran tarekat di Beutong Ateuh. Di kawasan ini Bantaqiah membangun Pondok Pesantren Babul Mukarramah di desa Blang Meraude, Kecamatan Beutong Ateuh, Kabupaten Aceh Barat.

baca lebih lengkap di tautan berikut :
https://abad.id/newsDetail/231-tragedi-kemanusiaan-di-pondok-pesantren-tengku-bantaqiah

SKENARIO PERMPOKAN UANG NEGARA DENGAN PERPPU COVID 19Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kata pepatah lama. Sejarah...
22/06/2023

SKENARIO PERMPOKAN UANG NEGARA DENGAN PERPPU COVID 19

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian kata pepatah lama. Sejarah juga biasanya mengalami pengulangan, jika kita tidak segera belajar dari kesalahan dimasa lalu, maka karena kebodohan, dan kurangnya kewaspadaan, niscaya kemalangan yang sama berulang menimpa. Seperti keledai yang jatuh ke lobang yang sama.

Demi membaca rencana pemerintah untuk melakukan bail out, kita wajib curiga dan waspada...jangan-jangan penyakit lama itu kambuh lagi; para penjahat dan pejabat negara memanfaatkan momentum negara yang sedang kacau seperti tahun 1998 mereka melakukan penjarahan keuangan negara dengan alih-alih BAIL OUT BLBI, yang menjadi mega skandal dengan total kerugian negara Rp 4,58 Triliun versi BPK.

Perppu 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Pandemik Covid-19 bisa dimanfaatkan sebagai tameng sejumlah elite untuk berbuat korup. Bahwa Perppu Covid-19 itu bisa melindungi pengambil kebijakan untuk bisa ses**a hati mengambil langkah, khususnya stimulus ekonomi, tanpa bisa disentuh.

Terlebih lagi, pemerintah telah mengumumkan sejumlah skenario terburuk yang akan melanda negeri ini. Mulai dari laju ekonomi yang tumbuh minus 4 persen, hingga nilai rupiah yang anjlok di angka Rp 20 ribu per dolar AS. Pengambil kebijakan bisa saja semena-mena seperti saat menjual surat utang dengan kupon gila-gilaan seperti di awal tahun 2009.

Selain itu, bisa juga disalahgunakan untuk mengucurkan dana bantuan dari pemerintah untuk memberikan bailout ke pihak yang tidak layak. Atau bisa juga melakukan bailout ke pihak yang layak tapi dengan jumlah melebihi semestinya. Maka kucuran dana seperti kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) oleh pejabat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) bisa terjadi lagi.

baca lebih lengkap di tautan berikut :
https://abad.id/newsDetail/191-hati-hati-dengan-skenario-perampokan-uang-negara-dengan-perppu-cofid-19

Address

Jalan Pulo Asem No. 62, RT. 1/RW. 1, Jati, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur
Jakarta
13220

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when abad.id posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to abad.id:

Share