Def-Tech Dudes

Def-Tech Dudes Defense Technologies Dudes

Simple lads that like military & defense issues. A non-aligned page.

Bagi pegiat kemiliteran Indonesia yang tertarik dengan pembahasan penggunaan drone/pesawat tanpa awak untuk angkatan lau...
16/03/2025

Bagi pegiat kemiliteran Indonesia yang tertarik dengan pembahasan penggunaan drone/pesawat tanpa awak untuk angkatan laut, dipersilahkan untuk menonton video buatan rekan kami satu ini!
- E.O.

(Reupload)

Pada 12 Februari 2025, Bersamaan dengan kunjungan Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdogan, Delegasi Baykar Makina Turki dan Delegasi PT Republikorp Ind...

06/09/2024

Kita hidup di era miniaturisasi teknologi hingga bisa menempatkan DRFM ke dalam sebuah active decoy.

Nano SPEAR adalah active RF decoy self-protection jammer (SPJ) yang menggunakan teknologi DRFM untuk menciptakan target palsu dengan mencegat, menganalisa, dan mengirimkan kembali sinyal dari radar musuh. DRFM bisa digunakan baik sebagai noise jammer ataupun high resolution range (HRR) jammer seperti RGPO/VGPO. Hal yang menarik adalah Nano SPEAR bisa diluncurkan dari flare/chaff dispenser.

Kemampuan seperti ini biasanya sudah jadi bagian dari ESM/RWR pesawat tempur generasi ke-4. Namun kemampuan SPJ sebuah pespur dinilai tidak cukup untuk melawan IADS dan off-angle radar karena batasan transmitter DRFM-nya. Active decoy seperti Nano SPEAR bisa memberikan perlindungan selama beberapa detik (10-15 detik) setelah diluncurkan. Kenapa hanya sebentar? Karena ukuran dan baterainya yang kecil. Ini tidak jauh berbeda dengan BriteCloud yang digunakan oleh Eurofighter Typhoon.

Adapun untuk skenario penggunaan paling efektif menurut saya adalah terhadap fire control radar (FCR)/SAM yang sudah diketahui lokasinya dari Electronic Order of Battle (EOB) dimana pilot bisa memprogram dan mengantiasipasi serangan SAM. Sedangkan untuk melawan ‘pop-up threats’ seperti Buk dan Tor yang digambarkan oleh video ini lebih sulit karena mereka s**a memberikan “kejutan” (rapid response SAM) yang radarnya tidak terus menyala dan s**a berpindah posisi.

Seorang pilot tidak akan s**a jika harus bertarung melawan sesuatu yang ia tidak ketahui, dan dalam skenario seperti ini reaction time adalah segalanya. Untuk memikirkan radar mana yang harus dipilih dari RWR sebelum meluncurkan active RF decoy akan memakan banyak waktu (yang bisa digunakan untuk menghindar!). Atau sistem ini bisa saja diprogram sejak awal untuk merespons ancaman secara otomatis.

Kenapa active RF decoy seperti ini digunakan di pesawat tempur; utamanya buatan Eropa?

Karena minimnya aset jammer khusus, serta bisa diekspor kepada negara yang tidak mampu membeli aset jammer khusus/jammer pod entah karena batasan politik, atau biaya.

— C.O

Happy Independence Day!Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 79!Let us preserve this independence, for now and forever! P...
17/08/2024

Happy Independence Day!

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 79!
Let us preserve this independence, for now and forever!

Pict SC: skuadron ke 3rd, 11th, 14th TNI AU (via Jatosint)

Growling Eagle: Proposal Untuk Menjadikan Eagle II Sebagai Stand-off Jammer⟬Pembukaan⟭Di Farnborough International Airsh...
04/08/2024

Growling Eagle: Proposal Untuk Menjadikan Eagle II Sebagai Stand-off Jammer

⟬Pembukaan⟭

Di Farnborough International Airshow 2024 (FIA2024) yang merupakan acara pameran pertahanan dan pertunjukan udara, terdapat banyak perusahaan-perusahaan penerbangan memamerkan produk-produk dan purwarupa mereka kepada calon pembeli. Pada hari pertama saja, FIA2024 telah menghasilkan $51 miliar USD dalam kesepakatan pembelian, dan $12 miliar diantaranya menuju kepada Boeing yang menawarkan jet komersial dan dan penumpang yang masih menjadi pilihan utama maskapai penerbangan. Namun, tidak hanya bagian komersil Boeing saja yang datang, tetapi juga Boeing Defense, Space & Security yang hadir dan memamerkan pesawat tempur generasi 4.5 terbaru mereka: F-15EX Eagle II yang sekarang diincar oleh banyak negara.

Bagi yang sudah berkenalan dengan platform tempur udara ini, pasti tidak asing dengan reputasinya sebagai salah satu pesawat tempur udara paling versatile setelah F-16 Fighting Falcon. Bagi yang belum berkenalan, F-15EX Eagle II adalah varian terbaru dari F-15E Strike Eagle yang memiliki fokus pada air interdiction, pengeboman taktis, serangan jarak jauh, dan daya jangkau yang jauh sebagai pesawat tempur kelas berat. Dan, pada FIA2024, Boeing mengumumkan sebuah rencana untuk menambahkan Eagle II dengan profil misi yang cukup unik.

⟬Isi⟭

• Growlerizing The Eagle
Boeing berencana untuk menambahkan kemampuan electronic warfare kepada F-15EX di atas Eagle Passive Active Warning Survivability System (EPAWSS) yang sudah dimiliki Eagle II, dan hanya dikalahkan oleh Distributed Aperture System (DAS) milik F-35 Lightning II. Kemampuan yang akan ditambahkan adalah electronic attack (EA) jarak jauh dengan ditambahkannya Next Generation Jammer (NGJ) pod dan AGM-88G/ER. Alasan utama Boeing percaya bahwa profil misi ini cocok untuk F-15EX adalah daya jangkau, kapasitas power dan payload yang cukup besar bisa menggantikan EA-18G Growler sebagai aset Stand-off Jammer (SoJ). [Gambar 1]

Rob Novotny, selaku Direktur Eksekutif Pengembangan Bisnis Pesawat Tempur, menyatakan keyakinannya terhadap proposal peningkatan ini dengan melihat area sensitif seperti Eropa dan Polandia, serta Indo-Pasifik yang penuh dengan ancaman tingkat tinggi namun tidak memiliki aset tempur elektronik yang cukup memadai.

“Pertempuran udara modern memerlukan penguasaan spektrum elektromagnetik, dan platform ini akan memimpin jalan ke dekade berikutnya,” kata Novotny.

Novotny tepat ketika berasumsi bahwa peperangan masa kini dan masa depan memerlukan penguasaan spektrum elektromagnetik, dengan setiap sistem saling terhubung, menciptakan gambaran lengkap dan kemampuan yang sebelumnya tidak terbayangkan. Namun, pada saat yang sama, musuh juga memiliki kemampuan serupa, sehingga untuk melawan sistem gabungan ini, diperlukan kemampuan yang bisa degradasi efektivitas IADS musuh.

• Kenapa Sekarang?
Boeing berencana menutup lini produksi F/A-18E/F Super Hornet pada tahun 2027 nanti, yang berarti juga menutup produksi EA-18G Growler, sedangkan produksi Advanced Eagle akan terus berlanjut dan membuka potensi untuk varian khusus pertempuran elektronik (EW) untuk menjadi aset airborne electronic attack (AEA) dengan memindahkan aset yang digunakan Growler menuju Eagle II.

Dan banyak negara mulai mencatat pelajaran apa saja yang bisa diambil dari konflik Rusia-Ukraina. Bagi Boeing dan Korean Aerospace Industries (KAI), pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya misi suppression of enemy air defense/destruction of enemy air defense (SEAD/DEAD) terhadap integrated air defense system (IADS) dengan tujuan mengontrol udara di palagan. [Gambar 2]

Seberapa besar kontrol yang dimiliki akan menentukan operasi dan wilayah operasi suatu pas**an di palagan. Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) membagi spektrum kategori kontrol udara menjadi tiga:

1. Air Parity (Kesetaraan): adalah situasi di mana tidak ada pihak yang menguasai wilayah udara sepenuhnya. Dalam kondisi ini, baik operasi darat, maritim, maupun udara dari pihak kawan dan lawan sama-sama bisa terganggu oleh serangan musuh. Kesetaraan bukanlah kondisi buntu dimana aktivitas manuver udara atau peluncuran misil balistik terhenti. Sebaliknya, keadaan ini bisa ditandai dengan pertempuran singkat yang intens di titik-titik kritis selama operasi berlangsung, di mana setiap pihak berusaha maksimal untuk mendapatkan kontrol yang lebih menguntungkan.
2. Air Superiority (Keunggulan): adalah tingkat kendali atas ruang udara yang dimiliki oleh satu pihak, yang memungkinkan mereka melaksanakan operasi tanpa gangguan besar dari ancaman udara atau misil musuh pada waktu dan lokasi tertentu. Keunggulan udara bisa bersifat lokal, baik secara horizontal maupun vertikal, dan bisa juga luas dan bertahan lama.
3. Air Supremacy (Supremasi): adalah tingkat kontrol tertinggi di mana pihak musuh tidak mampu memberikan gangguan yang efektif di area operasi melalui serangan udara atau misil. Supremasi udara dapat bersifat lokal atau berskala besar dan bertahan lama. Ini merupakan tingkat kontrol udara tertinggi yang bisa dicapai oleh angkatan udara.

Ketika melawan near-peer dan peer opponent, memastikan sekedar memiliki superioritas udara akan sangat sulit, apalagi supremasi. Dan dengan semakin kompleksnya IADS membuat platform khusus EW semakin diminati untuk bisa mencakup seluruh spektrum dan menjamin kesuksesan dan keselamatan pilot dalam menjalankan misi untuk mencapai objektifnya.

Dengan ini, selain F-15EX dengan turunan Growler, kita melihat munculnya varian KF-21 khusus electronic warfare yang dikabarkan membawa dua electronic support measure (ESM) system dan tiga jammer pod.

• Profil Misi
Membicarakan profil misi yang dilakukan oleh aset EW utamanya ada dua: Stand-off Jammer (SoJ) dan Es**rt Jammer (EJ).

1. Stand-off Jammer
Pesawat EW terbang di luar jangkauan rudal (Missile Engagement Zone, MEZ), terhadap area yang luas dan membuat koridor yang bisa dilalui oleh pesawat kawan dengan mengganggu radar musuh. [Gambar 3]

Karena jarak yang jauh dan luas area yang besar, aset SoJ harus bisa memancarkan energi elektromagnetik yang besar dan dipancarkan ke seluruh wilayah musuh untuk mengganggu sensor IADS, yang membutuhkan Daya Pancaran Efektif (ERP) yang sangat tinggi, karena:
a.) Pesawat SoJ beroperasi jauh di luar jangkauan mematikan IADS, sehingga berada pada jarak yang sangat jauh, sementara platform yang dilindungi mendekati IADS.
b.) Seringkali, jammer terkena sinyal dari lobus samping radar, sedangkan platform yang dilindungi berada di lobus utama.

Untuk mengatasi ERP, pancaran EM-nya dibagi menjadi berbagai sub-bands dan dipancarkan bersamaan untuk mencakup sebagian besar spektrum elektromagnetik sebagaimana F/A-18 E/F dengan AN/ALQ-99 dan nantinya dengan Next Generation Jammer (NGJ) pod. [Gambar 4]

NGJ pod akan dibagi menjadi tiga: NGJ-LB, NGJ-MB, dan NGJ-HB. Setiap varian dikhususkan untuk spektrum masing-masing (LB: low-band [100 MHz to 2 GHz], MB: medium-band [2 GHz to 6 GHz], HB: high-band [6 GHz to 18 GHz]).

NGJ-LB dikhususkan untuk memberikan proteksi ke pesawat tempur siluman terhadap low-band dan early-warning radar. NGJ-MB akan memenuhi mayoritas tugas jamming terhadap fire control radar (FCR) dan sistem komunikasi. NGJ-MB juga satu-satunya pod yang menggunakan teknologi AESA. Sedangkan NGJ-HB ditugaskan untuk ancaman-ancaman khusus lainnya.

• Sesuai namanya, es**rt jammer terbang bersama dengan strike package untuk memberikan bantuan EW dan menciptakan electronically denied area atau area yang tidak dapat dilihat oleh alat elektronik seperti radar, menyamarkan posisi pesawat kawan dan memaksa musuh untuk melakukan korelasi data yang lebih ekstensif. Tentunya, es**rt jammer berbeda dari stand-off jammer yang berada di luar jangkauan rudal musuh. Meski begitu, tujuan mereka sama: degradasi IADS musuh. [Gambar 5]

Es**rt jammer juga cenderung melakukan SIGINT (Signal Intelligence), spesifiknya ELINT (Electronic Intelligence) dengan mengumpulkan data radar musuh yang disimpan dan dianalisa untuk membentuk Electronic Order of Battle (EOB) yang akan sangat membantu identifikasi dan penanggulangan ancaman elektronik di udara.

⟬Penutup⟭

Banyak hal yang menjadi alasan kenapa Boeing ingin menjadikan Eagle II sebagai pesawat EW/AEA.

Namun yang jelas adalah, rencana Boeing untuk menurunkan kapabilitas Growler ke Eagle II membuat pesawat Elang ini tak lagi hanya pesawat “superioritas udara” atau “truk bom”, tetapi menjadi true multi-role dan menjadi jawaban bagi negara-negara yang tidak mampu memiliki sistem spesialis untuk misi-misi seperti ini. Secara sadar meningkatkan kemampuan dan nilai deteren yang dimiliki oleh pesawat ini. Pantas mendapatkan julukan “Growling Eagle.”
— C.O

23/07/2024

[PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY]

Selamat bagi para pemenang, yaitu Ridho Aprian R dan Haura Nabigha, karena telah mendapatkan masing-masing satu buku gratis dari Def-Tech Dudes.

Pemenang akan dikontak oleh kami dalam waktu 1x24 jam, apabila tidak dibalas dalam kurun waktu 1x24 jam oleh pemenang setelah dikontak, maka hadiah akan dinyatakan hangus dan diberikan kepada yang namanya muncul dalam urutan ketiga dan keempat (secara berurutan) pada video.

Terima kasih telah ikut serta dalam giveaway kali ini. Nantikan giveaway-giveaway lainnya ya!

Ayok ikut!!! Hari ini hari terakhir untuk bisa memenangkan buku-buku ini secara gratis!!!
20/07/2024

Ayok ikut!!! Hari ini hari terakhir untuk bisa memenangkan buku-buku ini secara gratis!!!

Halo semua! Def-Tech Dudes kali ini akan melakukan giveaway buku!

Hadiah giveaway adalah buku:
1. Defence & Aviation 2 - Chappy Hakim (masih di dalam bungkus)
2. Kebangkitan Industri Dirgantara Mewujudkan Indonesia Emas 2045 (lengkap dengan tanda tangan Pak Ilham Akbar Habibie

Syarat untuk dapat ikut serta dalam giveaway buku ini adalah:
1. Follow akun Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X (Apabila follow di kedua platform tersebut, maka nama Anda akan dimasukkan dua kali dalam spin wheel yang berarti kesempatan menang 2x lebih besar)
2. Share salah satu artikel (postingan/thread) favorit kalian dari Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X; Tag 5 teman kalian dan beri alasan mengapa kalian s**a artikel tersebut (tidak usah panjang-panjang).

Pemenang akan diumumkan pada tanggal 13 Juli 2024. Dua pemenang akan diundi menggunakan spin wheel yang buktinya akan di-upload pada tanggal yang sama.

Silahkan upload bukti ke link: (link juga ada di komen!)
https://forms(.)gle/Jexdf2kDS9i77z7E7

Note: ongkos kirim akan ditanggung oleh pihak Def-Tech Dudes

Halo semua! Karena pesertanya masih terbilang sedikit, maka waktu giveaway ini akan kami tambah menjadi satu minggu. Pen...
13/07/2024

Halo semua! Karena pesertanya masih terbilang sedikit, maka waktu giveaway ini akan kami tambah menjadi satu minggu. Pengumuman akan berada pada tanggal 20 Juli 2024.

Jangan lupa ajak teman kalian ya!

Halo semua! Def-Tech Dudes kali ini akan melakukan giveaway buku!

Hadiah giveaway adalah buku:
1. Defence & Aviation 2 - Chappy Hakim (masih di dalam bungkus)
2. Kebangkitan Industri Dirgantara Mewujudkan Indonesia Emas 2045 (lengkap dengan tanda tangan Pak Ilham Akbar Habibie

Syarat untuk dapat ikut serta dalam giveaway buku ini adalah:
1. Follow akun Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X (Apabila follow di kedua platform tersebut, maka nama Anda akan dimasukkan dua kali dalam spin wheel yang berarti kesempatan menang 2x lebih besar)
2. Share salah satu artikel (postingan/thread) favorit kalian dari Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X; Tag 5 teman kalian dan beri alasan mengapa kalian s**a artikel tersebut (tidak usah panjang-panjang).

Pemenang akan diumumkan pada tanggal 13 Juli 2024. Dua pemenang akan diundi menggunakan spin wheel yang buktinya akan di-upload pada tanggal yang sama.

Silahkan upload bukti ke link: (link juga ada di komen!)
https://forms(.)gle/Jexdf2kDS9i77z7E7

Note: ongkos kirim akan ditanggung oleh pihak Def-Tech Dudes

Halo semua! Def-Tech Dudes kali ini akan melakukan giveaway buku!Hadiah giveaway adalah buku:1. Defence & Aviation 2 - C...
06/07/2024

Halo semua! Def-Tech Dudes kali ini akan melakukan giveaway buku!

Hadiah giveaway adalah buku:
1. Defence & Aviation 2 - Chappy Hakim (masih di dalam bungkus)
2. Kebangkitan Industri Dirgantara Mewujudkan Indonesia Emas 2045 (lengkap dengan tanda tangan Pak Ilham Akbar Habibie

Syarat untuk dapat ikut serta dalam giveaway buku ini adalah:
1. Follow akun Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X (Apabila follow di kedua platform tersebut, maka nama Anda akan dimasukkan dua kali dalam spin wheel yang berarti kesempatan menang 2x lebih besar)
2. Share salah satu artikel (postingan/thread) favorit kalian dari Def-Tech Dudes di Facebook atau Twitter/X; Tag 5 teman kalian dan beri alasan mengapa kalian s**a artikel tersebut (tidak usah panjang-panjang).

Pemenang akan diumumkan pada tanggal 13 Juli 2024. Dua pemenang akan diundi menggunakan spin wheel yang buktinya akan di-upload pada tanggal yang sama.

Silahkan upload bukti ke link: (link juga ada di komen!)
https://forms(.)gle/Jexdf2kDS9i77z7E7

Note: ongkos kirim akan ditanggung oleh pihak Def-Tech Dudes

"The beauty of aerodynamics"Banyak yang menganggap bahwa pesawat-pesawat tempur yang lebih kecil, seperti F-16 dan MiG-2...
28/06/2024

"The beauty of aerodynamics"

Banyak yang menganggap bahwa pesawat-pesawat tempur yang lebih kecil, seperti F-16 dan MiG-29, akan selalu lebih lincah dibandingkan pesawat tempur besar, seperti F-15 dan Su-27, hanya karena ukurannya yang besar. Namun, kasusnya tidak selalu demikian.

Gambar di bawah menunjukkan Fan Diagram, atau juga dikenal dengan Turn-rate Diagram, yang dibuat oleh Rusia yang membandingkan antara performa F-16 dan Su-27. Bisa dilihat bahwa dalam semua kecepatan, Su-27 memiliki performa turn yang unggul dibandingkan F-16.

Mengapa demikian? Padahal Su-27 lebih besar dibandingkan dengan F-16? Ya, memiliki badan lebih besar berarti memiliki inersia (resistensi suatu benda terhadap perubahan kecepatan) yang lebih besar juga. Namun, banyak gaya lain yang bekerja dalam kasus ini, mulai dari gaya aerodinamika hingga gaya dorong pesawat.

Like n Share

-T.O.

Miskonsepsi Cara Kerja Rudal Anti-Kapal dan Anti-Pesawat Jarak JauhPertempuran pada saat Perang Dunia II dilakukan pada ...
25/06/2024

Miskonsepsi Cara Kerja Rudal Anti-Kapal dan Anti-Pesawat Jarak Jauh

Pertempuran pada saat Perang Dunia II dilakukan pada jarak yang relatif “dekat” yang mana penembak dapat melihat secara langsung target untuk ditembak. Dalam hal ini, kapal dapat melihat kapal musuh secara langsung sebelum menembak dan pesawat harus melakukan dogfight terlebih dahulu sebelum dapat menembak jatuh pesawat musuh. Bertolak belakang dengan hal tersebut, pertempuran modern dilakukan pada jarak yang jauh yang mana pihak penembak tidak perlu melihat musuh secara langsung untuk dapat menembaknya. Sering kali jarak tersebut adalah ratusan kilometer jauhnya. Oleh karena itu, banyak yang menganggap bahwa perang modern adalah catur tiga dimensi elektronik yang berbahaya. Hanya dengan melihat suatu titik pada tampilan layar, seorang tentara dapat menenggelamkan kapal musuh atau menembak jatuh pesawat musuh.

Dalam menilai kemampuan suatu alutsista, terutama kapal dan pesawat, banyak orang menilai dari jarak jangkau rudal dan radar yang dibawa oleh alutsita tersebut. Namun, banyak orang mengira bahwa rudal jarak jauh yang memiliki jarak jangkau hingga ratusan kilometer tersebut harus dipandu secara terus-menerus oleh radar alutsista tersebut hingga mengenai targetnya. Mereka juga menganggap demikian karena kemampuan deteksi radar alutsista tersebut yang juga hingga ratusan kilometer jauhnya.

Sayangnya, hal tersebut adalah sesuatu yang tidak sepenuhnya benar. Apabila melihat kasus kelas kapal perusak kebanggaan Angkatan Laut Amerika Serikat, Arleigh Burke. Radar AN/SPS-67(v)5 milik Arleigh Burke dapat mendeteksi kapal permukaan hingga 104 km jauhnya. Namun, karena dipasang pada tiang kapal yang tingginya 30 meter, dengan menggunakan perhitungan line-of-sight horizon distance, maka radar tersebut hanya memiliki jarak deteksi asli sebesar

Foto M2A2 ODS Bradley Ukraina mengalami catasthropic damage.Banyak yang menjelekan performa proteksi dari BMP-3 apabila ...
02/06/2024

Foto M2A2 ODS Bradley Ukraina mengalami catasthropic damage.

Banyak yang menjelekan performa proteksi dari BMP-3 apabila dibandingkan dengan Bradley karena lebih banyak foto yang menunjukkan bahwa BMP-3 mengalami catastrophic damage dibandingkan Bradley. Hal ini membuat orang-orang mengganggap bahwa Bradley merupakan sesuatu yang sangat superior apabila dibandingkan dengan BMP-3. Padahal, keduanya merupakan IFV yang on-par/sebanding.

Beberapa juga menyebutkan bahwa “Bradley tidak akan mengalami ledakan hebat/catastrophic failure separah BMP-3”. Pernyataan tersebut bisa dianggap benar dan salah sekaligus. Mengapa?

• Salah:

Bradley juga dapat mengalami catastrophic damage/failure apabila dihantam oleh senjata anti-tank berkaliber besar atau serangan artileri dan tembakannya menghantam amunisi Bradley. Bradley, seperti IFV lainnya masuk ke dalam kategori “soft-skinned vehicle” yang berarti memiliki armor ringan yang hanya bisa melindungi dirinya dari senjata berkaliber ringan hingga sedang. Oleh karena itu, “soft-skinned vehicle” jenis apapun tidaklah kebal atau “invincible wonder weapon” yang digaungkan orang-orang karena memang bukan peruntukannya untuk ditembak oleh senjata berkaliber besar.

• Benar:

Bradley tetap bisa mengalami catastrophic damage seperti BMP-3 yang menyebabkan turretnya terlepas, tetapi tidak akan sampai separah BMP-3. Mengapa?

Bradley hanya membawa 3 jenis amunisi: 7.62 mm untuk senapan mesin M240, 25 mm untuk Bushmaster nya, dan ATGM TOW-2 series.

Sementara itu, BMP-3 membawa 4 jenis amunisi: 7.62 mm untuk PKT, 30 mm untuk kanon otomatis 2A72 nya, 100 mm untuk kanon 2A72 nya, dan ATGM 9M117 Bastion series. Perlu diingat bahwa 100 mm BMP-3 dikhususkan untuk menembakkan peluru HE yang memiliki konten peledak tinggi.

Dari perbandingan jenis amunisi saja, Bradley membawa total “peledak” yang lebih kecil dibandingkan BMP-3. Jadi, wajar apabila BMP-3 menghasilkan ledakan yang lebih besar dibandingkan Bradley apabila keduanya mengalami catastrophic failure.

Pemikiran bahwa “soft-skinned vehicle” dapat bertahan dari bermacam serangan dan tidak akan mengalami catastrophic failure merupakan pemikiran yang bodoh.

Kemudian, apakah apabila keduanya tertembak akan langsung mengalami catastrophic failure? Jelas tidak selalu. Sudah banyak foto yang beredar antara Bradley dan BMP masih utuh setelah ditembak, tetapi kurang banyak yang diekspos. Mengapa? Karena menunjukkan kendaraan musuh yang hancur lebih menguntungkan pihak sendiri dibandingkan kendaraan musuh yang utuh bukan?

Lalu, apakah karena Bradley mengalami catastrophic failure berarti Bradley merupakan IFV yang jelek?

Bradley dan BMP-3 merupakan IFV yang sangat mumpuni di kelasnya. Keduanya dilengkapi dengan thermal sight dan armor yang mampu menahan tembakan berkaliber 30 mm dari arah depan. Catastrophic failure bukan menunjukkan jeleknya performa suatu kendaraan.

-T.O.

Saudi's Sixth Gen: Rencana Besar Arab Saudi Untuk Mendapatkan Pesawat Tempur Generasi Ke-6Arab Saudi telah memberikan pe...
28/05/2024

Saudi's Sixth Gen: Rencana Besar Arab Saudi Untuk Mendapatkan Pesawat Tempur Generasi Ke-6

Arab Saudi telah memberikan pernyataan bahwa mereka berminat untuk menjadi partner penuh dalam program pesawat tempur generasi ke-6. Mayor Jenderal Hamed Alamri mengatakan, “Saudi tak hanya ingin menjadi pembeli saja, tetapi juga inovator global.”

Namun, baik dari pemerintah ataupun angkatan udaranya, Arab Saudi belum menentukan program pesawat tempur generasi ke-6 yang ingin diikuti.

Digabung juga dengan rencana akuisisi pesawat tempur generasi ke-4 sebagai interim untuk menggantikan F-15 yang sudah tua. Arab Saudi sudah berbicara dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis—menjadikan kandidat pesawat tempur interimnya adalah F-15EX, Dassault Rafale, dan Eurofighter Typhoon. Dan Arab Saudi sudah menyatakan keinginannya melakukan upgrade armada Typhoon untuk mempermulus transisi ke pesawat tempur generasi ke-6.

Alamri mengatakan bahwa pembelian jangka pendek akan terikat erat dengan platform jangka panjang (generasi ke-6) dengan yang terakhir diharapkan sudah masuk dinas aktif pada tahun 2040.

Ambisi besar Arab Saudi, meskipun bagus, telah menimbulkan banyak keraguan baik dari dalam dan luar negeri; termasuk para partner potensial yang menganggap Arab Saudi tidak memiliki kecakapan teknis untuk mendukung sepenuhnya upaya ambisius semacam itu.

Menurut kalian bagaimana, apakah kalian setuju dan yakin terhadap rencana akuisisi jangka panjang Arab Saudi; atau kalian meragukannya?

— C.O

Address

Jakarta

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Def-Tech Dudes posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Def-Tech Dudes:

Share