Hijrah Salaf

Hijrah Salaf Hijrah mengikuti Al Quran dan As Sunnah... Hijr approriate to Al Qur'an and As Sunnah

click to join

Ⓜedia Hijrah SalafMEMANDANG WANITA DENGAN SENGAJABismillahAllah ta'ala berfirman:قُلْ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُـضُّوْا مِن...
27/07/2025

Ⓜedia Hijrah Salaf

MEMANDANG WANITA DENGAN SENGAJA

Bismillah

Allah ta'ala berfirman:

قُلْ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُـضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا يَصْنَـعُوْنَ

"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki yang beriman, “Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An Nur 30).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ ( أَيْ إِلىَ مَا حَرَّمَ اللهُ )

“Adapun zina mata adalah melihat (kepada apa yang diharamkan Allah)".
(HR. Ahmad 2/ 69, Shahihul Jami' 3047 marfu)

Tetapi dikecualikan dari hukum di atas, bila melihat wanita untuk keperluan yang dibolehkan syari'at. Misalnya seorang laki-laki memandang kepada wanita yang akan dilamarnya, demikian p**a dengan dokter kepada pasiennya.

Hal yang sama, juga berlaku untuk wanita. Wanita diharamkan memandang kepada laki-laki yang bukan mahram dengan pandangan yang menyebabkan fitnah.

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya". (An Nur 31).

Juga haram hukumnya memandang laki-laki yang belum baligh dan laki-laki tampan dengan pandangan syahwat. Haram bagi laki-laki melihat aurat laki-laki lain.

Hal yang sama juga berlaku antar sesama wanita. Dan setiap aurat yang tidak boleh dilihat, tidak boleh p**a untuk dipegang meski dengan dilapisi kain.

Termasuk tipu-daya syaitan adalah melihat gambar-gambar p***o, baik di majalah, film, televisi, video, internet dan sebagainya. Sebagian mereka berdalih, semua itu adalah sekedar gambar, bukanlah hakikat yang sebenarnya.

Namun bukankah sangat jelas bahwa semua itu berpotensi merusak akhlak dan membangkitkan nafsu birahi?

(Dosa-dosa yang dianggap biasa; Muhammad bin Shaleh Al Munajjid hafidzahullah)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:

https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Ⓜ️edia Hijrah SalafJANGAN BUAT ALLAH CEMBURUBismillahDari Abu Hurairah radhiallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa...
27/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

JANGAN BUAT ALLAH CEMBURU

Bismillah

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sang penyampai risalah dari langit, pernah bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللهِ تَعَالَى أَنْ يَأْتِيَ الْمَرْءُ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ

“Sesungguhnya, Allah Mahacemburu. Cemburu Allah adalah apabila seseorang melakukan apa yang Allah haramkan atasnya.”
(Muttafaqun alaih).

Manusia yang paling tahu tentang Sang Rabb ini memberitakan bahwa Dia Yang Mahasuci memiliki sifat cemburu sebagai suatu sifat yang hakiki bagi-Nya. Jangan merasa heran apabila Allah subhanahu wa ta’ala memiliki sifat ini! Apabila anda heran, pastilah anda sedang membayangkan cemburunya manusia.

Sifat cemburu Allah subhanahu wa ta’ala tidaklah sama dengan cemburu kita, para makhluk.

لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٌۖ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia….” (Asy-Syura 11)

Cemburu Allah subhanahu wa ta’ala sangat agung dan mulia, sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.

Dengan hikmah-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan bagi hamba-hamba-Nya berbagai kewajiban. Dia mengharamkan atas mereka apa yang buruk dan menghalalkan apa yang baik dalam hukum-Nya.

Semua yang Allah subhanahu wa ta’ala wajibkan pastilah baik bagi kita untuk agama dan dunia kita. Itu pastilah baik bagi kita untuk sekarang dan masa yang akan datang. Sebaliknya, yang Dia haramkan pastilah buruk bagi kita untuk semuanya; agama, dunia, waktu sekarang, dan masa yang akan datang.

Apabila Allah subhanahu wa ta’ala sudah mengharamkan sesuatu lantas masih saja seorang hamba melakukannya, Dia cemburu. Mengapa si hamba berbuat demikian padahal Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkannya demi kemaslahatan si hamba?

Allah subhanahu wa ta’ala sendiri tidaklah termudaratkan dengan maksiat si hamba. Demikian p**a, Allah subhanahu wa ta’ala tidak beroleh manfaat dari ketaatan hamba.

Lantas, mengapa Allah subhanahu wa ta’ala cemburu?

Hendaklah setiap hamba mengetahui bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah Dzat Yang Maha Memiliki hikmah, Maha Penyayang. Dia tidaklah melarang hamba-Nya dari sesuatu karena kikir terhadap mereka, tetapi demi kemaslahatan mereka.

Kemudian datanglah hamba yang lancang. Dengan kebodohan dan hawa nafsunya, dia terjang larangan Sang Khaliq. Dia lampaui batasan yang ditetapkan oleh ar-Rahman. Dia bermaksiat kepada Rabbnya yang sebenarnya sangat sayang kepada hamba-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala cemburu karenanya.

Ada satu perbuatan haram yang dikaitkan secara khusus dengan sifat cemburu Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللهِ تَعَالَى أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتَهُ

“Tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah subhanahu wa ta’ala apabila hamba laki-laki-Nya atau hamba perempuan-Nya berzina.” (HR. al-Bukhari)

Mengapa demikian?
Karena zina adalah perbuatan yang keji, amat rendah, dan sangat buruk. Karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan perbuatan zina, bahkan semua hal yang mengantarkan kepada zina.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

“Janganlah kalian mendekati zina, sungguh zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan.”
(Al-Isra 32)

Apabila seorang hamba berzina, na’udzubillah, Allah subhanahu wa ta’ala sangat cemburu dan lebih besar kecemburuan-Nya daripada jika seorang hamba melakukan perbuatan haram selain zina.
(Syarh Riyadhish Shalihin, Ibnu Utsaimin, 1/338—339)

(Ummu Ishaq al-Atsariyah hafidzahallah)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:

https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

26/07/2025
Ⓜ️edia Hijrah SalafBERAWAL DARI MATA BismillahKetahuilah bahwa syahwat mata dan kemaluan adalah syahwat yang paling kuat...
26/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

BERAWAL DARI MATA

Bismillah

Ketahuilah bahwa syahwat mata dan kemaluan adalah syahwat yang paling kuat dalam diri manusia dan yang paling sulit ditundukkan oleh akal pikiran ketika ia sudah bergejolak.
Hanya saja, akibatnya begitu buruk dan memalukan serta membuat orang khawatir ketika akan melampiaskannya. Keengganan orang untuk terkena akibat buruk tersebut, bisa disebabkan oleh tidak adanya kemampuan, adanya rasa takut, malu, atau sekedar untuk menjaga tubuh dari penyakit, dan semua ini tidak membuahkan pahala di sisi Allah Ta'ala sebab ia berarti hanya memilih salah satu keuntungan pribadi dari sekian keuntungan yang ada.

Di antara sekian banyak maksiat, ada yang tidak mampu dilakukan oleh seseorang. Adanya penghalang ini menimbulkan suatu faedah, yaitu tidak dilakukannya dosa. Seseorang yang meninggalkan sebuah perbuatan zina, maka dosa perbuatan tersebut tidak akan menimpanya apapun sebab yang menghalanginya dari dosa tersebut.
Hanya saja, keutamaan dan pahala yang besar hanyalah diperuntukkan bagi orang yang meninggalkannya karena takut kepada Allah Ta'ala, dalam keadaan ia memiliki kemampuan, tidak mendapat hambatan, dan faktor-faktor pendukungnya begitu mudah.

Zina mata termasuk dosa kecil yang paling besar, dan ia mendorong seseorang untuk mendekati dosa besar zina kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu menundukkan pandangan matanya, berarti ia tidak akan mampu menjaga kemaluannya.

Nabi Isa Alaihissalam mengatakan:
"Jauhilah pandangan mata yang haram, karena ia akan menanamkan syahwat di dalam qalbu, dan cukuplah itu sebagai fitnah."

Nabi Daud Alaihissalam berkata:
"Putraku, berjalanlah di belakang singa, dan jangan di belakang seorang wanita."

Seseorang bertanya kepada Nabi Yahya Alaihissalam:
'Apakah sebab pertama yang menyebabkan seseorang berzina?
Beliau menjawab, "Pandangan mata dan angan-angan.' "

(Shifah Ash-Shafwah 4/94)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Big shout out to my newest top fans! 💎 Amir Mahmud, Yan Kabres Narahameubun, Bambang Menawan, Tappil Ritonga, Marzuki Ta...
26/07/2025

Big shout out to my newest top fans! 💎 Amir Mahmud, Yan Kabres Narahameubun, Bambang Menawan, Tappil Ritonga, Marzuki Tanjung, Aida, Achmad Uwais, Neima Raffa, Kaka Icha, Ainun Ainunfahry, Hadi Wijaya, Muh Lisin, Indra, Arje Aj, Rakhmad Syah, Muhammad Arrahman, Semihartini, Asep Ikhwan, Mery Ajha, Narti Narti, Sukamto, Wildan, Jorinie Lajim, Bo Cil, Umi Rizky Rayyan, Siti Zaitun, Mboke, Hasanudin Dukuh, Eddy Apriyanto, Mustakim Ponit, Erni Edward, Wahyudi Kusumo Widodo, Ummu Hannun, Wahyu Adi Saputra, Windi Asnefi, Supriatin Acing, Cecep Heryana, Nelli Sofia Fia, Ummu Gazali, Hadid Wahyudi, Maryam Ummu Arief, Moen Galeri Allshop, Tuzz Imm, Ninink Cha, Diana Achmad Lubis, Ghina Geulis, Haves, Rhei Shine, Chawa Nafiisah, Aman Abdillah

Ⓜedia Hijrah SalafPINTU MASUK SYAITHANBismillahAda banyak jalan bagi syaithan untuk masuk menggoda manusia, diantaranya:...
26/07/2025

Ⓜedia Hijrah Salaf

PINTU MASUK SYAITHAN

Bismillah

Ada banyak jalan bagi syaithan untuk masuk menggoda manusia, diantaranya:

◇ Syaithan mendatangi manusia dari arah syahwat kemaluannya.
Sehinggamendorongnya untuk berbuat zina dan mengarahkan dia untuk bersepi-sepi/berduaan dengan wanita-wanita ajnabiyah (non mahram), memandang mereka, bercampur baur (ikhtilath) dengan mereka, mendengarkan nyanyian-nyanyian pada biduanita, dan semisalnya. Terus menerus syaithan memfitnahnya hingga ia jatuh ke dalam perbuatan fahisyah/keji.

◇ Syaithan mendatangi manusia dari arah syahwat perut.
Maka syaithan mendorong manusia untuk memakan makanan yang haram, minum khamr, menghisap candu, dan semisalnya.

◇ Syaithan mendatangi manusia dari jalan kegairahan untuk memiliki sesuatu (materialistik)
Senang pada kekayaan dan kemegahan, akhirnya syaithan mendorongnya untuk bermudah-mudahan dalam menempuh sebab beroleh penghasilan yang halal ataukah yang haram (tidak ambil peduli), maka dia pun tidak peduli bila harus memakan harta orang lain dengan cara yang batil, baik berupa praktik ribawi, mencuri, mengambil dengan diam-diam, korupsi, merampas menipu dan semisalnya.

◇ Syaithan mendatangi manusia dari arah ambisi kekuasaan
Sehingga berlaku sombong dan berlaku jahat pada manusia, menghina mereka, dan mlengolok-olok mereka.

Dan masih banyak lagi jalan lain yang ditempuh syaithan untuk mencelakakan manusia.

(Fatwa Al-Lajnah Ad-Dimah)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Ⓜ️edia Hijrah SalafKEKHAWATIRAN RASULULLAH TERHADAP PENYAKIT SYUBHAT DAN SYAHWATBismillahRasulullah shallallahu ‘alaihi ...
25/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

KEKHAWATIRAN RASULULLAH TERHADAP PENYAKIT SYUBHAT DAN SYAHWAT

Bismillah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan fitnah (kesesatan) syahwat dan fitnah syubhat terhadap umatnya. Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiallahu anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ

"Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan."
(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Badrul Badr di dalam ta’liq Kasyful Kurbah 21)

Syahwat mengikuti nafsu perut dan kemaluan adalah fitnah syahwat, sedangkan fitnah-fitnah yang menyesatkan adalah fitnah syubhat.
Kedua fitnah ini sesungguhnya juga telah menimpa orang-orang zaman dahulu dan telah membinasakan mereka. Allah berfirman.

كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلاَقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلاَقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلاَقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أَوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَاْلأَخِرَةِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

"(Keadaan kamu hai orang-oang munafik dan musyirikin adalah) seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah nikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagian mereka, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi." (At-Taubah 69)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Allah menggabungkan antara “menikmati bagian” dengan “mempercakapkan (hal yang batil)”, karena kerusakan agama itu kemungkinan:
• terjadi pada keyakinan yang batil dan mempercakapkannya (hal yang batil)
• atau terjadi pada amalan yang menyelisihi i’tiqad yang haq.

Yang pertama adalah bid’ah-bid’ah dan semacamnya.
Yang kedua adalah amalan-amalan yang fasiq. Yang pertama dari sisi syubhat-syubhat.
Yang kedua dari sisi syahwat-syahwat.

Oleh karena itulah Salafush Shalih dahulu menyatakan:
"Waspadalah kamu dari dua jenis manusia: Pengikut hawa-nafsu yang telah disesatkan oleh hawa-nafsunya (inilah fitnah syubhat), pemburu dunia yang telah dibutakan oleh dunianya (ini fitnah syahwat)”.

Mereka juga menyatakan:
"Waspadailah kesesatan orang ‘alim (ahli ilmu) yang durhaka (karena terkena fitnah syahwat) dan kesesatan ‘abid (ahli ibadah) yang bodoh (karena terkena fitnah syubhat), karena kesesatan keduanya itu merupakan kesesatan tiap-tiap orang yang tersesat.”

Maka yang itu (orang ‘alim yang durhaka) menyerupai (orang-orang Yahudi) yang dimurkai, orang-orang yang mengetahui al-haq, tetapi tidak mengikutinya. Sedangkan yang ini (‘abid yang bodoh) menyerupai (orang-orang Nashara) yang sesat, orang-orang yang beramal tanpa ilmu.”
(Iqtidha’ Shirathil Mustaqim, 55, tahqiq Syaikh Khalid Abdul Lathif As-Sab’ Al-‘Alami)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata:
"Firman Allah Azza wa Jalla : “kamu telah nikmati bagianmu” mengisyaratkan pada mengikuti hawa-nafsu syahwat, ini merupakan penyakit para pelaku maksiat. Dan firman Allah: “Dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya” mengisyaratkan pada mengikuti syubhat-syubhat, ini merupakan penyakit para pelaku bid’ah, pengikut hawa-nafsu, dan perdebatan-perdebatan. Dan sangat sering keduanya (penyakit itu) berkumpul. Maka jarang engkau dapati orang yang aqidahnya ada kerusakan, kecuali hal itu nampak pada lahiriyahnya.” (Iqtidha’ Shirathil Mustaqim 55)

(Muslim Atsari)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Ⓜ️edia Hijrah SalafBENTENG FITNAH SYUBHAT DAN SYAHWATBismillahImam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Asal seluruh fitna...
24/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

BENTENG FITNAH SYUBHAT DAN SYAHWAT

Bismillah

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Asal seluruh fitnah (kesesatan) hanyalah dari sebab: mendahulukan fikiran terhadap syara’ (agama) dan mendahulukan hawa-nafsu terhadap akal.

Yang pertama adalah asal fitnah syubhat, yang kedua adalah asal fitnah syahwat.
Fitnah syubhat ditolak dengan keyakinan, adapun fitnah syahwat ditolak dengan kesabaran. Oleh karena itulah Allah menjadikan kepemimpinan agama tergantung dengan dua perkara ini.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِئَايَاتِنَا يُوقِنُونَ

"Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami." (As Sajdah 24)

Ini menunjukkan bahwa dengan kesabaran dan keyakinan akan dapat diraih kepemimpinan dalam agama. Allah juga menggabungkan dua hal itu di dalam firmanNya:

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Dan mereka saling menasehati supaya mentaati kebenaran, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran." (Al Hasr 3)

Maka mereka saling menasehati supaya mentaati kebenaran yang menolak syubhat-syubhat, dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran yang menghentikan syahwat-syahwat.

Allah juga menggabungkan antara keduanya di dalam firmanNya:

وَاذْكُرْ عِبَادَنَآ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُوْلِى اْلأَيْدِي وَاْلأَبْصَارِ

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi." (Ash Shaffat 45)

Maka dengan kesempurnaan akal dan kesabaran, fitnah syahwat akan ditolak. Dan dengan kesempurnaan ilmu dan keyakinan, fitnah syubhat akan ditolak.
(Mawaridul Amaan, 414-415)

(Muslim Atsari)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Ⓜ️edia Hijrah SalafJENIS-JENIS FITNAH SYAHWATBismillahMacam-macam fitnah syahwat ini sumbernya terangkum dalam “kenikmat...
23/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

JENIS-JENIS FITNAH SYAHWAT

Bismillah

Macam-macam fitnah syahwat ini sumbernya terangkum dalam “kenikmatan kehidupan dunia” sebagaimana Allah Azza wa Jalla firmankan:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."
(Al-Imran 14)

Maka di antara fitnah syahwat adalah:

a). Fitnah wanita.
Inilah fitnah pertama dan terbesar serta paling berbahaya bagi laki-laki. Rasulullah sudah memperingatkan hal ini di dalam sabda beliau:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

"Tidaklah aku menginggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya terhadap laki-laki daripada wanita."
(HR. Bukhari 5096, Muslim 2740, dan lainnya, dari Usamah bin Zaid)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari hadits ini dengan perkataan: “Hadits ini menunjukkan bahwa fitnah yang disebabkan wanita merupakan fitnah terbesar daripada fitnah lainnya. Hal itu dikuatkan firman Allah: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita…” (Al-Imran 14), yang Allah menjadikan wanita termasuk “hubbu syahawat” (kecintaan perkara-perkara yang diingini), bahkan Dia menyebutkannya pertama sebelum jenis-jenis yang lain sebagai isyarat bahwa wanita-wanita merupakan pokok hal itu”. (Fathul Bari)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Kebanyakan yang merusakkan kekuasaan dan negara adalah mentaati para wanita”.
(Iqtidha’ Shirathil Mustaqim 257)

Karena fitnah wanita, seseorang dapat terjerumus ke dalam berbagai kemaksiatan karenanya, seperti, memandang wanita yang bukan mahramnya, menyentuhnya, berpacaran, bahkan sampai berbuat zina.
Demikian juga banyak pemuda atau orang tua yang menyimpan foto-foto wanita kekasihnya, atau artis film, penyanyi, dan lainnya, yang menyebabkan hatinya menjadi sakit, atau bahkan mati, karena dikuasai bayang-bayang wanita pujaannya itu.

Termasuk fitnah ini adalah laki-laki yang mentaati istri untuk memuaskan kesenangannya di dalam bersolek, berhias, dan bersenang-senang, sehingga berusaha mendapatkan harta berbagai cara, baik halal atau haram.
Atau mencintai istri secara berlebihan sehingga lebih mengutamakannya dari siapapun bahkan orang-tuanya atau bahkan lebih mantaati istri daripada mentaati Allah dan Rasul-Nya sehingga suami lebih memilih menemani istrinya daripada melaksanakan ketaatan, baik, shalat berjama’ah di masjid, berjihad fi sabililah dan lainnya.

Demikian juga digunakannya wanita sebagai media iklan, atau pelicin untuk meraih jabatan, kepuasan atasan, dan tujuan duniawi lainnya.
Wanita yang menggunakan daya-tariknya atau bahkan menjual tubuhnya untuk mendapatkan harta. Semua itu merupakan fitnah berbahaya yang ditimbulkan wanita.

b). Fitnah anak.
Allah mengingatkan fitnah anak ini di dalam firmanNya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلاَدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتُصْفِحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورُُ رَّحِيمٌ
إِنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَاللهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمُُ

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At Taghabun 14-15)

c). Di antara fitnah syahwat adalah saling berlomba meraih dunia dan rakus terhadap harta sehingga menimbulkan iri, dengki, hasad dan saling menjauhi antar umat.
Hal itu disebabkan dibukanya kemakmuran dan kemewahan hidup oleh Allah Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَيُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِي مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ

"Jika Persia dan Romawi dibukakan pada kamu, menjadi kaum yang mana kamu nanti? Abdurrahaman bin ‘Auf berkata: “Kami akan berkata sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasulullah. (Beliau berkata): “Atau (kamu akan melakukan) selain itu, kamu akan saling berlomba (meraih dunia), kemudian kamu akan saling hasad, kemudian kamu akan saling menjauhi, kemudian kamu akan saling membenci, atau semacamnya, kemudian kamu akan berangkat ke rumah-rumah orang-orang muhajirin, lalu sebagian kamu memukul leher sebagian yang lain." (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan lainnya dari Abdulah bin Amr bin Al-Ash)

Dalam hadits lain beliau bersabda:

فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

"Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah membinasakan mereka.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan lainnya dari Amr bin Auf Al-Anshari)

d). Tamak terhadap Asy-syaraf (kemuliaan, kedudukan, kehormatan, gengsi).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan tentang bahaya tamak terhadap asy-syaraf dengan sabdanya:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

"Tidaklah dua srigala lapar yang dilepas pada seekor kambing lebih merusakkannya daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kehormatan (yang merusakkan) agamanya." (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dari Ka’b bin Malik Al-Anshari, dishahihkan oleh Syaikh Mushthafa Al-Adawi di dalam Shuwar Minal Fitan 38)

(Muslim Atsari)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Ⓜ️edia Hijrah SalafJENIS-JENIS FITNAH SYUBHATBismillah1. Di antara fitnah syubhat terbesar adalah KEKAFIRAN.Karena sesun...
23/07/2025

Ⓜ️edia Hijrah Salaf

JENIS-JENIS FITNAH SYUBHAT

Bismillah

1. Di antara fitnah syubhat terbesar adalah KEKAFIRAN.
Karena sesungguhnya orang-orang kafir itu berada di dalam kesesatan tetapi mereka menyangka berada di atas kebenaran dan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِئَايَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالَهُمْ فَلاَنُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

Katakanlah:”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. (Al Kahfi 103-105)

Lihatlah orang-orang kafir tersebut.
Amalan mereka terhapus dan sia-sia, tetapi mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Alangkah ruginya mereka.

2. Di antara fitnah syubhat yang tak kalah dahsyat adalah KEMUNAFIKAN.
Simaklah firman Allah Azza wa Jalla.

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضُُ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذّابٌ أَلِيمُ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفسِدُوا فِي اْلأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Dalam hati mereka (orang-orang munafik) ada penyakit (syubhat; keraguan), lalu Allah menambah penyakit itu; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
(Al Baqarah 10-11)

Perhatikanlah orang-orang munafik ini, mereka nyata-nyata berbuat kerusakan, tetapi mereka menyangka mengadakan perbaikan!

3. Di antara bentuk fitnah syubhat yang lain adalah FITNAH BID'AH dan mengikuti hawa-nafsu.
Fitnah ini menyebabkan umat terpecah-belah menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan.

Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata:
“Adapun fitnah syubuhat (syubhat-syubhat), maka telah diriwayatkan dari Nabi dengan banyak jalan bahwa umat beliau akan berpecah-belah menjadi lebih dari 70 kelompok, sesuai dengan perbedaan riwayat-riwayat jumlah kelebihan dari 70 (yang shahih dan terpilih 73 kelompok), dan bahwa seluruh kelompok tersebut di dalam neraka kecuali satu saja, yaitu kelompok yang berada di atas apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya ada padanya”. (Kasyful Kurbah 19)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ زَادَ ابْنُ يَحْيَى وَعَمْرٌو فِي حَدِيثَيْهِمَا وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ لِصَاحِبِهِ وَقَالَ عَمْرٌو الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ

Ketahuilah, sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka, dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah. (Di dalam hadits Ibnu ‘Amr dan Yahya ada tambahan:) Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya.
(HR. Abu Dawud, Ahmad, Darimi, Ibnu Abi Ashim. Al-Hakim, dan lainnya. Dishahihkan oleh Al-Hakim, disetujui Adz-Dzahabi, juga Syeikh Al-Albani di dalam Dzilalul Jannah I/7)

Perhatikanlah firqah-firqah yang ada di kalangan umat Islam ini, mereka semua mengaku di atas al-haq, sedangkan mereka saling menyatakan sesat terhadap kelompok yang lain.
Alangkah besarnya syubhat yang ditanamkan syaithan ini.

(Fawaid Muslim Atsari hafidzahullah)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:
https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Address

Anekaelok

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Hijrah Salaf posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Hijrah Salaf:

Share