16/11/2024
KACA PECAH
Di sebuah kota yang dipenuhi hiruk pikuk, berdiri sebuah toko kecil bernama "Kaca Pecah". Nama yang aneh, memang, tapi di baliknya tersimpan cerita yang tak kalah unik. Toko itu dimiliki seorang nenek tua bernama Bu Narti. Ia tak hanya menjual kaca, tapi juga menyimpan aneka benda tua, seperti cermin antik, vas porselen, dan mainan kayu.
Setiap hari, Bu Narti duduk di kursi rotan, mengawasi toko dengan tatapan tajam. Ia seolah-olah bisa membaca pikiran setiap orang yang datang. Tak jarang, pembeli dibuat terkejut dengan komentarnya yang menohok, tapi bijaksana. Banyak yang menganggap Bu Narti aneh, tapi siapa sangka, di balik sikapnya yang dingin, tersembunyi hati yang penuh empati.
Suatu sore, seorang gadis muda bernama Anya memasuki toko. Ia terpesona oleh sebuah cermin tua dengan bingkai ukiran kayu. Cermin itu seakan-akan memancarkan aura misterius, memikat Anya untuk menyentuhnya. Anya terdiam sejenak, menatap bayangannya dalam cermin.
"Kamu mencari sesuatu yang hilang, ya?" Suara Bu Narti membuat Anya tersentak.
Anya terdiam. Ia memang sedang mencari sesuatu, tapi tak tahu harus mencari apa. Hatinya terasa kosong, tak tenang. Hubungannya dengan pacarnya sedang renggang, dan ia merasa tak bahagia.
"Cermin ini bisa menunjukkan apa yang kamu cari," lanjut Bu Narti. "Tapi, hati-hati. Jangan sampai terjebak dalam bayanganmu sendiri."
Anya ragu, tapi penasaran. Ia memegang cermin dengan hati-hati. Tiba-tiba, bayangannya di cermin berputar, berubah, dan akhirnya menunjukkan gambar Anya bersama pacarnya, namun mereka terlihat sedang bertengkar. Anya tersentak.
"Lihat, kamu mencintai dia, tapi kamu juga takut kehilangannya," kata Bu Narti. "Jangan terjebak dalam ketakutan. Beranilah untuk berbicara dan mengungkapkan perasaanmu."
Anya terdiam. Kata-kata Bu Narti menusuk hatinya. Ia tersadar bahwa ia terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya kepada pacarnya.
"Baga