
24/09/2025
Kisah Sang Aktivis Instan
Suatu hari, muncullah seorang pemuda yang baru saja membaca satu utas Twitter tentang ketidakadilan sosial. Seketika, ia merasa terpanggil: “Aku harus jadi aktivis!”
Besoknya, ia cetak kaos bertuliskan “LAWAN!” dengan huruf tebal. Ia juga membeli totebag bergambar ikon revolusi, biar makin meyakinkan. Lalu, ia mengumumkan di Instagram: “Aku bersama rakyat tertindas. ”
Ketika aksi dimulai, ia datang paling awal bukan untuk mengatur massa, tapi mencari spot foto dengan pencahayaan terbaik. Di tengah teriakan “Hidup rakyat!”, ia sibuk mengatur angle kamera sambil berpose garang. Hasilnya segera diunggah: “Aku di garis depan ✊🔥”
Namun, ketika gas air mata mulai ditembakkan, ia lari paling dulu. Bukan takut, katanya, tapi menjaga kesehatan paru-paru demi perjuangan jangka panjang.
Beberapa minggu kemudian, ia diundang jadi pembicara webinar “Peran Pemuda dalam Perubahan Dunia.” Materinya sederhana: copy paste dari Google. Tapi penampilannya keren, dengan latar belakang poster Che Guevara.
Akhir cerita? Ia berhasil. Bukan berhasil mengubah keadaan, tapi berhasil menambah followers ribuan. Dan bukankah, di zaman sekarang, itu ukuran perjuangan yang sebenarnya?