23/11/2025
Korban Gas Meledak! Tubuh Arga Terbakar & Cacat Tak Mampu Lanjutkan Operasi
"Arga gak akan pernah bisa hidup normal lagi, karena seluruh tubuhnya terbakar hingga kedua tangannya cacat. Tapi saya ingin Arga bisa operasi hingga selesai sampai lukanya sembuh," - Fiki, Ayah.
Musibah ledakan tabung gas yang dialami keluarga Pak Fiki, membuat anak semata wayangnya Arga (4 tahun) mengalami luka bakar disekujur tubuhnya.
Waktu itu, Arga hampir saja tidak selamat namun, nenek Arga tiba-tiba memeluk dan menyelamatkan Arga.
Kondisi tubuh Arga sangat memprihatinkan. Disekujur tubuh Arga dipenuhi luka bakar dan keloid yang menyebabkan perih dan gatal.
Keloid yang tumbuh di sekujur tubuh Arga membuat beberapa bagian tubuh tidak berfungsi dengan normal.
Sudah satu tahun Arga berjuang untuk bisa sembuh dari luka bakar di sekujur tubuhnya. Keluar masuk ruang operasi untuk memulihkan satu persatu bagian tubuhnya.
Anak sekecil itu sudah harus menjalani operasi berkali-kali dan masih harus menjalani serangkaian operasi sampai ia benar-benar pulih.
Terkadang, melihat Dokter saja Arga sudah menangis ketakutan karena saking seringnya jarum yang masuk ketubuh Arga.
Rangkaian pengobatan Arga masih sangat panjang dan masih harus rutin kontrol ke rumah sakit. Namun, kini pengobatan Arga terancam terhenti karena keterbatasan biaya.
Untuk sampai ke rumah sakit, Arga menempuh jarak sekitar 150 km dan ongkosnya lumayan besar.
Belum lagi untuk biaya untuk membeli Sofra Tulle, Perban yang harus diganti setiap hari.
Sebelum musibah ini terjadi, dulunya, Pak Fiki bekerja sebagai montir di bengkel kecil dengan penghasilan pas-pasan.
Namun, sekarang Pak Fiki tidak lagi bekerja di bengkel itu karena harus membawa Arga berobat rutin. Untuk biaya pengobatan Arga semuanya sudah terjual, tidak ada lagi yang tersisa.
Pak Fiki dan Istri tidak tega melihat anaknya sakit, untuk itu apapun pekerjaan dilakukan agar bisa melanjutkan pengobatan Arga.
Jika tidak di obati, keloid Arga bisa saja menutupi organ-organ penting ditubuhnya.
Kini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan biaya berobat Arga, Pak Fiki bekerja sebagai buruh tani di ladang orang.
Sementara itu, Buk Delvi membantu berjualan gorengan keliling kampung untuk membantu menambah biaya pengobatan Arga.
Buk Delvi menjajahi gorengannya keliling kampung sambil menggendong Arga yang tidak bisa ditinggalkan.