24/09/2025
Gucci () membuka lembaran baru dengan La Famiglia, sebuah koleksi yang menandai lahirnya era baru rumah mode ini. Koleksi yang tanpa ragu merayakan sensualitas, kemewahan, dan keberanian.
La Famiglia adalah potret estetika bersama, bahasa visual yang merekatkan identitas Gucci. Melalui lensa Catherine Opie (), fotografer yang dikenal lewat potret komunitas dan keintiman identitas, kita diajak memasuki keluarga besar Gucci: tokoh-tokoh unik dengan karakter berbeda, namun bersatu dalam satu sikap the Gucciness of Gucci. Kehadiran persona seperti La Cattiva, Miss Aperitivo, hingga L’Influencer bukan sekadar tipologi gaya, melainkan refleksi atas keragaman audiens Gucci pada hari ini: dari aristokrat Italia hingga generasi digital.
Narasi ini diperkaya oleh pengkajian warisan rumah mode. Dari L’Archetipox koper monogram yang mengingatkan asal-usul Gucci sebagai rumah mode plesir, hingga tas Bamboo 1947, sepatu Horsebit loafer dari 1953, dan motif Flora dalam versi gelap, semua dihidupkan kembali dalam proporsi segar.
Siluet pun bergerak dalam spektrum ekstrem: dari drama mantel bulu opera dan perhiasan tinggi, hingga sensualitas pakaian transparan yang minim detail.
Di sinilah sprezzatura, seni elegan tanpa banyak usaha khas Italia, menjadi benang merah. Filosofi berpakaian untuk keriaan di mana kemewahan tidak hanya hadir di raga, tetapi juga merasuk kedalam jiwa.
Pada akhirnya, La Famiglia adalah kisah tentang masa lalu yang melahirkan masa depan, sebuah fondasi bagi visi Demna () yang akan resmi memasuki panggung Gucci pada Februari mendatang. Koleksi ini bekerja sebagai jembatan: menjaga kontinuitas warisan sekaligus mengukur ekspektasi terhadap arahan baru. Pertanyaan yang tersisa, seperti bagaimana warisan akan dikelola secara etis dan bagaimana Gucci meredefinisi kemewahan di era konsumen yang lebih kritis, akan menjadi ujian sesungguhnya bagi babak berikutnya.
[ALD]