01/09/2025
Jakarta,- Presenter sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Uya Kuya, memberikan klarifikasi terkait aksinya berjoget usai penutupan Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Kamis (28/8/2025), Uya menegaskan, tindakannya semata-mata sebagai bentuk apresiasi terhadap penampilan musik, tanpa maksud meledek atau menyindir siapa pun.
"Tidak ada agenda tersembunyi, tidak ada maksud ngeledek, sama sekali tidak ada," ujar Uya.
la menjelaskan, momen tersebut terjadi setelah acara resmi, termasuk pidato tahunan Presiden Prabowo Subianto, selesai dan ditutup.
Saat itu, mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) membawakan lagu daerah "Gemu Fa Mi Re", yang kemudian disambut antusias oleh beberapa legislator.
Menurut Uya, spontanitas dirinya dan sejumlah anggota dewan lain bergoyang hanyalah bentuk penghargaan kepada para pengisi acara.
"Goyang-goyang itu murni hanya untuk menghargai dan mengapresiasi para pemain musik yang sedang tampil. Tidak lebih, tidak kurang," ujarnya.
Meski begitu, Uya tetap menyampaikan permohonan maaf jika aksinya dianggap menyinggung sebagian masyarakat.
"Atas nama pribadi, kalau joget-joget tersebut dianggap menyakiti, saya minta maaf. Tapi sekali lagi, tidak ada maksud sama sekali untuk menyakiti siapa pun," katanya.
Viral Joged di Sidang Tahunan MPR
Sebelumnya, aksi Uya Kuya bersama sejumlah legislator yang berjoget mengikuti iringan lagu "Gemu Fa Mi Re" dan "Sajojo" di ruang sidang paripurna menuai kritik warganet.
Banyak yang menilai tindakan itu kurang pantas dilakukan di ruang sidang, terlebih di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih sulit.
Menanggapi kritik, Ketua MPR Ahmad Muzani menyebut aksi tersebut hanyalah ekspresi spontan untuk mencairkan suasana setelah sidang resmi berakhir.
la menilai wajar jika orang ikut bergerak ketika mendengar musik dengan tempo riang.
Dalam penutup klarifikasinya, Uya berharap publik tidak lagi menarik narasi keliru dari peristiwa tersebut.
"Jangan sampai ada hoaks. Yuk, sama-sama saling menghargai," ujarnya.
Source: kompas.com