
12/10/2025
Pada tahun 1822, di tengah perjalanan sang dokter sekaligus ahli geologi, Gideon Mantell, bersama istrinya, Mary Ann, di Sussex, Inggris, sebuah pemandangan tak terduga menarik perhatian Mary. Di pinggir jalan, tersembunyi di bebatuan, beberapa batu berkilauan ternyata adalah kumpulan gigi fosil yang cukup besar.
Penemuan yang awalnya disangka hanya gigi dari iguana raksasa yang telah punah ini, kelak memicu ketertarikan dunia terhadap reptil purba raksasa dan membuka jalan bagi kelahiran sebuah istilah baru dalam ilmu pengetahuan.
Dua ratus tahun yang lalu, tepatnya 10 Februari 1825, seperti dilansir laman resmi University of Oxford, hewan prasejarah tersebut resmi diperkenalkan ke dunia dan diberi nama: Iguanodon. Namanya, yang berarti "gigi iguana," didasarkan pada kemiripan mencolok antara gigi fosil tersebut dengan gigi iguana modern—hanya saja, gigi Iguanodon berkali-kali lipat lebih besar.
Jauh sebelum penemuan gigi Iguanodon oleh Mantell, sisa-sisa karnivora besar, Megalosaurus, sudah ada dalam koleksi Museum Sejarah Alam Universitas Oxford sejak akhir tahun 1600-an. Namun, Iguanodon menjadi dinosaurus kedua yang dideskripsikan secara ilmiah pada tahun 1825, setahun setelah deskripsi Megalosaurus oleh William Buckland pada 1824.
Barulah pada tahun 1842, ahli anatomi komparatif Richard Owen menyadari bahwa Megalosaurus, Iguanodon, dan satu lagi penemuan Mantell, Hylaeosaurus yang berbaju zirah dari tahun 1833, merupakan bagian dari kelompok reptil yang sama sekali baru—kelompok yang ia namakan Dinosauria.
Dengan kata lain, seperti dilansir laman National Geographic, Iguanodon telah ditemukan dan dinamai dua puluh tahun sebelum kata "dinosaurus" itu sendiri diciptakan.
Lantas, jika penamaan Iguanodon begitu terikat dengan reptil modern, apakah Iguanodon dan iguana benar-benar berkerabat, dan apakah dinosaurus besar yang satu ini merupakan leluhur dari kadal-kadal yang kita kenal sekarang? Selengkapnya: https://nationalgeographic.grid.id/read/134306861/ditemukan-sebelum-kata-dinosaurus-diciptakan-benarkah-iguanodon-leluhur-iguana