02/09/2025
"Di hatiku dia tetap istri s a h ku dan kamu sim p a n a n!"
Ucapan suamiku begitu menya k it kan. Padahal usia pernikahan kami baru satu bulan, tapi diaa tak sabar ingin menikah lagi.
***
"Aku mau menikah lagi."
Ucapan datar Zahir membuat tvbuh Runi menegang. Ia tidak habis pikir kenapa suaminya yang baru saja menikahinya dalam waktu satu bulan sudah meminta izin untuk menikah lagi. Wanita itu merasa da d a nya dih an tam palu tak kasat mata. Sa kit tapi tak berd ar ah.
"Kena---"
"Kau seorang wanita yang paham agama. Orang tuamu tokoh masyarakat, tentunya kamu tahu alasanku tanpa harus bertanya," potong Zahir cepat. Bagi Zahir tidak ada gunanya berbicara panjang lebar pada Runi.
Runi mengepalkan tangannya erat. "Kamu g i l a! Kita baru menikah sebulan yang lalu, sekarang kamu meminta izin untuk menikah lagi. Apa nanti kata orang-orang?"
Tentu saja Runi berpikir jauh, ia tahu kalau dirinya mengizinkan Zahir dengan mudah, ke depannya Zahir akan menin da s nya. Bisa jadi menyi ng kir kannya.
"Nadia sudah terlanjur ha m il. Hubungan kami bukan setahun dua tahun. Kamu tentu tahu itu. Kalau bukan karena perjo do han si a lan itu, aku nggak mungkin meni ka hi kamu."
Runi meme ga ng da da nya yang terasa se sak. Untung saja pernikahan ini baru seumur jagung, kalau tidak ... mungkin ia sudah ping san memikirkan permintaan sang suami.
"Tampaknya kau yang tidak mau berjuang untuk pernikahan kita, Mas. Kalau begitu bawa Nadia ke hadapanku. Jangan hanya kamu yang meminta izin, tetapi dia pelaku utama harus meminta restuku," ucap Runi dengan napas yang tersengal.
Runi tahu tidak mungkin menolak permintaan Zahir, itu semua akan sia-sia. Nyatanya, meskipun dia sudah resmi menjadi istri sah Zahir, pria itu tetap berhubungan dengan kekasih masa lalunya.
Zahir memicingkan mata, seakan tak percaya Runi akan meminta hal semacam itu. "Untuk apa? Kau hanya akan mem per ma lukannya."
"Kalau begitu, jangan harap aku merelakanmu begitu saja," suara Runi bergetar, namun ma